Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
85
Pangeran Siddharta memperhatikan, keti-
ka orang-orang sedang bersenang-senang, se-
pasang kerbau harus bekerja keras memba-
jak sawah. Kerbau-ker- bau itu terlihat ti-
dak senang. Kemudian pangeran Siddhar tha
mengamati makhluk lain di sekitarnya. Ada seekor
kadal sedang memakan semut. Tiba-tiba ular datang, menangkap kadal, dan memakan-
nya. Kemudian datanglah seekor burung dan memangsa ular tersebut.
2. Belajar dengan cara bertanya
Pangeran Siddharta terbiasa mengamati ber-
bagai peristiwa yang di- lihatnya. Pangeran juga
terbiasa mengamati se- mua hal yang dibaca dan
dirasakannya. Dari semua yang dilihat, dibaca dan
dirasakan timbul ber- bagai pertanyaan dalam
hatinya. Mulai dari per- tanyaan yang mudah di-
jawab hingga pertanyaan yang sulit dijawab.
Jika apa yang diamati tidak dipahami, Pangeran selalu bertanya. Demikian juga ketika ada informasi yang belum
jelas, Pangeran juga bertanya. Pangeran Siddharta juga senang bertanya untuk memperoleh informasi tambahan
ketika informasi yang diterima dirasa masih kurang. Pangeran senang bertanya karena rasa ingin tahunya sangat tinggi.
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 5.4
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 5.5 Rantai makanan
86
Kelas III SD
Seperti peristiwa pada perayaan membajak sawah. Pangeran pun bertanya-tanya dalam hati. Apakah itu?
Mengapa kerbau membajak sawah? Mengapa kadal memakan semut? Mengapa kadal dimakan ular? Bagaimana ini semua
bisa terjadi? Demikianlah rasa ingin tahu Pangeran Siddharta terus mendorongnya bertanya.
3. Belajar dengan cara mencoba dan mencari informasi
Hal lain yang patut dicontoh tentang cara belajar Pangeran
Siddharta adalah kemauan untuk mencoba dan mencari
informasi. Setelah mengamati dengan saksama suatu masalah,
dan timbul pertanyaan dalam hatinya. Pangeran Siddharta
melanjutkannya dengan cara mencoba dan terus mencari
informasi.
Pada peristiwa membajak sawah misalnya, berawal dari
mengamati, kemudian ber- tanya-tanya. Pangeran Sid-
dharta kemudian mencari jawaban dengan cara mecoba bermeditasi. Dengan meditasi mendalam Pangeran Siddharta
mencapai tahap ketenangan Jhana.
Demikian juga ketika Pangeran Siddharta menyelamatkan angsa. Ketika mengamati angsa yang dipanah Dewadatta,
dalam diri Pangeran Siddharta timbul pertanyaan “Mengapa hewan ini dipanah? Bagaimana cara menyelamatkannya?
Apakah hewan ini dapat diselamatkan?”
Atas dasar kasih sayang, Pangeran Siddharta kemudian mencoba menyelamatkan angsa. Tetapi Dewadatta menen-
tangnya. Terjadilah perdebatan antara Pangeran Siddharta dan Dewadatta untuk memiliki angsa. Karena kebenaran tidak
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 5.6 Belajar bermeditasi