PELAKSANAAN PENGAWASAN FUNGSIONAL DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Studi di Badan Pengawasan Kabupaten Malang)

PELAKSANAAN PENGAWASAN FUNGSIONAL DALAM
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( Studi di Badan
Pengawasan Kabupaten Malang )
Oleh: Kaharuddin ( 02230037 )
Goverment Science
Dibuat: 2008-07-11 , dengan 3 file(s).

Keywords: PENGAWASAN FUNGSIONAL, PEMERINTAHAN DAERAH
Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah menegaskan
pentingnya meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan otonomi daerah, melalui
otonomi daerah pemerintah berpeluang membangun kepercayaan publik dan mampu merubah
paradigma atas penyelenggaraan pemerintahan yang kurang responsif dan akomodatif menjadi
lebih terbuka, produktif, efektif dan efisien dengan jalan mewujudkan pengejawantahan konsep
Good Governance. Terselenggaranya pemerintahan yang bersih dan berwibawa dapat dicapai
secara efisien dan efektif melalui suatu sistem pengawasan yang baik. Pengawasan di lingkungan
pemerintahan daerah kabupaten dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintahan
(APFP) seperti Inspektorat Kabupaten (sekarang disebut Bawasda) dan secara gamblang telah
ditegaskan di dalam PP No.79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pelaksanaan Pengawasan atas penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah tersebut selanjutnya telah ditetapkan di dalam Permendagri No.23 Tahun
2007 tentang Pedoman tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif. Secara teknis peneliti
melakukan berbagai wawancara dengan pihak terkait secara langsung dan melaksanakan
pengumpulan data berupa dokumen tertulis yang berkaitan dengan Pelaksanaan Pengawasan
Fungsional Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Data yang didapat dianalisis dan
diintepretasikan kedalam bentuk laporan skripsi yang bertujuan untuk mendeskripsikan
Pelaksanaan Pengawasan Fungsional di Daerah tepatnya pada Badan Pengawasan Kabupaten
Malang dan mengidentifikasi faktor-faktor utama yang harus diperhatikan sebagai entitas
keberadaan Badan Pengawasan di Kabupaten Malang.
Dari hasil Penelitian yang dilaksanakan peneliti, pelaksanaan pengawasan fungsional Badan
Pengawasan berdasarkan ruang lingkup penyelenggaraan pemerintah daerah, ditemukan kegiatan
pelaksanaan pengawasan yang diatur dalam Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Badan
Pengawasan (SOTK) dan sebagai hasilnya terdapat argumentasi yang perlu diperhatikan adalah
lembaga pengawasan (Bawasda) perlu melakukan pembenahan mengingat masih ada hasil
temuan dalam pemeriksaan yang dilaporkan belum terselesaikan dalam bentuk sanksi maupun
hukuman.
Penelitian ini memberi kesimpulan bahwa, Badan Pengawasan Kabupaten Malang (BAWASDA)
dalam melaksanakan tugas pengawasan di daerah sudah optimal. Upaya optimalisasi
pengawasan oleh pemerintah pusat dan daerah dapat ditunjukkan melalui beberapa PP, Kepres,
Kepmen, Perda yang mengacu pada pedoman, Tata Cara, Pembinaan bahkan Inpres tentang
Pengawasan sudah ada. Persoalan tumpang tindih antar lembaga pengawasan bukanlah alasan

atas tidak efisien dan efektifnya pengawasan. Persoalan yang sesungguhnya adalah apabila
ditemukan peningkatan penyalahgunaan wewenang, KKN dan tindakan-tindakan lainnya di
daerah, karena salah satu indikator keberhasilan Pengawasan adalah menurunnya jumlah temuan
kasus di daerah serta meningkatnya disiplin aparat. Berdasarkan penelitian dapat disampaikan

bahwa pengawasan fungsional Badan Pengawasan Kabupaten Malang sudah mengarah pada
pengawasan yang cukup intensif dan dapat mendorong penegakan kedisiplinan di lingkungan
aparatur pemerintah.

Implementaion Law Of Number 32 The year 2004 About Goverment of Area affirms the
importance of increasing efficiency and effectiveness the management of area autonomy,
through government area autonomy is having opportunity builds public trust and can change
paradigm to the management of government which less responsive and akomodatif becomes
barer, productive, efficient and effective by way of realizing personification of concept Good
Governance. The performing of reachable authoritative and clean goverment efficiently and
effective passed an observation system either. Observation in goverment area of sub-province
area executed by Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintahan (APFP) like Sub-Province
Inspektorat (now is called as Bawasda) and clearly has been affirmed in PP No. 79 The Year
2005 about Construction Guidance and Observation of Management of Goverment of Area.
Execution of Observation to the management of Goverment of Area hereinafter has been

specified in Permendagri No. 23 The Year 2007 about Guidance of Observation procedures To
Management of Goverment of Area.
This research researcher applies descriptive research method. Technically researcher does
various interviews with related parties directly and executes data collecting in the form of
document is written related to Execution of Functional Observation In Management of
Goverment of Area. Data owned analysed and interpreted will be into report form skripsi with
aim to description Execution of Functional Observation in Area precisely at Observation Body of
Malang Sub-Province and identifies main factors of which must be paid attention as existence
entity of Observation Body in Malang Sub-Province.
From result Penelitian executed by researcher, execution of functional observation Observation
Body based on scope the management of local government, found execution activity of
observation what arranged in Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pengawasan (SOTK)
and as the result there is argument that need to be paid attention is observation institute
(Bawasda) need to do correction to remember there are still result of finding in inspection
reported has not been finalized in the form of sanction and also penalization.
This research gives conclusion that Observation Body of Malang Sub-Province in executes
observation duty in area have been optimal. optimalisation effort of Observation by central
government and area can be shown through some PP, Kepres, Kepmen, Perda is referring to
guidance, Procedures, Construction even Inpres about Observation is there. Problem of overlap
between observation