KAJIAN MORFOLOGI, MORFOMETRI, DAN STATUS KONSERVASI HIU YANG DITEMUKAN DI SUMATERA BAGIAN UTARA.

KAJIAN MORFOLOGI, MORFOMETRI, DAN STATUS KONSERVASI
HIU YANG DITEMUKAN DI SUMATERA BAGIAN UTARA

Oleh :
Puput Rahayu
4122220009
Program Studi Biologi

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ii

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Sengon Sari, pada tanggal 25 April 1994. Ayahanda
bernama Sukino dan Ibunda bernama Alm. Suriyati. Penulis merupakan anak
keempat dari lima bersaudara. Pada tahun 2000 penulis memulai pendidikan di
SD Negeri 017135 Sengon Sari dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006,
penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Aek Kuasan dan lulus pada
tahun 2009. Kemudian pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan di MAN
1 Medan dan lulus pada tahun 2012.
Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Studi Biologi Jurusan
Biologi melalui jalur Undangan. Tahun ketiga di masa perkuliahan penulis
mengikuti program PKL (Praktek Kerja Lapangan) di BPOM (Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan) Medan sebagai aplikasi kerja yang dihasilkan
selama perkuliahan. Penulis juga pernah menjadi asisten dosen/laboratorium
dengan mata kuliah Taksonomi Hewan Tingkat Rendah dan Morfologi
Tumbuhan.

iii

KAJIAN MORFOLOGI, MORFOMETRI, DAN STATUS KONSERVASI
HIU YANG DITEMUKAN DI SUMATERA BAGIAN UTARA
Puput Rahayu (NIM 4122220009)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis morfologi, morfometri dan status
konservasi hiu di Sumatera Bagian Utara. Sampel penelitian di ambil dari Pusat
Pasar Ikan di Jl. Cemara Sampali Medan. Tujuh sampel yang di temukan, empat
di antaranya di analisis menggunakan regresi berganda dengan metode stepwise.
Parameter di ukur adalah jarak atau panjang terukur terhadap panjang total. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara morfologi ikan hiu yang di temukan dari
jenis: Sphyrna lewini, Squalus megalops, Carcharinus melanopterus,
Atelomycterus marmoratus, Chiloscyllium punctatum, Triaenodon obesus, dan
Hemigaleus microstoma. Secara morfometri ukuran jarak atau panjang yang
2
memberikan besaran koefisien determinasi (r ) dan parameter yang menentukan
panjang terukur dengan panjang total pada hiu Sphyrna lewini yakni PGI 92%,
PD2 97% dan PSE 97,7%, pada hiu Squalus megalops yang berkontribusi
terhadap panjang total adalah FL 92%, PPL 98%, PE 96%, PSD 98% dan PPS
99%. Pada hiu Carcharinus melanopterus FL 98,3%, PPL 99,6%, dan PSD
adalah 99%. Pada hiu Atelomycterus marmoratus PD2 89%, PP 93%, dan PSP
95%. Status konservasi dari hiu yang di temukan pada hiu Carcharinus
melanopterus, Atelomycterus marmoratus, Chiloscyllium punctatum, Triaenodon

obesus adalah hampir terancam (NT), Squalus megalops adalah minim informasi
(DD), Hemigaleus microstoma adalah rawan (VU) dan Sphyrna lewini adalah
terancam (EN).
Kata kunci : Morfologi hiu, morfometri hiu, status konservasi hiu.

iv

THE STUDY OF MORPHOLOGY, MORPHOMETRY AND
CONSERVATION STATUS OF SHARK IN NORTH AREA OF
SUMATERA
Puput Rahayu (412222009)
ABSTRACT

Objective of this research is to analyzed the morphology, morphometry and
conservation status of shark in the North area of Sumatera. The sample was taken
from the Central Fish Market that located on Jln. Cemara Sampali Medan. There
was found 7 samples of shark, where 4 of them were analyzed using multiple
regression by stepwise method. The parameter that be measured was the body
length against the total length. The result showed that based on morphology, there
was found Sphyrna lewini, Squalus megalops, Carcharinus melanopterus,

Atelomycterus marmoratus, Chiloscyllium punctatum, Triaenodon obesus and
Hemigaleus microstoma. Based on morphometry, the body length that coefficient
of determinasi in the total at the shark Sphyrna lewini is pre branchial length 92%,
pre second dorsal length 97% and caudal fin length97,7%, at the shark Squalus
megalops that contributes to a total fork length 92%, pre pelvic length 98%,
caudal length 96%, pectoral fin length 98% and pectoral pelvic space 99%, at the
shark Carcharinus melanopterus fork length 98,3%, pre pelvic length 99,6%, and
pectoral fin length is 99%. at the shark Atelomycterus marmoratus pre second
dorsal length 89%, pre oral length 93%, and pre spiraculer length 95%. The
conservation status based on Red list IUCN 2010, showed that Carcharinus
melanopterus, Atelomycterus marmoratus, Chiloscyllium punctatum, Triaenodon
obesus was near threatened (NT), Squalus megalops was date deficient (DD),
Hemigaleus microstoma was vulnerable (VU) and Sphyrna lewini was endangered
(EN).
Key word : Morphology of shark, morphometry of shark, conservation status of
shark.

vi

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, karena atas segala
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul
skripsi ini adalah “Kajian Morfologi, Morfometri, dan Status Konservasi Hiu
yang ditemukan di Sumatera Bagian Utara”.
Dalam kesempetan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr. Mufti Sudibyo, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi, Ibu Dra. Masdiana
Sinambela, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Prof. Dr. rer. nat.
Binari Manurung, M.Si, Bapak Syarifuddin, M.Sc.,Ph.D, Bapak Drs. Hudson
Sidabutar, M.S selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak saran dan
masukan dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd
dan Ibu Endang Sulistyarini Gultom, S.Si., M.Si.,Apt. Selaku Ketua dan
Sekretaris Jurusan serta kepada ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc selaku Kepala
Laboratorium Biologi FMIPA UNIMED.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang sebesarnya-besarnya
kepada Ayahanda Sukino dan Ibunda Alm Suriyati yang selalu memberikan
dukungan, perhatian, nasihat dan kasih sayang, serta kepada adek tersayang
Nurmayani. Kepada sahabat-sahabat tercinta Siti Hardiyanti, Fretty Juniarti, Delly
Mariam Valencia Siregar, Fathimah Nurfithri Hasifah, Difa Diniandra, Eko
Pujiantoro Sri Pangestu dan terkhusus untuk Andika Sarnoto yang selalu memberi

dukungan, bantuan, waktu dan tenaga. Dan semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
rekan mahasiswa dan masyarakat. Terkhusus bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk keberhasilan di dalam bidang lingkungan hidup.

Medan, 25 Maret 2016
Penulis

Puput Rahayu

vii

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Abstract
Kata Pengantar

Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftra Lampiran

i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
x

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah

1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional

1
1
2
2
3
3
3
3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Chondrichthyes
2.2. Status Red List Species Chondricthyes
2.3. Kondisi Perikanan Hiu Indonesia
2.4. Kategori Status Jenis Ikan dalam Red List
2.5. Jenis-jenis Hiu
2.6. Hiu Endemik Raja Ampat

2.7. Karakteristik Morfologi dan Morfometri Hiu
2.7.1. Morfologi Hiu
2.7.2. Lubang Hiomandibula, Spirakel dan Mata
2.7.3. Kepala Hiu Pandangan dari Bawah
2.7.4. Sirip Ekor
2.7.5. Sirip Punggung
2.7.6. Sirip Perut dan Klasper
2.7.7. Morfometri Hiu
2.8. Teknik Pengukuran Morfometri

5
5
6
6
7
9
10
11
11
12

12
13
13
14
14
14

BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel

16
16
16
16
16

viii


3.3. Alat dan Bahan
3.4. Prosedur Kerja
3.5. Bagan Alir Kerja Penelitian Identifikasi Ikan Hiu
3.6. Analisis Statistik

16
17
18
19

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Morfologi Hiu
4.1.2. Morfometri Hiu
4.2. Pembahasan
4.2.1. Hubungan Antara Morfometri dan Spesies
4.2.2. Sebaran dan Status Konservasi Hiu

20
20
20
27
36
36
36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

39
39
39

DAFTAR PUSTAKA

40

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Morfologi Hiu

11

Gambar 2.2. Lubang hiomandibula, Spirakel dan Mata

12

Gambar 2.3. Kepala Hiu pandangan dari bawah

12

Gambar 2.4. Sirip Ekor

13

Gambar 2.5. Sirip Punggung

13

Gambar 2.6. Sirip Perut dan Klasper

14

Gambar 2.7. Morfometri Hiu

14

Gambar 3.1. Bagan Alir Kerja Penelitian Identifikasi Hiu

18

Gambar 4.1. Sphyrna lewini

20

Gambar 4.2. Squalus megalops

21

Gambar 4.2. Carcharinus melanopterus

22

Gambar 4.4. Atelomycterus marmoratus

23

Gambar 4.5. Chiloscyllium puncatum

24

Gambar 4.6. Triaenodon obesus

25

Gambar 4.7. Hemigaleus microstoma

26

Gambar 4.8. Pengukuran Hiu Sphyrna lewini

27

Gambar 4.9. Pengukuran Hiu Squalus megalops

28

Gambar 4.10. Pengukuran Hiu Carcharinus melanopterus

29

Gambar 4.11. Pengukuran Hiu Atelomycterus marmoratus

30

ix

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1. Pengukuran morfometri hiu yang ditemukan di sumatra

31

bagian utara
Tabel 4.2. Besaran koefisien determinan (r2) panjang terukur terhadap

34

panjang total pada hiu Sphyrna lewini ditemukan
di Sumatera Utara
Tabel 4.3. Besaran koefisien determinasi (r 2) panjang terukur terhadap

35

panjang total pada hiu Squalus megalops yang ditemukan
di Sumatera Bagian Utara
Tabel 4.4. Besaran koefisien determinasi (r 2) panjang terukur terhadap

35

panjang total pada hiu Carcharinus melanopterus yang
ditemukan di Sumatera Bagian Utara
Tabel 4.5. Besaran koefisien determinasi (r 2) panjang terukur terhadap

36

panjang total pada hiu Atelomycterus marmoratus yang
ditemukan di Sumatera Bagian Utara
Tabel 4.6. Persamaan regresi berdasarkan metode Stepwise terhadap
empat jenis Hiu yang ditemukan di Sumatera bagian Utara

36

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Analisis Data Hiu Martil (Sphyrna lewini)

43

Lampiran 2. Analisis Data Hiu Duri Pasir (Squalus megalops)

57

Lampiran 3. Analisis Data Hiu Sirip Hitam (Carcharinus melanopterus)

75

Lampiran 4. Analisis Data Hiu Tokek (Atelomycterus marmoratus)

90

Lampiran 5. Gambar Hiu Martil (Sphyrna lewini)

102

Lampiran 6. Gambar Hiu Duri Pasir (Squalus megalops)

105

Lampiran 7. Gambar Hiu Sirip Hitam (Carcharhinus melanopterus)

108

Lampiran 8. Gambar Hiu Tokek (Atelomycterus marmoratus)

110

Lampiran 9. Gambar Hiu Cicak Insang Putih (Chiloscyllium punctatum)

112

Lampiran 10. Gambar Hiu Sirip Putih (Triaenodon obesus)

113

Lampiran 11. Gambar Hiu Bintik Putih (Hemigaleus microstoma)

114

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang memanfaatkan sumber
daya ikan bertulang rawan (hiu) terbesar di dunia. dengan dugaan hasil
tangkapan sebesar 105,000 ton pada tahun 2002 dan 118,000 ton pada tahun
2003 (White et al., 2006). Beberapa alat tangkap yang digunakan antara lain
adalah jaring insang apung (drift gill net), rawai permukaan (surface longline),
rawai dasar (bottom longline) dan jaring hiu (dahulu dikenal sebagai jaring
trawl) (Fahmi dan Dharmadi, 2005). Meskipun Indonesia tercatat sebagai
negara dengan produksi perikanan hiu terbesar dan diyakini memiliki kekayaan
jenis hiu tertinggi di dunia, namun hampir tidak ada kajian atau pun publikasi
mengenai aspek biologi maupun komposisi jenis hiu dari negara ini.
Pengetahuan mengenai pengenalan jenis hiu yang ada di Indonesia amatlah
dibutuhkan seiring dengan tingkat pemanfaatan yang amat tinggi terhadap
populasi jenis ini, serta untuk memperoleh data yang akurat dalam penentuan
kebijakan terhadap pengelolaan sumber daya tersebut (White et al., 2006). Hiu
hidup di lautan tropis maupun subtropis. Hiu hidup di perairan yang sangat
bervariasi salinitasnya, di laut dekat pantai dan laut lepas (Mahiswara dan
Agustinus, 2007).
Beberapa jenis hiu di Indonesia juga sudah masuk dalam daftar appendix
CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild
Fauna and Flora). CITES pada bulan maret 2013 telah memasukan empat
spesies hiu ke dalam daftar Appendik II CITES yaitu : Carcharhinus
Longimanus

(hiu

koboy

atau

Oceanic

WHitetip),

Sphyrna

Lewini

(Hammerhead shark), Sphyrna mokarran (Great hammerhead shark) dan
Sphyrna Zygaena (smooth hammerhead shark). Kemudian pada 24 april 2013
CITES kembali mengeluarkan daftar 12 jenis hiu yang masuk dalam appendix
I, II dan III, yaitu sebagai appendix I meliputi enam jenis Pristidae spp
(Sawfishes). Appendix II meliputi: (1) Pristidae microdon (Sawfish); (2)
Cetorhinus maximum (Basking shark); (3) Cachodon carcharias (Great white

2

shark) dan (4) Rhincodon typus (whale shark). Appendix III meliputi: Sphyrna
Lewini (Hammerhead shark) di Kosta Rika dan Lamma nasus (Porbeagle) di
beberapa negara Eropa (Anonim, 2015).
Disamping over fishing, ikan bertulang rawan juga memiliki karakteristik
berbeda terhadap ikan bertulang sejati dari strategi reproduksinya yang relatif
lebih rendah sehingga dalam perkembangannya memiliki strategi hidup yang
berbeda (Steven et al .,2000), Faktor lain yang menyebabkan tingginya laju
kematian Elasmobranchii adalah tingkat kematian alami pada berbagai tingkat
umur dan penurunan kualitas perairan akibat pencemaran (Camhi et al., 1998).
Pasar Ikan Cemara Sampali sangat terkenal karena disinilah semua ikan
yang datang dari Pelabuhan Belawan, Sibolga, Berandan, Aceh, Singkil dibawa
kemudian didistribusikan ke pasar-pasar Kota Medan. Hiu yang ada di Pasar
Ikan Cemara Sampali sebagian besar terdapat dari Singkil.
Morfometrik merupakan salah satu cara untuk mendeskripsikan jenis ikan
dan menentukan atas perbedaan morfologi spesies yang diamati. Pengukuran
morfometrik dapat dilakukan antara lain panjang standar, moncong atau bibir,
sirip punggung dan lain-lain (Rahmat, 2011).

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah belum diketahui banyak oleh masyarakat (akademik)
umum mengenai kajian morfologi, morfometri dan status konservasi.

1.3. Batasan Masalah
Untuk menghindari masalah yang terlalu luas dalam penelitian ini,
masalah dibatasi pada:
1. Hiu yang diambil dari setiap jenis berjumlah 30 individu.
2. Sampel diambil dari Pusat Pasar Ikan Cemara Sampali

3

1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apa jenis ikan hiu yang terdapat di Pusat Pasar Ikan Cemara Sampali
berdasarkan morfologi dan morfometri?
2. Bagaimana status konservasi hiu yang ditemukan berdasarkan Red list
IUCN?

1.5. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis jenis hiu di Sumatera Bagian Utara berdasarkan morfologi
dan morfometri.
2. Mengetahui status konservasi hiu yang ditemukan berdasarkan Red list
IUCN.

1.6. Manfaat Penelitian
Dengan melaksanakan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai berikut:
1. Alternatif pengenalan jenis hiu melalui pendekatan morfometri.
2. Meningkatkan kajian taksonomi hiu sebagai pengetahuan kebutuhan dasar
yang belum banyak diketahui oleh masyarakat akademik (mahasiswa).

1.7. Defenisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan persepsi dari istilah-istilah yang digunakan,
berikut ini adalah defenisi operasional yang dipakai dalam penelitian ini:
1. Red List IUCN (International Union for Conservation of Nature),
merupakan daftar merah beberapa status yang diberikan terhadap jenisjenis ikan sesuai dengan kondisi sumberdayanya di dunia ataupun di
negara-negara tertentu yang memberikan status tersebut.
2. CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild
Fauna and Flora) atau konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan
satwa liar spesies terancam adalah perjanjian internasional antarnegara

4

yang disusun berdasarkan resolusi sidang anggota World Conservation
Union (IUCN) tahun 1963. Konvensi bertujuan melindungi tumbuhan dan
satwa liar terhadap perdagangan internasional spesimen tumbuhan dan
satwa liar yang mengakibatkan kelestarian spesies tersebut terancam.
Selain itu, CITES menetapkan berbagai tingkatan proteksi untuk lebih dari
33.000 spesies terancam.
3. Appendix 1 secara umum dilarang diperdagangkan karena sedang
terancam punah, sementara, Appendix 2 mengatur pengelolaan spesies
yang menuju ancaman punah melalui aturan perdagangan yang ketat,
sedangkan Appendix 3 mengatur perlindungan spesies setidaknya di satu
negara anggota CITES.

39

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hiu yang ditemukan di perairan Sumatera bagian utara adalah Sphyrna
lewini, Squalus megalops, Carcharhinus melanopterus, Atelomycterus
marmoratus,

Chiloscyllium

punctatum,

Triaenodon

obesus

dan

Hemigaleus microstoma. Faktor morfometri yang paling berpengaruh
terhadap panjang total pada jenis Hiu martil yakni PGI 92%, PD2 97%
dan panjang sirip ekor /PSE 97,7%. Pada Hiu duri pasir yang FL 92%,
PPL 98%, PSD 98%, panjang sirip dada/PSD 98% dan PPS 99%. Pada
Hiu sirip hitam FL 98%, PPL 99%, dan panjang sirip dada/PSD adalah
99%. Pada Hiu tokek PD2 89%, panjang pre oral/PP 93%, dan panjang
sirip perut 95%
2. Status konservasi dari hiu yang di temukan pada hiu Carcharinus
melanopterus, Atelomycterus marmoratus, Chiloscyllium punctatum,
Triaenodon obesus adalah hampir terancam (NT), Squalus megalops
adalah minim informasi (DD), Hemigaleus microstoma adalah rawan (VU)
dan Sphyrna lewini adalah terancam (EN).
5.2. Saran
Dari hasil penelitian ditemukan, bahwa keempat jenis hiu hampir
teranjam punah, satu minim informasi, satu rawan dan satu terancam punah,
karena itu perlu kebijakan pemerintah yang mengatur tentang besaran atau
ukuran hiu yang bernilai ekonomi. Untuk peneliti selanjutnya di sarankan agar
menimbang berat badan hiu.

40

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A., dan A.P.K. Lim., (2012), Field Guide to Shark of The Southeast
Asian Region, Journal of Seafdec/Merdmd/SP/18:16-20 pp
(http://cites.unia.es/cites/file.php/files/field-guide-sharks.pdf di akses
tanggal 21 september 2015).
Ali Ahmad, et al.,(2008), Panduan Mengenali Spesies Ikan Yu Di Malaysia,
Brune Darussalam, Indonesia dan Thailand, Jabatan Perikanan
Malaysia (http:// www.seafdec.org.my di akses 28 januari 2016).
Anonim,
(2015),
Hiu
dan
Usaha
Konservasi,
(file://c:/users/win7/download/tulisan hiu dan konservasi.pdf. di akses
tanggal 07
Desember 2015).
Ayotte, L. (2005), Sharks-Educator’s Guide, (www.sharks3D.com di akses
tanggal 13 Februari 2016).
Bangun, V.O., (2014), Efektivitas cites (Convention on international trade in
endangered spesies of wild fauna and flora) dalam mengatur
perdagangan Hiu di kawasan coral triangel (Imolementasi Di
Indonesia), Jurnal Jom FISIP 1 (2): 4.
Camhi, M.S. Fowler., J.A. Musick, A. Brautigam & S. Fordham, (1998),
Sharks and their relatives, ecology and conservation. Occasional Paper
of IUCN Spesies Survival Commision No. 20, IUCN, Gland,
Switzerland and Cambridge (http://www.iucn.org di akses tanggal 25
November 2015).
Dharmadi dan Fahmi, (2005), Status Perikanan
Pengelolaannya, Jurnal Oseana 30 (1): 1-8.

Hiu

dan

Aspek

Dharmadi dan Fahmi, (2014), Pengenalan Jenis-Jenis Hiu Indonesia,
(https://www.scribd.com/.../Buku-Pengenalan-Jenis-Jenis-Hiu-di
Indonesia. di akses tanggal 24 Februari 2016).
Dudley, S. F. J. and C. A. Simpfendorfer, (2006), Population status of 14 shark
spesies caught in the protective gillnets off KwaZulu-Natal beaches,
South Africa, 1978-2003, Marine and Freshwater Research, 57. 225240.
Dulvy, K. N., S.L. Flowler, J.A. Musick, R.D.Cavanagh, P. M. kyne, L.R.
Harrison, J. K. Carlson (2014), Extinction Risk and Conservation of the
World's Sharks and Rays." eLife.

41

Hoffmann et al., (2010), The Impact of Conservation on the Status of the
World's Vertebrates. Science, 330 :1503-1509.
Hutchings, J.A., (2000), Collapse and Recovery of Marine Fishes. Nature, 406,
882-885.
Jackson J.B.C., (2010), The Future of the Oceans Past. Philosophical
Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences, 365:37653778.
Kent, C., dan Paul.H.B., (2013), Konservasi Biodiversitas Raja4, Buletin KBR4
Marine Biodiversity of Raja Ampat Islands 2 (1):1-2.
Lotze H.K., H.S. Lenihan, B.J. Bourque, R.H. Bradbury, R.G. Cooke, M.C.
Kay, S.M. Kidwell, M.X. Kirby, C.H. Peterson, and J.B.C. Jackson,
(2006), Depletion, Degradation, and Recovery Potential of Estuaries
and Coastal Seas, Science, 312:1806-1809.
Mahiswara, dan Agustinus, A, W, (2007), Sumberdaya Ikan Cucut (Hiu) yang
Tertangkap Nelayan di Perairan Laut Jawa, Jurnal Iktiologi Indonesia 7
(1):15.
Neubauer, P., O.P. Jensen, J.A. Hutchings, and J.K. Baum, (2013), Resilience
and Recovery of Overexploited Marine Populations. Science, 340:347349.
Rahmat, E., (2011), Teknik Pengukuran Morfometrik pada Ikan Cucut di
Perairan Samudera Hindia, Jurnal BTL 9 (2): 2-3.
Patterson H.M and M. J. Tudman, (2009), Chondrichthyan Guide for Fisheries
Managers. A practical guide for mitigating chondrichthyan
bycatch.Bureau of Rural Sciences and Australian Fisheries
Management Authority, Canberra ACT (www.afma.gov.au & www.brs.
gov.au di akses tanggal 28 November 2015).
Sri, J., dan Kasijan, R., (2009), Biologi Laut, Djambatan, Jakarta.
Stevens, J. D., R. Bonfil, N. K Dulvy, and P. A. Walker, (2000), The effects of
fishing on sharks, rays, and chimaeras (chondrichthyans), and the
implications for marine ecosystems. – ICES Journal of Marine Science,
57: 476–494.
Sudjana, (1992), Teknik Analisis Regresi dan Korelasi, Tarsito, Bandung.

42

White, W.T, P. R. Last, J. D. Stevens, G. K. Yearsley, Fahmi, Dharmadi,
(2006), Economically Important Shark and Rays Indonesia (Hiu dan
Pari Yang bemilai Ekonomi penting Indonesia). CSIRO, Murdoch
University, Aciar. Lamb Print, Perth.1 pp (www.aciar .gov.au di akses
tanggal 03 September 2015).
WWF, (2012), Identification Guide to Shark, Skates, Rays and Chimaeras
of Atlantic Cananda. 5pp (http:wwf.ca/identification_guide_to
Shark Skates_Rays_and_Chimeras_of Atlantic_Canada. pdf di
akses tanggal 21 September 2015).