Desain Penelitian S PLB 1106694 Chapter3

Eli Marlina, 2015 PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB DI SLB C YPLB MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan masalah yang sedang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah dan sistematis dalam suatu kegiatan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan Threatmen . Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat akibat suatu perlakuan sehingga disain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan disain subjek tunggal single subject design. yaitu penelitian eksperimen yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari suatu perlakuan Intervensi yang diberikan kepada subjek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain A –B–A, tujuannya untuk mempelajari besar pengaruhnya dari suatu perlakuan, terhadap variabel yang diberikan kepada individu. Disain A –B–A memiliki 3 tahap yaitu baseline-1 A-1, intervensi B, dan baseline-2 A-2. Pada disain subjek tunggal pengukuran variabel terikat atau perilaku sasaran target behavior dilakukan berulang-ulang dengan periode waktu tertentu. pada penelitian dengan disain subjek tunggal selalu dilakukan perbandingan antara kondisi baseline dengan sekurang-kurangnya satu kondisi intervensi. Perbandingannya dilakukan pada subjek yang sama dalam kondisi yang berbeda. Disain A- B- A menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas yang lebih kuat dibandingkan dengan disain A – B, hanya saja adanya pengulangan kondisi baseline. Mula-mula perilaku sasaran target behavior diukur secara kontinyu pada kondisi baseline A1 dengan periode waktu tertentu kemudian pada kondisi 28 Eli Marlina, 2015 PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB DI SLB C YPLB MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu intervensi B, setelah pengukuran pada kondisi intervensi B pengukuran pada kondisi baseline kedua A2 diberikan. Keterangan : A1 = Kondisi awal baseline melihat kemampuan awal anak mengenai keterampilan memakai sepatu bertali secara alami tanpa arahan yang diberikan secara berulang-ulang. Pengukuran fase ini dilakukan sebanyak tiga kali dengan durasi yang disesuaikan dengan kebutuhan 15 menit B = Intervensi, disini anak dilatih secara berulang-ulang. Tujuannya untuk melihat keterampilan memakai sepatu bertali secara detail dengan menggunakan metode drill . Intervensi ini diberikan sebanyak enam kali dari setiap sesinya memakan waktu 30 menit A2 = Evaluasi, merupakan pengulangan hasil baseline -1 yaitu sebagai bahan evaluasi untuk intervensi yang telah diberikan. Grafik 3.1 Prosedur Dasar Desain A – B – A Baseline A1 Intervensi B Baseline A2 20 40 60 80 100 120 sesi 1 sesi 2 sesi 3 sesi 4 sesi 5 sesi 6 sesi 7 sesi 8 sesi 9 sesi 10 sesi 11 sesi 12 Eli Marlina, 2015 PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB DI SLB C YPLB MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Desain A – B – A ini telah menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas Sunanto J. dkk. 2005 : hlm. 61.

B. Partisipan