LKP : Alur Proses Layout Koran di Surat Kabar Harian Radar Tarakan Kalimantan Timur.

(1)

ALUR PROSES LAYOUT KORAN

DI SURAT KABAR HARIAN RADAR TARAKAN KALIMANTAN TIMUR

KERJA PRAKTEK

Oleh :

Nama : KURNIAWAN EFFENDHI

NIM : 08.39090.0015

Program : DIII (Diploma Tiga)

Jurusan : Komputer Grafis dan Cetak

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

2010

STIKOM


(2)

ABSTRAK

Surat kabar atau yang lebih dikenal dengan koran, merupakan salah satu media informasi yang ada dimasyarakat. Surat kabar sudah dianggap sebagai media informasi yang efisien, disamping televisi dan radio. Bukan hanya kalangan pejabat atau pengusaha saja yang membaca surat kabar, tetapi ada tukang becak, para pedagang,supir angkot, tukang parkir, mahasiswa dan lain sebagainya.

Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam menghasilkan produk seperti, Surat Kabar yang baik dan berkualitas adalah pada saat proses pengolahan file dari customer lebih baik file berformat Psd (Photoshop) , Cdr (Corel draw) , Ai (illustrator) , Indd (Indesign) supaya memudahkan untuk proses berikutnya yang merupakan awal dari proses untuk menghasilkan barang atau produk cetakan. Hal inilah yang menjadikan laporan kerja praktek di bagian Layout Design di Surat Kabar Harian Radar Tarakan ini berfokus pada pembahasan tentang ALUR PROSES LAYOUT KORAN di Surat Kabar Harian Radar Tarakan.

Kata Kunci : Proses Layout, Pembuatan Koran, Layout Design

STIKOM


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ………. i

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ……… iv

DAFTAR GAMBAR ……… vi

DAFTAR TABEL ………. viii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1. 1 Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2 Tujuan ………. 3

1.3 Konstribusi ……….. 3

1.4 Sistematika Penulisan ……….. 4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………. 6

2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ………... 6

2.2 Lokasi Perusahaan ……… 7

2.3 Tujuan dan Lapangan Usaha ……… 7

2.4 Struktur Organisasi ………... 8

BAB III METODE KERJA PRAKTEK ……….. 9

STIKOM


(4)

3.1 Waktu dan Lokasi ………9

3.2 Landasan Teori ………. 9

3.2.1 Pracetak (prepress) ………. 10

3.2.2 Final Artwork Desain ………. 20

BAB IV HASIL DAN EVALUASI ………... 27

4.1 Prosedur Kerja Praktek ……… 27

4.2 Pelaksanaan Kerja Praktek ………... 27

4.3 Evaluasi Kerja Praktek ………. 30

4.3.1 Proses Pengerjaan Design …….………... 30

4.3.2 Seluk Beluk Melayout Surat Kabar ………….……….. 31

4.3.3 Adobe PageMaker ………. 34

4.3.4 Adobe InDesign ……… 36

4.3.5 Halaman Hasil Layout ……….. 43

BAB V PENUTUP ………. 54

5.1 Kesimpulan ………. 54

5.2 Saran ………... 55 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

STIKOM


(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Surat kabar atau yang lebih dikenal dengan koran, merupakan salah satu media informasi yang ada dimasyarakat. Surat kabar sudah dianggap sebagai media informasi yang efisien, disamping televisi dan radio. Bukan hanya kalangan pejabat atau pengusaha saja yang membaca surat kabar, tetapi ada tukang becak, para pedagang,supir angkot, tukang parkir, mahasiswa dan lain sebagainya.

Dengan membaca surat kabar, kita bisa terus mengikuti perkembangan-perkembangan aktual, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Pada intinya kita semua membutuhkan informasi. Informasi sudah dianggap sebagai kebutuhan pokok, yang tidak boleh dilewatkan.

Fungsi-fungsi surat kabar terdiri dari : 1. Fungsi menyiarkan informasi

Fungsi yang pertama dan utama surat kabar yaitu menyiarkan informasi. Khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar dikarenakan membutuhkan informasi mengenai berbagai hal di bumi ini, mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dikatakan orang lain, dan lain sebagainya.

2. Fungsi mendidik

Sebagai sarana pendidikan massa (mass education). Surat kabar memuat

STIKOM


(6)

tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak pembaca menjadi bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implisit dalam bentuk berita, dapat juga secara eksplisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Kadang-kadang cerita bersambung atau bergambar juga dapat mengandung unsur pendidikan.

3. Fungsi menghibur

Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat surat kabar untuk mengimbangi berita-berita lempang (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot. Isi surat kabar yang berisi hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bergambar, pojok, teka-teki silang, karikatur, dan kadang-kadang tajuk rencana. Tujuan pemuatan isi yang mengandung hiburan itu, semata-mata untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah pembaca disuguhi berita dan artikel yang berat-berat.

4. Fungsi mempengaruhi

Adalah fungsi yang keempat ini, yakni fungsi mempengaruhi, yang menyebabkan surat kabar memegang perana penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi dari surat kabar secara implisit terdapat pada berita, sedangkan secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel.

Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam menghasilkan

produk seperti, Surat Kabar yang baik dan berkualitas adalah pada saat

proses pengolahan file dari customer lebih baik file berformat Psd

(Photoshop) , Cdr (Corel draw) , Ai (illustrator) , Indd (Indesign) supaya

memudahkan untuk proses berikutnya yang merupakan awal dari proses

STIKOM


(7)

untuk menghasilkan barang atau produk cetakan. Hal inilah yang menjadikan

laporan kerja praktek di bagian Layout Design di Surat Kabar Harian Radar

Tarakan ini berfokus pada pembahasan tentang ALUR PROSES LAYOUT

KORAN di Surat Kabar Harian Radar Tarakan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari Kerja Praktek di Surat Kabar Harian Radar Tarakan adalah :

a. Sebagai salah satu syarat kelulusan Program Studi DIII Komputer Grafis dan Cetak STIKOMP Surabaya yaitu dengan melaksanakan mata kuliah Praktek Kerja Industri.

b. Sebagai sarana penerapan dan pengaplikasian ilmu yang telah diberi dan diajarkan pada jurusan DIII Komputer Grafis dan Cetak STIKOMP Surabaya terhadap dunia kerja.

c. Sebagai sarana memahami bagaimana suasana dunia kerja pada industri percetakan sesungguhnya, khususnya di bidang layout.

d. Sebagai sarana untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak dan bermanfaat pada industri percetakan khususnya untuk proses layout pada suatu surat kabar.

1.3 Kontribusi

a. Terhadap Penulis :

Mendapatkan pemahaman tentang aturan kerja pada suatu perusahaan.

STIKOM


(8)

Memahami alur produksi dari Surat Kabar Harian Radar Tarakan itu sendiri.

Mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai proses layout surat kabar/ koran.

Memahami masalah-masalah yang sering dihadapi atau muncul selama proses layout surat kabar.

b. Terhadap Perusahaan :

Membantu pekerjaan proses layout pada surat kabar sehari-hari yang dilakukan pada bagian Layout Surat Kabar Harian Radar Tarakan.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan

Sistematiak penulisan merupakan panduan bagi penulis dalam penulisan laporan ini, dimana sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menerangkan tentang latar belakang dan juga berbagai aspek dasar yang menggungkapkan keterkaitan topik, tujuan studi, manfaat yang diharapkan dan dapat diperoleh dari pelaksanaan kerja prakyek di Surat Kabar Harian Radar Tarakan. Ruang lingkup studi, acuan studi lain serta organisasi penulisan studi prakyek yang telah dilakukan.

STIKOM


(9)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menerangkan data-data perusahaan serta mengenai sejarah dan perkembangan Surat Kabar Harian Radar Tarakan, lokasi perusahaan, tujuan dan lapangan usaha, serta struktur organisasi yang terdapat didalamnya.

BAB III METODE KERJA PRAKTEK

Bab ini membahas tentang waktu dan lokasi pelaksanaan kerja praktek serta landasan teori yang digunakan oleh penulis mengenai cetak pada umumnya. Juga penulisan kerangka teori yang digunakan selama kerja praktek berlangsung.

BAB IV HASIL DAN EVALUASI

Bab ini menguraikan tentang prosedur kerja praktek dan pelaksanaan studi kerja praktek serta evaluasi kerja praktek selama kerja praktek berlanggsung di Surat Kabar Harian Radar Tarakan.

BAB V PENUTUP

Bab ini menguraikan hasil kesimpulan beserta saran selama kerja praktek berlangsung di Surat Kabar Harian Radar Tarakan.

STIKOM


(10)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Radar Tarakan adalah sebuah surat kabar harian yang terbit di Kalimantan Timur, Indonesia. Surat kabar ini termasuk dalam grup Jawa Pos. Kantor pusatnya terletak di kota Tarakan tepatnya dijalan Mulawarman ( Depan Bandar Juwata Tarakan). Gedung dari Radar Tarakan sendiri lebih dikenal dengan sebutan Gedung Silver. Surat kabar ini terbit sejak 5 Agustus 2005. Terdiri dari 24 Halaman yang terbagi antara berita nasional, lokal utara Kaltim dan berita hangat se Kaltim, dan juga berita olahraga. Perjalanan untuk mempunyai gedung sendiri untuk dijadikan kantor pemasaran serta tempat memproduksi sebuah surat kabar memerlukan waktu 2 tahun.

Karena untuk 2 tahun pertama Radar Tarakan belum mempunyai gedung sendiri sehingga harus menyewa sebuah rumah untuk dijadikan kantor sekaligus tempat untuk memproduksi surat kabarnya. Yang pada awalnya menyewa sebuah rumah di jalan Yos. Sudarso. Seiring perjalanan waktu akhirnya pada tahun 2007 Radar Tarakan mempunyai gedung sendiri yang sekarang lebih dikenal sebagai gedung silver.

STIKOM


(11)

Gambar 2.1 Gedung Surat Kabar Radar Tarakan

2.2 Lokasi Perusahaan

Surat Kabar Harian Radar Tarakan berada di Jalan Mulawarman ( Depan Bandara Juwata Tarakan ) Tarakan, Kalimanatan Timur.

2.3 Tujuan dan Lapangan Usaha

Surat Kabar Harian Radar Tarakan merupakan satu-satunya surat kabar dan merupakan surat kabar terbesar yang ada di bagian Utara Kalimantan Timur. Yang memberikan berbagai berita Nasional, Internasional, dalam kota, olahraga, kesehatan dan lain-lain. Dalam hal pemasaran Radar Tarakan juga memasarkan surat kabarnya di daerah bagian Utara Kalimantan Timur seperti daerah Nunukan, Berau, Malinau, Tana Tidung, KTT, Bulungan, dan daerah Sebatik.

STIKOM


(12)

2.4 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi

Surat Kabar Harian Radar Tarakan

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Surat Kabar Harian Radar Tarakan

STIKOM


(13)

BAB III

METODE KERJA PRAKTEK

3.1 Waktu dan Lokasi

Kerja praktek dilaksanakan di :

Nama Perusahaan : Surat Kabar Harian Radar Tarakan

Divisi : Layout Halaman Berita

Tempat : Jalan Mulawarman ( Depan Bandara Juwata Tarakan )

Kerja praktek dilaksanakan oleh penulis selama 6 minggu, dimulai 17 November 2010, dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, dengan alokasi waktu per minggu sebagai berikut :

- Senin s/d Minggu, : 19:30 WITA – 03:00 WITA

( Dengan waktu istirahat per kloter masing-masing ± 30 menit ) sehingga total waktu istirahat 1 ½ jam per hari.

3.2 Landasan Teori

Berdasarkan pada teori yang di dapat dari perkuliahan Program Studi DIII Komputer Grafis dan Cetak STIKOM Surabaya, terdapat beberapa teori atau materi yang berhubungan erat dengan pelaksanaan kerja praktek di Surat Kabar

STIKOM


(14)

Harian Radar Tarakan pada bagian Layout tentang proses pengolahan file digital artwork, diantaranya adalah sebagai berikut:

3.2.1 Pracetak (prepress)

Pracetak merupakan awal dari suatu proses pembuatan barang cetakan. Suatu karya desain tidaklah mudah untuk secara langsung ditransferkan ke proses cetak. Ada beberapa tahapan yang harus dimengerti oleh seorang desainer grafis dalam pengolahan karya desain. Untuk dapat membuat suatu desain produk grafika, ada beberapa hal yang harus dimengerti, misalnya proses cetaknya, bahan atau media cetaknya, dan sebagainya. Oleh karena itu perlu sekali adanya pemahaman tentang alur proses cetak bagi para desainer grafis.

Pracetak atau Pre-press meliputi semua langkah proses yang dibutuhkan untuk mempersiapkan materi desain, mulai dari persiapan area cetak, teks, original image dan gambar grafis sampai kepada proses produksi untuk menghasilkan semua materi yang siap "untuk proses cetak".Termasuk di dalamnya pembuatan obyek-obyek desain baik berbasis vektor maupun pixel, pembuatan film dan plat untuk persiapan proses cetak. Materi yang ada di prepress, yang meliputi kegiatan desain grafis juga merupakan titik awal yang sangat berguna untuk kegiatan desain, misalnya untuk website atau presentasi yang menggunakan teks dan foto atau gambar. Oleh karena itu proses desain dalam Pracetak disebut juga dengan “PRE-MEDIA”, yang artinya proses persiapan teks dan gambar untuk berbagai macam media publikasi. Pracetak dikenal juga dengan tahap persiapan. Unit ini bertugas mengolah materi yang akan dicetak hingga menjadi acuan cetak dari mesin cetak. Dalam pekerjaannya, bagian Pracetak ini berkaitan erat dengan peralatan seperti komputer untuk

STIKOM


(15)

mendukung proses desain dan layout, printer, scanner, kamera, meja layout dan montase, imagesetter (Computer to Film), film processor, platemaker, plate processor, platesetter (Computer to Plate), penggaris, perekat, cutter, astralon, densitometer dan lain-lain.

Secara garis besar, dalam ruang pra cetak, beberapa proses yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Proses Layout Desain

2. Proses Pembuatan Film / Plat Cetak A. Proses Layout Desain

Proses Layout adalah mengatur penempatan berbagai unsur komposisi, seperti misalnya huruf dan teks, garis-garis, bidang, gambar, foto atau image dan sebagainya. Layout dimulai dengan gagasan pertama dan diakhiri oleh selesainya pekerjaan. Proses layout tersebut memberi kesempatan kepada layouter dan langganannya untuk melihat pekerjaan mereka sebelum dilaksanakan. Dengan demikian pembengkakan biaya karena pengulangan penyusunan dan pembetulan kembali dapat dicegah. Dengan kata lain, layout adalah proses memulai perancangan suatu produk cetakan.

Syarat utama dari proses layout adalah : perwujudan umum dari sebuah layout harus sesuai dengan hasil cetakan yang akan dihasilkan. Layout yang baik harus dapat mewakili hasil akhir yang ingin dicapai dari suatu proses cetakan. Oleh karena itu yang harus dengan jelas ditampakkan pada sebuah layout adalah : gaya huruf dan ukurannya

komposisi gambar yang digunakan bentuk, ukuran dan komposisi

STIKOM


(16)

warna

ukuran dan macam kertas (bahan cetaknya)

Persiapan awal dari suatu proses Pra Cetak adalah menyiapkan bahan-bahan yang akan dipakai sebagai materi desain dan layout. Bahan dasar dari suatu proses desain meliputi teks, image atau foto, gambar vektor, warna dan ukuran bidang desain.

A.1 Teks

Teks merupakan salah satu unsur penting dalam suatu komposisi desain. Teks digunakan untuk memberikan informasi kepada pembaca melalui kumpulan huruf yang disusun sedemikian rupa. Oleh karena itu, penyusunan hurufpun harus diatur dengan baik agar mampu berinteraksi dengan pembaca. Proses mempersiapkan teks yang akan dipakai sebagai materi desain disebut juga dengan word processing.

Di dalam proses pembuatan teks tersebut, beberapa hal yang perlu diketahui meliputi :

Format penulisan

Ukuran dan tipe huruf, termasuk juga bentuk huruf Jarak antar huruf dan baris (spasi)

Tebal huruf

Lebar dan Tipe kolom (a.l. lurus kanan, lurus kiri dll) Tabulasi

Tanda-tanda khusus

Pengaturan dan pemenggalan kata dan kalimat

Penggunaan bahasa yang sesuai dengan aturan yang berlaku

STIKOM


(17)

A.2 Image atau Piksel Grafis

Image terdiri dari kumpulan titik yang saling terkait dan menumpuk membentuk suatu warna tertentu, yang merupakan bagian dari suatu foto atau gambar nyata. Titik-titik itu disebut dengan piksel, dimana tiap piksel memiliki nilai warna tertentu. Tiap piksel dengan nilai warna masing-masing berkumpul dengan posisi yang telah ditentukan, sehingga membentuk suatu gambar.

Penggunaan Image dalam desain biasanya digunakan untuk : • Latar belakang (background) dari suatu karya desain

• Penjelasan terhadap suatu obyek atau produk yang ditawarkan

• Penjelasan situasi, contohnya foto kejadian penting yang ditampilkan di surat kabar atau majalah

• Foto wajah atau lingkungan

Satuan yang digunakan dalam piksel grafis biasanya berdasarkan output atau hasil cetakan standar printer, yaitu dpi (dot per inch). Selain itu dapat juga digunakan standar pengukuran untuk scanner atau input device lain dalam pengambilan gambar, yaitu ppi (pixel per inch). Semakin besar ukuran dpi, semakin rapat dan tajam pula image yang dihasilkan. Kumpulan piksel grafis yang membentuk suatu gambar inilah yang disebut dengan raster.

Langkah-langkah penempatan image dalam suatu layout desain :

1.Tentukan mode warna dari image yang ditampilkan, apakah menggunakan warna hitam putih (grayscale), warna khusus atau warna separasi untuk cetak. 2.Menggunakan kerapatan titik / raster antara 150 dpi – 300 dpi sebagai standar

suatu proses cetak.

3.Jika menggunakan standar cetak dengan warna separasi, selalu gunakan format

STIKOM


(18)

mode CMYK. A.3 Gambar Vektor

Gambar Vektor atau biasanya disebut juga dengan vektor grafis terbentuk dari kumpulan vektor, yaitu meliputi titik-titik yang membentuk garis obyek yang digambar. Titik tersebut dapat diubah-ubah sehingga mempengaruhi bentuk obyek, dan dapat diberi warna sesuai dengan keinginan. Vektor tidak terpengaruh kepada resolusi atau kerapatan titik seperti pada piksel grafis.

Gambar vektor biasanya digunakan sebagai bagian dari ilustrasi buku, terutama buku-buku pelajaran untuk menerangkan teks atau hal-hal yang abstrak, yang sering tidak mungkin dilukiskan dalam sebuah foto atau image. Bentuk lain dari gambar garis yang sering ditemui adalah gambar kartun atau karikatur, buku komik dan ilustrasi iklan. Kadang beberapa ikon atau logo dari suatu produk menggunakan vektor grafis dalam aplikasi cetaknya.

A.4 Warna

Warna adalah unsur penting dalam suatu karya desain grafis. Warna adalah salah satu untuk pemikat dan mampu mengundang seseorang untuk mendekati dan melihat lebih jelas. Penggunaan warna sangat berpengaruh pada suatu layout yang dibuat, terutama dalam meletakkan warna-warna pada teks, gambar maupun latar belakang.

Warna mampu mewakili suatu produk, hal ini biasanya sangat berpengaruh pemakaian warna untuk kemasan. Sebagai contoh, beberapa batasan warna untuk teks maupun gambar meliputi beberapa sifat yang sering dipakai, antara lain : warna biru yang identik dengan warna langit biasanya untuk mewakili ketenangan dan kepemimpinan, warna hijau memberi suasana segar dan

STIKOM


(19)

mewakili alam, warna panas umumnya menggunakan warna kuning, merah, dan lain-lain.

Dalam proses desain dan cetak, dikenal beberapa jenis sistem warna. Sistem warna ini yang akan mempengaruhi hasil akhir dan kualitas produk grarika yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu sekali diperhatikan sistem warna yang digunakan. Ada beberapa sistem warna, antara lain RGB (Red, Green, Blue), CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black), CIE Lab, Grayscale, Duotone dan lain-lain. Dalam suatu proses desain, biasanya yang perlu diperhatikan adalah perbedaan antara warna aditif dan warna subtraktif. Warna aditif adalah warna primer cahaya yang terdiri atas Red, Green, Blue (Merah, Hijau dan Biru) dimana penggabungan dari tiap warna tersebut akan menghasilkan warna terang atau putih (bright). Prinsip warna aditif diterapkan pada monitor, TV, video, scanner dan lain-lain. Sedangkan warna subtraktif merupakan warna sekunder dari warna aditif, yaitu terdiri dari warna cyan, magenta, yellow (kuning). Jika warna aditif dibentuk dari cahaya, maka warna subtraktif merupakan warna yang terbentuk dari tinta cetak, cat, tinta printer dan lain-lain. Pencampuran warna cyan, magenta dan kuning penuh akan menghasilkan warna gelap atau hitam.

Secara teori, penggabungan warna subtraktif akan menghasilkan warna hitam, tetapi dalam prakteknya tidak mampu untuk menghasilkan warna yang benar-benar hitam, tetapi agak kecoklatan. Oleh karena itu pada proses cetak ditambahkan warna hitam (key color) untuk kekontrasannya. Oleh karena itu system warna substraktif terdiri dari CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black).

Dalam proses cetak, standart warna yang digunakan adalah CMYK. Oleh karena itu, dalam mempersiapkan suatu karya desain, upayakan agar semua

STIKOM


(20)

gambar maupun tampilan menggunakan format sistem warna CMYK. Mengapa demikian? Karena setiap sistem warna memiliki colorspace (ruang warna) yang berbeda-beda. Colorspace tersebut berisi kumpulan warna yang dimiliki oleh sistem warna tersebut. Sebagai informasi, sistem warna RGB memiliki colorspace yang lebih besar daripada sistem warna CMYK. Sehingga ada beberapa warna RGB yang tidak mampu teridentifikasi oleh tinta cetak standart, yang akhirnya menyebabkan suatu warna tidak akan tercetak sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, sebaiknya ubah semua data gambar atau foto ke dalam sistem warna CMYK sebelum dilakukan proses percetakan.

Model warna RGB memiliki colorspace yang sangat dipengaruhi oleh jenis peralatan yang digunakan. Misalnya monitor. Perbedaan tipe monitor akan menghasilkan ruang warna yang berbeda pula. Begitu pula peralatan lain, misalnya scanner. Sama dengan warna RGB, model warna CMYK juga dipengaruhi oleh material yang membawanya. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari pigmen tinta cetak dan kertas yang digunakan. Semakin bagus kualitas pigmen tinta cetak yang digunakan, colorspace yang dihasilkan juga semakin besar. Sistem warna CIELab merupakan sistem warna yang memiliki colorspace paling luas. Oleh karena itu, dalam pengukuran warna dan hasil cetakan, peralatan-peralatan yang digunakan, misalnya spectrophotometer, menggunakan sistem warna tersebut.

A.5 Ukuran Bidang Desain

Bidang desain adalah hal yang harus diketahui dan direncanakan oleh seorang desainer grafis. Sejak awal proses desain, ukuran bidang cetak sudah

STIKOM


(21)

harus dipersiapkan, agar proses layout dan cetak dapat berjalan dengan baik. Untuk awalnya, hal yang harus diketahui adalah ukuran kertas yang dipakai dalam proses layout dan cetak, termasuk didalamnya adalah pembagian kertas mentah menjadi kertas ukuran cetak. Berdasarkan sejarah perkembangan ukuran kertas mentah, sampai tahun 1917 banyak dipakai berbagai ukuran kertas, sehingga membuat perusahaan kertas mengalami kesulitan dalam melayani pelanggannya dengan ukuran kertas yang benar, dan juga bagi percetakan sulit memenuhi keinginan langganannya. Oleh karena itu akhirnya muncul standarisasi ukuran yang dibagi menjadi 3 grup :

A = ukuran kertas jadi yang harus dipakai sebagai ukuran dasar. A0 adalah ukuran yang terbesar dan ukurannya kurang lebih 1 meter persegi.

(841 x 1189mm = 999949 mm2) B = ukuran sebelum dipotong

C = ukuran sampul dari grup A

(A4 ukuran surat, C4 ukuran sampul suratnya)

STIKOM


(22)

Tabel 3.1 Ukuran Kertas Standard Internasional

B. Proses Pembuatan Film / Plat Cetak

Berbagai elemen yang didapat dari proses desain dan layout digital, baik berupa teks, vektor grafis maupun image, digabungkan menjadi satu dalam satu kesatuan layout dengan aplikasi komputer. Hasil jadi untuk meminta persetujuan layout ke pelanggan biasanya dikeluarkan melalui media printer.

Setelah proses layout selesai dikerjakan dan sudah disetujui, file hasil desain tersebut dikirimkan ke mesin pembuat film (ImageSetter). Untuk dapat menerjemahkan file tersebut, maka struktur file diubah menjadi bentuk PostScript file. Dalam proses ini semua tanda register, register potong dan lipat, color bar secara otomatis terbentuk. File postscript tersebut kemudian diterjemahkan dengan penerjemah yang disebut RIP (Raster Image Processor), dan disampaikan ke imagesetter. Film yang dihasilkan oleh imagesetter kemudian dikirimkan ke film processor, yang berfungsi untuk mencuci film, sehingga dihasilkan film yang telah membentuk gambar atau pola sesuai desain.

A Ukuran (mm) B Ukuran (mm) C Ukuran (mm)

A0 841 x 1189 B0 1000 x 1414 C0 917 x 1297

A1 594 x 841 B1 707 x 1000 C1 648 x 917

A2 420 x 594 B2 500 x 707 C2 458 x 648

A3 297 x 420 B3 353 x 500 C3 324 x 458

A4 210 x 297 B4 250 x 353 C4 229 x 324

A5 148 x 210 B5 176 x 250 C5 162 x 229

A6 105 x 148 B6 125 x 176 C6 114 x 162

A7 74 x 105 B7 88 x 125 C7 81 x 114

A8 52 x 74 B8 62 x 88 C8 57 x 81

A9 37 x 52 B9 44 x 62

A10 26 x 37 B10 31 x 44

STIKOM


(23)

Dalam tahap berikutnya, film yang sudah dihasilkan tersebut diatur untuk disesuaikan dengan karakteristik plat cetak. Dengan menggunakan meja yang menggunakan lampu, mulailah proses pengaturan halaman demi halaman dilakukan. Jika dibuat film dengan warna separasi (CMYK), maka melalui proses ini akan dihasilkan 4 buah halaman film. Proses ini sering disebut dengan montase. Halaman Film yang sudah diatur tersebut, mulai digabungkan dengan halaman-halaman lain di atas selembar mika atau astralon dengan ukuran sesuai plat cetak yang digunakan, sehingga nantinya akan terjadi beberapa kumpulan halaman untuk masing-masing warna (cyan, magenta, yellow, black). Jika diperlukan, sebagai pelengkap dapat ditambahkan pula elemen kontrol cetak, seperti, tanda register, color bar, tanda potong dan lipat. Proses inilah yang disebut dengan Computer to Film (CtF). Hasil proses montase inilah yang akan dikontak ke plat cetak.

Dengan teknik CtF, hasil montase diteruskan ke pembuatan plat cetak. Proses selanjutnya adalah meletakkan tiap halaman montase tersebut ke atas selembar plat cetak, kemudian dilakukan penyinaran dengan menggunakan mesin Platemaker (pembuat plat cetak). Plat cetak dihasilkan dari proses vakum dan pencahayaan terhadap film. Setelah dilakukan penyinaran, tahap terakhir adalah proses pencucian plat cetak (menggunakan mesin plate processor), sehingga terbentuk pola gambar di atas plat yang sesuai dengan film dan hasil desain. Hasil akhir akan didapatkan beberapa plat cetak yang jumlahnya sesuai dengan banyaknya warna yang digunakan.

Seiring perkembangan jaman, pekerjaan pembuatan film dan montase manual di atas meja layout dirasa menyita waktu yang banyak. Muncul kemudian

STIKOM


(24)

teknologi Computer to Plate (CtP). Teknologi ini memotong alur kerja pembuatan film dengan imagesetter sampai kepada proses montase. Proses layout dan montase dilakukan langsung dengan aplikasi komputer. Hasil layout yang terbentuk di komputer ditransfer ke dalam bentuk file postscript, dan dikirimkan langsung ke mesin CtP atau yang disebut juga dengan platesetter. Plat cetak akan langsung dihasilkan melalui mesin CtP tersebut, dan siap untuk dikirimkan ke mesin cetak.

3.2.2 Final Artwork Desain

B.1 Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Memulai Suatu Proses Desain Suatu Barang Cetakan

Tentukan ukuran cetak secara benar dan tambahkan bleed atau overlap melebihi ukuran sebenarnya di sekeliling ukuran (+ 2 – 3 mm). Siapkan juga garis potong dan register.

Gunakan jenis font yang benar. Upayakan tidak memberikan outline tambahan untuk mempertebal huruf.

Lampirkan semua font yang digunakan dalam desain. Jika memungkinkan, lebih baik rubah font ke dalam bentuk curve/path.

Perhatikan resolusi untuk gambar image. Resolusi gambar = 2 x screen ruling.

Lampirkan juga semua import file image, agar jika ada link tidak akan terputus.

Pastikan semua image sudah dalam format CMYK, tidak dalam bentuk RGB.

Tentukan jumlah dan pembagian warnanya dengan benar, mana yang spot

STIKOM


(25)

color dan proses color.

Buat proof dari printer, baik hitam putih maupun warna untuk memastikan posisi dan semua elemen sudah lengkap.

Atur posisi sesuai proses layout, juga lakukan imposisi untuk buku.

Buang semua elemen dan halaman kosong yang tidak dipakai.

Buat Mock-Up (replika hasil cetakan) untuk customer agar mereka dapat melihat hasil akhir produk yang akan dicetak. Mock up sebaiknya menggunakan ukuran yang sebenarnya, sekalipun tidak full color.

Komunikasikan pekerjaan desain yang akan diproses dengan repro/percetakan, seperti jenis kertas yang akan dipakai, tinta, teknik cetak, proses pasca cetak, pada saat menyerahkan file untuk proses cetak.

B.2 Konsep Dasar BITMAP

Bitmap images - secara teknis disebut juga raster images - menggunakan titik warna yang biasa disebut pixel untuk merepresentasikan suatu gambar/image. Tiap pixel memiliki lokasi dan nilai warna.

Bitmap merupakan sarana terbaik untuk continuous tone image, seperti foto atau lukisan digital, karena dapat menggambarkan gradasi warna dengan baik. Oleh karena itu bitmap images mengandung sejumlah titik atau pixel yang pasti. Sehingga gambar bitmap dapat kehilangan detil dan memunculkan kesan kabur jika diperbesar atau dicetak dengan printer yang memiliki resolusi lebih rendah daripada bitmap tersebut.

STIKOM


(26)

B.2.1 Kesimpulan Dasar BITMAP

Menggunakan pixel dalam membentuk gambar.

Contoh data bitmap adalah foto hasil scan /digital camera.

Merupakan resolusi dependent, yaitu kualitas gambar tergantung resolusi/jumlah pixel yang membentuknya.

Format yang digunakan antara lain : TIFF, EPS, JPG.

Pembesaran gambar dengan cara ditarik atau diperbesar akan menyebabkan kualitas gambar menurun.

B.3 Konsep Dasar Digital Image dalam Teknik Cetak

Terdapat dua macam tipe Image / Gambar, yaitu :

1. Continuous Tone

2. Halftone

Continuous tone terbentuk dari foto konvensional maupun digital, yang kemudian disimpan ke dalam komputer untuk dilakukan pengolahan. Sedangkan Halftone terbentuk dari sekumpulan titik raster yang merupakan dasar proses cetak.

Suatu proses cetak secara teori hanya bisa menimbulkan titik-titik tinta ke atas substrate.

Keterbatasan teknik cetak yang ada adalah tidak mampu mereproduksi tone (elemen/pixel yang membentuk image) dari suatu sumber image original.

STIKOM


(27)

Agar bisa dicetak, tone yang ada di file original harus terlebih dahulu diubah menjadi kumpulan titik raster dengan diameter yang berbeda sesuai dengan tone yang diwakilinya.

Semakin halus titik raster yang digunakan akan semakin baik juga gambar yang dihasilkan.

Kehalusan titik raster dinyatakan dengan lpi (lines per inch).

B.4 Hubungan DPI dan LPI

DPI adalah nilai maksimal dari titik per inch yang dapat dicetak oleh printer. Karena semua data komputer atau printer merupakan type binary, titik-titik tersebut merupakan nilai ON atau OFF.

LPI adalah nilai dari kumpulan titik-titik bundar (yang dibentuk oleh kumpulan titik DPI) per inch.

Pada sistem konvensional yang bekerja dengan kamera reproduksi, proses perubahan dari continuous tone ke halftone dilakukan dengan perangkat Contact Screen (raster kontak) yang bekerja secara analog.

Pada sistem digital, titik raster/halftone dot dibentuk secara langsung oleh Image Setter.

Agar besar titik raster dapat berubah-ubah, titik tersebut dibentuk dari kumpulan yang lebih kecil yang disebut Spot Printer. Banyaknya spot dalam suatu inch disebut juga resolusi output, yang dinyatakan dalam dpi.

STIKOM


(28)

Screen ruling, yang diukur dengan satuan lpi, adalah suatu nilai dari garis atau baris yang berisi titik-titik halftone per inchi. High screen ruling mencetak titik-titik tersebut saling berdekatan, sehingga hasilnya cukup tajam dan menghasilkan variasi warna. Sedangkan low screen ruling mencetak titik-titik agak berjauhan, sehingga menimbulkan efek kasar pada image.

Image resolution, yang diukur dengan satuan ppi atau dpi, adalah suatu nilai dari pixel yang ditampilkan per inchi dari suatu image. Suatu image dengan resolusi tinggi mengandung lebih banyak pixel per inch sehingga memiliki detail yang lebih baik.

Hubungan antara image resolution dan screen ruling menentukan tampilan detail dari suatu barang cetakan. Pada umumnya, semakin tinggi image resolution, semakin tinggi pula screen frequency yang harus dipakai dalam proses cetak.

DPI = Dot per Inch

Satuan yang dipakai untuk resolusi/hasil cetakan dari printer

LPI = Line per Inch

Satuan yang dipakai dalam menentukan hasil proses dengan mesin cetak. Biasanya digunakan sudut 450. Satuan ini disebut juga screen ruling. Disebut juga

offset printing 'lines' or dots per inch dalam suatu halftone atau line screen

PPI = Pixel per Inch

STIKOM


(29)

Satuan yang dipakai dalam menentukan jumlah pixel dalam suatu gambar/image atau hasil scanner.

Rumus : 2 x LPI = PPI / DPI

Image dalam surat kabar biasanya 85 lpi. Jika menggunakan kaca pembesar, dapat dihitung kurang lebih terdapat 85 lingkaran kecil berwarna hitam dalam berbagai ukuran dalam satu inchnya. Sedangkan majalah dengan kertas glossy biasanya antara 150 atau 200 lpi.

LPI biasanya memiliki suatu sudut agar hasilnya sesuai. Biasanya warna hitam memiliki sudut 45 derajat sehingga mata kita tidak dapat melihat jelas komposisi grid/pola hitam dari titik2 tersebut.

Kontrol terhadap LPI benar-benar tersedia pada printer berbasis postscript. Inkjets dan non-postscript laser printers menggunakan prinsip berbeda dalam menghasilkan gradasi abu-abu.

B.5 Grayscale

Salah satu proses yang banyak dilakukan dalam image processing adalah mengubah image berwarna menjadi model grayscale. Hal ini digunakan untuk menyederhanakan model image tersebut. Image berwarna dengan format standar RGB terdiri dari 3 layer matrik yaitu R-layer, G-layer dan B-layer. Sehingga untuk melakukan proses-proses selanjutnya tetap diperhatikan tiga layer di atas. Bila setiap proses perhitungan dilakukan menggunakan tiga layer, berarti dilakukan tiga perhitungan yang sama. Sehingga konsep itu diubah dengan mengubah 3 layer di atas menjadi 1 layer matrik grayscale dan hasilnya adalah

STIKOM


(30)

image grayscale. Dalam model image ini tidak ada lagi warna, yang ada adalah derajat keabuan.

Untuk mengubah image berwarna yang mempunyai nilai matrik masing-masing r, g dan b menjadi image grayscale dengan nilai s, maka konversi dapat dilakukan dengan mengambil rata-rata dari nilai r, g dan b sehingga dapat dituliskan menjadi:

B.5.1 Gray Level

Dalam pengolahan image dengan tipe grayscale, tingkat kehalusan dari suatu gambar sangat tergantung dari gray level. Gray Level menunjukkan tingkat/jangkauan gray dari suatu image grayscale. Semakin banyak titik-titik pembentuknya, semakin lebar pula jangkauan gray level yang dihasilkan. Bila gray levelnya mencukupi, maka terbentuk kurva halus/smooth dan juga berlaku sebaliknya.

Ketika menentukan screen ruling untuk image grayscale, nilai maksimum dari gray level adalah 256. Semakin baik gray levelnya akan semakin meningkatkan kualitas image terutama untuk gradasi dan blend.

STIKOM


(31)

BAB IV

HASIL DAN EVALUASI

4.1 Prosedur Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek di Surat Kabar Harian Radar Tarakan dilakukan dalam waktu kurang lebih satu bulan setengah (enam minggu) yang keseluruhannya dilakukan di bagian Layout Design Koran sesuai penempatan yang dilakukan oleh HRD Surat Kabar Harian Radar Tarakan. Waktu kerja praktek dimulai pukul 20.00 wita (untuk hari Senin-Minggu) dimulai dengan melakukan absensi yang terbagi menjadi dua, yaitu absensi yang diberikan dari kampus untuk ditandatangani oleh pelaksana kerja praktek dan pembimbing kerja praktek di perusahaan maupun absensi yang diberikan oleh perusahaan sebagai prosedur standard atau resmi terhadap semua karyawan perusahaan.

4.2 Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek dilakukan berdasarkan atas ketentuan yang diberikan oleh perusahaan atau instansi dalam hal ini adalah Surat Kabar Harian Radar Tarakan dilakukan pada bagian Layout Design.

Pada bagian Departemen Layout Desain, pelaksana kerja praktek dilakukan dengan beberapa metode dan berdasarkan perintah atau instruksi dari pembimbing kerja praktek yaitu Bapak Firman Ari Sutanto.

STIKOM


(32)

Metode yang digunakan yaitu :

1. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung dengan karyawan, staf ataupun operator yang bersangkutan dengan tujuan :

a. Mengetahui alur kerja atau produksi Surat Kabar Harian Radar Tarakan secara umum dan bagian Layout Design secara khususnya, mulai dari pemberian file berita sampai ketahap final artwork yang siap untuk dilakukan proses pembuatan plate cetak di mesin offset.

b. Mengetahui persyaratan layout yang baik dan benar yang selalu diperiksa oleh bagian Departement Design sekaligus dengan pihak bagian montaz sendiri dengan tujuan untuk memastikan boleh tidaknya diproses ke tahap selanjutnya.

c. Mengetahui tata cara layout yang benar yang sesuai dengan layout surat kabar sebagaimana mestinya.

d. Untuk mendapatkan informasi tentang masalah-masalah yang sering terjadi atau dihadapi pada saat pengolahan file berita di bagian Layout Design.

2. Observasi Lapangan

Observasi dilakukan guna mengadakan pengamatan secara langsung terhadap apa yang telah didapatkan dari proses wawancara dengan tujuan sebagai berikut:

STIKOM


(33)

a. Berkesempatan untuk terlibat langsung di bagian Layout Design untuk menyiapkan dan mengolah file berita dengan baik sampai memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke proses pembuatan plat cetak. Berkesempatan untuk mengamati secara langsung hasil digital proofing yang telah dicetak untuk memastikan boleh tidaknya file digital artwork yang diolah untuk dilanjutkan ke tahap atau proses selanjutnya.

b. Berkesempatan melakukan proses layout secara baik dan benar terhadap file berita yang akan dibuat utuk dijadikan sebuah surat kabar di Radar Tarakan.

c. Berkesempatan untuk melakukan analisa dan penyelesaian terhadap masalah- masalah yang sering muncul atau dihadapai pada bagian Design Layout saat melakukan proses pengolahan data sebuah berita

3. Praktek

Praktek dilakukan pada bagian Layout Design dengan menggunakan komputer berbasis Windows dengan menggunakan software grafis antara lain, Adobe InDesign, Adobe Photoshop, dan Adobe PageMaker serta software-sofware lainya untuk menyiapkan atau membuat Layour Design Surat Kabar yang akan diterbitkan pada esok harinya.

STIKOM


(34)

4.3 Evaluasi Kerja Praktek

4.3.1 Proses Pengerjaan Desain

Hasil dari pelaksanaan kerja praktek di Surat Kabar Harian Radar Tarakan bagian Layout Design antara lain berupa cara melayout sebuah surat kabar yang baik dan benar sesuai dengan standar ketentuan dari sebuah surat kabar harian Radar Tarakan.

Minggu pertama, sebelum saat melakukan kerja praktek terlebih dahulu penulis melakukan pengenalan tempat kerja praktek dan pengenalan alur kerja di Surat Kabar Harian Radar Tarakan, sehingga pada saat kerja praktek dilaksanakan penukis tahu bagaimana alur kerja yang seharusnya dijalankan. Setelah itu penulis diharapkan untuk bisa menjalankan software grafis Adobe PageMaker. Hal ini dilakukan sebagai dasar pengenalan tata layout yang dilakukan oleh Surat Kabar Harian Radar Tarakan kepada penulis. Karena untuk seorang pemula, penulis diharapkan dapat mempelajari software grafis ini terlebih dahulu. Dan akhirnya penulis mencoba mempelajari software tersebut.

Di minggu kedua, penulis mulai diberikan tugas untuk melayout halaman surat kabar yang gampang terlebih dahulu tetapi dengan menggunakan sortware Adobe PageMaker.

Pada minggu ketiga penulis mulai mengerjakan layout surat kabar tetapi menggunakan software grafis Adobe InDesign. Walaupun penulis masih diberikan halaman sambungan yang bisa dikatakan mudah.

STIKOM


(35)

Pada minggu keempat ini penulis mulai mengerjakan halaman yang sedikit lebih sulit dibanding minggu sebelumnya. Yaitu halaman olahraga, tetap menggunakan software grafis Adobe InDesign.

Minggu kelima dan minggu kenam, penulis mulai dipercaya untuk mengerjakan halaman-halaman berwarna yang tingkatannya bisa dikatakan sulit.

Berikut adalah penjelasan dari software-software yang mendukung kinerja penulis saat melakukan kerja praktek sebagai layout design Surat Kabar Harian Radar Tarakan.

4.3.2 Seluk Beluk Melayout Surat Kabar

Mendesain/layout halaman surat kabar secara garis besar tidak jauh berbeda dengan mendesain poster ataupun produk desain lainnya. Surat kabar hanyalah salah satu contoh produk karya desain dalam bidang media cetak. Layout surat kabar juga merupakan bagian dari proses seni serta kreatifitas dalam meracik grafis.

Desain grafis dalam surat kabar


- Menciptakan Citra dan mempertahankannya secara visual - Menciptakan daya tarik visual

- Memperkuat pesan berita - Memudahkan bagi Pembaca - Penyelaras visi dan misi media

Konsep Layout Surat Kabar
 Penguasaan software

STIKOM


(36)

- Image Editor: Adobe Photoshop, Corel Photo Paint
 - Vector Graphic: Corel Draw, Adobe Illustrator, Freehand

- Desktop Publishing: QuarkXpress, Adobe Pagemaker, Adobe Indesign

Unsur-unsur dalam melayout surat kabar


- Warna
- Typhografi
- Garis
 - Foto
- Ilustrasi
 - Ruang

Hal-hal yang diperhatikan pada saat melayout

- Sederhana-simple - Seimbang

- Keseragaman - Nafas Rubrik - Titik Fokus


- Target audiens/segmen pasar
 - Tren desain


- Bedakan desain halaman berita umum dengan desain halaman khusus.

Untuk memadukan semua unsur dibutuhkan kreatifitas dari si desainer.

Beberapa pola layout surat kabar:
 1. Pola Tradisional

- Formal Balance; berita disusun vertikal. Satu berita per kolom. - Quadrant Design; ruang layout dibagi 4.

- Focus/Brace Design; menempatkan layout di daerah perpotongan diagonal.

- Circus/Razzle-Dazzle; hiruk pikuk. Semua judul saling menonjol,

STIKOM


(37)

berebutan menarik mata pembaca.
 2. Pola Kontemporer

- Functional Design; melayout tidak berdasarkan pola. Berubah sesuai kebutuhan halaman.

- Horizontal Design; menempatkan judul berita secara mendatar. Dari batas kiri hingga kanan halaman surat kabar.

- Modular Design; berita dalam kotak. Satu halaman bisa terdiri 2 kotak yang berisi 4 berita. Kekuatan layout ini terletak pada ukuran kotak dan penempatannya.

- Total/Single Theme; satu berita dalam satu halaman. Umumnya ini untuk format halaman majalah atau tabloid.

- Grid Design; melayout berita pada kolom yang tetap dengan ukuran yang tidak berubah. Umumnya layout ini berdasarkan pada guide/panduan format yang sudah disiapkan pada selembar kertas. Kekuatan layout ini terletak pada kombinasi berita vertikal dan horizontalnya.

Teknik Percetakan


Seorang layouter/desainer harus memahami teknologi percetakan. Termasuk di dalamnya mengenai separasi warna, kalkir, film, plate, mesin cetak.
Terdapat 4 model warna yang harus dipahami terkait proses percetakan:

- Bitmap - Grayscale

- CMYK/Cyan, Magenta, Yellow, Black.

STIKOM


(38)

Tiga warna di atas adalah model warna yang lazim digunakan dalam proses percetakan surat kabar.

- RGB / Red, Green, Blue.

Warna RGB hanya bisa digunakan untuk proses direct printing. Model warna ini tidak bisa digunakan untuk separasi warna. Hindari RGB dalam proses desain surat kabar.
Terdapat 4 model proses percetakan koran yang lazim digunakan:


1. File Layout > Print HVS > Montase > Film > Montase > Cetak 2. File Layout > Kalkir > Montase > Plate >Cetak


3. File Layout > Filem > Montase > Plate > Cetak
4. File Layout > Plate > Cetak

4.3.3 Abobe PageMaker

Page maker adalah salah satu program design grafis yang digunakan untuk mendesain publikasi, brosur, majalah, kartu, poster dan lain-lain. Page maker memiliki kemampuan lebih dalam hal pengaturan halaman dan layout pembuatan buku. Secara otomatis fasilitas pada Page Maker akan menampilkan secara otomatis pasangan halaman.

Penggunaan page maker hanya bisa digunakan dengan teks yang memiliki format TXT atau RTF. Ini berarti anda memerlukan program pengolah kata yang bisa dibunakan untuk menyimpan dengan format TXT atau RTF. Sehingga kita membutuhkan program lain untuk bisa menggunakan Page Maker.

Kelebihan PageMaker 7.0

STIKOM


(39)

a. Dapat mengkonversi file-file yang dibuat dengan beberapa program lain. b. Dibandingkan dengan Corel Draw PageMaker mampu mengolah publikasi

panjang, atau publikasi yang berisi naskah panjang yang berasal dari berbagai sumber / aplikasi.

c. Jika dibandingkan dengan Microsoft Word, PageMaker 7.0 dapat membuat publikasi panjang yang berisi gambar, foto, atau objek lain dengan baik. Selain itu PageMaker data bekerja dengan presisi tinggi dan biasa digunakan di dunia percetakan sehingga tidak menimbulkan masalah apabila menggunakan alat output maupun image setter.

d. PageMaker mampu mengimpor file berformat Adobe PDF yang dibuat dengan program lain.

e. Dapat menyimpan publikasi dalam format HTML untuk di-uplink ke internet.

f. Dapat melakukan pengaturan standar pada teks, hal ini tidak bisa dilakukan oleh aplikasi pengolah kata yang lain, pengaturan tersebut seperti: tabulasi, identasi, leading, learning dan tracking.

g. Dapat berintegrasi dengan produk Adobe yang lainnya.

h. Mampu mengabungkan data yang dibuat dengan program spreadsheet atau database untuk di merge dengan template PageMaker.

i. Dapat memperbaharui objek yang dibuat oleh aplikasi lain.

Sedangkan untuk kekurangan dari Adobe PageMaker ini kurang bisa mengolah file image dengan baik, ataupun menambahkan efek-efek khusus pada sebuah tulisan.

STIKOM


(40)

4.3.4 Adobe InDesign

Adobe InDesign adalah salah satu aplikasi desktop publising yang kini makin populer. Kepopulerannya didukung dengan tidak dikeluarkannya lagi versi terbaru Adobe PageMaker. Kedua aplikasi tersebut merupakan produk dari Adobe Inc, dimana masih terdapat satu lagi aplikasi desktop publishing yang dikeluarkan oleh Adobe yaitu Adobe FrameMaker.

Adobe PageMaker terakhir keluar dengan release versi 7.0. Pengguna PageMaker merasa harus segera beralih ke InDesign dikarenakan memang tidak keluar lagi versi yang lebih baru. Hal ini yang mendasari saya untuk menulis tip dan trik Adobe InDesign. Tidak jauh berbeda antara aplikasi Adobe InDesign dengan Adobe PageMaker, baik dari sisi fasilitas maupun kemudahan dalam pengoperasian. InDesign versi baru kini dapat mengakomodir semua fasilitas PageMaker. Hal ini ditandai dengan munculnya release InDesign yang disertai dengan Adobe PageMaker Plug-In Pack.

Gambar 4.1 Tampilan Layout design di software InDesign

STIKOM


(41)

Area kerja Adobe InDesign mirip dengan area kerja Adobe Photoshop. Di sebelah kiri terdapat ToolBox, sebelah kanan terdapat Workspace Window (Pallete) yang bisa dimunculkan atau disembunyikan. Di bagian tengah terletak Document Window yang berisi dokumen yang sedang dibuat. Di bagian ini terlihat rule, magnify, halaman. Pada halaman dokumen itu sendiri terlihat bagian mana yang ikut tercetak, dan bagian mana yang tidak tercetak. InDesign versi baru kini dapat mengakomodir semua fasilitas PageMaker. Hal ini ditandai dengan munculnya release InDesign yang disertai dengan Adobe PageMaker Plug-In Pack.

Adobe InDesign sangat cocok untuk me-layout buku, majalah, tabloid, brosur dll. Karena Adobe InDesign memiliki banyak kelebihan yang tidak terdapat pada Adobe PageMaker, antara lain adalah:

- Pada Adobe InDesign terdapat fasilitas Effect Photoshop (shadow, bevel, glow dll)

- Path, yang memungkinkan kita untuk men-traching atau menggambar ulang suatu logo, objek atau gambar.

Bisa place (import) dan menampilkan gambar transparant dengan sempurna. Contoh perbandingan importing gambar transparan di PageMaker dan InDesign.

STIKOM


(42)

Place Gambar Transparan di PageMaker Place Gambar Transparan di InDesign Gambar 4.2 Perbedaan plate gambar transparan PageMaker dan InDesign

- Bisa import file dengan format pdf., ai., psd, jpg., doc./docx., yang tidak bisa dilakukan oleh Pagemaker.

- Tersedia fasilitas untuk membuat table

- Bisa membuka file pmd. (walau komposisi textnya berbeda) dan tidak bisa sebaliknya

Gambar 4.3 Jendela saat membuka file dengan format PageMaker

STIKOM


(43)

- Lebih mudah untuk convert ke format pdf (jarang ada masalah)

Pada Pagemaker yang sering terjadi masalah pada saat proses converting, terutama pada penggunaan font. Adobe Distiller sering tidak mengenali font-font yang kita gunakan, sehingga pada saat file pdf sudah terbentuk terdapat bagian-bagian yang berganti menjadi font courier sebagai font default dari Adobe Distiller. Tidak demikian dengan Adobe InDesign, font yang tidak kompatible dengan aplikasi ini akan langsung terdeteksi. Ia akan terlihat jelas (dengan tanda text liner berwara merah) pada bagian mana-mana yang terjadi missing font atau penggunaan font yang tidak compatible. (lihat gambar)

digunakan tidak c

Gambar 4.4 Textliner merah akan muncul jika terjadi missing font atau bila font yang compatible

- Bisa mem-paste data dari Adobe Illustrator, Freehand (masih dalam bentuk gambar aslinya/curves/path).

- Dan masih banyak lagi kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Adobe InDesign

STIKOM


(44)

dibandingkan Adobe PageMaker. Intinya, bagi saya InDesign merupakan gabungan antara Program PageMaker dan Illustrator.

Kelemahan dibanding Adobe PageMaker:

Sejauh ini, penulis hanya menemukan sedikit kekurangan di Adobe InDesign dibanding Adobe PageMaker, antara lain adalah spasi antar kata yang tidak se-sempurna pada Adobe PageMaker, terutama jika menggunakan atribute justify (jika tidak menggunakan fasilitas hyphenate). Hal ini akan menghasilkan jarak antar kata yang tidak seimbang, terlalu ranggang atau terlalu rapat. Untuk itu dibutuhkan ketelitian untuk mengatasi ini.

Kelebihan dari software InDesign

1. KOMPATIBEL DENGAN PRODUK ADOBE LAINNYA

Adobe sebagai pembuat aplikasi desain yang mengeluarkan beberapa jenis software seperti foto editing (Adobe Photoshop CS), vektor ilustrasi (Adobe Illustrator CS), desain website (Adobe Dreamweaver), dan lain-lain, membuat para pengguna ID mudah untuk meng-copy dan paste file antar program tersebut. Memang terkadang metode copy dan paste membuat kerja komputer kita lebih lama, makanya ada fasilitas "Place" seperti fungsi "Import" untuk gambar-gambar yang berupa foto, tetapi untuk meng-copy dan paste file vektor, hal tersebut tidak masalah.

Adobe Indesign dari kekuatannya dalam mendesain layout halaman, dapat ditemukan teknik lebih mudah dalam mendesain layout halaman dengan aturan main yang lebih spesifik. Misalnya seperti pengaturan jumlah halaman, ukuran

STIKOM


(45)

font, pengaturan gambar, pengaturan margin, dll. Karena adobe indesign memang lebih cocok untuk pembuatan desain publikasi seperti bulletin.Selain bulletin, kita juga dapat membuat poster, flyer, brosur, majalah, sampai dengan membuat layout web. Seperti halnya dengan adobe photoshop, belajar adobe indesign tidak sulit. Apalagi bagi yang hendak transisi dari adobe photoshop ke adobe indesign.

2. MULTI BAHASA 2x4 3 lembar

ID dapat Yunani, Yahudi (versi Timur Tengah), Hungraia, Itali, Jepang, menuliskan bahasa lain selain bahasa Inggris, seperti: bahasa Arab (versi Timur Tengah), Portugis Brazil, China yang disederhanakan, China Tradisional, Perancis, Perancis (Kanada), Jerman, Korea, Norwegia, Polish, Rumania, Rusia, Spanyol, Spanyol ( Amerika Latin (, Swedia, Turki, dan Ukrania.

Jadi terwujudlah sudah impian kita para pekerja kreatif, untuk menuliskan huruf kanji di layout kita kemudian dapat diedit dengan mudah. Dengan catatan di komputer atau di laptop kita sudah terinstall bahasa yang ingin kita gunakan tersebut.

3. PENGATURAN TIPOGRAFI YANG MUDAH

Tipografi merupakan ilmu tentang huruf yang membuat suatu desain indah dan fungsional. Pada software ID, kita dapat menggunakan jenis font yang berakhiran OpenType (font yang dapat digunakan pada komputer Windows, dan Macintosh). Kemudian apabila huruf kita terlalu berdekatan, kita dapat mengatur kerningnya, atau bila jarak antar baris terlalu jauh, kita dapat mengubah leadingnya, semudah kita membalikkan telapak tangan kita. Fungsi superscript,

STIKOM


(46)

subscript, penggunaan simbol (glyph istilah di ID), sampai ligatur pun dapat dilakukan dengan mudah.

4. FUNGSI "FIND/CHANGE" YANG DETAIL

Perubahan kata dalam desain publikasi kita dapat kita lakukan dengan cepat dengan metode "Find/Change" ID yang detail. Fungsi ini terletak pada "Edit >> Find/Change", tak terbatas hanya merubah kata yang salah, tetapi juga kita dapat mengubah symbol, sampai objek yang kita gunakan di publikasi kita.

5. PREFLIGHT

Fungsi ini mirip fungsi "Collect for Output"nya Freehand, merupakan suatu istilah yang diciptakan oleh Chuck Weger di tahun 1990 mengacu kepada istilah pilot untuk memeriksa pesawatnya sebelum melakukan penerbangan. Preflight digunakan untuk memastikan file dokumen kita tidak salah seperti warna, dan gambar yang masih RGB; font, dan link gambar yang hilang, dan lain-lain.

Software

Pada saat proses persiapan dan pengolahan file digital artwork yang siap dan memenuhi standard untuk proses cetak, pemilihan software-software yang tepat sesuai dengan fungsinya dapat meningkatkan keefisienan dan kemudahan perpindahan antar file saat menyiapkan dan mengelolah file digital artwork yang diberikan oleh pihak customer. Berikut merupakan daftar software-software yang digunakan beserta fungsi standard yang diterapkan :

STIKOM


(47)

Software Pengolahan Untuk Gambar Berbasis Vektor

 Adobe Illustrator  Corel Draw

 Macromedia Freehand

4.3.5 Halaman Hasil Layout

Gambar 4.5 Halaman Sambungan.

Halaman sambungan merupakan halaman awal yang penulis kerjakan saat melakukan Kerja Praktek. Dalam mengerjakan halaman sambungan ini perlu diperhatikan tata letak serta pengunaan Paragraf Style sesuai ketentuan.

STIKOM


(48)

Gambar 4.6 Paragraf Style Options untuk Body Teks

Font Family : Cambria (TT) Font Style : Regular

Size : 9.8 pt Leading :10.5 pt Keaning : Metrics Tracking : 0 Case : Normal Position : Normal Ligatures

Body teks disini berfungsi untuk merapikan semua isi berita yang akan kita layout. Sehingga dengan menggunakan Body Teks ini isi dari berita itu sendiri dapat memenuhi standar dari Surat Kabar itu sendiri. Setiap surat kabar memiliki paragraph style yang berbeda-beda. Karena paragraph style ini sendiri dibuat sendiri oleh setiap surat kabar. Selain kegunaannya untuk menunjukkan identitas tersendiri dari setiap surat kabar, paragraph style ini sendiri dibuat untuk mempermudah saat kita melayout halaman surat kabar.

STIKOM


(49)

Gambar 4.7 Layout Halaman Ornas ( Olahraga Nasional )

Gambar 4.8 Paragraph Style Option Judul 3-4 Kolom

STIKOM


(50)

Paragraph Style Option Judul 3-4 Kolom dengan ketentuan Basic Character Formats sebagai berikut :

Font Family : Times New Roman Font Style : Bold

Size : 30 pt Leading 32 pt Keaning : Metrics Tracking : 0 Case : Normal Position : Normal Ligatures

Gambar 4.9 Paragraph Style Option OPENING

Paragraph Style Option Judul 3-4 Kolom dengan ketentuan Basic Character Formats sebagai berikut :

Font Family : Cambria (TT) Font Style : Bold

STIKOM


(51)

Size : 60 pt Leading 62 pt Keaning : Metrics Tracking : 0 Case : Normal Position : Normal Ligatures

Gambar 4.10 Contoh gambar pada sebuah halaman

Pengaturan Paragraph Style Teks Foto dan Teks initial (credit photo) sebagai berikut :

Gambar 4.11 Paragraph Style Option Teks Foto

STIKOM


(52)

Font Family : Arial Font Style : Bold

Size : 9 pt Leading 10 pt Keaning : Metrics Tracking : 0 Case : Normal Position : Normal Ligatures

Gambar 4.12 Paragraph Style Option Teks initial (credit photo)

Font Family : Helvetica Font Style : Regular

Size : 5 pt Leading 5 pt Keaning : Metrics Tracking : 0 Case : All Caps Position : Normal Ligatures

STIKOM


(53)

Gambar 4.13 Layout Halaman Metrokaltara

Halaman layout Metrokaltara diatas menggunakan beberapa Paragraph Style seperti :

Paragraph Style : Judul 2 Kolom Paragraph Style : Sub Judul 1-2 Kolom Paragraph Style : Judul Rubiks

Paragraph Style : Body Kaltim

STIKOM


(54)

Paragraph Style : 5 Kolom Kaki Paragraph Style : Teras Kaki

Berikut adalah pengaturan dari setiap Paragraph Style yang ada diatas :

Gambar 4.14 Paragraph Style Option judul 2-KOLOM

Font Family : Times New Roman Font Style : Bold

Size : 5 pt Leading 5 pt Keaning : Metrics Tracking : 0 Case : Normal Position : Normal Ligatures

STIKOM


(55)

Gambar 4.15 Paragraph Style Option SUB judul 1-2 KOLOM Font Family : Times New Roman

Font Style : Regular

Size : 15 pt Leading 16 pt Keaning : Metrics Tracking : 0 Case : Normal Position : Normal Ligatures

Gambar 4.16 Paragraph Style Option Judul Rubiks

Font Family : Arial Font Style : Bold

Size : 18 pt Leading : 20 pt Keaning : Metrics Tracking : 0 Case : Normal Position : Normal Ligatures

STIKOM


(56)

Gambar 4.17 Paragraph Style Option Body Kaltim Font Family : Arial

Font Style : Regular

Size : 8 pt Leading : 9 pt Keaning : Metrics Tracking : 0 Case : Normal Position : Normal Ligatures

Gambar 4.18 Paragraph Style Option 5 kolom KAKI

Font Family : Tahoma

STIKOM


(57)

Font Style : Bold

Size : 32 pt Leading : 33 pt Keaning : Metrics Tracking : 0 Case : Normal Position : Normal Ligatures

Gambar 4.19 Paragraph Style Option Teras Kaki

Font Family : Cambria (TT) Font Style : Bold

Size : 10 pt Leading : 12 pt Keaning : Metrics Tracking : 0 Case : Normal Position : Normal Ligatures

STIKOM


(58)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan evaluasi kerja praktek yang dilakukan pada bagian Layout Surat Kabar Harian Radar Tarakan maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Surat Kabar Harian Radar Tarakan selalu menjaga kualitas hasil cetakan dan memiliki tekad untuk menjadi perusahaan surat kabar yang bertaraf nasional dan berkompetensi lebih baik dari pesaingnya yang telah ada lebih dahulu.

2. Surat Kabar Harian Radar Tarakan berusaha menjaga dan mempertahankan kualitas serta kuantitas dari hasil cetakan dengan cara selalu mengikuti perkembangan teknologi di bidang grafis dan cetak dan memfasilitaskan para karyawannya dengan peralatan dan mesin yang berteknologi tinggi serta pembekalan diluar kota guna menambah pengetahuan dari karyawannya.

3. Komunikasi dan koordinasi yang baik antara pihak bagian Layout maupun dengan bagian-bagian lainnya seperti produksi/ percetakan sangat penting untuk dapat menghasilkan surat kabar yang benar-benar berkualitas. 4. Inpvasi yang dilakukan secara berkala pada sebuah surat kabar haria dapat

menghilangkan kejenuhan seseorang yang membaca surat kabar tersebut.

STIKOM


(59)

5.2 Saran

1. Pemberian edukasi atau pengetahuan berupa pelatihan terhadap seluruh karyawan khususnya bagian layout sangat penting guna memberikan perkembangan terbaru terhadap layout surat kabar terbaru.

2. Selalu mengikuti perkembangan teknologi terbaru dalam hal aplikasi-aplikasi digital yang digunakan untuk proses persiapan dan pengolahan file digital artwork.

3. Meningkatkan inovasi-inovasi terbaru dalam hal persiapan dan pengolahan file digital artwork khususnya di bagian Design.

4. Saling berkomunikasi antar satu designer dengan designer yang lain sehingga jika terjadi sebuah kesalahan tidak saling menyalahkan antara satu orang dan satu orang lain.

STIKOM


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Wattimena, Kristian S., 2006. Materi Kuliah Dasar Teknologi Grafis dan Cetak, STIKOM, Surabaya.

Thayib, Anshari, 1993. Dunia Surat Kabar, PT. Bina Ilmu, Surabaya.

Kuncoro, Mudrajad Ph.D, 2009. Mahir Menulis, Erlangga, Jakarta.

Watimena, Kristian S., 2007. Materi Kuliah Pra Cetak I, STIKOM, Surabaya

STIKOM


(1)

Gambar 4.15 Paragraph Style Option SUB judul 1-2 KOLOM Font Family : Times New Roman

Font Style : Regular

Size : 15 pt Leading 16 pt Keaning : Metrics Tracking : 0 Case : Normal Position : Normal Ligatures

Gambar 4.16 Paragraph Style Option Judul Rubiks

Font Family : Arial Font Style : Bold

Size : 18 pt Leading : 20 pt Keaning : Metrics Tracking : 0 Case : Normal Position : Normal Ligatures

STIKOM


(2)

Gambar 4.17 Paragraph Style Option Body Kaltim Font Family : Arial

Font Style : Regular

Size : 8 pt Leading : 9 pt Keaning : Metrics Tracking : 0 Case : Normal Position : Normal Ligatures

Gambar 4.18 Paragraph Style Option 5 kolom KAKI

STIKOM


(3)

Font Style : Bold

Size : 32 pt Leading : 33 pt Keaning : Metrics Tracking : 0 Case : Normal Position : Normal Ligatures

Gambar 4.19 Paragraph Style Option Teras Kaki

Font Family : Cambria (TT) Font Style : Bold

Size : 10 pt Leading : 12 pt Keaning : Metrics Tracking : 0 Case : Normal Position : Normal Ligatures

STIKOM


(4)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan evaluasi kerja praktek yang dilakukan pada bagian Layout Surat Kabar Harian Radar Tarakan maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Surat Kabar Harian Radar Tarakan selalu menjaga kualitas hasil cetakan dan memiliki tekad untuk menjadi perusahaan surat kabar yang bertaraf nasional dan berkompetensi lebih baik dari pesaingnya yang telah ada lebih dahulu.

2. Surat Kabar Harian Radar Tarakan berusaha menjaga dan mempertahankan kualitas serta kuantitas dari hasil cetakan dengan cara selalu mengikuti perkembangan teknologi di bidang grafis dan cetak dan memfasilitaskan para karyawannya dengan peralatan dan mesin yang berteknologi tinggi serta pembekalan diluar kota guna menambah pengetahuan dari karyawannya.

3. Komunikasi dan koordinasi yang baik antara pihak bagian Layout maupun dengan bagian-bagian lainnya seperti produksi/ percetakan sangat penting untuk dapat menghasilkan surat kabar yang benar-benar berkualitas. 4. Inpvasi yang dilakukan secara berkala pada sebuah surat kabar haria dapat

STIKOM


(5)

5.2 Saran

1. Pemberian edukasi atau pengetahuan berupa pelatihan terhadap seluruh karyawan khususnya bagian layout sangat penting guna memberikan perkembangan terbaru terhadap layout surat kabar terbaru.

2. Selalu mengikuti perkembangan teknologi terbaru dalam hal aplikasi-aplikasi digital yang digunakan untuk proses persiapan dan pengolahan file digital artwork.

3. Meningkatkan inovasi-inovasi terbaru dalam hal persiapan dan pengolahan file digital artwork khususnya di bagian Design.

4. Saling berkomunikasi antar satu designer dengan designer yang lain sehingga jika terjadi sebuah kesalahan tidak saling menyalahkan antara satu orang dan satu orang lain.

STIKOM


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Wattimena, Kristian S., 2006. Materi Kuliah Dasar Teknologi Grafis dan Cetak, STIKOM, Surabaya.

Thayib, Anshari, 1993. Dunia Surat Kabar, PT. Bina Ilmu, Surabaya.

Kuncoro, Mudrajad Ph.D, 2009. Mahir Menulis, Erlangga, Jakarta.

Watimena, Kristian S., 2007. Materi Kuliah Pra Cetak I, STIKOM, Surabaya

STIKOM