1
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu wujud pelaksanaan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu
pengabdian kepada masyarakat. Salah satu program inti dan menjadi ciri khas dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas
Udayana KKN PPM UNUD adalah pendampingan keluarga kurang sejahtera atau keluarga prasejahtera.
Pelaksanaan program ini bertujuan untuk menggali potensi yang dimiliki keluarga prasejahtera tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan dengan melihat
dan menganalisis
permasalahan yang
dihadapi serta
menyelesaikan permasalahannya. Mahasiswa berperan sebagai anak asuh yang akan
mengidentifikasi masalah dan memecahkan atau mencari jalan keluar dari masalah yang tengah dihadapi oleh keluarga dampingan. Keluarga yang
didampingi mahasiswa adalah keluarga yang termasuk dalam kriteria keluarga prasejahtera atau keluarga kurang sejahtera sehingga dengan adanya mahasiswa
dapat meningkatkan kesejahteraan, baik dari segi materi atau spiritualnya untuk menuju hidup yang lebih baik. Pada KKN PPM Unud XIII 2016 ini penulis
mendampingi satu keluarga dampingan yang telah ditetapkan oleh koordintor desa, yaitu keluarga dampingan Bapak Nyoman Dernya yang berada di Desa
Buahan.
Tabel 1. Identitas Keluarga Bapak Nyoman Dernya
No. Nama
Status Umur
Pendidikan Pekerjaan
1. Nyoman Dernya
Kawin 42 tahun
Tamat SD Buruh
2. Ni Made Ginamih
Kawin 44 tahun
Tamat SD Buruh
2
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga bapak Nyoman Dernya termasuk keluarga prasejahtera bila didasarkan pada data dari Kantor Desa Buahan. Bapak Nyoman Dernya bekerja
sebagai buruh dimana pekerjaannya membantu lading milik orang lain. Pendapatan beliau terkadang tidak menentu tergantung dari tawaran kerja untuk
meladang. Pekerjaan Bapak Nyoman Dernya sangat tidak menentu. Bapak Nyoman Dernya tidak bekerja setiap hari, karena permintaan untuk berladang
tidak setiap hari. Dalam sebulan Bapak Nyoman Dernya bisa bekerja hanya 10 kali ampai 15 kali. Bapak Nyoman Dernya bekerja bisa sampai ke desa-desa
tetangga seperti Desa Kedisan. Jika dijumlahkan maka rata-rata penghasilan Bapak Nyoman Dernya adalah sebesar Rp. 1.000.000,- per bulan.
Istri Bapak Nyoman Dernya, Kadek Sudani tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga namun juga ikut bekerja membantu perekonomian keluarga.
Pekerjaan Ibu Ni Made Ginamih sama dengan Bapak Nyoman Dernya yaitu mengolah ladang orang lain memetik bawang dan sayuran serta merawatnya
dengan upah harian sebesar Rp. 50.000 per hari. Perkerjan beliau juga tidak menentu tergantung dari tawaran dari pemilik ladang. Bekerja di lading dari jam 7
pagi sampai jam 4 sore. Jadi, untuk total pendapatan Ibu Ni Made Ginamih per bulan adalah sebesar Rp. 1.000.000,-.
Anak Nyoman Dernya yang bernama Ariawan juga sudah bekerja. Ariawan bekerja sebagai nelayan di danau. Pekerjaan Ariawan sangat tergantung
pada cuaca. Apabila cuca panas, maka jumlah ikan yang didapat cukup banyak mencapai 4kg dengan harga 100 ribu namun apabila cuaca dingin ikan yang
didapat pun sedikit sekitar 1 kg dengan harga 25 ribu. 3.
Kadek Juniantari Belum
kawin 13 tahun
SMP Pelajar
4. Gede Aryawan
Belum kawin
19 tahun SMA
Nelayan
3
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
a Kebutuhan sehari-hari
Untuk keperluan makan sehari-hari, keluarga Bapak Nyoman Dernya menghabiskan uang sebesar ± Rp 60.000,- yang digunakan untuk membeli
bahan makanan yang akan dimasak untuk makan keluarga. Selain biaya makan untuk keluarga, Bapak Nyoman Dernya juga harus mengeluarkan
biaya untuk keperluan bulanannya seperti listrik, deterjen, sabun, dan air. Biaya yang harus dikeluarkan Bapak Nyoman Dernya untuk listrik adalah
sebesar Rp 25.000,- setiap bulan. Selain itu, Bapak Nyoman Dernya juga mengeluarkan uang sebesar Rp. 15.000,- untuk uang jajan anak-anaknya 8
Ribu untuk menyewa kendaraan dan 7 Ribu untuk bekal di sekolah. Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa biaya yang harus
dikeluarkan Bapak Nyoman Dernya untuk memenuhi kebutuhan sehari- harinya cukup banyak menghabiskan pendapatan keluarga. Dari sisi
kesehatan, keluarga Bapak Nyoman Dernya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit kronis. Untuk aktivitas sehari-hari, Bapak Nyoman
Dernya dan istri dapat melakukan akivitas dengan baik. Adapun keluhan kesehatan yang dialami biasanya adalah sakit demam, flu dan sakit kepala
karena faktor cuaca dan kondisi tubuh yang menurun akibat kelelahan. Demikian pula anak-anaknya, masalah kesehatan yang umum dialami
adalah demam, flu, dan batuk. Apabila Bapak Nyoman Dernya atau anggota keluarganya sakit akan mencari pelayanan kesehatan ke
Puskesmas. Keluarga Nyoman Dernya mendapat tanggungan jaminan kesehatan berupa Jamkesmas, sehingga apabila salah satu anggota
keluarga yang sakit tidak perlu mengeluarkan biaya. Namun, apabila sakit muncul ketika malam hari dan hari libur maka mereka pergi ke bidan desa
dengan mebayar 50.000,- setiap kali periksa. b
Kerohanian Seluruh anggota keluarga Bapak Nyoman Dernya beragama Hindu.
Berkaitan dengan biaya didalam upacara keagamaan, biasanya masih dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan pada saat itu agar tidak terlalu
membebani kondisi keuangan keluarg misalnya dengan membuat banten
4 sendiri dan buah yang diaturkan sebagai sarana upacara tidaklah terlalu
mahal misalnya dengan memebeli buah – buah lokal. Namun, untuk
upacara keagamaan yang berlangsung di desa biasanya kelengkapan upacara keagamaannya ditarik iuran tiap kepala keluarga sebesar
Rp.100.000,- sampai Rp.300.000,- apabila upacara keagamaanya tidaklah terlalu besar. Namun, apabila upacara keagamaan yang besar tiap kepala
keluarga ditarik iuran mencapai Rp 1.000.000,- seperti upacara Ngaben Massal yang dilakukan setiap 5 tahun sekali.
c Sosial
Untuk pengeluaran terkait kegiatan social tidak terdapat anggaran khusus untuk kegiatan sosial tertentu sehingga apabila ada pengeluaran
untuk kegiatan sosial yang mendadak akan disesuaikan dengan kondisi keuangan saat itu.
5
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Identifikasi permasalahan yang dilakukan pada keluaraga Nyoman Dernya dilakukan melalui observasi dan pendekatan kekeluargaan. Penulis datang
bertamu ke rumah Bapak Nyoman Dernya dan interaksi dilakukan dengan santai seperti berbincang-bincang biasa sambil mengamati suasana rumah Bapak
Nyoman Dernya dengan disuguhkan segelas teh hangat manis. Topik yang dibicarakan tidak kaku hanya menurut pada acuan laporan namun cenderung lebih
fleksibel mengenai kehidupan sehari – hari keluarga Bapak Nyoman Dernya.
2.1 Permasalahan Keluarga
Kurun waktu satu bulan pendampingan, Penulis melakukan 20 kali pertemuaan dengan keluarga Bapak Nyoman Dernya. Pertemuan-pertemuan
tersebut digunakan untuk melakukan identifikasi masalah dan mencoba menyusun suatu solusi pemecahan dari masalah yang dihadapi. Pertemuan tersebut kadang
tidak dilakukan dirumah karena kesibukan di Desa saat itu. Beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini adalah sebagai berikut :
2.1.1 Masalah Perekonomian Keluarga
Jika dilihat dari sisi perekonomian keluarga, salah satu hal yang dikhawatirkan oleh Bapak Nyoman Dernya adalah terkait kelanjutan pendidikan
anak-anaknya. Mengingat saat ini kian meningkatnya biaya hidup dan mahalnya biaya pendidikan saat ini. Penghasilan yang terkadang tidak menentu karena
tergantung permintaan dari pemilik lading. Bekerja dengan menggarap lahan milik orang lain tergolong memiliki upah yang kecil dibandingkan beban
pekerjaan yang ditanggung. Setiap harinya upah yang didapat pun tidak menentu dikarenaka hanya bekerja ketika ada tawaran dari pihak yang mempunyai lahan.
Kondisi keuangan yang tidak menentu membuat keluarga Bapak Nyoman Dernya cukup terkendala dalam menyisihkan pendapatan yang dimiliki. Bapak
Nyoman Dernya sama sekali tidak memiliki tabungan. Jadi tidak ada persiapan
6 jika sewaktu-waktu ada hal yang memerlukan uang secara tiba-tiba seperti sakit
parah atau kecelakaan. 2.1.2
Masalah Kesehatan Untuk isu terkait kesehatan, penulis tidak menemukan suatu indikasi suatu
penyakit parah yang dialami oleh keluarga Bapak Nyoman Dernya. Namun, dari sisi Penulis menangkap, keluhan kesehatan yang dialami oleh keluarga Bapak
Nyoman Dernya, khususnya Beliau dan istrinya adalah terkait kelelehan fisik. Untuk kelelahan fisik, sudah dapat dipastikan dialami oleh Beliau dan istrinya
mengingat jenis pekerjaan yang dijalani tergolong membutuhkan aktivitas fisik yang banyak. Tidak penyakit khusu yang diderita oleh keluarga Bapak Nyoman
Dernya. Selain aspek pekerjaan kelelahan fisik, hal lain yang perlu diperhatikan
adalah mengenai asupan gizi pada keluarga Nyoman Dernya, yang mana berdasarkan pengakuan Ibu Ni Made Ginamih, mereka sangat jarang memakan
daging. Keseharian mereka sekeluarga lebih sering makan tahu, tempe, mie dan sayur mayur. Dikatakan mereka sangat jarang mengkonsumsi daging dikarenakan
harga daging yang cukup mahal. Mereka biasanya makan daging semingu 1 kali. Hal tersebut tentu perlu diperhatikan mengingat Bapak Nyoman Dernya dan
istrinya memiliki pekerjaan dengan aktivitas yang berat sehingga harus memiliki asupan gizi yang cukup, selain itu, kedua anak Bapak Nyoman Dernya sedang
dalam masa pertumbuhan. Disisi lain Penulis merasa terdapat masalah lain yang berpotensi
mengganggu kesehatan Bapak Nyoman Dernya yang mana tidak tersedianya air bersih untuk diminum, masak dan mandi. Hal ini ditakutkan akan menimbulkan
permasalahan kesehatan, hal ini berkaitan dengan Hygienists yang nantinya akan mempenguruhi kualitas kesehatan keluarga Bapak Nyoam Dernya. Beberapa
penyakit ditakutkan akan sering dialami oleh keluarga Bapak Nyoman Dernya seperti Diare, Flu serta Penyakit kulit karena kebersihan yang dipakai untuk
sehari-hari tidak bersih. Disamping itu, mereka jarang menerapkan pola hidup sehat dengan mencuci tangan sebelum dan setelah makan, setelah buang air dan
setelah datang dari kebun hal ini dikarenakan pasokan air bersih yang kurang.
7 Selain itu, kamar tidur dan dapur menjadi satu ruangan. Hal ini ditakutkan akan
menimbulkan penyakit pernapasan kronis seperti PPOK.
2.1.3 Masalah Penataan Bangunan
Terkait masalah penataan bangunan, berdasarkan observasi yang dilakukan Penulis, penataan banguan di rumah Bapak Nyoman Dernya
sebenarnya kurang baik dimana tempat tidur yang menjadi satu dengan dapur dan kamar mandi.
Bapak Nyoman Dernya tinggal di satu pekarang dengan 2 kepala keluarga. Tempat tinggal beliau berdampingan dengan rumah saudaranya. Namun
bangunannya tidak sebaik bangunan yang ditinggali keluarga saudara Bapak Nyoman Dernya. Karena areal rumah yang tidak terlalu luas, tanamannya cukup
sedikit namun tertata rapi. Rumah Bapak Nyoman Dernya terdiri dari dua bangunan permanen. Kedua bangunan tersebut berlantai semen dan beratap
genteng tanah liat. Bangunan tersebut terdiri dari tiga kamar, kamar pertama merupakan kamar tidur untuk Bapak Nyoman Dernya dan istrinya yang menjadi
satu dengan dapur. Sedangkan dua kamar sisanya adalah kamar yang ditempati anak-anak Nyoman Dernya. Ruangannya cukup kecil namun cukup tertata dan
bersih. Disetiap kamar tidak terdapat jendela, sehingga ventilasi kurang baik dan kamrr tampak lembab. Didalam dapur tersebut terdapat kompor dan tungku yang
digunakan untuk masak dengan menggunakan bahan baku kayu bakar. Ibu Ni Made Ginamih mengatakan lebih sering menggunakan tungku daripada kompor
karena untuk menghemat pengeluaran. Didalam dapur tersebut tidak terdapat jendela maupun saluran udara. Di rumah Bapak Nyoman Dernya sudah terdapat
fasilitas MCK yang memadai dimana tersedia kamar mandi dengan sabuah bak mandi, jamban dan terdapat saluran pembuangan air.
Penerangan di dalam rumah Bapak Nyoman Dernya tergolong kurang. Selain setiap kamar tidak memiliki jendela sebagai ventilasi udara, penerangan lampu
juga sangat kurang. Lampu dirumah Bapak Nyoman Dernya hanya ada dua. Lampu terebut bisa dikatakan kurang layak karena tidak dipasang diatas atap,
namun hanya digantung di tembek rumah. Jika malam hari rumah Bapak Nyoman Dernya masih kurang untuk penerangan.
8
2.2 Masalah Prioritas