Termokimia
Termokimia
Kelompok 10
Satri Darni
Sri Rahayu Lestari Widya Karmila
(2)
Peta Konsep
TERMOKIMIA TERMOKIMIA PERPINDAHAN ENERGI PERPINDAHAN ENERGI LINGKUNGAN LINGKUNGAN SISTEM SISTEM SISTEM TERBUKA SISTEM TERBUKA SISTEM TERTUTUP SISTEM TERTUTUP SISTEM TERISOLASI SISTEM TERISOLASI KALORKALOR KALORIMETERKALORIMETER
PERUBAHAN ENTALPI PERUBAHAN ENTALPI REAKSI ENDOTERM REAKSI ENDOTERM REAKSI EKSOTERM REAKSI EKSOTERM PERUBAHAN ENERGI DALAM PERUBAHAN ENERGI DALAM KERJA KERJA
(3)
1. Sistem dan Lingkungan
Dalam termokimia ada dua hal yang perlu
diperhatikan menyangkut perpindahan
energi, yaitu sistem dan lingkungan. Segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian
dalam mempelajari perubahan energi
disebut sistem, sedangkan hal – hal diluar sistem yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem disebut lingkungan.
(4)
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : sistem
terbuka, sistem tertutup dan sistem terisolasi.
Sistem terbuka
Sistem terbuka adalah suatu sistem yang
memungkinkan terjadinya perpindahan kalor dan zat (materi) antara lingkungan dengan sistem.
Sistem tertutup
Sistem tertutup adalah suatu sistem dimana antara sistem danlingkungan dapat terjadi perpindahan
kalor tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi.
Sistem terisolasi
sistem terisolasi merupakan suatu sistem dimana tidak memungkinkan terjadinya perpindahan kalor dan materi antara sistem dengan lingkungan.
(5)
2. Energi dan Entalpi
Energi dalam (U) adalah total energi kinetik (Ek) dan energi potensial (Ep) yang ada didalam sistem. Oleh karena itu, energi dalam bisa dirumuskan dengan persamaan : U = Ek + Ep
Perubahan energi dalam dapat diketahui dengan
mengukur kalor (q) dan kerja (w), yang timbul jika suatu sistem bereaksi. Oleh karena itu, perubahan energi
dalam dirumuskan dengan persamaan : U = q + w
Besarnya kalor suatu sistem dapat diukur dari
perubahan suhu (T) dan kapasitas kalor (C) sistem tersebut : q = C x T
Kerja pada suatu sistem merupakan perkalian antara tekanan (P) dengan perubahan volume (V). w = P x V
(6)
3. Perubahan Entalpi
Nilai perubahan entalpi (H) suatu sistem
dinyatakan sebagai selisih besarnya entalpi sistem setelah mengalami perubahan dengan besarnya entalpi sistem sebelum perubahan dilakukan, pada tekanan tetap.
H = Hakhir – Hawal
Perubahan entalpi yang menyertai suatu
reaksi dipengaruhi jumlah zat, keadaan fisis zat tersebut, suhu, dan tekanan.
(7)
4. Reaksi Endoterm dan Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm merupakan reaksi yang
terjadi dengan disertai pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan atau reaksi yang
melepas kalor.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai
dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem, atau secara singkat dapat
dikatakan bahwa reaksi endoterm merupakan reaksi yang sistemnya menyerap kalor.
(8)
5. Persamaan Termokimia dan Diagram Energi
Persamaan termokimia merupakan
persamaan reaksi yang disertai informasi tentang jumlah mol zat pereaksi dan hasil reaksi (ditunjukkan olerh koefisien
persamaan reaksi), dan perubahan entalpi
(H) yang menyertai reaksi tersebut.
Diagram energi menggambarkan besarnya
entalpi zat-zat sebelum reaksi dan entalpi zat-zat hasil reaksi, serta besarnya
perubahan entalpi (H) yang menyertai
(9)
6. Perubahan Entalpi Standar (H)
Perubahan entalpi standar dibedakan
berdasarkan jenis reaksi atau prosesnya.
Perubahan entalpi pembentukan standar
(Hf)
Pembentukan entalpi peruraian standar
(Hd)
Perubahan entalpi pembakaran standar
(10)
1. Kalorimetri
Perubahan entalpi dapat diukur menggunakan kalorimeter
sederhana dan kalorimeter bom. Kalorimeter sederhana dapat
dibuat dari gelas atau wadah yang bersifat isolator, misalnya gelas styrofoam atau plastik yang bersifat isolator. Dengan demikian, selama reaksi berlangsung dianggap tidak ada kalor yang diserap maupun dilepaskan oleh sistem ke lingkungan, sehingga :
qreaksi + qkalorimeter + qlarutan = qsistem qreaksi + qkalorimeter + qlarutan = 0
Atau
qreaksi = -(qkalorimeter + qlarutan)
Jika nilai kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil, kalor kalorimeter dapat diabaikan sehingga perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat pada kenaikan suhu larutan dalam kalorimeter.
B. PENENTUAN PERUBAHAN
ENTALPI
(11)
qreaksi = -qlarutan
qlarutan = -m x c x T
sehingga :
qreaksi = -m x c x T
dengan :
q = kalor reaksi (J atau K) m = massa (g atau kg)
c = kalor jenis (J/gC atau J/kg K) T= perubahan suhu (C atau K)
Kalor yang diserap atau dilepas oleh kalorimeter disebut dengan kapasitas kalor kalorimeter (Ckalorimeter). Dirumuskan :
Qreaksi + qkalorimeter + qair = qsistem
qreaksi + qkalorimeter + qair = 0
atau
qreaksi = -(qkalorimeter + qair)
qkalorimeter = Ckalorimeter x T
dengan :
Ckalorimeter = kapasitas kalor kalorimeter (JC-1 atau JK-1) T= perubahan suhu (C atau K)
(12)
2. Hukum Hess
Perubahan entalpi suatu reaksi hanya
bergantung pada keadaan awal (zat – zat pereaksi) dan keadaan akhir (zat – zat hasil reaksi) dari suatu reaksi dan tidak tergantung bagaimana jalannya reaksi.
(13)
Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari dua
proses, yang pertama adalah pemutusan ikatan antar-atom dari senyawa yang
bereaksi, dan selanjutnya proses
penggabungan ikatan kembali dari atom – atom yang terlibat reaksi sehingga
membentuk susunan baru. Proses pemutusan ikatan merupakan proses yang memerlukan kalor (endoterm), sedangkan proses
penggabungan ikatan adalah proses yang membebaskan kalor (eksoterm).
(14)
Energi disosiasi ikatan (D)
Energi disosiasi ikatan merupakan energi yang diperlukan untuk memutuskan salah
satu ikatan 1 mol suatu molekul gas menjadi gugus – gugus molekul gas.
Energi ikatan Rata – rata
Energi ikatan rata – rata merupakan energi rata – rata yang diperlukan untuk
memutuskan sebuah ikatan dari seluruh ikatan suatu molekul gas menjadi atom – atom gas.
(15)
Ikatan
Energi ikatan Rata – rata
(kJ/mol)
Ikatan
Energi ikatan Rata – rata
(kJ/mol)
C-H +413 I-I +151
C-C +348 C-I +240
C-O +358 N-O +201
C-F +485 N-H +391
C-Cl +328 N-N +163
C-Br +276 C=C +6144
H-Br +366 C=O +799
H-H +436 O=O +495
H-O +463 N=N +941
H-Cl +431 C=N +891
F-F +155 C=C +839
Cl-Cl +242
(16)
Bahan bakar merupakan suatu senyawa yang bila dibakar menghasilkan kalor yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bahan bakar yang banyak dikenal adalah jenis bahan bakar fosil, misalnya minyak bumi atau batu bara.
Nilai kalor bakar dapat digunakan untuk
memperkirakan harga energi suatu bahan bakar. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan bahan bakar adalah tingkat
kesempurnaan pembakarannya. Pembakaran
tidak sempurna dipandang dari sudut energi yang dihasilkan, akan merugikan sebab akan dihasilkan energi yang lebih sedikit.
D. Bahan Bakar dan Perubahan
Entalpi
(1)
qreaksi = -qlarutan
qlarutan = -m x c x T
sehingga :
qreaksi = -m x c x T
dengan :
q = kalor reaksi (J atau K) m = massa (g atau kg)
c = kalor jenis (J/gC atau J/kg K) T= perubahan suhu (C atau K)
Kalor yang diserap atau dilepas oleh kalorimeter disebut dengan kapasitas kalor kalorimeter (Ckalorimeter). Dirumuskan :
Qreaksi + qkalorimeter + qair = qsistem
qreaksi + qkalorimeter + qair = 0
atau
qreaksi = -(qkalorimeter + qair)
qkalorimeter = Ckalorimeter x T
dengan :
Ckalorimeter = kapasitas kalor kalorimeter (JC-1 atau JK-1)
(2)
2. Hukum Hess
Perubahan entalpi suatu reaksi hanya
bergantung pada keadaan awal (zat – zat pereaksi) dan keadaan akhir (zat – zat hasil reaksi) dari suatu reaksi dan tidak tergantung bagaimana jalannya reaksi.
(3)
Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari dua proses, yang pertama adalah pemutusan ikatan antar-atom dari senyawa yang
bereaksi, dan selanjutnya proses
penggabungan ikatan kembali dari atom – atom yang terlibat reaksi sehingga
membentuk susunan baru. Proses pemutusan ikatan merupakan proses yang memerlukan kalor (endoterm), sedangkan proses
penggabungan ikatan adalah proses yang membebaskan kalor (eksoterm).
(4)
Energi disosiasi ikatan (D)
Energi disosiasi ikatan merupakan energi yang diperlukan untuk memutuskan salah
satu ikatan 1 mol suatu molekul gas menjadi gugus – gugus molekul gas.
Energi ikatan Rata – rata
Energi ikatan rata – rata merupakan energi rata – rata yang diperlukan untuk
memutuskan sebuah ikatan dari seluruh ikatan suatu molekul gas menjadi atom – atom gas.
(5)
Ikatan
Energi ikatan Rata – rata
(kJ/mol)
Ikatan
Energi ikatan Rata – rata
(kJ/mol)
C-H +413 I-I +151
C-C +348 C-I +240
C-O +358 N-O +201
C-F +485 N-H +391
C-Cl +328 N-N +163
C-Br +276 C=C +6144
H-Br +366 C=O +799
H-H +436 O=O +495
H-O +463 N=N +941
H-Cl +431 C=N +891
F-F +155 C=C +839
Cl-Cl +242
(6)
Bahan bakar merupakan suatu senyawa yang bila
dibakar menghasilkan kalor yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bahan bakar yang banyak dikenal adalah jenis bahan bakar fosil, misalnya minyak bumi atau batu bara.
Nilai kalor bakar dapat digunakan untuk
memperkirakan harga energi suatu bahan bakar.
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan bahan bakar adalah tingkat
kesempurnaan pembakarannya. Pembakaran
tidak sempurna dipandang dari sudut energi yang dihasilkan, akan merugikan sebab akan dihasilkan energi yang lebih sedikit.