HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMAN 2 PADANG CERMIN

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING

BOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMAN 2 PADANG CERMIN

Oleh

IRFANDRI VANIKO NEGARA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG


(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING

BOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMAN 2 PADANG CERMIN

Oleh

Irfandri Vaniko Negara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekuatan otot tungkai dan kelincahan dengan hasil kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 2 Padang Cermin 2012/2013. Dan diharapkan bermanfaat bagi peneliti, guru penjaskes, pelatih sepakbola sebagai bahan acuan mengajar dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran penjaskes khususnya olahraga sepakbola. Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Sampel yang digunakan adalah siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 2 Padang Cermin yang berjumlah 18 siswa.

Hasil penelitian menunjukan korelasi kekuatan otot tungkai terhadap hasil kecepatan menggiring bola sebesar 0,91 dan didapatkan thitung > ttabel atau 8,779

>1,734, maka Ho ditolak, dan korelasi kelincahan terhadap hasil kecepatan menggiring bola sebesar 0,7247 dan thitung > ttabel atau 4,206 > 1,734, maka Ho

ditolak. Selanjutnya korelasi kekuatan otot tungkai dan kelincahan terhadap kecepatan menggiring bola sebesar 0,935 dan thitung > ttabel atau 10,52 > 1,734

maka Ho ditolak. Hal tersebut membuktikan artinya ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan terhadap kecepatan menggiring bola. Ini berarti ada hubungan yang sangat kuat antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan terhadap hasil kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Padang Cermin.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ……….... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Kegunaan Penelitian ... 7


(7)

A. Hakikat Sepakbola... 9

B. Hakikat Kekuatan Otot Tungkai ... 14

C. Hakikat kelincahan ... 18

D. Hakikat Kecepatan. ... 22

F. Kerangka Pikir ... 24

G. Hipotesis. ... 27

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 28

B. Desain Penelitian ... 29

C. Instrumen Penelitian ... 30

D. Teknik Analisis Data ... 32

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35

B. Pengujian Hipotesis ... 40

C. Pembahasan. ... 48

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53


(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut kesebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

gawangnya sendiri agar tidak kemasukan.

Sepakbola adalah olahraga yang sangat populer dan digemari oleh orang tua, orang muda, bahkan anak-anak baik oleh kaum pria maupun wanita di Indonesia. Banyak diantara anak-anak yang ingin menjadi seorang pemain sepakbola profesional, bahkan kalau mungkin menjadi bintang sepakbola. Oleh karena itu dalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang diprioritaskan untuk dibina.

Di dalam kurikulum sekolah juga terdapat mata pelajaran penjaskes yang di dalam nya mengajarkan tentang olahraga dan permainan beregu sepakbola, hal itu juga terdapat pada SMAN 2 Padang Cermin yang juga memiliki ekstrakurikuler sepakbola yang bertujuan untuk membina siswa-siswa


(9)

2

sekolah tersebut yang memilik minat, bakat, dan kemampuan sepakbola yang baik, hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan prestasi di bidang sepakbola.

Dalam pelatihan olahraga, untuk dapat mencapai prestasi yang tinggi harus memperhatikan beberapa faktor. Salah satunya adalah teknik dasar dari olahraga tersebut. Begitu juga dalam olahraga sepakbola, apabila kita menguasai teknik dasar dengan baik, maka kita dapat bermain dengan baik. Permainan sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu atau permainan tim, maka suatu kesebelasan yang baik, kuat, tangguh adalah kesebelasan yang terdiri atas pemain-pemain yang mampu menyelenggarakan permainan yang kompak, artinya mempunyai kerjasama tim yang baik.

Menurut Sukatamsi (1984: 12) mengatakan bahwa untuk dapat mencapai kerjasama tim yang baik diperlukan pemain-pemain yang dapat menguasai semua bagian-bagian dan macam-macam teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola. Semua pemain sepakbola harus menguasai teknik dasar bermain sepakbola karena orang akan menilai sampai di mana teknik

dan skill pemain dalam menendang bola, mengumpan bola, menyundul bola, menggiring bola dan menembakan bola ke gawang lawan untuk menciptakan gol.

Adapun teknik dasar permainan sepakbola yang perlu dikuasai oleh para pemain pada umumnya adalah: menendang bola, menggiring bola, menahan dan menghentikan bola, menyundul bola, melempar bola, merampas atau merebut bola.


(10)

Hal ini membuktikan bahwa permainan sepakbola membutuhkan kondisi fisik kekuatan dan kelincahan yang baik. Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Oleh karena itu kekuatan mutlak harus dimiliki seorang atlit sebelum ia berlatih mengembangkan unsur-unsur yang lain.

Penguasaan bola merupakan bagian yang penting dalam setiap permainan. Setiap pemain atau tim berusaha untuk dapat menguasai bola, karena hanya dengan menguasai bola gol dapat terjadi. Setelah bola dapat dikuasai, pemain atau tim akan berusaha supaya bola tidak mudah hilang atau direbut lawan, oleh karena itu pemain harus dituntut untuk memiliki penguasaan bola. Penguasaan bola dapat ditunjukan dengan kemampuan seorang pemain dalam menggiring bola. Sedangkan untuk memiliki kesempatan memasuki daerah lawan dan kesempatan memasukkan bola dibutuhkan keterampilan

menggiring bola.

Dalam menggiring bola seorang pemain harus dapat merubah arah dan melewati lawan dengan cepat serta harus dapat menggunakan seluruh bagian kakinya sesuai dengan yang ingin dicapai. Untuk dapat melakukan semua itu sangat dibutuhkan unsur fisik karena dukungan fisik yang baik diharapkan seorang pemain atau atlit akan dapat bermain dengan baik pula.

Selain itu apabila pemain memiliki kondisi fisik yang baik akan memiliki beberapa keuntungan yang akan menjadikan pemain dapat meningkatan kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung, peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan lain-lain dari komponen kondisi fisik,


(11)

4

pemulihan yang cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan, respon atau tanggapan yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon atau tanggapan sedemikian diperlukan.

Jika seorang atlit memiliki kondisi fisik yang baik secara psikologi ada keuntungannya, karena atlit yang memiliki kondisi fisik yang baik akan merasa lebih percaya diri dan lebih siap dalam menghadapi tantangan latihan dan pertandingan.Selain itu apabila kondisi fisik atlit baik, maka ia akan lebih cepat pula menguasai teknik-teknik gerakan yang diberikan oleh pelatih.

Komponen kondisi fisik tersebut tentunya mempunyai peranan yang berbeda-beda dalam mendukung kemampuan seorang pemain sepakbola dalam menggiring bola. Namun demikian hal ini kurang mendapat perhatian secara proporsional dari pemain maupun guru/pelatih di ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Padang Cermin tersebut.

Pada kenyataannya seorang guru/pelatih lebih senang melakukan latihan hanya sekedar bermain sepakbola yang lebih menekankan pada penguasaan teknik semata tanpa didukung oleh latihan kondisi fisik yang mampu menunjang peningkatan kemampuan teknik yang dilatih kepada siswa nya.

Oleh karena itu peneliti mengadakan penelitian ini untuk mengetahui komponen fisik apa saja yang dapat meningkatkan kecepatan menggiring bola. Di antara komponen fisik yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kekuatan otot tungkai dan kelincahan.


(12)

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud untuk melakukan

penelitian tentang “ Hubungan kekuatan otot tungkai dan kelincahan terhadap

kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2

Padang Cermin”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah ditulis diatas, maka permasalahan yang timbul dapat di identifikasi sebagai berikut :

1. Apakah penguasaan teknik dasar bermain sepakbola merupakan modal utama untuk dapat bermain sepakbola ?

2. Apakah Teknik menggiring bola merupakan teknik dasar yang sering digunakan dalam permainan sepakbola ?

3. Apakah komponen kondisi fisik yang sangat mendukung dan menentukan dalam pencapaian kecepatan menggiring bola adalah kekuatan otot tungkai dan kelincahan ?

4. Seberapa besar hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan terhadap kecepatan menggiring bola belum diketahui ?

5. Apakah masih kurang nya pengetahuan guru/pelatih dan siswa tentang penting nya kondisi fisik dalam permainan sepakbola ?


(13)

6

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan masalah, adapun pembatasan

masalah tersebut adalah ”Apakah Ada Hubungan Antara Kekuatan Otot

Tungkai dan Kelincahan Terhadap Kecepatan Menggiring Bola Pada Siswa Ekstrakurikuler Sepakbola SMAN 2 Padang Cermin?”.

D. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Padang Cermin ?

2. Apakah ada hubungan antara kelincahan terhadap kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Padang Cermin ? 3. Apakah ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan

terhadap kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Padang Cermin ?


(14)

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap

kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Padang Cermin.

2. Untuk mengetahui hubungan antara kelincahan terhadap kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Padang Cermin.

3. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan terhadap kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Padang Cermin.

F. Kegunaan Penelitian

Dengan penelitian ini peneliti berharap antara lain : 1. Bagi siswa

Meningkatkan pengetahuan siswa dalam upaya meningkatkan kecepatan menggiring bola. Melalui latihan kekuatan otot tungkai dan kelincahan.

2. Bagi Guru Penjaskes

Sebagai salah satu metode dalam melatih sepakbola di sekolah khususnya dalam hal melatih kemampuan menggiring bola untuk mendapatkan siswa yang berbakat bermain sepakbola agar dapat memberikan prestasi di dalam ekstrakurikuler sepakbola di sekolahnya.


(15)

8

3. Sekolah

Sebagai bahan masukan dan referensi bagi pembina ekstrakurikuler sepakbola sekolah mengenai latihan kekuatan otot tungkai dan kelincahan terhadap kecepatan menggiring bola pada permainan olahraga sepakbola.

4. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan kemampuan menggiring bola pada permainan olahraga sepakbola.

5. Bagi Program Studi

Sebagai informasi dan pengembangan ilmu bagi pihak yang ingin melaksanakan penelitian.


(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Sepakbola

Sepak bola merupakan permainan beregu walaupun keahlian individual dapat digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung pada pemain yang bekerja dalam kombinasi. Untuk menguasai bola dan menciptakan kesempatan mencetak gol, anggota tim harus meningkatkan

kemampuan mengoper dan menerima bola dengan baik, menggiring bola sampai menembakkan bola ke gawang lawan untuk menghasilkan gol. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

Pada hakikatnya permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan di lapangan rumput oleh dua regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain termasuk satu orang penjaga gawang. Tujuan permainan ini dimainkan adalah untuk memasukan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan berusaha mempertahankan gawang sendiri dari serangan lawan agar tidak kemasukan gol (Sucipto, 2000: 1).


(17)

10

Menurut M.Sajoto (1995: 8) mengatakan bahwa sebagai salah satu cabang olahraga yang popular dan menarik untuk dinikmati selama kurang lebih 90 menit, tentunya seluruh pemain membutuhkan kecepatan, daya tahan, daya otot, kekuatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan reaksi.

Hal tersebut di atas digunakan untuk melakukan gerakan-gerakan yang ada di dalam permainan sepakbola yang melibatkan daya tahan serta otot-otot seperti menendang bola (kicking), menghentikan bola (stoping), menggiring bola (dribbling), menyundul bola (heading), merampas bola (tackling), lemparan kedalam (throw in), dan menjaga gawang (goal keeping) (Sucipto, 2000: 17).

Menurut Sucipto (2000 : 17-37)) teknik dalam permainan sepakbola yaitu: a. Teknik menendang bola

1) Menendang bola dengan kaki muka penuh (kura-kura). 2) Menendang bola dengan kaki muka bagian luar. 3) Menendang bola dengan kaki bagian dalam. b. Menghentikan (menyetop) dan mengontrol bola

1) Menghentikan dan mengontrol bola dengan telapak kaki, untuk bola yang jatuh ke tanah.

2) Menghentikan dan mengontrol bola dengan muka penuh, untuk bola yang masih melambungkan di udara.

3) Menghentikan dan mengontrol bola dengan kaki bagian dalam. 4) Menghentikan dan mengontrol bola dengan perut.

5) Menghentikan dan mengontrol bola dengan dada. 6) Menghentikan dan dengan menggunakan kepala. 7) Menghentikan dan dengan menggunakan paha. c. Teknik membawa atau menggiring bola (driblling)

1) Menggiring bola dengan punggung kaki.

2) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam dari kura-kura kaki. 3) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam atau bagian luar.


(18)

d. Teknik gerakan (gerakan tipu)

Gerakan yang terbaik adalah gerakan tipu badan (body playing) waktu menggiring bola. Karena gerakan tipu yang kerjakan dengan badan sangat penting dan banyak digunakan dalam permainan, maka perlu latihan yang intensif. Gerakan tipu dapat kerjakan dengan

mengendalikan kepada ketetapan, kecepatan dan kelincahan bergerak digunakan pada saat dan keadaan yang tepat serta menguntungkan. e. Teknik menyundul bola (heading)

Menyundul bola harus memakai dahi dan mata harus selalu terbuka Biasanya digunakan untuk memberi umpan kepada teman atau untuk membuat gol kegawang lawan melalui umpan lambung yang tinggi. f. Teknik melempar bola ke dalam (throw in)

Ketika bola meninggalkan lapangan permainan dinyatakan keluar (out), maka agar permainan dapat dilanjutkan seorang pemain melempar bola kedalam lapangan kembali (throw in).

Dalam pertandingan internasional panjangnya lapangan tidak boleh lebih dari 110 meter dan tidak boleh kurang dari 100 meter, seangkan lebarnya tidak lebih dari 75 meter dan tidak boleh kurang dari 64 meter (Marta Dinata, 2003: 46).

Gawang terdiri dari dua buah tiang yang masing-masing jaraknya sama jauh dari titik sudut lapangan. Jarak kedua tiang tersebut adalah 7,32 meter diukur dari sebelah dalam tiang gawang, dihubungkan dengan palang menyilang dan tingginya 2,44 meter diukur dari tanah sampai bagian bawah palang menyilang. Bola harus bulat dan dibuat dari kulit atau bahan lain. Lingkaran bola adalah 31 cm, sedangkan berat bola adalah 453 gram.

Karakteristik pemain sepakbola dalam bermain yaitu seorang pemain harus melakukan segala sesuatu tanpa menggunakan lengan kecuali pada saat melakukan lemparan kedalam dan seorang penjaga gawang didaerah kotak


(19)

12

pinaltinya sendiri. Sehingga koordinasi gerak kaki untuk berpindah tempat dan menguasai bola harus baik.

Dengan ukuran lapangan yang luas maka pemain diharuskan aktif bergerak dan berpindah tempat untuk mencapai posisi yang menguntungkan dalam usaha mencetak angka. Meskipun dalam permainan sepakbola terdiri dari 11 pemain, namun dengan waktu yang lama yaitu 2 x 45 menit tidaklah mudah untuk memulihkan kondisi fisik para pemain dilapangan untuk bisa bertahan sampai akhir pertandingan.

Dalam permainan sepakbola membutuhkan kondisi fisik serta kerjasama tim yang kompak, selain kemampuan teknik dari masing-masing individu. Karena dididalamnya terkandung banyak variasi permainan taktik menyerang dan bertahan oleh sebuah tim dan tidak akan bisa berjalan dengan baik jika para pemain tidak memiliki kekompakan dan kerjasama yang baik serta kemampuan teknik individu pemain yang baik dan mendukung merupakan hal yang mutlak harus dimiliki para pemain sepakbola.

Menggiring bola merupakan teknik dasar dalam bermain sepakbola, Menggiring bola dalam permainan sepakbola didefinisikan sebagai penguasaan bola dengan kaki untuk memindahkan bola dari satu tempat ketempat lainnya saat bergerak di lapangan permainan sepakbola. Dalam permainan sepakbola semua pemain harus mampu menguasai bola saat bergerak, berdiri, atau bersiap memulai operan atau tembakan.


(20)

Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang secara terputus-putus. Menggiring bola bertujuan untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan dan menghambat permainan. Menggiring bola dengan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar digunakan untuk melewati atau mengecoh lawan, dan

menggiring bola dengan punggung kaki digunakan untuk mendekati jarak dan paling cepat dibandingkan dengan bagian kaki lainnya (Sucipto, 2000: 28-31).

Menggiring bola merupakan teknik menendang terputus-putus atau pelan-pelan oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring bola/mendrible sangat perlu dikuasai pemain bola, karena menggiring bola merupakan kelanjutan dari suatu penyerangan ke pihak lawan, oleh karena itu pemain sepakbola harus memiliki kemampuan menggiring bola dengan cepat (Marta Dinata, 2004: 12).

Menggiring bola hanya dilakukan pada saat-saat yang menguntungkan saja yaitu bebas dari lawan. Untuk dapat menggiring bola dengan baik perlu latihan yang terus menerus dengan memperhatikan hal-hal antara lain:

a. Bola harus dikuasai sepenuhnya.

b. Jarak bola tetap dalam penguasaan pemain: bola bergulir harus selalu dekat dengan kaki, dengan demikian bola tetap dikuasai.


(21)

14

c. Posisi badan antara bola dan lawan: pandangan melihat bola pada saat kaki menyentuh, kemudian lihat situasi dan kedua lengan menjaga keseimbangan di samping badan.

d. Bola didorong dengan kaki.

Menurut Marta Dinata (2004: 19) dalam menggiring atau mendrible bola dapat dilakukan dengan cepat dan tepat menggunakan 3 macam cara, yaitu menggiring dengan punggung kaki, kaki bagian dalam, dan kaki bagian luar. Untuk dapat menggiring bola dengan baik diperlukan latihan secara intensif secara terus menerus.

Bentuk latihan menggiring bola menurut Marta Dinata (2004: 26) yaitu: a. Lari menggiring bola kemudian berputar membalik.

b. Lari menggiring bola kemudian berputar (membelok) ke kanan. c. Lari menggiring bola kemudian berputar (membelok) ke kiri. d. Gabungan dari latihan (a), (b), dan (c).

e. Lari menggiring bola menggunakan kaki bagian dalam memutari dua buah tonggak sehingga membentuk angka delapan dengan kaki kanan dan kiri bergantian.

f. Lari menggiring bola mengguanakan kaki bagian luar melewati delapan buah tonggak yang terpasang dengan jarak 1 meter secara zig-zag diantara celah tonggak dengan kaki kanan dan kiri bergantian.

B . Hakikat Kekuatan Otot Tungkai

Setiap jenis keterampilan dalam olahraga dilakukan oleh sekelompok otot tertentu. Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting untuk


(22)

penggerak setiap aktifitas fisik. Disamping itu kekuatan memegang peranan penting melindungi atlit dari kemungkinan cedera.

Dalam menggiring bola kekuatan otot tungkai mempunyai peranan yang sangat penting terhadap tumpuan kaki. Selain menguasai teknik dasar yang benar pemain sepakbola juga harus mempunyai kondisi fisik yang baik, dalam meningkatkan kondisi fisik maka perlu dilatihkan beberapa kondisi fisik. Sedangkan unsur kondisi fisik umum meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, koordinasi dan kelentukan (Heru Sulistianta, 2012: 48).

Kekuatan adalah kemampuan dari otot atau sekelompok otot untuk

membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan (Harsono, 1986: 40). Dapat dikatakan bahwa kekuatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam fungsi kerja organ tubuh dan sangat menentukan kualitas kondisi fisik seseorang dan sangat dibutuhkan dihampir semua cabang olahraga.

Kekuatan adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik seseorang secara keseluruhan. Kekuatan dapat dirincikan menjadi tiga bentuk, yaitu kekuatan maksimum, kekuatan elastis, dan daya tahan kekuatan. (Heru Sulistianta. 2012: 48)

Menurut Harsono (1988: 176) kekuatan adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena:

a. Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas.

b. Kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlit/orang dari kemungkinan cidera.


(23)

16

c. Kekuatan dapat mendukung kemampuan kondisi fisik yang lebih efisien, meskipun banyak aktivitas olahraga yang lebih memerlukan kelincahan, kelentukan, kecepatan, daya ledak dan sebagainya. Namun faktor-faktor tersebut tetap dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar memperoleh hasil yang baik.

Kekuatan otot tungkai seseorang berperan penting dalam meningkatkan frekuensi langkah lari seseorang, karena frekuensi langkah adalah perkalian antara

kekuatan otot tungkai dan kecepatan otot dalam melangkah. Kekuatan otot tungkai ini digunakan saat lari menggiring bola. Seorang pemain sepakbola harus memiliki kaki yang kuat, pergelangan kaki yang kuat, lutut yang kuat dan

tungkai yang kuat agar dapat memikul badan yang berat pada saat latihan dan bertanding dilapangan sepakbola.

Dalam pencapaian kecepatan menggiring bola kelincahan dan kekuatan otot tungkai sangat berperan, karena otot merupakan faktor pendukung kemampuan seseorang untuk melangkahkan kaki untuk berjalan dan berlari. Begitu juga dengan menggiring bola sepenuhnya menggunakan otot tungkai untuk dapat melakukannya. Kekuatan atau strength komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seorang atlit pada saat mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja tertentu (M. Sajoto, 1988: 58).

Salah satu faktor yang berperan dalam pencapaian kecepatan menggiring bola adalah faktor kondisi fisik kekuatan otot tungkai. Dengan kata lain untuk mencapai kecepatan menggiring bola harus ada unsur kondisi fisik terutama


(24)

kekuatan otot tungkai yang digunakan untuk mengangkat paha dan menolak pada saat lari menggiring bola.

Menurut Harsono (1988: 176) kekuatan adalah kemampuan otot untuk

membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Selanjutnya (Harsono, 1988: 177) menjelaskan :

Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting (kalau bukan yang paling penting) guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas. Kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi atlit dari

kemungkinan cedera. Dengan kekuatan atlit akan dapat lari cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 973) tungkai adalah kaki atau seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah. Kekuatan otot yang dimaksud penulis yaitu kemampuan otot tungkai untuk mempergunakan otot-ototnya menerima beban dalam waktu kerja tertentu, yaitu kemampuan seseorang dalam

menggunakan sekelompok otot untuk melakukan gerakan menggiring bola.

Menurut Soedarminto (1992: 60-61) tungkai terdiri dari tungkai atas dan tungkai bawah. Tungkai atas terdiri atas pangkal paha sampai lutut, sedangkan tungkai bawah terdiri atas lutut sampai kaki. Tulang tungkai terdiri atas: Tulang pangkal paha, Tulang paha, Tulang kering, Tulang betis, Tulang tempurung lutut, Tulang pangkal kaki, Tulang telapak kaki, Tulang ruas jari kaki.


(25)

18

Tungkai dibentuk oleh tulang-tulang yang panjang, panjang tungkai akan memberikan keuntungan mekanis untuk menghasilkan kekuatan dan kecepatan gerak. Panjang tulang tungkai akan membawa konsekwensi terhadap panjangnya otot tungkai, panjang tungkai akan memberikan keuntungan berupa kekuatan otot tungkai yang akan menghasilkan kekuatan otot tungkai maksimal. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa kekuatan tungkai akan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar dalam menempuh kecepatan maksimal, kekuatan tungkai dalam olahraga, sangat dibutuhkan di setiap cabang olahraga.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan kekuatan otot tungkai bisa dengan memberikan latihan naik turun tangga, naik turun bangku atau kotak , lompat katak, lompat hooping, Leg press, dan squat jump. Berkat latihan dan pembinaan secara teratur dan terus menerus akan diperoleh kekuatan, yang berarti seseorang akan dapat memanfaatkan sesuai dengan gerakan teknik yang dikehendaki.

C. Hakikat Kelincahan

Kelincahan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang banyak dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik.


(26)

Kelincahan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang berperan penting terutama pada cabang olahraga permainan termasuk sepakbola, khususnya pada saat mendapat rintangan dari lawan. Seorang pemain harus mampu bergerak dengan cepat merubah arah atau melepaskan diri.

Menurut Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum (2007: 56) Kelincahan (agility) adalah kemampuan tubuh atau bagian tubuh untuk mengubah arah gerakan secara mendadak dalam kecepatan yang tinggi. Misalnya mampu berlari

berbelok-belok, lari bolak-balik dalam jarak dan waktu tertentu, atau kemampuan berkelit dengan cepat dalam posisi tetap berdiri stabil.

Menurut Wahjoedi (2001: 61) kelincahan (agility) adalah kemampuan tubuh untuk mengubah arah secara cepat tanpa adanya gangguan keseimbangan atau kehilangan keseimbangan. Kelincahan memiliki peranan yang sangat penting dalam permainan sepakbola terutama dalam menghindari sergapan lawan pada saat menggiring bola, maupun digunakan untuk memasukkan bola ke gawang lawan sehingga mendapat angka.

Menurut Muhammad Muhyi Faruq (2009: 15) para pemain dalam permainan sepakbola membutuhkan tingkat kelincahan sangat tinggi, beberapa bentuk aktivitas di lapangan yang membutuhkan kelincahan pada saat menggiring bola dengan cepat menuju gawang melewati beberapa lawan yang menjaga daerah dengan formasi tertentu. Kelincahan sangat menentukan agar bisa menerobos menghindari hadangan dari lawan agar bisa memasukkan bola ke gawang lawan.


(27)

20

Kelincahan memiliki peranan yang sangat penting dalam permainan sepakbola terutama dalam menghindari sergapan lawan pada saat menggiring bola, maupun digunakan untuk memasukkan bola ke gawang lawan sehingga mendapat angka. Jika dilihat dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah dan posisi tubuhnya dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan serta sadar akan posisi tubuh (Harsono, 1986: 39).

Kegunaan kelincahan sangat penting terutama olahraga beregu dan memerlukan ketangkasan khususnya sepakbola. Kemampuan tubuh untuk meliuk-liuk

menghindari sergapan lawan sangat diperlukan olah pemain sepakbola. Dengan demikian gerakan yang eksplosif akan sangat memungkinkan seorang pemain untuk menguasai bola dan mampu melewati hadangan lawan, maupun untuk menerobos ketatnya pertahanan lawan.

1. Faktor-Faktor Kelincahan

Kelincahan termasuk suatu gerak yang rumit, di mana dalam kelincahan unsur-unsur yang lain seperti kelentukan, koordinasi dan kecepatan yang bereaksi secara bersamaan. Kelincahan ditentukan oleh faktor kecepatan bereaksi,

kemampuan untuk menguasai situasi dan mampu mengendalikan gerakan secara tiba-tiba. Kelincahan diperlukan pada cabang olahraga yang bersifat permainan. Kelincahan berkaitan dengan gerak tubuh yang melibatkan gerak kaki dan perubahan-perubahan yang cepat dari posisi badan.


(28)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelincahan yaitu kekuatan otot, kecepatan, tenaga ledak otot, waktu reaksi, keseimbangan,dan koordinasi (Depdiknas, 2000: 56-57).

Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi kelincahan menurut (Depdiknas, 2000: 57) yaitu:

1) Tipe Tubuh

Orang yang tergolong mesomorf lebih tangkas dari pada eksomorf dan endomorph.

2) Umur

Kelincahan meningkat sampai kira-kira umur 12 tahun pada waktu mulai memasuki pertumbuhan cepat (rapid growth). Selama periode tersebut kelincahan tidak meningkat, bahkan menurun. Setelah melewati pertumbuhan cepat (rapid growth) kelincahan meningkat lagi sampai anak mencapai umur dewasa, kemudian menurun lagi menjelang umur lanjut.

3) Jenis Kelamin

Anak laki-laki memperlihatkan kelincahan sedikit lebih dari pada perempuan sebelum umur pubertas. Setelah umur pubertas perbedaan kelincahannya lebih mencolok.

4) Berat Badan

Berat badan yang lebih dapat mengurangi kelincahan. 5) Kelelahan

Kelelahan dapat mengurangi kelincahan. Oleh karena itu, penting memelihara daya tahan jantung dan daya tahan otot, agar kelelahan tidak mudah timbul.

Kelincahan pada perinsipnya berperan untuk aktivitas yang melibatkan gerak tubuh yang berubah-ubah dengan tetap memelihara keseimbangan. Seorang siswa atau pemain yang mempunyai kelincahan yang baik maka akan mampu melakukan gerakan dengan lebih efektif dan efisien dilapangan permainan.


(29)

22

2. Bentuk Latihan Kelincahan

Menurut Harsono (1986: 12) ada beberapa bentuk latihan untuk kelincahan yaitu, lari bolak-balik (shuttle run), lari zig-zag, lari boomerang, envelop, halang

rintang, hexagon, dan banyak lagi. Intinya dalam latihan kelincahan atlit dalam latihan tersebut dituntut untuk lari cepat, belok cepat, tidak kehilangan

keseimbangan dan posisi kesadaran akan tubuh.

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kelincahan adalah kombinasi dari kecepatan, kekuatan, kecepatan reaksi, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi neuromuscular.

D. Hakikat Kecepatan

Kecepatan adalah kemampuan untuk berjalan berlari dan bergerak dengan sangat cepat (Heru Sulistianta, 2012: 52). Pengembangan kecepatan berarti juga

meliputi pengembangan kemampuan teknik, sehingga teknik tersebut dapat dilakukan dengan kecepatan tinggi dengan latihan secara teratur untuk mendapatkan kecepatan maksimum.

Menurut Nur Hasan (1986: 240), kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam mengarahkan gerak tubuh atau bagian-bagian tubuhnya melalui suatu ruang gerak tertentu. Dalam rangkaian pengertian bahwa kecepatan gerak ada

hubungan erat antara waktu dan jarak. Kecepatan merupakan kemampuan yang ada pada diri seseorang untuk digunakan melakukan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dan dilakukan dalam waktu yang singkat.


(30)

Kecepatan merupakan kualitas kondisional yang memungkinkan seseorang untuk bereaksi secara cepat bila dirangsang dan untuk menampilkan atau melakukan gerakan secepat mungkin. Kecepatan termasuk salah satu komponen kondisi fisik yang banyak berpengaruh terhadap penampilan atlit.

Dalam banyak cabang olahraga, kecepatan merupakan komponen fisik yang esensial, kecepatan menjadi faktor penentu dalam cabang-cabang olahraga sprint, tinju, nomor lempar dan lompat di atletik, dan dalam banyak cabang olahraga permainan salah satunya adalah sepakbola. Kecepatan juga merupakan potensi tubuh yang merupakan modal dalam banyak hal yang berhubungan dengan gerak. Kecepatan merupakan gabungan dari tiga elemen, yakni waktu reaksi, frekuensi gerakan per unit waktu dan kecepatan menempuh suatu jarak.

Menurut Nurhasan (1986: 2.14) kecepatan gerakan dan reaksi pemain sering di anggap sebagai ciri dari atlit berprestasi dalam cabang olahraga yang

membutuhkan mobilitas gerak yang tinggi. Seperti kecepatan lari seorang pemain saat mengejar atau menggiring bola, kecepatan pemain softball berlari dari satu base ke base berikutnya, dan kecepatan dalam cabang olahraga atletik yang merupakan inti sari yang hakiki dari cabang olahraga tersebut.

.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecepatan merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan gerak dalam waktu yang singkat dan menempuh suatu jarak dalam waktu yang singkat. Kecepatan yang


(31)

24

dimaksud penulis adalah seberapa cepat waktu yang ditempuh siswa untuk melakukan menggiring bola.

E. Kerangka Berpikir

1. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Kecepatan Menggiring Bola

Setiap jenis kemampuan olahraga dilakukan oleh sekelompok otot tertentu. Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Kegunaan kekuatan disamping untuk mencapai prestasi maksimal, juga untuk mempelajari teknik, mencegah cidera, dan

memantapkan rasa percaya diri.

Dalam menggiring bola kekuatan otot tungkai mempunyai peranan yang sangat penting terhadap kemampuan menggiring bola karena otot tungkai merupakan daya penggerak aktivitas fisik, kedua adalah karena kekuatan otot tungkai memegang peranan penting dalam melindungi atlit dari kemungkinan cidera, ketiga, oleh karena dengan kekuatan otot tungkai atlit akan dapat lari dengan cepat, demikian pula saat menggiring bola dapat berlari dengan cepat.

Seorang pemain sepakbola harus memiliki tungkai yang kuat, pergelangan kaki dan lutut yang kuat, agar dapat memikul bobot badan yang berat karena tungkai merupakan anggota gerak bagian paling bawah tubuh manusia.


(32)

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa kekuatan otot tungkai mempunyai peranan penting dalam menunjang hasil kecepatan menggiring bola.

2. Hubungan Antara Kelincahan Terhadap Kecepatan Menggiring Bola Menggiring bola adalah penguasaan bola dengan kaki saat bergerak di lapangan permainan, yang bertujuan untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan dan menghambat permainan lawan. Itu semua dapat dilakukan dengan baik jika pemain memiliki kelincahan yang baik. Kelincahan adalah kemampuan tubuh mengubah arah secara cepat dengan sadar akan posisi tubuhnya dan tetap dalam keseimbangan tubuh yang baik.

Dengan memiliki kelincahan yang baik siswa dapat meliuk-liuk tubuhnya untuk melewati hadangan lawan untuk menciptakan gol dan menjaga pergerakan lawan untuk tidak mencetak gol. Seorang pemain yang kurang lincah dalam melakukan suatu gerakan akan sulit untuk menghindari sentuhan-sentuhan perseorangan yang dapat mengakibatkan kesalahan perseorangan yang tentunya akan berdampak kerugian juga oleh seluruh anggota tim atau regunya.

Kelincahan dapat dilihat dari sejumlah kegiatan dalam olahraga meliputi kerja kaki yang efisien dan perubahan tubuh dengan cepat. Seseorang yang mampu merubah posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik. Individu yang mampu merubah posisi


(33)

26

yang satu ke posisi yang lain dengan koordinasi dan kecepatan yang tinggi memiliki tolak ukur klasifikasi yang baik dalam komponen kelincahan.

Dalam beberapa hal, kelincahan menyatu dengan tenaga daya tahan, kelincahan diperlukan sekali dalam melakukan gerak tipu pada saat menggiring bola. Karena gerak tipu sangat baik dalam hal mengecoh dan melewati lawan untuk dapat menggiring bola kearah tujuan pemain akan membawa bola kearah yang

diinginkan, hal tersebut dapat dilakukan bila seorang pemain bisa mengendalikan ketepatan, kecepatan, dan kecermatan pada saat menggiring bola diatas lapangan pertandingan.

Di ekstrakurikuler SMA Negeri 2 Padang Cermin ini kelincahan yang dimiliki oleh para siswa masih kurang, hal tersebut dapat terlihat oleh peneliti pada saat siswa kesulitan melewati lawan pada saat menggiring bola. Sehingga peneliti melakukan penelitian tentang hubungan antara kelincahan dengan kecepatan menggiring bola.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara yang harus di uji lagi kebenarannya secara empirik. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir,maka dapat dirumuskan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(34)

Ho1: Tidak ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan kecepatan menggiring bola.

Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan kecepatan menggiring bola.

Ho2: Tidak ada hubungan antara kelincahan dengan kecepatan menggiring bola.

Ha2: Ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan kecepatan menggiring bola

Ho3: Tidak ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan dengan kecepatan menggiring bola.

Ha3: Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan dengan kecepatan menggiring bola.


(35)

28

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknik dan alat tertentu sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Analisis korelasi ganda untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Metode penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa asumsi dan hipotesis diajukan oleh peneliti benar-benar terbukti dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan data yang ada.

B. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel yaitu :

1. Variabel bebas (X) adalah kekuatan otot tungkai dan kelincahan. 2. Variabel terikat (Y) adalah kecepatan menggiring bola.


(36)

C. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai (X1) dan kelincahan (X2) dengan kecepatan menggiring bola (Y). Desain penelitian dibuat agar peneliti mampu menjawab pertanyaan penelitian dengan objektif, tepat dan sehemat mungkin. Adapun desain pada penelitian ini adalah:

Gambar 1: Desain Penelitian.Sumber Sugiyono (2008: 10)

Keterangan:

X1=Kekuatan otot tungkai X2=Kelincahan

Y =Kecepatan menggiring bola

X1

X2


(37)

30

D. Penetapan Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau obyek yang mempunyai sifat-sifat umum. Pada penelitian ini populasi yang diambil berdasarkan dengan jenis populasi terbatas, yaitu sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga relatif dapat dihitung jumlahnya.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Siswa

Ekstrakurikuler Sepakbola SMA Negeri 2 Padang Cermin Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Sampel

Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola terdapat 18 siswa, maka sampel diambil semua populasi yaitu 18 siswa.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat atau cara yang digunakan untuk mengambil data penelitian. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data menggunakan tes Leg Strength, tes zig-zag run, dan tes dribbling, penjelasan lengkapnya ada di lampiran 5,6, dan 7 halaman 56-60 .


(38)

1. Leg Strength

a. Tujuan: Untuk mengukur kekuatan otot tungkai. b. Pelaksanaan Leg Dynamometer (Nurhasan : 1986):

1. Siswa yang dites berdiri di atas alat leg dynamometer dan lutut di tekuk membentuk sudut 130-140 derajat,tubuh tetap tegak lurus dan pandangan lurus ke depan.

2. Panjang rantai diukur sedemikian rupa sesuai dengan siswa yang di tes dengan posisi berdiri.

3. Tongkat pegangan di genggam dengan posisi tangan menghadap belakang.

4. Tarik tongkat pegangan sekuat mungkin dan meluruskan lutut perlahan-lahan.

5. Baca angka ada skala maksimum tercapainya tarikan dalam satuan kilogram (kg).

6. Pengukuran di ambil sebanyak tiga kali dan hasil terbaik yang dipakai sebagai hasil pengukuran.

7. Skor: Angka yang ditunjukan alat tersebut menyatakan besar nya kekuatan otot tungkai yang diukur dalam satuan kilogram (kg).

2. Zig Zag Run

a. Tujuan: Untuk mengukur kelincahan.

b. Pelaksanaan : Tes kelincahan (Nurhasan : 1986): 1. Start dilakukan dengan start berdiri. 2. Kaki siswa berada di belakang garis start. 3. Pada aba-aba “siap” siswa siap berlari.

4. Pada saat “ya” siswa berlari secepat mungkin mengikuti arah panah sesuai dengan diagram sampai batas finish.

5. Bersama-sama aba-aba “ya” stop watch dijalankan dan dihentikan pada saat siswa mencapai garis finish.

6. Siswa dinyatakan gagal dan harus mengulang kembali bila : 1. Menggeserkan cone.


(39)

32

2. Tidak sesuai arah panah pada diagram tes tersebut. 7. Setiap siswa diberi kesempatan melakukan tiga kali dan

diambil hasil yang terbaik.

8. Skor: Waktu terbaik dari tiga kali kesempatan yang dicatat sampai 1/10 detik.

3. Dribbling

a.Tujuan: Untuk mengukur kecepatan menggiring bola. b.Pelaksanaan Tes menggiring bola (Nurhasan : 1986). 1. Permulaan menggiring bola tanpa aba-aba.

2. Pada saat bola menyentuh garis start yang terdapat pada rintangan 1 (satu) stopwatch dihidupkan.

3. Selanjutnya siswa menggiring bola sesuai dengan arah panah. 4. Garis finish ini terletak pada rintangan terakhir, bersamaan

dengan itu stopwatch dimatikan.

5. Salah jalan selama melakukan dribbling harus diperbaiki di mana terjadinya pelanggaran dan stopwatch tetap berjalan. 6. Setiap siswa diberi kesempatan melakukan tiga kali dan

diambil hasil yang terbaik .

7. Skor: Waktu terbaik dari tiga kali kesempatan yang dicatat sampai 1/10 detik.

F. Teknik Analisa Data

Setelah diperoleh data selanjutnya dapat ditentukan analisa statistik yang tepat pengolahannya. Adapun rumus yang digunakan : Rumus Korelasi Linier, menurut (Sudjana, 2003:369), sebagai berikut :

r =

   } ) ( . }{ ) ( . { ) )( ( 2 2 2 2 i i i i i i i Y Y n X X n Y X Y X n


(40)

Keterangan :

r = Korelasi Xi = Variabel Bebas Yi = Variabel Terikat N = Jumlah Sampel

Menurut Riduwan (2005: 98), harga r yang diperoleh dari perhitungan hasil tes dikonsultasikan dengan Tabel r product moment. Interprestasi tersebut adalah sebagai berikut:

Interval Koefisien Korelasi Interpretasi Hubungan

0,80 – 1,00 Sangat kuat

0,60 – 0,79 Kuat

0,40 – 0,59 Cukup kuat

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat rendah

Sumber : Riduwan. 2005

Tabel 1: Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r.

Setelah diketahui besar kecilnya r xy maka taraf signifikan dilihat dengan :

2

r n-2

t =


(41)

34

Kriteria pengujian hipotesis tolak HO jika t hitung > t tabel, dan terima Ho jika t hitung < t tabel. Untuk dk distribusi t diambil n-2 dengan α = 0,05, dan untuk mencari besarnya sumbangan (kontribusi) antara variabel X dan variabel Y maka menggunakan rumus Koefisian Determinansi :

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Detreminansi r = Koefisien Korelasi


(42)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian pembahasan permasalahan yang disampaikan di atas serta hasil pembahasan dari proses analisis data hasil penelitian, maka dapat ditarik suatu kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai terhadap hasil kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepak bola SMAN 2 Padang Cermin.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelincahan terhadap hasil

kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepak bola SMAN 2 Padang Cermin.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan terhadap hasil kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepak bola SMAN 2 Padang Cermin.

Maka hipotesis yang penulis ajukan diterima, yaitu terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan terhadap hasil kecepatan menggiring bola


(43)

51

pada siswa ekstrakurikuler sepak bola SMAN 2 Padang Cermin.Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan yang disebutkan di atas, timbul beberapa wawasan atau pandangan yang dikemukakan oleh peneliti yang berupa saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMANegeri 2 Padang Cermin agar terus berlatih untuk meningkatkan kondisi fisik khususnya latihan kekuatan otot tungkai dan kelincahan untuk mendapatkan kecepatan menggiring bola yang baik.

2. Bagi para Guru Pendidikan Jasmani dan pelatih sepakbola disekolah dalam usaha meningkatkan hasil kecepatan menggiring bola maka selain

memberikan latihan teknik menggiring bola juga perlu memberikan latihan peningkatatan kondisi fisik untuk meningkatkan kekuatan otot siswa seperti latihan naik turun tangga, naik turun bangku atau kotak , lompat katak, lompat hooping.Serta latihan kelincahan siswa dengan lari bolak-balik (shuttle run), lari zig-zag, lari boomerang.

3. Bagi peneliti lain yang berminat meneliti kembali permasalahan ini, disarankan agar penelitian ini dapat dijadikan bahan pembanding. Karena pada penelitian ini hanya terbatas pada kekuatan otot tungkai dan


(44)

seperti kelentukan, power otot tungkai, kecepatan lari dan yang lainnya yang dapat meningkatkan kemampuan kecepatan menggiring bola dalam rangka untuk melengkapi penelitian ini.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2000. Pedoman Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga bagi Pelatihan Olahragawan Pelajar. Depdiknas. Jakarta

Dinata Marta. 2004. Dasar-Dasar Mengajar Sepak bola. Cerdas Jaya. Bandar Lampung

Dinata Marta. 2009. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Faruq Muhyi . 2009. Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Permainan Sepak Bola. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Surabaya

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Choaching. Tambak Kusuma. Jakarta

Harsono. 1986. Latihan Kondisi Fisik.

Nurhasan. 1986. Tes Dan Pengukuran. Karunika. Jakarta

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Depdiknas. Jakarta

Poerwadarminta. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta Riduwan. 2005. Penelitian Pendidikan. Tarsiti. Bandung

Sajoto. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Depdikbud direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proye Pengembangan LPTK, Jakarta

Satojo. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik. Dahara Prize. Semarang


(46)

Sucipto. 2000. Sepak Bola. Depdiknas. Jakarta Sudjana. 2003. Metode Statistik. Tarsito. Bandung

Sugiyono. 2008. Desain Sumber Penelitian. Alfabeta. Bandung

Sulistianta Heru. 2012. Dasar-Dasar Kepelatihan (Modul Pembelajaran). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Toho Cholik Mutahir & Ali Maksum. 2007. Sport Developmen Index. PT Indeks. Jakarta

Universitas Lampung. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Wahjoedi. 2001. Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. PT. Raja Grafindo Perkasa. Jakarta


(47)

(48)

(49)

(50)

(51)

(52)

Lampiran 5: Tes Leg Strength

Untuk mengukur kekuatan otot tungkai digunakan suatu alat yang disebut Leg Dynamometer.

1) Alat yang digunakan antara lain: a) Leg Dynamometer

b) Formulir dan alat tulis

2) Petugas: a) Pemandu tes b) Pencatat skor

3) Pelaksanaan Leg Dynamometer (Nurhasan : 1986) :

a. Siswa yang dites berdiri di atas alat leg dynamometer dan lutut di tekuk membentuk sudut 130-140 derajat,tubuh tetap tegak lurus dan

pandangan lurus ke depan.

b. Panjang rantai diukur sedemikian rupa sesuai dengan siswa yang di tes dengan posisi berdiri.

c. Tongkat pegangan di genggam dengan posisi tangan menghadap belakang.

d. Tarik tongkat pegangan sekuat mungkin dan meluruskan lutut perlahan-lahan.

e. Baca angka ada skala maksimum tercapainya tarikan dalam satuan kilogram (kg).

f. Pengukuran di ambil sebanyak tiga kali dan hasil terbaik yang di pakai sebagai hasil pengukuran.

g. Skor : Angka yang ditunjukan alat tersebut menyatakan besar nya kekuatan otot tungkai yang diukur dalam satuan kilogram (kg).


(53)

60

Gambar 5: Leg Dynamometer

Lampiran 6: Tes Zig Zag Run

Zig-zag run: Untuk mengukur kelincahan lari seseorang. 1) Alat yang digunakan:

a) Stop watch.

b) Cone sebagai penanda batas lintasan. c) Formulir dan alat tulis.

d) Lapangan atau lintasan datar seluas 15 meter.

2) Petugas : a) Pemandu tes. b) Pengambil waktu.

3) Pelaksanaan :

Tes kelincahan (Nurhasan : 1986) a. Start dilakukan dengan start berdiri. b. Kaki siswa berada di belakang garis start. c. Pada aba-aba “siap” siswa siap berlari.


(54)

d. Pada saat “ya” siswa berlari secepat mungkin mengikuti arah panah sesuai dengan diagram sampai batas finish.

e. Bersama-sama aba-aba “ya” stop watch dijalankan dan dihentikan pada saat siswa mencapai garis finish.

f. Siswa dinyatakan gagal dan harus mengulang kembali bila : 1. Menggeserkan cone.

2. Tidak sesuai arah panah pada diagram tes tersebut.

g. Setiap siswa diberi kesempatan melakukan tiga kali dan diambil hasil yang terbaik.

h. Skor : Waktu terbaik dari tiga kali kesempatan yang dicatat sampai 1/10 detik.

Start & Finish

3m

5m

Gambar 6: Diagram Lapangan Tes Kelincahan Sumber: Nurhasan (1986 : 2.17)


(55)

62

Lampiran 7: Tes Dribbling

Tujuan : untuk mengukur keterampilan, menggiring bola dengan kaki dengan cepat disertai perubahan arah.

1) Alat : a) bola. b) stop watch.

c) cone sebagai rintangan. d) kapur penanda.

e) formulir dan alat tulis.

2) Petugas : a) pemandu tes b) pengambil waktu

3) Pelaksanaan :

Tes menggiring bola (Nurhasan : 1986).

a. Permulaan menggiring bola tanpa aba-aba.

b. Pada saat bola menyentuh garis start yang terdapat pada rintangan 1 (satu) stopwatch dihidupkan.

c. Selanjutnya siswa menggiring bola sesuai dengan arah panah.

d. Garis finish ini terletak pada rintangan terakhir, bersamaan dengan itu stopwatch dimatikan.

e. Salah jalan selama melakukan dribbling harus diperbaiki di mana terjadinya pelanggaran dan stopwatch tetap berjalan.

f. Setiap siswa diberi kesempatan melakukan tiga kali dan diambil hasil yang terbaik .

g. Skor : Waktu terbaik dari tiga kali kesempatan yang dicatat sampai 1/10 detik.


(56)

START

2m

FINISH

Gambar 7: Diagram Lapangan Tes Menggiring Bola Sumber: Nurhasan (1986)


(57)

64

Lampiran 8: Hasil Penelitian

TABEL 7. DATA HASIL TEST PENELITIAN

NO NAMA Y

1 YUDHA PURTA

125 8.7 12.9

2 WAIS NUGRAHA 133 8.68 13.1

3 YOPI PURNOMO 108 8.79 13.18

4 DICKY SAPUTRA 136 8.85 13.19

5 AFRI AFRIZAL 118 8.69 13.27

6 RUMI FABIO 123 8.91 13.38

7 ATANG SUPRATMAN 111 9.11 13.51

8 AGUNG WICAKSANA 127 9.05 12.98

9 DIKI FEBRIAN 117 8.98 13.59

10 PUTRA SANJAYA 124 10.1 13.71

11 FIRMANUDIN 123 9.21 13.75

12 HAMDAN TAUFIK 102 9.3 13.68

13 NUR AKSA ARPIAN 116 9.39 13.54

14 ANGGI DWI PRAYOGI 131 9.11 13.82

15 M TABAH IMANUDIN 119 9.01 13.01

16 RIZKI DWI ANGGARA 109 9.17 13.9

17 M IRFAN 100 10.03 13.87


(58)

Lampiran 9: Perhitungan Data Z - skor dan T- skor

TABEL 8. Data Z - skor dan T- skor

NO NAMA Z – skor T- skor

1 YUDHA PURTA

125 0.643357271 56.43357271

2 WAIS NUGRAHA 133 1.361490126 63.61490126

3 YOPI PURNOMO 108 -0.882675045 41.17324955

4 DICKY SAPUTRA 136 1.630789946 66.30789946

5 AFRI AFRIZAL 118 0.014991023 50.14991023

6 RUMI FABIO 123 0.463824057 54.63824057

7 ATANG SUPRATMAN 111 -0.613375224 43.86624776

8 AGUNG WICAKSANA 127 0.822890485 58.22890485

9 DIKI FEBRIAN 117 -0.074775583 49.25224417

10 PUTRA SANJAYA 124 0.553590664 55.53590664

11 FIRMANUDIN 123 0.463824057 54.63824057

12 HAMDAN TAUFIK 102 -1.421274686 35.78725314

13 NUR AKSA ARPIAN 116 -0.16454219 48.3545781

14 ANGGI DWI PRAYOGI 131 1.181956912 61.81956912

15 M TABAH IMANUDIN 119 0.10475763 51.0475763

16 RIZKI DWI ANGGARA 109 -0.792908438 42.07091562

17 M IRFAN 100 -1.600807899 33.99192101

18 IKSAN FEBRIAN 99 -1.690574506 33.09425494


(59)

66

Lampiran 10: Perhitungan data Z - skor dan T- skor

TABEL 9. Data Z - skor dan T- skor

NO NAMA Z – skor T- skor

1 YUDHA PURTA

8.7 -0.655021834 43.44978166

2 WAIS NUGRAHA 8.68 -0.698689956 43.01310044

3 YOPI PURNOMO 8.79 -0.458515284 45.41484716

4 DICKY SAPUTRA 8.85 -0.327510917 46.72489083

5 AFRI AFRIZAL 8.69 -0.676855895 43.23144105

6 RUMI FABIO 8.91 -0.19650655 48.0349345

7 ATANG SUPRATMAN 9.11 0.240174672 52.40174672

8 AGUNG WICAKSANA 9.05 0.109170306 51.09170306

9 DIKI FEBRIAN 8.98 -0.043668122 49.56331878

10 PUTRA SANJAYA 10.1 2.401746725 74.01746725

11 FIRMANUDIN 9.21 0.458515284 54.58515284

12 HAMDAN TAUFIK 9.3 0.655021834 56.55021834

13 NUR AKSA ARPIAN 9.39 0.851528384 58.51528384

14 ANGGI DWI PRAYOGI 9.11 0.240174672 52.40174672

15 M TABAH IMANUDIN 9.01 0.021834061 50.21834061

16 RIZKI DWI ANGGARA 9.17 0.371179039 53.71179039

17 M IRFAN 10.03 2.248908297 72.48908297

18 IKSAN FEBRIAN 10.07 2.336244541 73.36244541


(60)

Lampiran 11: Perhitungan data Z - skor dan T- skor

TABEL 10. Data Z - skor dan T- skor Y

NO NAMA Y Z – skor T- skor

1 YUDHA PURTA

12.9 -1.6 34

2 WAIS NUGRAHA 13.1 -1.028571429 39.71428571

3 YOPI PURNOMO 13.18 -0.8 42

4 DICKY SAPUTRA 13.19 -0.771428571 42.28571429

5 AFRI AFRIZAL 13.27 -0.542857143 44.57142857

6 RUMI FABIO 13.38 -0.228571429 47.71428571

7 ATANG SUPRATMAN 13.51 0.142857143 51.42857143

8 AGUNG WICAKSANA 12.98 -1.371428571 36.28571429

9 DIKI FEBRIAN 13.59 0.371428571 53.71428571

10 PUTRA SANJAYA 13.71 0.714285714 57.14285714

11 FIRMANUDIN 13.75 0.828571429 58.28571429

12 HAMDAN TAUFIK 13.68 0.628571429 56.28571429

13 NUR AKSA ARPIAN 13.54 0.228571429 52.28571429

14 ANGGI DWI PRAYOGI 13.82 1.028571429 60.28571429

15 M TABAH IMANUDIN 13.01 -1.285714286 37.14285714

16 RIZKI DWI ANGGARA 13.9 1.257142857 62.57142857

17 M IRFAN 13.87 1.171428571 61.71428571

18 IKSAN FEBRIAN 14.05 1.685714286 66.85714286


(61)

68

Lampiran 12: Siswa Melakukan Tes Kekuatan Otot Tungkai

Lampiran 13: Siswa Melakukan Tes Kelincahan


(62)

Lampiran 14: Siswa Melakukan Tes Kecepatan Menggiring Bola


(1)

Lampiran 8: Hasil Penelitian

TABEL 7. DATA HASIL TEST PENELITIAN

NO NAMA Y

1 YUDHA PURTA

125 8.7 12.9

2 WAIS NUGRAHA 133 8.68 13.1

3 YOPI PURNOMO 108 8.79 13.18

4 DICKY SAPUTRA 136 8.85 13.19

5 AFRI AFRIZAL 118 8.69 13.27

6 RUMI FABIO 123 8.91 13.38

7 ATANG SUPRATMAN 111 9.11 13.51

8 AGUNG WICAKSANA 127 9.05 12.98

9 DIKI FEBRIAN 117 8.98 13.59

10 PUTRA SANJAYA 124 10.1 13.71

11 FIRMANUDIN 123 9.21 13.75

12 HAMDAN TAUFIK 102 9.3 13.68

13 NUR AKSA ARPIAN 116 9.39 13.54

14 ANGGI DWI PRAYOGI 131 9.11 13.82

15 M TABAH IMANUDIN 119 9.01 13.01

16 RIZKI DWI ANGGARA 109 9.17 13.9

17 M IRFAN 100 10.03 13.87


(2)

TABEL 8. Data Z - skor dan T- skor

NO NAMA Z – skor T- skor

1 YUDHA PURTA

125 0.643357271 56.43357271

2 WAIS NUGRAHA 133 1.361490126 63.61490126

3 YOPI PURNOMO 108 -0.882675045 41.17324955

4 DICKY SAPUTRA 136 1.630789946 66.30789946

5 AFRI AFRIZAL 118 0.014991023 50.14991023

6 RUMI FABIO 123 0.463824057 54.63824057

7 ATANG SUPRATMAN 111 -0.613375224 43.86624776

8 AGUNG WICAKSANA 127 0.822890485 58.22890485

9 DIKI FEBRIAN 117 -0.074775583 49.25224417

10 PUTRA SANJAYA 124 0.553590664 55.53590664

11 FIRMANUDIN 123 0.463824057 54.63824057

12 HAMDAN TAUFIK 102 -1.421274686 35.78725314

13 NUR AKSA ARPIAN 116 -0.16454219 48.3545781

14 ANGGI DWI PRAYOGI 131 1.181956912 61.81956912

15 M TABAH IMANUDIN 119 0.10475763 51.0475763

16 RIZKI DWI ANGGARA 109 -0.792908438 42.07091562

17 M IRFAN 100 -1.600807899 33.99192101

18 IKSAN FEBRIAN 99 -1.690574506 33.09425494


(3)

Lampiran 10: Perhitungan data Z - skor dan T- skor

TABEL 9. Data Z - skor dan T- skor

NO NAMA Z – skor T- skor

1 YUDHA PURTA

8.7 -0.655021834 43.44978166

2 WAIS NUGRAHA 8.68 -0.698689956 43.01310044

3 YOPI PURNOMO 8.79 -0.458515284 45.41484716

4 DICKY SAPUTRA 8.85 -0.327510917 46.72489083

5 AFRI AFRIZAL 8.69 -0.676855895 43.23144105

6 RUMI FABIO 8.91 -0.19650655 48.0349345

7 ATANG SUPRATMAN 9.11 0.240174672 52.40174672

8 AGUNG WICAKSANA 9.05 0.109170306 51.09170306

9 DIKI FEBRIAN 8.98 -0.043668122 49.56331878

10 PUTRA SANJAYA 10.1 2.401746725 74.01746725

11 FIRMANUDIN 9.21 0.458515284 54.58515284

12 HAMDAN TAUFIK 9.3 0.655021834 56.55021834

13 NUR AKSA ARPIAN 9.39 0.851528384 58.51528384

14 ANGGI DWI PRAYOGI 9.11 0.240174672 52.40174672

15 M TABAH IMANUDIN 9.01 0.021834061 50.21834061

16 RIZKI DWI ANGGARA 9.17 0.371179039 53.71179039

17 M IRFAN 10.03 2.248908297 72.48908297

18 IKSAN FEBRIAN 10.07 2.336244541 73.36244541


(4)

TABEL 10. Data Z - skor dan T- skor Y

NO NAMA Y Z – skor T- skor

1 YUDHA PURTA

12.9 -1.6 34

2 WAIS NUGRAHA 13.1 -1.028571429 39.71428571

3 YOPI PURNOMO 13.18 -0.8 42

4 DICKY SAPUTRA 13.19 -0.771428571 42.28571429

5 AFRI AFRIZAL 13.27 -0.542857143 44.57142857

6 RUMI FABIO 13.38 -0.228571429 47.71428571

7 ATANG SUPRATMAN 13.51 0.142857143 51.42857143

8 AGUNG WICAKSANA 12.98 -1.371428571 36.28571429

9 DIKI FEBRIAN 13.59 0.371428571 53.71428571

10 PUTRA SANJAYA 13.71 0.714285714 57.14285714

11 FIRMANUDIN 13.75 0.828571429 58.28571429

12 HAMDAN TAUFIK 13.68 0.628571429 56.28571429

13 NUR AKSA ARPIAN 13.54 0.228571429 52.28571429

14 ANGGI DWI PRAYOGI 13.82 1.028571429 60.28571429

15 M TABAH IMANUDIN 13.01 -1.285714286 37.14285714

16 RIZKI DWI ANGGARA 13.9 1.257142857 62.57142857

17 M IRFAN 13.87 1.171428571 61.71428571

18 IKSAN FEBRIAN 14.05 1.685714286 66.85714286


(5)

Lampiran 12: Siswa Melakukan Tes Kekuatan Otot Tungkai

Lampiran 13: Siswa Melakukan Tes Kelincahan


(6)

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS 8 SMP ABADI PERKASA PT INDOLAMPUNG PERKASA TULANG BAWANG

3 27 75

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA

1 11 70

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA ATLET USIA 15-17 TAHUN CLUB SEPAKBOLA PERSATUAN SEPAKBOLA MURIDA (MAFC) KECAMATAN BOSAR MALIGAS TAHUN 2016.

0 3 22

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENDRIBBLING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA.

0 4 35

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN, KECEPATAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KOORDINASI MATA KAKI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA (Studi Eksperimen pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Sragen).

0 0 14

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA 13-15 TAHUN.

1 2 94

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA KAKI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMK YAPPI WONOSARI.

1 3 107

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN TOGOK DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 GIRIMULYO.

0 9 117

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA 0

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KELINCAHAN, DAN KOORDINASI MATA-KAKI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL SMP NEGERI 2 BANGUNTAPANKABUPATEN BANTUL PROVINSI YOGYAKARTA.

2 9 116