B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan permasalahan. Apa yang menjadi dasar pertimbangan putusan hakim, dalam menjatuhkan
pidana tambahan berupa pencabutan hak politik terhadap terpidana korupsi.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan penulis, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan menganalisis
tentang dasar pertimbangan putusan hakim dalam menjatuhkan pidana tambahan berupa pencabutan hak politik terhadap terpidana korupsi.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang hukum pidana mengenai
pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana tambahan pencabutan hak politik terpidana korupsi.
a. Bagi Aparat Penegak Hukum
Hakim yang mengadili tindak pidana korupsi dan Jaksa yang menuntut perkara tindak pidana korupsi agar lebih berani
melakukan terobosan hukum dalam menghukum pelaku tindak pidana korupsi.
b. Bagi Masyakarat
Agar masyarakat selalu medukung penegakan hukum yang dilakukan aparat penegak hukum, dalam menangani kasus korupsi
dan masyarakat tidak salah pilih dalam memilih calon pemimpin atau pejabat publik.
c. Bagi Penulis
Melalui penelitian ini menjadi tambahan pengetahuan bagi penulis khususnya mengenai dasar pertimbangan hakim dalam
menjatuhkan pidana tambahan berupa pencabutan hak politik bagi terpidana korupsi.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian dengan jud ul “Dasar Pertimbangan Putusan Hakim dalam
menjatuhkan Pidana Tambahan berupa Pencabutan Hak Politik bagi Terpidana Korupsi” merupakan karya asli dan bukan plagiat dari Penulisan
HukumSkripsi yang pernah dilakukan oleh peneliti lain. Adapun yang menjadi tema yang sama dalam penelitian Penulisan HukumSkripsi ini,
namun terdapat banyak perbedannya. Berikut beberapa Penulisan HukumSkripsi denga tema yang sama tersebut adalah :
1. Aji Lukman Ibrahim, NPM 10340052, Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2014
a. Judul Skripsi : Analisis Yuridis terhadap Penjatuhan Pidana
Tambahan Pencabutan Hak Memilih dan Dipilih dalam Jabatan Publik Djoko Susilo
b. Rumusan Masalah :
1 Apakah penjatuhan pidana tambahan pencabutan hak memilih
dan dipilih dalam jabatan publik pada kasus Djoko Susilo sudah sesuai dengan Pasal 38 KUHP?
2 Bagaimanakah penjatuhan pidana tambahan pencabutan hak
memilih dan dipilih dalam jabatan publik pada kasus Djoko Susilo dari prespektif Hak Asasi Manusia?
c. Hasil Penelitian :
1 Penjatuhan pidana tambahan pencabutan hak memilih dan
dipilih dalam
jabatan publik
Djoko Susilo
terjadi kesewenang-wenangan,
karena hakim
tidak membatasi
pencabutan hak tersebut dalam jangka waktu tertentu seperti yang telah diatur dalam Pasal 38 KUHP.
2 Penjatuhan Pidana Tambahan Pencabutan hak memilih dan
dipilih dalam jabatan publik Djoko Susilo termasuk pelanggaran HAM, karena telah mencabut hak tersebut secara utuh, yang
seharusnya hanya membatasinya dalam jangka waktu tertentu. Akibat dari pidana tambahan tersebut Djoko Susilo tidak dapat
menggunakan haknya untuk memilih dan dipilih dalam jabatan publik seumur hidup, meskipun telah bebas dari hukuman
penjara yang telah dijalaninya 2.
Siti Nurkholisah, NPM : B111 12 257, Universitas Hasanuddin Makassar, 2016
a. Judul Skripsi : Tinjauan Yuridis Terhadap Pencabutan Hak Memilih
dan Dipilih dalam Jabatan Publik sebagai Pidana Tambahan dalam Tindak Pidana Korupsi Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung
Nomor 537 KPid.Sus2014? b.
Rumusan Masalah :
1 Bagaimanakah kesesuaian penjatuhan pidana tambahan berupa
Pencabutan Hak memilih dan dipilih dalam jabatan publik kasus Djoko Susilo dengan Pasal 38 KUHP Studi Kasus Putusan
Mahkamah Agung Nomor 537 KPid.Sus2014? 2
Bagaimanakah Pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan Pidana Tambahan berupa pencabutan hak memilih dan dipilih dalam
jabatan publik bagi terpidana korupsi Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 537 KPid.Sus2014
c. Hasil Penelitian :
1 Penerapan Pencabutan Hak memilih dan dipilih dalam jabatan
publik yang dimuat dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor
537Pid.Sus2014 yang dijatuhkan kepada terdakwa Djoko Susilo adalah kurang tepat, karena tidak sesuai dengan Pasal 38
KUHP. 2
Parameter Hakim dalam menjatuhkan putusan berupa pidana tambahan berupa pencabutan hak memilih dan dipilih dalam
jabatan publik yang dijatuhkan kepada terdakwa Djoko susilo lebih kepada pemberian efek jera bagi pelaku korupsi dan juga
sebagai upaya pencegahan agar semakin berkurang kasus korupsi yang terjadi di Negara Indonesia.
3. Caroline Kasemetan, NPM 100510442, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, 2014. a.
Judul Skripsi : Implementasi Sanksi Pidana Pembayaran Uang Pengganti dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi.
b. Rumusan Masalah :
1 Bagaimana eksistensi dari peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan sanksi pidana pembayaran uang pengganti dalam upaya penaggulangan tindak pidana korupsi ?
2 Bagaimana penerapan sanksi pidana pembayaran uang pengganti
dalam berbagai perkara tindak pidana korupsi di Indonesia ? c.
Hasil Penelitian :
1 Keberadaan atau eksistensi peraturan sanksi pidana uang
pengganti sudah kuat dan jelas kedudukannya dalam tata hukum positif di Indonesia. Keberadaan atau eksistensi peraturan sanksi
pidana uang pengganti dari segi penerapan penjatuhan sanksi dalam putusan pengadilan sudah berperan dengan baik.
2 Penerapan Pasal 18 ayat 1 UUPTK dalam berbagai perkara
tindak pidana korupsi belum ada kesamaan terkait cara penghitungan untuk menetapkan jumlah atau besaran uang
pengganti dan proses pembuktian di persidangan menjadi hal yang penting dalam menerapkan Pasal 18 ayat 1 UUPTPK.
Penerapan Pasal 18 ayat 3 UUPTPK dalam berbagai perkara tindak pidana korupsi masih sangat ringan dan membuka jalan
bagi terdakwa untuk menjalani pidana subsider daripada membayar uang penggani yang telah ditetapkan.
F. Batasan Konsep