Penelitian yang relevan Roadmap Penelitian

27 dapat diamati proses kerja mahasiswa dan proses integrasi nilai karakter yang dilaksanakan oleh setiap mahasiswa dengan menggunakan lembar observasi. Peran dosen dalam kegiatan praktik adalah selalu memberikan pembimbingan dan pendampingan, sehingga mahasiswa segera mendapatkan solusi apabila mereka menemui kendala dalam melaksanakan praktik. 6 Proses Assessment Tahapan terakhir adalah proses assessment, yang dalam hal ini terdiri dari beberapa komponen penilaian, yaitu penilaian proses kerja, dimensi benda kerja dan hasil pengamatan aspek karakter mahasiswa. Untuk menanamkan rasa kejujuran pada mahasiswa, maka proses assessment dilakukan secara self assessment yaitu mahasiswa dipersilahkan memberikan point pengukuran terhadap dimensi benda kerja yang telah mereka kerjakan dengan menggunakan lembar assessment. Meskipun demikian dosen juga melakukan pengukuran terhadap dimensi benda kerja yang telah dikerjakan mahasiswa, sehingga dapat mengecek kebenaran dari pengukuran yang telah dilakukan oleh mahasiswa. Kemudian dosen memberikan penilaian atas hasil pembelajaran praktik mahasiswa.

B. Penelitian yang relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Marvin Berkowitz 2000 dari University of Missouri- St. Louis, menunjukan adanya peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah- sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik. 2. Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success Joseph Zins, et.al, 2001 mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata 28 bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Daniel Goleman 2003 tentang keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak IQ. Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya.

C. Roadmap Penelitian

Kemampuan bangsa yang berdaya saing tinggi adalah kunci untuk membangun kemandirian bangsa. Daya saing yang tinggi, akan menjadikan Indonesia siap menghadapi tantangan globalisasi dan mampu memanfaatkan peluang yang ada. Kemandirian suatu bangsa, tercermin antara lain pada ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas maka menjadi tanggungjawab lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas proses pendidikan yang dilaksanakan sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Lulusan yang berkualitas, disamping harus menguasai kompetensi dibidangnya juga dituntut memiliki karakter yang unggul, sehingga mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan pembangunan, serta selalu bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diembannya. Penelitian ini diilhami dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa pihak, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dr. Marvin Berkowitz 2000 dari University of Missouri- St. Louis, menunjukan adanya peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik. 29 Hasil penelitian selanjutnya adalah yang dikompilasikan dalam buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success Joseph Zins, et.al, 2001 mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor- faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi. Penelitian yang dilakukan oleh Daniel Goleman 2003 tentang keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak IQ. Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Anak- anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan kalau tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya. Berkaitan dengan pembelajaran berbasis kompetensi, peneliti telah melakukan penelitian tentang pengembangan model pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan collaborative skill pada tahun 2010. Penelitian ini telah berhasil mengembangkan model pembelajaran praktik berbasis collaborative skill untuk pembelajaran praktik di Perguruan Tinggi. Dengan metode pembelajaran tersebut, akan menghasilkan lulusan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan industri dilihat dari sisi kemampuankompetensi akademis. Penelitian yang telah dilaksanakan pada tahun pertama telah menghasilkan model pembelajaran CBT berbasis karakter untuk pembelajaran praktik di Perguruan Tinggi. Model tersebut telah dinyatakan layak untuk diterapkan, berdasarkan hasil FGD yang telah dilaksanakan. Selain melalui kegiatan FGD, model yang telah dihasilkan tersebut telah diuji coba secara terbatas dilaksanakan dalam pembelajaran praktik pemesinan. Berdasarkan hasil uji coba tersebut, dapat 30 diketahui bahwa pembelajaran praktik dengan model CBT berbasis karakter mampu meningkatkan pelaksanaan nilaiaspek karakter oleh mahasiswa selama proses pembelajaran, sehingga setelah proses pembelajaran selesai mahasiswa disamping memiliki kompetensi di bidang akademik juga memiliki karakter yang baik. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa pihak dan hasil penelitian yang telah peneliti dapatkan pada tahun pertama tersebut, sebagai tindak lanjut maka pada penelitian tahun kedua ini direncanakan penelitian akan berfokus pada tahap implementasi pada beberapa perguruan tinggi dan diseminasi hasil penelitian kepada beberapa pihak yang terkait. Luaran pada tahun kedua adalah data hasil implementasi dan model konseptual yang lebih halus menjadi model teruji, tersosialisasikan model teruji tersebut kepada beberapa pihak yang terkait serta publikasi ilmiah pada jurnal berskala nasional. Melalui proses penelitian selama dua tahun ini diharapkan dapat tercipta sebuah model pembelajaran berbasis kompetensi dimana didalamnya diimplementasikan juga nilai-nilai karakter, sehingga akan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi akademis dan berkarakter unggul. Roadmap penelitian dapat dilihat dalam gambar 1. Gambar 1. Roadmap Penelitian 31

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dibahas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui perbedaan sikap dan tingkah laku antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. 2. Mengetahui peningkatan sikap dan tingkah laku mahasiswa setelah menerapkan model pembelajaran CBT berbasis Karakter. 3. Mengetahui perbedaan prestasi belajar mahasiswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

B. Manfaat Penelitian

Manfaat dari dilaksanakannya penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti: a. Sebagai bentuk pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam bidang penelitian. b. Menambah wawasan terhadap konsep inovasi pembelajaran. c. Menambah pengalaman peneliti dalam bidang penelitian pendidikan. 2. Bagi Perguruan Tinggi a. Secara teoritis akan semakin memperkuat argumentasi tentang urgensi implementasi nilai karakter untuk meningkatkan sikap dan prestasi mahasiswa khususnya dalam pembelajaran berbasis kompetensi. b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan teoritik dalam mengembangkan model penerapan nilai-nilai karakter pada bidang-bidang studi yang lain. c. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan pedoman yang rinci kepada guru atau dosen dalam menerapkan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran berbasis kompetensi.