PENGGUNAAN MODEL INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DAUR HIDUP HEWAN KELAS IV SDN TEGALWERU KABUPATEN MALANG

(1)

PENGGUNAAN MODEL INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DAUR HIDUP HEWAN KELAS IV

SDN TEGALWERU KABUPATEN MALANG

SKRIPSI

Oleh :

Linda Krisnawati

201110430311209

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(2)

i

PENGGUNAAN MODEL INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DAUR HIDUP HEWAN KELAS IV

SDN TEGALWERU KABUPATEN MALANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan guru sekolah dasar

OLEH :

LINDA KRISNAWATI

201110430311209

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(3)

(4)

(5)

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Linda Krisnawati

Tempat, tanggal lahir : Malang, 30 November 1992

NIM : 201110430311209

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Inquiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Daur Hidup Hewan Kelas IV SDN Tegalweru Kabupaten Malang” adalah hasil karya saya dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian atau keseluruhan, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan atau daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh dibatalkan, serta diproses dengan ketentuan hukum yang berlaku. 3. Skripsi ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan hak bebas royalty

non eksklusif.

Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 18 Januari 2016

Linda Krisnawati 201110430311209


(6)

v

MOTTO

Artinya:

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberikan ilmu pengetahuan beberapa derajat.

(Qs. Almujadalah:11) dan

“ Percayalah dengan kemampuan kita sendiri jika kita bisa kenapa kita tidak berjuang untuk bisa meraih mimpi kita”.


(7)

vi

PERSEMBAHAN

Rasa syukur kepada Allah SWT yang memberikan rahmat-Nya, nikmat-Nya dan hidayah-Nya serta Nabi besar Muhammad SAW yang memberikan petunjuk ke jalan yang terang dan benar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kupersembahkan skripsi ini untuk :

1. Ayah Alm. Warsono dan Ibunda Ngatemi yang senantiasa membimbing serta menjaga dengan segala do`a dan kasih sayangnya. Terimakasih atas segala cinta dan pengorbanan yang telah kalian berikan. Ya Allah, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku.

2. Kakakku Winarti yang telah mendukung dari awal sampai akhir dan memberikan semangat yang tiada hentinya.

3. Keluarga besar dari Ayahanda dan Ibunda yang selalu mempertanyakan kapan lulus dan diwisuda. Terimakasih atas do`a dan dorongan yang membuat saya menjadi pantang menyerah.

4. Sahabat-sahabat seperjuangan saya mulai dari SMK hingga Kuliah yang selalu disamping saya “Genk Daster” Isna Kusumawati, Ieva Rismawati, Luluk Ismawati, Aisyah Wiradhina dan teman kuliah Sila anggarsari, Aguz, Emak, Novi, Wiwin, Vina, Windy. Trimakasih sudah mengisi sebagian ruang kosong saya dengan kebersamaan serta saling mendukung dikala suka maupun duka.

5. Teman Spesialku Dedy Efendy, Terimakasih sudah mendampingi, mendengarkan segala keluh kesah, dan memberikan semangat hingga skripsi ini bisa terselesaikan.

6. Keluarga besar PGSD, khususnya PGSD-D angkatan 2011. 7. Dewan guru SDN Tegalweru Kabupaten Malang.

8. Semua pihak terkait yang tidak mungkin dapat penulis sebutkan satu per satu, dan


(8)

vii ABSTRAK

Krisnawati, Linda. 2016. Penggunaan Model Inquiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Daur Hidup Hewan Kelas IV SDN Tegalweru Kabupaten Malang. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2016. Pembimbing (I) Drs Ichsan Anshory, AM. M.Pd (II) Wahyu Prihanta, M.Kes.

Kata Kunci : Model Inquiri, Hasil Belajar

Hasil observasi yang telah dilakukan di kelas IV SDN Tegalweru Kabupaten Malang, yakni terdapat rendahnya hasil belajar. Hal ini disebabkan, Karena kurangnya penggunaan model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran IPA serta pada saat proses pembelajaran IPA siswa jarang dilibatkan dalam pemecahan suatu permasalahan yang telah dimunculkan oleh guru. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar IPA daur hidup hewan kelas IV SDN Tegalweru Kabupaten Malang dengan Penggunaan Model Inquiri.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas IV SDN Tegalweru Kabupaten Malang yang berjumlah 45 siswa yang terdiri dari 26 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN Tegalweru Kabupaten Malang, serta instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar wawancara, lembar observasi aktifitas guru, dan lembar observasi hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa diperoleh dari soal tes yang dilakukan oleh guru, hasil tes siswa pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I hasil tes siswa yang tuntas yaitu ada 28 siswa nilai yang diperoleh di atas KKM ≥ 70 dengan ketuntasan klasikal 62%, sedangkan 17 siswa lainnya belum tuntas dikarenakan nilai yang diperoleh masih dibawah KKM. Hasil tes siswa pada siklus II menunjukkan bahwa terdapat 42 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM ≥ 70 dengan ketuntasan klasikal 93%, sedangkan 3 siswa yang belum tuntas secara individu karena masih dibawah KKM. Hal ini membuktikan bahwa dengan penggunakan model inquiri mampu meningkatkan hasil belajar IPA SDN Tegalweru Kabupaten Malang.


(9)

viii ABSTRACT

Krisnawati, Linda. 2016. Use of the Model Inquiry To Improve Learning Outcomes IPA Cycle Centre Class IV SDN Tegalweru Malang. Teacher Education Program Elementary School. The Faculty of Education, 2016. Supervisor (I) Drs Ichsan Anshory, AM. M. Pd (II) Wahyu Prihanta,M.Kes.

Keywords: Model Enquiry, Learning

Outcomes observations have been made in the fourth grade IV SDN Tegalweru Malang, there is a lack of learning outcomes. This is due, because lack of the learning model that is applied in the process of learning science as well as during the process of learning science students are less likely to be involved in solving a problem that has been raised by the teacher. Therefore, the purpose of this study is improve learning outcomes animal science life cycle of fourth grade SDN Tegalweru Malang Regency with the use of Model Enquiry.

The method used in this research is a classroom action research. The subject of this action research was grade IV SDN Tegalweru Malang Regency were 45 students consisting of 26 female students and 19 male students. Sources of data in this study were teachers and students of class IV SDN Tegalweru Malang, as well as the instruments used in this study is the questionnaire, observation sheet activities of teachers, and the observation sheet student learning outcomes.

Student learning outcomes obtained from about tests carried out by teacher, test results of students in this study shows that in the first cycle test results of students who pass that there were 28 students grades obtained above KKM ≥ 70 with classical completeness 62%, while 17 other students unfinished because of the values obtained are still below KKM. The test results of students in the second cycle showed that there are 42 students who received grades above KKM ≥ 70 with classical completeness 93%, while the three students who have not completed individually because it is still under the KKM. This proves that the use of models of the inquiry were able to improve learning IPA outcomes SDN Tegalweru Malang.


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wata`ala penulis panjatkan karena hanya berkat rahmat, hidayah dan inayahNya skripsi dengan judul “Penggunaan Model Inquiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Daur Hidup Hewan Kelas IV SDN Tegalweru Kabupaten Malang” dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP, selaku rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Ichsan Anshory AM, M.Pd, selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Dosen Pembimbing I yang selalu sabar memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis.

3. Drs. Wahyu Prihanta, M.Kes, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam membimbing penulis.

4. Drs. Samsul Rahman, M.Si selaku kepala sekolah SDN Tegalweru yang berkenan memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

5. Kedua orang tua beserta keluarga yang telah memberikan dukungan do’a, motivasi, moral, dan material dalam penyusunan skripsi.

Akhir kata segala kritik, usul dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti lain maupun bagi orang lain yang membacanya saat ini ataupun

dikemudian hari.

Malang,18 Januari 2016


(11)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

SURAT PERNYATAAN... iv

PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian dan Keterbatasan Penelitian... 9


(12)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA... 14

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)... 14

b. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD... 16

c. Materi Pokok Pembelajaran IPA... 17

2. Pengertian Pembelajaran KTSP... 19

a. Karakter Pembelajaran KTSP... 20

b. Tujuan Pembelajaran KTSP... 21

c. Kelebihan dan Kelemahan KTSP... 22

3. Model Pembelajaran... 22

a. Model Inquiri... 24

b. Tujuan Model Inquiri... 24

c. Karakteristik Model Inquiri... 26

d. Langkah-langkah Model Inquiri... 26

e. Kelebihan dan Keunggulan Model Inquiri... 31

4. Hasil Belajar... 32

a. Pengertian Hasil Belajar... 32

b. Ranah Hasil Belajar... 34

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar... 41

B. Kerangka Berfikir... 42

C. Hipotesis Penelitian... 43

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 44

B. Kehadiran Peneliti dan Peran Peneliti di Lapangan... 46

C. Lokasi dan Waktu Penelitian... 46


(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Peta Konsep Daur Hidup Hewan... 17

Gambar 2 Model Siklus I dan II... 45

Gambar 4.1 Guru Memperagakan Langkah penelitian... 60

Gambar 4.2 Siswa melakukan Penelitian... 61

Gambar 4.3 Siswa mengerjakan tugas... 61

Gambar 4.4 Siswa melakukan tanya jawab... 63

Gambar 4.5 Siswa berdiskusi... 63

Gambar 4.6 Siswa mengerjakan soal... 64

Gambar 4.7 Guru menayangkan video daur hidup hewan... 73

Gambar 4.8 Siswa mengerjakan LKK... 74

Gambar 4.9 Siswa melakukan tanya jawab... 74

Gambar 4.10 Siswa mengerjakan tes evaluasi... 75


(14)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar... 18

Tabel 1.2 Sintaks Model Pembelajaran Inquiri... 29

Tabel 1.3 Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Inquiri... 30

Tabel 4.1 Tabel Nilai Pra Siklus... 56

Tabel 4.2 Hasil Post Test Siklus I... 64

Tabel 4.3 Hasil Observasi Guru... 65

Tabel 4.4 Hasil Aktivitas Siswa Siklus I... 66

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus I... 69

Tabel 4.6 Peningkatan Nilai Evaluasi ... 70

Tabel 4.7 Hasil Refleksi Siklus I... 71

Tabel 4.8 Hasil Post Test Siklus II... 76

Tabel 4.9 Observasi Aktifitas Guru... 78


(15)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian... 90

Lampiran 2 Wawancara Sebelum Tindakan... 91

Lampiran 3 RPP Siklus 1... 92

Lampiran 4 RPP Siklus 2... 99

Lampiran 5 Lembar Observasi Guru ... 108

Lampiran 6 Lembar Observasi Guru... 110

Lampiran 7 Lembar Pengamatan ... 112

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa... 116

Lampiran 9 Nilai Pra Siklus Siswa... 120

Lampiran 10 Dokumentasi Siklus 1... 121

Lampiran 11 Dokumentasi Siklus 2... 122


(16)

87

DAFTAR PUSTAKA

Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran SAINS Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.

Devi, Poppy.K. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam : Untuk SD Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Depatrtemen Pendidikan Nasional.

Dwitama dan Khusumah.2009.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendikiawan.

Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. http://Sumardi

28.Blogspot.com/2011/01/ranah.kognitif-afektif-psikomotorik.html. diunduh pada tanggal 26 april 2015.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Rajawali Press.

Kunandar. 2007. Guru Professional Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo. Mulyasa. 2008. Menjadi guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

DanMenyenangkan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Muslich Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2012. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.2013.Tentang Implementasi Kurikulum Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.

Riyanto, Yamin.2009. Paradigma Baru Pembelajaran, Jakara: Prenada Media Group.


(17)

88

Rustaman, Nuryani. Dkk. 2014. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Rawamangun-Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Samatowa, Usman, 2006. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : PT Indeks.

Marsudi, 2012. Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Model Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. Skripsi Tanjung Pura.

Sudjana. Nana 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-undang Republik Indonesia. No. 20 Tahun 2003 Tentan Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Depdiknas.

Uno B Hamzah,Lamatengggo Nina dan Koni Satria 2011.Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara.


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Menerut Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang berbunyi :

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak seta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”

Adanya perkembangan kehidupan, pendidikan juga mengalami dinamika yang semakin lama semakin berkembang dan berusaha beradaptasi dengan gerak perkembangan yang dinamis tersebut. Seperti halnya dunia pendidikan yang mengembangkan berbagai inovasi. Hal ini penting dilakukan untuk kemajuan kualitas pendidikan yang tidak hanya menekankan pada teori, tetapi juga harus bisa diarahkan pada hal yang bersifat praktis.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap,


(19)

2

pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh pada tanggal 14 September 2015 di SDN Tegalweru kab. Malang, menurut guru kelas bahwa perubahan kurikulum K13 dan kembali lagi kedalam KTSP membuat guru kelas bingung dengan sistem nilai yang dibuat dan uji coba tersebut hanya sampai 6 bulan (1 semester), serta pada pembelajaran IPA tentang daur hidup hewan kelas IV SDN tegalweru masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM yang harus ditempuh untuk mencapai ketuntasan yakni 70, dari jumlah siswa 45 siswa yang tuntas berjumlah 22 dari atau 48% siswa dan yang tidak tuntas berjumlah 23 atau 52% siswa. Kondisi seperti itu disebabkan karena guru jarang menggunakan model pembelajaran sehingga siswa mudah bosan dan gaya pembelajaran guru yang sering meninggalkan kelas pada saat proses pembelajaran. Sedangakan praktek pembelajaran sehari-hari disekolah masih mengalami berbagai persoalan dengan perangkat pembelajaran yang digunakan untuk mengoperasikan jalannya pembelajaran. Diantara masalah itu misalnya (1) guru hanya menggunakan metode ceramah saja sehingga siswa mudah bosan; (2) kurangnya sarana dan prasana guna mendukung proses pembelajaran pada siswa; (3) pemanfaatan sumber dan media pembelajaran yang tersedia dilingkungan sekitar siswa belum optimal dan kurang menggunakan situasi kehidupan yang leih nyata; (4) model pembelajaran konvensional yang kurang melibatkan siswa secara aktif masih


(20)

3

banyak diterapkan oleh guru, sehingga kurang mampu memicu terjadinya proses pembelajaran aktif; (5) penilaian proses juga kurang berjalan secara optimal karena keterbatasan kemampuan mengembangkan perangkat instrumen asesmen.

Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran guru kurang memanfaatkan atau menggunakan model pembelajaran dikarenakan ada beberapa faktor yang kurang mendukung, diantaranya yakni faktor: (1) jumlah siswa yang banyak sehingga siswa menjadi tidak fokus dalam pembelajaran, (2) daya serap siswa terhadap materi yakni masih rendah dikarenakan siswa hanya diterangkan materinya saja tidak ada media pembelajaran/model pembelajaran yang dipergunakan untuk memperjelas materi, (3) keterlibatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran kurang aktif, (4) siswa mudah bosan dengan materi yang disampaikan oleh guru, (6) siswa cenderung lebih asik bermain sendiri dan mengajak temannya berbicara dibandingkan mendengarkan materi yang disampaikan guru.

Dari permasalahan diatas, yang menjadi penyebab utama rendahnya hasil belajar siswa yakni kegiatan pembelajaran yang kurang membuat siswa untuk lebih aktif untuk mengikuti pembelajaran serta guru juga jarang menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi sehingga pembelajaran yang digunakan kurang menarik perhatian siswa, guru juga jarang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran. Sehingga peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran IPA materi daur hidup hewan dengan model inquiri.


(21)

4

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang lain seperti, penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan oleh Marsudi pada tahun 2012 dalam penerapan model inquiri. Pada penelitiannya tersebut, menemukan bahwa: (1) Penerapan Model Inquiri digunakan untuk meningkatkan pembelajaran IPA, (2) hasil belajar siswa setelah diterapkan model Inquiri.

Terdapat beberapa perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti yang relevan. Perbedaannya terdapat pada: (1) Subyek yang digunakan oleh

Marsudi yakni bertempat di SDN 13 Romo Sanggau Ledo Kecamatan

Sanggau Ledo sebagai tempat penelitiannya, sedangkan tempat yang digunakan oleh peneliti adalah SDN Tegalweru Kabupaten Malang, (2) jumlah siswa pada peneliti terdahulu yakni 19 siswa sedangkan pada peniliti sekarang jumlah siswanya yakni 45 siswa, (3) Peneliti terdahulu yakni berupaya meningkatkan proses pembelajaran pada guru. Sedangkan persamaannya terdapat pada (1) Penerapan Model Inquiri, (2) Kurikulum yang digunakan yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Dengan demikian Seiring dengan perkembangan inovasi dalam dunia pendidikan IPA, perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ikut melaju dengan pesatnya karena selalu berkaitan erat dengan perkembangan teknologi yang memberikan wahana yang memungkinkan perkembangan tersebut. Perkembangan yang pesat telah menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep IPA yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam masyarakat. Dalam penyesuaian perkembangan tersebut, kreatifitas dan kualitas sumberdaya manusia harus ditingkatkan.


(22)

5

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya dititik beratkan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Untuk meningkatkan kualitas peserta didik melalui pengajaran IPA yang berkaitan dengan model pembelajaran inquiri dimana siswa dapat meneliti sendiri tentang perubahan bentuk yang terjadi pada daur hidup hewan kupu-kupu.

Model Pembeajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas Arends, 1997:7 (dalam Tranto,2012:58).

Menurut piaget (Mulyasa, 2008:108) bahwa model pembelajaran

inquiry adalah model pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi

untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan siswa lain.


(23)

6

Proses belajar terdapat dalam pembelajaran. Menurut Lefrancois dalam Yamin (2013:15) Pembelajaran ( instructions) merupakan persiapan

kejadian-kejadian eksternal dalam suatu situasi belajar memudahkan pembelajar belajar, menyimpan (kekuatan memgingat informasi), atau mentransfer pengetahuan dan ketrampilan, dalam pembelajaran yang akan diteliti pembelajaran ini berdasarkan kurikulum yang digunakan di lingkungan sekolah SDN Tegalweru kabupaten Malang yakni Pembelajarn KTSP.

Pembelajaran KTSP menurut Mulyasa (2012:19) adalah sesuatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pada sistem KTSP, sekolah memiliki “ full authoritay and responsibility” dalam

menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi,misi,dan tujuan satuan pendidikan untuk mewujudkan, sekolah dituntut untuk mengembangkan standart kompetensi dan kompetensi dasar kedalam indikator kompetensi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan model Inquiri dalam pembelajaran daur hidup

hewan?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran daur hidup hewan dengan menerapkan model Inquiri?


(24)

7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui tujuan penelitiannya sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan penggunaan model Inquiri

dalam pembelajaran IPA daur hidup hewan.

2. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA daur hidup hewan dengan menerapkan model

Inquiri.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang bisa diambil dari penelitian tindakan kelas

(PTK) ini ada 2 aspek yakni secara teoritis dan Praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi siswa dan guru pengajar di SDN Tegalweru.

b. Dapat digunakan untuk pengembangan kurikulum.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1). Memberikan kegiatan belajar yang menarik, menyenangkan serta menumbuhkan bakat dan minat siswa untuk belajar. 2). Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses


(25)

8

3). Meningkatkan semangat belajar siswa serta meningkatkan hasil belajar siswa.

4). Merangsang siswa untuk meneliti sendiri pembelajaran yang dilakukan agar siswa mampu berpikir kritis dalam proses pembelajaran.

b. Bagi Guru

1). Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan dalam menangani proses belajar mengajar didalam kelas.

2). Upaya untuk melakukan koreksi dan menemukan konsep diri untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

1). Upaya meningkatkan inovasi pembelajaran bagi guru dilingkungan sekolah.

2). Peningkatan keprofesionalan guru sebagai personel kunci disekolah.

d. Bagi Peneliti

1). Sebagai pedoman dalam menyusun PTK.

2). Sebagai bahan belajar dalam menyusun rancangan penelitian dan pengajaran dengan menggunakan model inquiri.


(26)

9

E. Ruang Lingkup Penelitian dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Tegalweru Kab. Malang pada siswa kelas IV dengan jumlah siswa 45 yang terdiri dari 26 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini difokuskan pada upaya mengatasi permasalahan yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN Tegalweru kab. Malang dalam pembelajaran IPA daur hidup hewan.

Sesuai dengan permasalahan yang terjadi di kelas IV SDN Tegalweru Kab. Malang, maka peneliti menggunakan model Inquiri yang dijadikan solusi

untuk mengatasi pembelajaran KTSP. Penggunaan model inquri ini dapat

memberikan suasana yang menyenangkan dan bermakana serta keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting bagi siswa untuk mengalami secara langsung dalam proses belajar mengajar.

Keterbatasan Penelitian yakni peneliti hanya memakai 2 daur hidup hewan yakni daur hidup kupu-kupu dan daur hidup katak.

F. Definisi Operasional

Definisi Operasional ini digunakan agar tidak terjadi kesalah pahaman penjabaran istilah dalam judul. Adapun definisi operasional adalah sebagai berikut:

a). Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains berasal dari bahasa inggris “Science” berasal dari kata dalam


(27)

10

bahasa latin “Scientia” yang berarti saya tahu. Menurut Jujun Suriasumantri, 1998:299 dalam (Trianto,2010 :136).

b). Model Pembelajaran

Pengertian Model Pembelajaran adalah Pola dalam yang berasal dari merancang pembelajaran, dapat juga didefinisikan sebagai langkah pembelajaran, dan perangkatnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kata kunci model pembelajaran di antaranya pola atau langkah proses pembelajaran. Menurut Joice dan weill (1986) mengidentifikasi diantara bentuk social family model adalah group investigation, role playing, jurisprudential inquiry, laboratory training, dan social science inquiry.

Model pembelajaran ini disebut pembelajaran aktif karena model bila dipraktikkan memungkinkan peserta didik belajar secara aktif.

Keaktifan ini ditandai dengan berfikir, berbicara,

mendengarkan,mengamati, merasakan, melakukan. Seluruh unsur pancaindra peserta didik akan bekerja secara sinergis sehingga proses berajarnya optimal.

c). Model Inquiri

Pengertian Pengajaran Berdasarkan Inquiri, antara satu dengan yang lainnya berbeda secara gradual. Diantaranya rumusan itu adalah : “ Discover terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses-proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip” Robert B. Sund, 1973,hlm. 62-63.(Skripsi, 2011).


(28)

11

Model pembelajaran Inquiry berorientasi kepada guru dan siswa yang domain masalah sosial (joice dan weil,1986;Akbar, 2011-b). Masalah sosial diangkat dari situasi kehidupan rill,refleksi membaca, dari konflik sosial yang ada di dalam kelas itu sendiri atau sumber lain. Kriteria yang sangat penting pada model ini adalah semua peduli pada masalah yang diangkat dan masalah yang dipelajari merupakan masalah sesungguhnya.

d). Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan (Mulyasa,2009:212).

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa setelah menerima pembelajaran yang diperolehnya dari hasil tes lisan maupun tulis untuk menjadikan landasan tindak lanjut dalam assesment.

e). Pembelajaran KTSP

KTSP merupakan singkatan dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan karakteristik peserta didik.

Sekolah dan komite sekolah atau madrasah dan komite madrasah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Perididikan dan silabus


(29)

12

berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan dibawah supervisi Dinas Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dibidang pendidikan di SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA seria SMK. dengan demikian Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum Oprasional yang di susun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.

Mengingat bahwa penyusunan KTSP diserahkan kepada sebuah pendidikan sekolah dan daerah masing-mosing, diasumsikan bahwa guru, kepala sekolah dan dewan pendidikan akan sangat bersahabat dengan kurikulum tersebut. Diasumsikan demikian karena mereka terlibat Iangsung dan guru yang akan melaksanakan proses belajar mengajar di kelas sehingga memahami betul apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran baik kekuatan, kelemahan, tantangan dan juga peluang.

Mulyasa (2007:65) Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan atau satuan pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.


(30)

13

Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:

1). Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia. 2). Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat

dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3). Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa KTSP memiliki dua tujuan yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus. Tujuan umum KTSP adalah menciptakan kemandirian guru melalui pergantian sistem penyusunan kurikulum dari sentralistik menjadi desentralistik.


(1)

3). Meningkatkan semangat belajar siswa serta meningkatkan hasil belajar siswa.

4). Merangsang siswa untuk meneliti sendiri pembelajaran yang dilakukan agar siswa mampu berpikir kritis dalam proses pembelajaran.

b. Bagi Guru

1). Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan dalam menangani proses belajar mengajar didalam kelas.

2). Upaya untuk melakukan koreksi dan menemukan konsep diri untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

1). Upaya meningkatkan inovasi pembelajaran bagi guru dilingkungan sekolah.

2). Peningkatan keprofesionalan guru sebagai personel kunci disekolah.

d. Bagi Peneliti

1). Sebagai pedoman dalam menyusun PTK.

2). Sebagai bahan belajar dalam menyusun rancangan penelitian dan pengajaran dengan menggunakan model inquiri.


(2)

E. Ruang Lingkup Penelitian dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Tegalweru Kab. Malang pada siswa kelas IV dengan jumlah siswa 45 yang terdiri dari 26 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini difokuskan pada upaya mengatasi permasalahan yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN Tegalweru kab. Malang dalam pembelajaran IPA daur hidup hewan.

Sesuai dengan permasalahan yang terjadi di kelas IV SDN Tegalweru Kab. Malang, maka peneliti menggunakan model Inquiri yang dijadikan solusi untuk mengatasi pembelajaran KTSP. Penggunaan model inquri ini dapat memberikan suasana yang menyenangkan dan bermakana serta keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting bagi siswa untuk mengalami secara langsung dalam proses belajar mengajar.

Keterbatasan Penelitian yakni peneliti hanya memakai 2 daur hidup hewan yakni daur hidup kupu-kupu dan daur hidup katak.

F. Definisi Operasional

Definisi Operasional ini digunakan agar tidak terjadi kesalah pahaman penjabaran istilah dalam judul. Adapun definisi operasional adalah sebagai berikut:

a). Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains berasal dari bahasa inggris “Science” berasal dari kata dalam


(3)

bahasa latin “Scientia” yang berarti saya tahu. Menurut Jujun Suriasumantri, 1998:299 dalam (Trianto,2010 :136).

b). Model Pembelajaran

Pengertian Model Pembelajaran adalah Pola dalam yang berasal dari merancang pembelajaran, dapat juga didefinisikan sebagai langkah pembelajaran, dan perangkatnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kata kunci model pembelajaran di antaranya pola atau langkah proses pembelajaran. Menurut Joice dan weill (1986) mengidentifikasi diantara bentuk social family model adalah group investigation, role playing, jurisprudential inquiry, laboratory training, dan social science inquiry.

Model pembelajaran ini disebut pembelajaran aktif karena model bila dipraktikkan memungkinkan peserta didik belajar secara aktif. Keaktifan ini ditandai dengan berfikir, berbicara, mendengarkan,mengamati, merasakan, melakukan. Seluruh unsur pancaindra peserta didik akan bekerja secara sinergis sehingga proses berajarnya optimal.

c). Model Inquiri

Pengertian Pengajaran Berdasarkan Inquiri, antara satu dengan yang lainnya berbeda secara gradual. Diantaranya rumusan itu adalah : “ Discover terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses-proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip” Robert B. Sund, 1973,hlm. 62-63.(Skripsi, 2011).


(4)

Model pembelajaran Inquiry berorientasi kepada guru dan siswa yang domain masalah sosial (joice dan weil,1986;Akbar, 2011-b). Masalah sosial diangkat dari situasi kehidupan rill,refleksi membaca, dari konflik sosial yang ada di dalam kelas itu sendiri atau sumber lain. Kriteria yang sangat penting pada model ini adalah semua peduli pada masalah yang diangkat dan masalah yang dipelajari merupakan masalah sesungguhnya.

d). Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan (Mulyasa,2009:212).

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa setelah menerima pembelajaran yang diperolehnya dari hasil tes lisan maupun tulis untuk menjadikan landasan tindak lanjut dalam assesment.

e). Pembelajaran KTSP

KTSP merupakan singkatan dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan karakteristik peserta didik.

Sekolah dan komite sekolah atau madrasah dan komite madrasah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Perididikan dan silabus


(5)

berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan dibawah supervisi Dinas Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dibidang pendidikan di SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA seria SMK. dengan demikian Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum Oprasional yang di susun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.

Mengingat bahwa penyusunan KTSP diserahkan kepada sebuah pendidikan sekolah dan daerah masing-mosing, diasumsikan bahwa guru, kepala sekolah dan dewan pendidikan akan sangat bersahabat dengan kurikulum tersebut. Diasumsikan demikian karena mereka terlibat Iangsung dan guru yang akan melaksanakan proses belajar mengajar di kelas sehingga memahami betul apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran baik kekuatan, kelemahan, tantangan dan juga peluang.

Mulyasa (2007:65) Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan atau satuan pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.


(6)

Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:

1). Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia. 2). Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat

dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3). Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa KTSP memiliki dua tujuan yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus. Tujuan umum KTSP adalah menciptakan kemandirian guru melalui pergantian sistem penyusunan kurikulum dari sentralistik menjadi desentralistik.


Dokumen yang terkait

Aplikasi Model Pembelajaran Quantum Teaching dengan Media Video Pembelajaran untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Daur Hidup Hewan Siswa Kelas IV SDN Sumbersari 02 Jember

0 4 5

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN DAUR HIDUP HEWAN SISWA KELAS IV SDN SUMBERSARI 02 JEMBER

0 7 19

PENERAPAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR HIDUP Penerapan Students Teams Achievement Divisions (StAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup Hewan Bagi Siswa Kelas IV Se

0 1 13

PENERAPAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR Penerapan Students Teams Achievement Divisions (StAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup Hewan Bagi Siswa Kelas IV Semester I SDN 02

0 1 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR HIDUP HEWAN MELELUI MODEL PEMBELAJARAN SAVI PADA SISWA KELAS IV SD PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR HIDUP HEWAN MELELUI MODEL PEMBELAJARAN SAVI PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 16 KARANGASEM LAWEYAN S

0 1 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR HIDUP HEWAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DI KELAS IV SDN CISALAK 2 CIMANGGIS DEPOK.

0 1 35

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN.

0 0 5

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN

0 0 6

PENGGUNAAN MODEL TPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN

0 0 13

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV

0 1 7