PERANAN TERAPI RELAKSASI MEDITASI DALAM MENURUNKAN STRES PADA PENDERITA HIPERTENSI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman yang serba modern ini dengan segala kecanggihan
teknologinya, sungguh merupakan suatu kemajuan zaman, namun dengan
semakin canggihnya teknologi juga diikuti dengan banyaknya penyakit
dikalangan masyarakat. Banyaknya penyakit yang ada dimasyarakat tentunya
berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat kita. Salah satu dari banyaknya
penyakit tersebut diantaranya hipertensi. Penderita hipertensi sering kita jumpai
dikalangan masyarakat terutama disetiap pusat pelayanan kesehatan seperti
puskesmas dan rumah sakit.
Di Amerika, data statistik pada tahun 1980 menunjukkan bahwa sekitar 20%
penduduk menderita hipertensi. Di Indonesia belum ada penelitian nasional yang
menyeluruh, namun diperkirakan angka statistik di Indonesia tidak jauh berbeda
dengan Amerika. Darmoyo (dalam SEO, 2009) dari penelitiannya, menemukan
bahwa antara 1,8% – 28,6% penduduk dewasa adalah penderita hipertensi. Angka
1,8% berasal dari penelitian di Desa Kalirejo, Jawa Tengah, sedangkan nilai
28,6% dilaporkan dari hasil penelitian di Sukabumi, Jawa Barat pada tahun 1990.
Wade (dalam Santi, 2011), menambahkan bahwa angka-angka prevalensi
hipertensi di Indonesia telah banyak dikumpulkan dan menunjukkan di daerah
pedesaan masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan

kesehatan. Baik dari segi case finding maupun penatalaksanaan pengobatannya.
Jangkauan masih sangat terbatas dan sebagian besar penderita hipertensi tidak

1

mempunyai keluhan. Prevalensi terbanyak berkisar antara 6 sampai dengan 15%,
tetapi angka prevalensi yang rendah terdapat di Ungaran, Jawa Tengah sebesar
1,8% dan Lembah Balim Pegunungan Jaya Wijaya, Irian Jaya sebesar 0,6%,
sedangkan angka prevalensi tertinggi di Talang Sumatera Barat 17,8%. Penyakit
ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di
Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Semakin meningkatnya
populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar
juga akan bertambah. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi
terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun
2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini
didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk.
Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala
yang akan berlanjut ke suatu organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit
jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung),dan hipertrofi ventrikel kanan /
left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target di otak yang berupa

stroke, hipertensi menjadi penyebab utama stroke yang membawa kematian yang
tinggi. (Bustan, 2007). Menurut Lanny (2004), hipertensi atau penyakit darah
tinggi sebenarnya adalah gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan
suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah, terhambat sampai kejaringan
tubuh yang membutuhkannya. Tubuh akan bereaksi lapar, yang mengakibatkan
jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bila
kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, timbullah gejala yang disebut
penyakit darah tinggi.

2

Menurut WHO (dalam Lanny, 2004), batas normal tekanan darah adalah
120-140 mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolik. Jadi seseorang disebut
mengidap hipertensi bila tekanan darahnya selalu terbaca diatas 140/90 mmHg.
Menurut Guyton dan Hall (dalam Rustanti, 2005), Bila seseorang dikatakan
menderita hipertensi (tekanan darah tiggi) itu berarti bahwa tekanan arteri ratarata lebih tinggi daripada batas atas yang dianggap normal.
Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan di mana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah dalam tingkat abnormal tinggi
dalam arteri yang ditunjukan dalam bentuk angka sylostic (bagian atas) dan angka
diastolic (bagian bawah). Hipertensi merupakan penyakit yang prevalensinya

cukup tinggi, diderita oleh 10% penduduk dinegara-negara maju. (InHealth,
2011).
Seseorang baru merasakan dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi
komplikasi. Jadi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan organ seperti
gangguan fungsi jantung, koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif atau
stroke. Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para penderitanya.
Peningkatan dari tekanan darah sistolik atau diastolik meningkatkan risiko
mengembangkan penyakit jantung (cardiac), penyakit ginjal (renal), pengerasan
dari arteri-arteri (atherosclerosis atau arteriosclerosis), kerusakan mata, dan stroke
(kerusakan otak). Komplikasi-komplikasi dari hipertensi ini sering dirujuk sebagai
kerusakan akhir organ karena kerusakan pada organ-organ ini adalah hasil akhir
dari tekanan darah tinggi kronis. Oleh sebab itu, diagnosa tekanan darah tinggi

3

sangat penting sehingga usaha-usaha dapat dilakukan untuk membuat tekanan
darah menjadi normal dan mencegah komplikasi-komplikasi.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa hipertensi merupakan faktor resiko
utama untuk terjadinya penyakit jantung, gagal jantung kongesif, stroke,
gangguan penglihatan dan penyakit ginjal. Hipertensi yang tidak diobati akan

mempengaruhi semua sistem organ dan akhirnya memperpendek harapan hidup
sebesar 10-20 tahun. Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang
mengenai mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina,
gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan
kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat selain kelainan koroner dan
miokard. Pada otak sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya
mikroaneurisma yang dapat mengakibakan kematian.(Anggreini. A.D, 2009).
Ciri ciri darah tinggi atau hipertensi, sering ditandai dengan peningkatan
resistensi terhadap aliran darah ke seluruh tubuh. Menurut American Heart
Association atau AHA, sekitar 74,5 juta orang Amerika di atas usia 20 menderita
hipertensi, dan penyebab dari 90 sampai 95 persen kasus hipertensi tidak
diketahui. Walaupun memiliki beberapa gejala, tanda tanda darah tinggi dapat
dilihat oleh perubahan berbagai kardiovaskular yang dapat mempengaruhi
kesehatan seseorang dan menyebabkan kondisi kesehatan yang serius.
Penyebab dari seseorang mengalami hipertensi ini sangatlah banyak, dalam
hal ini penyebab hipertensi dibagi menjadi dua diantaranya hipertensi esensial
(hipertensi primer), yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, dan
hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.

4


Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa, faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah faktor keturunan, ciri
perseorangan, dan kebiasaan hidup seperti mengkonsumsi garam berlebih,
kegemukan atau makan berlebihan, stres, dan faktor lainnya. (Lanny,dkk, 2004).
Faktor penyebab dari hipertensi tersebut selaras dengan Annas (2011),
penyebab hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Hipertensi primer dan
hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak disebabkan
oleh adanya gangguan organ lain seperti ginjal dan jantung. Hipertensi ini dapat
disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti faktor keturunan, pola hidup yang
tidak seimbang, keramaian, stres, dan pekerjaan. Sikap yang dapat menyebabkan
hipertensi seperti konsumsi tinggi lemak, garam, aktivitas yang rendah, kebiasaan
merokok, konsumsi alkohol dan kafein. Sebagian besar hipertensi primer
disebabkan oleh faktor stres dan tekanan psikologis. Hipertensi sekunder,
hipertensi yang disebabkan oleh gangguan ginjal, endokrin, dan kekakuan dari
aorta. Stres dapat menjadi penyebab hipertensi, karena saat seseorang dalam
kondisi stres akan terjadi pengeluaran beberapa hormon yang akan menyebabkan
penyempitan dari pembuluh darah, dan produksi cairan lambung yang berlebihan,
akibatnya seseorang akan mengalami mual, muntah, mudah kenyang, nyeri

lambung yang berulang, dan nyeri kepala. Kondisi stres yang terus menerus dapat
menyebabkan komplikasi hipertensi lebih jauh.
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa stres merupakan salah satu penyebab
dari hipertensi. Pengamatan yang diakukan oleh Framingham Heart Study

5

terhadap kesehatan penduduk dewasa di kota Framingham, Massachusettes
(dalam Lanny, dkk 2004) , menunjukkan bahwa stres pada pekerjaan cenderung
menyebabkan hipertensi berat. Pria yang menjalani pekerjaan penuh tekanan,
misalnya penyandang jabatan yang menuntut tanggung jawab besar tanpa disertai
wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami tekanan darah yang lebih
tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekan kerja mereka pada jabatan
yang lebih longgar tanggung jawabnya. Menurut Lanny, dkk (2004), dalam
kondisi tertekan, adrenalin dan kortisol dilepaskan ke aliran darah sehingga
menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh siap untuk bereaksi. Itulah
yang terjadi saat kita berada alam situasi bahaya atau siaga, tubuh mempersiapkan
reaksi menyerang (fight) atau melarikan diri (flight) yang dipicu adrenalin. Bila
seseorang terus berada dalam situasi seperti ini, tekanan darahnya akan bertahan
pada tingkat tinggi.

Stres sangat berhubungan dengan munculnya hipertensi, hal ini sesuai
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rustanti (2005) mengenai “Studi
deskriptif tentang stres sebagai pencetus hipertensi”, menurutnya ada pengaruh
antara stres dengan munculnya hipertensi. Stres akan berdampak terhadap aktifitas
hipotalamus yang kemudian disalurkan ke jalur susunan saraf otonom dan
seterusnya. Pada individu hipertensi, stres diinformasikan pada hipotalamus
melalui sistem limbik, kemudian hipotalamus mengirim pesan melalui hipofise
sehingga hipofise mensekresi hormon adrenokotropin untuk merangsang
pengeluaran hormon kortisol pada kortex adrenalis, pada hormon kortisol mampu
mempengaruhi metabolisme, disisi lain hipotalamus mengirim pesan kepusat

6

otonom simpatetik medula oblongata kepusat otonom simpatetik untuk
merangsang bagian medulla kelenjar adrenalis untuk mengeluarkan hormon
adrenalis kejantung dan pembuluh darah. Kedua pesan tadi menaikkan tekanan
darah dan aliran darah ke sisitem otot dan tulang menaikkan darah ke otak,
meningkatkan frekuensi pernafasan, meningkatkan denyut jantung sehingga
menaikkan kontruksi oksigen pada jantung dan pembuluh darah.
Menurut Agoes (2003), stres dapat berdampak terhadap kognisi seseorang

seperti mudah lupa, sulit berkonsentrasi, gangguan mental dan peka terhadap
kritikan. Sehingga secara psikologis orang hipertensi yang mengalami stres selain
dapat memicu adanya kenaikan tekanan darah, stres dapat menghambat seseorang
dalam menyelesaikan permasalahannya. Hal ini dikarenakan adanya hambatan
kognisi seseorang yang mengalami stres sehingga sulit berkonsentrasi dan sulit
untuk fokus terhadap masalahnya, menjadi mudah lupa dan sulit membuat
keputusan. Biasanya orang yang mengalami stres emosinya labil dan mudah
marah serta pesimis.
Junenette L. Peters, dkk (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “ Stres as
a Potential Modifier of the Impact of Lead Levels on Blood Pressure: The
Normative Aging Study”. Dari hasil penelitiannya terdapat hubungan antara stres
dengan hipertensi dan juga penuaan. Dari beberapa pendapat diatas, dapat
disimpulkan bahwa stres sangat berpengaruh terhadap hipertensi, dimana orang
yang mengalami stres tekanan darahnya akan naik dan stres merupakan salah satu
pemicu hipertensi.

7

Menurut Selye (dalam Hawari, 2001) stres adalah respon tubuh yang
sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Bila seseorang

setelah mengalami stres mengalami gangguan pada satu atau lebih organ tubuh
sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan fungsi pekerjaannya
dengan baik, maka ia disebut mengalami distres. Pada gejala stres, gejala yang
dikeluhkan penderita didominasi oleh keluhan-keluhan somatik (fisik), tetapi
dapat pula disertai keluhan-keluhan psikis. Tidak semua bentuk stres mempunyai
konotasi negatif, cukup banyak yang bersifat positif, hal tersebut dikatakan
eustres.
Menurut Safira dan Saputra (2009), pengertian stres dapat ditinjau dari tiga
pendekatan. Pendekatan pertama definisi stres dihubungan dengan respon stres,
yaitu peristiwa yang menekan sehingga seseorang dalam keadaan tidak berdaya
akan menimbulkan dampak negatif, misalnya pusing, tekanan darah tinggi, mudah
marah, sedih. Pendekatan kedua, definisi stres dihubungkan dari sisi stresor atau
sumber stres. Stres dalam hal ini digambarkan sebagai kekuatan yang
menimbulkan tekanan-tekanan dalam diri, muncul jika tekanan yang dihadapi
melebihi batas optimum. Pendekatan ketiga adalah pendekatan interaksionis yang
menitikberatkan definisi stres dengan adanya transaksi antara tekanan dari luar
dengan karakteristik individu, yang menentukan apakah tekanan tersebut
menimbulkan stres atau tidak.
Beberapa hal diatas dijelaskan bahwa stres salah satu penyebab dari
seseorang mengalami hipertensi, sehingga diharapkan seseorang yang mengalami

hipertensi tidak mengalami stres. Ada beberapa cara untuk mengatasi hipertensi.

8

Safudin (2011), mengemukakan beberapa cara untuk mencegah hipertensi
diantaranya: Kurangi konsumsi garam dalam makanan; konsumsi makanan yang
mengandung kalium, magnesium dan kalsium; selain itu kurangi minum minuman
atau makanan beralkohol; olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah
tinggi. Memilih olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai,
dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali
seminggu; makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau,
pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk; selain itu dapat menjalani terapi anti stres
agar mengurangi stres dan mampu mengendalikan emosi; berhenti merokok juga
berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi; kendalikan
kadar kolesterol; kendalikan diabetes; hindari obat yang bisa meningkatkan
tekanan darah. Konsultasikan ke dokter jika menerima pengobatan untuk penyakit
tertentu, untuk meminta obat yang tidak meningkatkan tekanan darah.
Selama ini penanganan hipertensi dikalangan masyarakat banyak dilakukan
secara medis diantaranya dengan memberikan obat-obatan untuk menurunkan
hipertensi. Sehingga masyarakat cenderung untuk mengkonsumsi obat-obatan

secara terus-menerus agar tekanan darah mereka turun. Penanganan hipertensi
selain mengkonsumsi obat, kadangkala dengan mengkonsumsi buah-buahan yang
berkhasiat dalam menurunkan tekanan darah seperti belimbing, jeruk, dan melon.
Menurut Lanny, dkk (2004) kiat untuk menurunkan hipertensi diantarnya dengan
cara menurunkan kelebihan berat badan, olahraga secara teratur, diet mengurangi
konsumsi garam, dan mengontrol stres.

9

Dampak dari seseorang yang mengkonsumsi obat dalam jangka lama tidak
baik untuk kesehatan, sehingga diharapkan adanya alternatif lain dalam
penanganan hipertensi ini. Seperti yang telah dikemukakan Lanny, dkk (2004),
salah satu cara untuk menurunkan hipertensi dengan mengontrol stres. Sedangkan
salah satu cara untuk mengurangi stres seseorang yang mengalami hipertensi yaitu
dengan melakukan terapi relaksasi. Burn (dikutip oleh Beech, dkk dalam Subandi,
2002) menjelaskan bahwa keuntungan yang diperoleh dari latihan relaksasi antara
lain: membuat individu lebih mampu menghindari reaksi yang berlebihan karena
adanya stres, masalah-masalah yang berhubungan dengan stres seperti hipertensi,
sakit kepala, insomnia dapat dikurangi atau diobati dengan relaksasi, mengurangi
kecemasan, meningkatkan ketrampilan kerja, membantu menyembuhkan penyakit
tertentu dan operasi, dan lainnya. Sehingga diharapkan dengan adanya terapi
relaksasi ini dapat menurunkan tekanan darah seseorang.
Terapi relaksasi dapat menurunkan tekanan darah tinggi, hal ini dibuktikan
dari penelitian Hoelscher dan Lichstein, serta Kartono (dalam Subandi : 2002),
menunjukkan bahwa relaksasi dapat menurunkan tekanan darah systolic dan
diastolic pada penderita hipertensi. James A. Blumental, dkk (2002), dalam
penelitiannya yang berjudul “behavioral approaches to the treatment of essential
hypertention”, juga menggunakan teknik relaksasi guna mengurangi stres pada
penderita hipertensi.
Ada macam-macam bentuk dari terapi relaksasi diantarnya : relaksasi otot,
relaksasi indera, relaksasi melalui hipnose, yoga dan meditasi. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan relaksasi meditasi. Adapun alasan peneliti menggunakan

10

terapi relaksasi meditasi ini yakni karena manfaat dari meditasi sangatlah banyak
bagi penderita hipertensi salah satunya dengan meditasi dapat menurunkan stres.
Selain itu didukung dengan adanya beberapa peneliti yang telah menggunakan
meditasi dalam penelitiannya untuk menurunkan stres, dan terbukti dengan
meditasi ini dapat menurunkan tekanan darah pada hipertensi. Selain itu meditasi
merupakan tehnik relaksasi yang mudah dipelajari. Hal ini selaras dengan
pendapat Greenberg (1999) yang menyatakan bahwa meditasi sangat populer dan
bisa dipelajari dengan cepat dan mudah.
Meditasi merupakan metode latihan yang digunakan untuk melatih
perhatian untuk dapat meningkatkan taraf kesadaran, yang selanjutnya dapat
membawa proses-proses mental dapat lebih terkontrol secara sadar. Efek dari
meditasi antara lain meningkatkan gelombang apha gelombang otak yang terdapat
pada kondisi tubuh yang rileks. Efek meditasi pada kondisi psikis disebutkan
Ornstein (dalam Subandi, 2002) dengan menunjukkan berbagai penelitian yang
menyimpulkan bahwa meditasi dapat mengubah kesadaran seseorang, dari
kesadaran normal pada kesadaran lain yang sering disebut dengan Altered States
of Consciousness (ASC”). Perubahan-perubahan yang terjadi ketika seseorang
berada dalam kondisi ASC antar lain adalah adanya perubahan pikiran, perasaan
tentang waktu, kontrol diri, persepsi, body image, perasaan atau pengalaman yang
sulit untuk diceritakan (ineffable).
Efendi (dalam Rokhmah, 2008)

menyatakan bahwa orang melakukan

meditasi dapat mengatasi stres, mendapat ketenangan batin, dan dapat juga
mendekatkan diri pada Tuhan. Menurut Zein (dalam Rokhmah, 2008)

11

menerangkan bahwa meditasi ditanamkan kedalam klinik pengurangan stres serta
relaksasi. Karena meditasi terutama yang berakhir pada keyakinan mendalam,
dapat juga menjadi alat yang sangat baik untuk membantu pasien tetap
bersemangat tinggi dan bahkan hidup lebih lama. Juga dikuatkan oleh
pendapatnya Ety (dalam Rokhmah, 2008), yang menguraikan bahwa salah satu
upaya pertahanan terhadap stres adalah mengubah respon, yaitu melalui yoga,
meditasi, teknik pernafasan sehat, relaksasi, terapi aroma dan terapi musik. Dari
beberapa hal diatas dapat diketahui bahwa meditasi merupakan salah satu terapi
relaksasi yang dapat membantu seorang yang hipertensi dalam menurunkan
stresnya, sehingga diharapkan dengan terapi relaksasi meditasi ini dapat
membantu penderita hipertensi menurunkan stresnya.

12

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan permasalahan
yakni apakah terapi relaksasi meditasi dapat menurunkan stres pada penderita
hipertensi.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan terapi relaksasi
meditasi dalam menurunkan stres pada penderita hipertensi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dari penelitian ini dapat memperkaya khasanah keilmuan
psikologi klinis, khususnya tentang salah satu model terapi dalam
menurunkan stres.
2. Manfaat Praktis
- Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua
penderita hipertensi yang mengalami stres khususnya bagi subjek
penelitian agar dapat membantu subjek dalam mengatasi hipertensi yang
dideritanya.
- Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada semua
pihak terutama bagi pihak kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas dan
lainnya,

sehingga

dapat

memberikan

dasar

pertimbangan

dalam

memberikan terapi pskologis, serta memberikan pendampingan bagi
penderita hipertensi.

13

PERANAN TERAPI RELAKSASI MEDITASI DALAM MENURUNKAN STRES
PADA PENDERITA HIPERTENSI

Usulan Penelitian untuk Tesis Sarjana S-2
Program Studi Magister Profesi Psikologi

Diajukan oleh :
Nasruliyah Hikmatul Maghfiroh
NIM 09820031

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Februari 2012

PERANAN TERAPI RELAKSASI MEDITASI DALAM MENURUNKAN
STRES PADA PENDERITA HIPERTENSI

Yang diajukan oleh:
Nasruliyah Hikmatul Maghfiroh
Nim : 09820031

Telah disetujui
Tanggal, 25 Februari 2012

Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Dra. Tri Dayakisni, M.Si, Psi

M. Salis. Yuniardi, M.Psi

Direktur

Ketua Program Studi

Program Pasca Sarjana

Magister Profesi Psikologi

Dr.Latipun, M.Kes

Dr. Diah Karmiyati, M.Si, Psi

TESIS
Dipersiapkan dan disusun oleh:
NASRULIYAH HIKMATUL MAGHFIROH
Nim : 09820031

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Tanggal, 16 Februari 2012

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua

: Dra. Tri Dayakisni, M.Si, Psi

...................

Sekretaris

: M. Salis. Yuniardi, M.Psi

...................

Penguji I

: Dr. Diah Karmiyati, M.Si, Psi

...................

Penguji II

: Dra. Djudiyah, M.Si, Psi

...................

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini, saya:
Nama

: NASRULIYAH HIKMATUL MAGHFIROH

NIM

: 09820031

Program Studi

: Magister Profesi Psikologi

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:
1. Tesis dengan judul
PERANAN TERAPI RELAKSASI MEDITASI DALAM MENURUNKAN STRES
PADA PENDERITA HIPERTENSI
Adalah hasil karya saya dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang
pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan
Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, bagi sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis
dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka
2. Apabila ternyata didalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK
YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku
3. Tesis dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY
NON EKSLUSIF.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Malang, 16 Februari 2012
Yang menyatakan

Nasruliyah Hikmatul Maghfiroh
iv

KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadiratAllah SWT karena atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini guna memenuhi persyaratan
gelar S-2 Program Studi Magister Profesi Psikologi
Penulis menyadari bahwa kelancaran penyusunan tesis ini tidak terlepas dari adanya
dorongan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan ini, khususnya kepada :
1. Ibu Dr. Diah Karmiyati, M.Si, Psi selaku ketua program Pasca Sarjana Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Dra. Tri Dayakisni, M.Si, Psi selaku pembimbing kami, terima kasih atas bimbingan,
bantuan, dan dukungannya selama ini.
3. Bapak M. Salis. Yuniardi, M.Psi yang telah membimbing kami selama ini, terima kasih
atas bimbingan, bantuan, dan dukungannya selama ini.
4. Ibu Dra. Djudiyah, M.Si, Psi kami ucapkan terima kasih atas sarannya.
5. Bapak Yudi.Suharsono, M.Si trimakasih banyak atas bimbingannya selama ini.
6. Seluruh dosen dan karyawan Pasca Sarjana Psikologi Universitas Muhammadiyah
Malang, terima kasih banyak atas semua bantuan dan bimbingannya selama ini.
7. Kedua orang tua kami Bapak H.A.Sholihin, dan ibu Hj.Umul.Chusnah, terima kasih
banyak atas semua do’a, dukungan, bantuan, dan kasih sayang yang telah diberikan
kepada ananda selama ini.
8. Suami saya tersayang Lingga Reindra Maulana, terima kasih banyak atas semua do’a,
dukungan, bantuan, dan kasih sayang yang telah diberikan kepada adinda selama ini.
9.

Kakak kandung saya dan keluarga besar Babe di Mangli-Jember terima kasih atas semua
do’a, dukungan serta kasih sayang kepada ananda.

10. Kepada semua subjek penelitian saya, trimakasih atas kesediaannya dan bantuannya.
11. Kepada seluruh teman-teman Magister Profesi Psikologi angkatan 2009, Ana, Ditha,
Shanti, Lyli, Sairah, Peni, Bu Ayun, dan lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu
v

persatu yang telah bersama-sama melalui perjuangan yang panjang selama ini, terima
kasih untuk semua keceriaan dan kebersamaannya selama ini.
12. Kepada seluruh teman-temanku Mala, dan lainnya yang telah memberikan semangatnya,
terima kasih.
13. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu mohon maaf dan terima kasih
atas semua dukungan dan bantuannya.
Dengan terselesaikannya tesis ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan.
Besar harapan penulis untuk mendapatkan kritik saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi perbaikan dalam tesis selanjutnya. Akhir kata penulis berharap semoga
tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 16 Februari 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ ix
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN... ................................................................................. xi
BABIPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 12

BAB IITINJAUAN TEORI
A. STRES............................................................................................ 13
1........................................................................................... Pengertian Stres
.................................................................................................. 13
2........................................................................................... Karakteristik
Stres .......................................................................................... 15
3........................................................................................... Jenis Stres. 15

4........................................................................................... Gejala Stres 16
5........................................................................................... Sumber

Stres

.................................................................................................. 18
6........................................................................................... Faktor Penyebab
Gangguan Fisik Yang Disebabkan Oleh
Stres..................... ..................................................................... 19
7........................................................................................... Peranan
Coeruleus dan Reaksi Tubuh Terhadap Stres .......................... 20
B. TERAPI RELAKSASI MEDITASI... ........................................... 24
1. Pengertian Meditasi.. ................................................................ 24
2. Tujuan Meditasi........................................................................ 26
3. Tehnik-tehnik Meditasi.. .......................................................... 26
4. Manfaat Meditasi...................................................................... 28
C. HIPERTENSI.. ............................................................................... 30
1. Pengertian Hipertensi.. ............................................................. 30
2. Faktor-faktor Penyebab Hipertensi.. ........................................ 32
3. Gejala Hipertensi.. .................................................................... 33
4. Jenis Hipertensi.. ...................................................................... 34
5. Klasifikasi Tekanan Darah.. ..................................................... 34
6. Usaha Pencegahan Hipertensi.. ................................................ 35
7. Hubungan Antara Stres Dengan Hipertensi.. ........................... 37
8. Peranan Terapi Relaksasi Meditasi Dalam Menurunkan Stres
Pada Penderita Hipertensi..... ................................................... 39
D. KERANGKA BERFIKIR…………… .......................................... 44

BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian............................................................................... 45
B. Variabel Eksperiment..................................................................... 45
C. Definisi Operasinal.................................................................... .... 46
D. Subjek penelitian.............................................. .............................. 46
E. Metode Pengumpulan Data...................................................... ...... 47
F. Prosedur Penelitian…………………………………………… .... 50

Locus

G. Tempat dan Waktu Penelitian………………… ............................ 53
H. Rancangan Eksperimen.. ................................................................ 54
I. Analisis Data.. ................................................................................ 55

BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil Assesment ............................................................................ .57
B. Analisa Hasil Intervensi ................................................................ .66
C. Pembahasan ................................................................................... .93

BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN .............................................................................. .101
B. SARAN .......................................................................................... .101

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………103
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………105

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil wawancara
Lampiran 2 : Skala identifikasi gejala stres
Lampiran 3 : SUDS tingkat stres
Lampiran 4 : Guide wawancara
Lampiran 5 : Modul pelaksanaan relaksasi meditasi
Lampiran 6 : Inform concent

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Achdiat,& Kusnadi, & Candra, Siti. (2003). Teori dan manajemen stres.
Malang:Taroda.
Annas.(2011). Faktor penyebab hipertensi. diakses tanggal 20 oktober 2011dari
www.solusihipertensi.com.
Blumental, James A, & Sherwood, Andrew. (2002). Biobehavioral Approaches to the
Treatment of Essensial Hypertension. Journal of Conseling and Clinical Psychology.
Bustan,M.N. (2007). Epidemiologi penyakit tidak menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Fausiah, F. Widury, J. (2003).Psikologi abnormal klinis dewasa. Jakarta: UI Press.
Godwin, CJ.(2005). Research in Psychology Method and Design. Fourth edition. USA: Jhon
Wiley& Son, Inc.
Greenberg, J.(1999). Stres Management. USA: The Mc-Graw-Hill Companies.
Hawari, D. (2006). Stres, cemas, dan depresi. Jakarta: FHUI.
Ide, P. (2008). Yoga stres. Jakarta: PT Elex media komputindo.
InHealth. (2011). Hipertensi. Jakarta: PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.
Joseph,W.(1969). Subjective Units Of Distres Scale. diakses 3 November 2011dari
http//en.wikipedia.org.

Kazdin,A.E.(1992). Research design in clinical psychology. America: Library of congres.
Lanny, Sustrani, & Alam, Syamsul, & Hadibroto, Iwan.(2004). Hipertensi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Latipun.(2002). Psikologi eksperimen. Malang: UMM Pres.
Prabowo, H, & Regina, H.(2007).Tritment meta music untuk menurunkan stres. Tesis.
Universitas Gunadarma Jakarta.
Rokhmah.(2008).Hubungan Meditasi Dalam Yoga Dengan Daya Tahan Terhadap Stres
Pada Paguyuban Yogiswaran Surakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Rau, Renate.(2006). The Association between blood pressure and work stres :the importance
of measuring isolated systolic hypertention. Germany : Philipps-University Marburg.
Rose, C. (1993). Migran. Jakarta: Bumi Aksara.
Rustanti,I,D.(2005).Deskriptif tentang stres sebagai pencetus hipertensi. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Malang.
Safira, T. Saputra, N.E.(2009). Manajemen emosi. Jakarta:Bumi Aksara.
Safudin. (2011).Cara mengobati hipertensi. diakses tanggal 6 Sepetember 2011 dari
www.acepsuherman.com.
Santi.(2011). Chapter II. Universitas Sumatera Selatan. diakses tanggal 20 oktober 2011.
SEO. (2009). Hipertensi. diakses tanggal 26 Oktober 2011 dari www. keren.web.id.
Subandi,M.A.(2002).Psikoterapi pendekatan konvensional dan kontemporer.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Tavris, C.(2007). Psikologi edisi kesembilan. Jakarta: Erlangga.
Wiramihardja, S.A (2005). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Refika Aditama.
Mustofa, Y.(2008).Pengaruh meditasi terhadap penurunan hipertensi. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Malang.
Zuhriah, N. (2006). Metodologi penelitian sosial dan pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.