Rianti
KK Dampingan yang penulis dampingi adalah Keluarga Bapak Jero Rade. Bapak Jero Rade tinggal di wilayah Banjar Hulun Danu Desa Songan A, bersama 3 kepala
keluarga di satu areal pekarangan rumah, yaitu 1 kepala keluarga dari ayah dan ibu Jero Luh Suarni, kepala keluarga kedua yaitu kakak dari ibu Jero Luh Suarni dan
keluarganya, Sedangkan keluarga ketiga yaitu Bapak Jero Rade, istri dan anaknya. Luas rumah Bapak Jero Rade berukuran 5 x 10 serta kondisi rumah yang cukup baik.
Beliau memiliki 2 Orang Anak, Anak pertama duduk di kelas 1 SMP di SMPN 4 Kintamani, anak kedua bersekolah di SDN 1 Songan dan duduk di kelas 3 SD. Bapak
Jero Rade merupakan tulang punggung keluarga yang bekerja sebagai Petani dan istrinya Jero Luh Suarni juga membantu suaminya untuk mencari penghasilan. Jero
Luh Suarni merupakan seorang Petani. Bapak Jero Rade dan Ibu Jero Luh Suarni kegiatan sehari hari bekerja di ladang yang biasanya bertani cabe, tomat, bawang.
Bapak Jero Rade dan Jero Luh Suarni bertani di ladang milik kakak dari Jero Luh Suarni.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi keluarga dampingan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan keluarga yang bersangkutan. Pengukuran tingkat
kesejahteraan dimaksudkan untuk melihat dan mengidentifikasi sumber penghasilan keluarga dampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Pada aspek
ekonomi keluarga dampingan akan dibahas dua indikator utama yakni pendapatan keluarga sebagai sumber pemasukan serta pengeluaran sebagai hasil atas penggunaan
dana yang akan didapatkan oleh keluarga dampingan yang bersangkutan.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari beliau dapat dari pekerjaan tersebut dan penghasilan beliau dalam sebulan kira-kira Rp 1.800.000,- satu juta delapan ratus
ribu rupiah. Pendapatan beliau dapat dikatakan cukup mampu menafkahi anak- anaknya yang masih bersekolah.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Kebutuhan Sehari-hari
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya Bapak Jero Rade mengandalkan pendapatan dari bertani di ladang yang dibantu oleh istri yaitu ibu Jero Luh Suarni
yang dapat dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Setiap harinya beliau mengaku pengeluaran sehari-hari Rp 60.000 sudah termasuk
kebutuhan dapur serta bekal untuk anak ke sekolah. Sedamengngkan biaya listrik, Bapak Jero Rade mengeluarkan biaya listrik kurang lebih Rp 30.000 rupiah.
Pendidikan
Jero Rade memiliki 2 orang anak, anak pertama duduk di kelas 1 SMP di SMPN 4 Kintamani sedangkan anak kedua bersekolah di SDN 1 Songan dan duduk
di kelas 3 SD. Anak-anak dari Bapak Jero Rade dengan Ibu Jero Luh Suarni termasuk anak yang rajin dan pintar. Anak kedua Bapak Jero Rade mendapatkan peringkat dua
di kelasnya. Namun buku-buku pelajaran yang ia miliki kurang memadai, ia hanya memiliki buku pelajaran dari Dana BOS serta alat tulis yang ia miliki cukup terbatas,
pengeluaran alat tulis kurang lebih R70.000,- setiap kenaikan kelas. Namun bekal sehari-hari untuk anak pertama Rp 15.000,- sedangkan anak kedua diberi bekal tidak
menentu namun dalam kisaran Rp 5.000,- hingga Rp 10.000.
Kesehatan
Menurut penuturan Bapak Jero Rade, ketika merasa kondisi tubuh kurang baik atau jika terserang penyakit beliau berobat ke Puskesmas. Untuk masalah
kesehatan keluarga Bapak Jero Rade sudah menggunakan JKBM sehingga mereka mudah dalam mengakses pelayanan kesehatan standar secara gratis.
Sosial
Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, Jero Rade aktif sebagai warga Desa Hulun Danu, aktif dalam
”menyama braya”. Setiap bulannya Jero Rade membayar iuran di Banjar. Di banjar adat tempat Bapak Jero Rade tinggal, tidak ada perbedaan
jumlah iuran antara KK mampu dan kurang mampu. Pengeluaran yang dikeluarkan ketika ada upacara
”pawiwahan” atau ada kematian biasanya mengeluarkan biaya kurang lebih Rp 50.000.
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH