Orientasi Politik Masyarakat Kota Bandar Lampung Terhadap Pencalonan Herman HN Dalam Pemilihan Gebernur Lampung

ABSTRAK

ORIENTASI POLITIK MASYARAKAT KOTA BANDAR LAMPUNG
TERHADAP PENCALONAN HERMAN HN DALAM PEMILIHAN
GUBERNUR LAMPUNG
Oleh
REZA DWI SAPUTRA

Setiap orang yang mengikuti perkembangan politik lokal di Provinsi Lampung
dalam konteks Pemilihan Gubernur tentunya memiliki orientasi politik sebagai
cara pandang yang berhubungan erat dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh
masyarakat terkait dengan objek politik.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Orientasi Politik Masyarakat Kota Bandar Lampung Terhadap
Pencalonan Herman HN dalam Pemilihan Gubernur Lampung.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif,
dengan mengambil sampel yaitu masyarakat di Kelurahan Labuh2.an Ratu
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung yang berjumlah 98 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orientasi politik masyarakat Kelurahan
Labuhan Ratu Kecamatan Labuhan Ratu terhadap Pencalonan Herman HN dalam

Pemilihan Gubernur Lampung termasuk dalam kategori orientasi politik yang
positif. Hal ini didasarkan pada data yaitu dari 98 responden: sebanyak 53
(54,08%) responden memiliki orientasi politik yang positif terhadap Pencalonan
Herman HN dalam Pemilihan Gubernur Lampung, sebanyak 45 (45,92%)
responden memiliki orientasi politik yang netral terhadap Pencalonan Herman HN

dalam Pemilihan Gubernur Lampung dan tidak ada (0,00%) responden memiliki
orientasi politik yang negatif terhadap Pencalonan Herman HN dalam Pemilihan
Gubernur Lampung. Rata-rata nilai aspek kognitif adalah 2.6 (masuk dalam
kategori positif), rata-rata nilai aspek afaketif adalah 2.6 (masuk dalam kategori
positif) dan rata-rata nilai aspek evaluatif adalah 2.7 (masuk dalam kategori
positif).

Kata Kunci: Orientasi Politik, Pemilihan Gubernur

ABSTRACT

POLITICAL ORIENTATION OF BANDAR LAMPUNG PEOPLE
TOWARD HERMAN HN CANDIDACY ON LAMPUNG
GOVERNOR ELECTION

By
REZA DWI SAPUTRA

Everyone who follows the local political developments in the province of
Lampung in the context of the election of Governor certainly has a political
orientation as a perspective that is closely related to the values held by the people
associated with the political object. The purpose of this research was to determine
political orientation of Bandar Lampung people toward Herman HN candidacy on
Lampung Governor Election

This research is a descriptive study, with a quantitative approach, by taking a
sample community on Labuhan Ratu District of Bandar Lampung, amounting to
98 people.

The results of this research indicate that political orientation of Bandar Lampung
people on Labuhan Ratu District of Bandar Lampung toward Herman HN
candidacy on Lampung Governor Election in the category of positive political
orientation. It is based on the data that is of 98 respondents: as many as 53
(54.08%) of respondents have a positive orientation towards the political
candidacy of Herman HN in Governor of Lampung, as many as 45 (45.92%) of

respondents have a neutral political orientation of the candidacy of Herman HN in

Governor of Lampung and no (0.00%) of respondents have a negative orientation
towards political candidacy of Herman HN in Lampung Governor Election.
Average value of cognitive aspect is 2.6 (include in positive category), value of
affective aspect is 2.6 (include in positive category), and value of evaluative
aspect is 2.7 (include in positive category).

Key Note: Political Orientation, Governor Election

RIWAYAT HIDUP

Reza Dwi Saputra dilahirkan di Bandar Lampung,
tanggal 20 Oktober 1989, merupakan putra dari pasangan
Bapak Zailani, S.E dan Ibu Dra. Baiduri, M.M. Peneliti
merupakan anak ke dua dari empat bersaudara, memiliki
satu saudara laki-laki dan dua saudara perempuan yakni
Redo Tridinata Wijaya, Reni Yuliana Meutia, S.Kom
dan Rera Maulindra.


Jenjang akademis peneliti dimulai dengan menyelesaikan pendidikan TK Unila
Bandar Lampung pada tahun 1996, dilanjutkan di Sekolah Dasar (SD) 2 Negeri
Labuhan Ratu Bandar Lampung diselesaikan tahun 2002, kemudian melanjutkan
ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 22 Bandar Lampung dan lulus pada
tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah
Atas (SMA) Perintis Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2008. Selanjutnya
pada tahun 2009 peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Lampung melalui jalur
SNMPTN.

PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT penguasa alam semesta,
yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani, memberikan akal
dan semangat untuk senantiasa bertawakal.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan bagi junjungan
Nabi Muhammad SAW.
Kupersembahkan skripsi ini kepada:
Kedua Orang Tua Ku Yang Sangat Kusayangi
Thank you so much mam pap, atas semua perjuangan

dan kasih sayang nya. ini awal dari semua mimpi
Mba dan Kedua Adik Tersayang
Reni yuliana meutia, Redo Tridinata Wijaya, Rera Maulindra
yang telah memberikan semangat serta doa
kepadaku dan juga yang sudah sangat-sangat berharap adik sekaligus
kakak nya untuk cepat meraih gelar S.IP.

Sahabat-sahabat terbaikku
Yang selalu menemani dan berbagi dalam suka dan duka

Seluruh angkatan 2009 yang tidak dapat disebut satu persatu
jangan pernah lupa akan perjuangan kita di mana tawa dan tangis
menjadi satu demi menggapai gelar S.IP.

Almamaterku Tercinta
Universitas Lampung

MOTO

“Isi Gelas Sepenuhnya Lalu Kosongkan.”

(Chairil Anwar)

“Kadang Untuk Membuat Orang Menurunkan Senjata
Kita Harus Mengangkat Senjata”
(Malcom X)

“Deposit Emotional Banking”
(Reza Dwi Saputra)

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rosulullah Nabi Muhammad SAW,
para sahabat, keluarga serta pengikutnya. Penulisan skripsi berjudul: Orientasi
Politk Masyarakat Kota Bandar Lampung Terhadap Pencalonan Herman
HN Dalam Pemilihan Gebernur Lampung, sebagai syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung.


Penulis sadar bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun terhadap
skripsi yang sederhana ini guna lebih bermanfaat di kemudian hari.

Skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan FISIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pemerintahan.

3. Bapak Drs. R. Sigit Krisbintoro selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan.
4. Ibu Dr. Ari Darmastuti, M.A. selaku pembimbing utama yang telah banyak
membantu dan memberikan motivasi selama proses bimbingan skripsi serta
kritik saran dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini agar menjadi
lebih baik.
5. Bapak Arizka Warganegara, S.IP., M.A selaku pembimbing ke dua yang juga
amat banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Dr. Suwondo, M.A selaku Penguji Utama yang juga sangat banyak
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Syafarudin. S,Sos selaku Pembimbing Akademik, yang telah banyak
membantu dan membeikan motivasi di bidang akademik sejak awal
perkuliahan sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh Jajaran Dosen Pengajar Ibu Tabah, Pak Sigit, Ibu Dwi, Ibu Feni, Pak
Maulana, Pak Pitojo, Pak Ismono, Pak Piping, Pak Syafar, Pak Syarief, Bapak
Yana Ekana, Pak Himawan, dan Pak Budi Kurniawan, serta dosen-dosen
lain, terimakasih atas wawasan ilmu yang diberikan, mohon maaf apabila
banyak hal yang kurang berkenan.
9. Seluruh staf Jurusan Ilmu Pemerintahan,serta Staf FISIP Universitas
Lampung yang tak dapat ditulis satu per satu, terima kasih telah banyak
membantu Penulis selama menuntut ilmu di Jurusan Ilmu Pemerintahan.
10. Buat Mami dan Papi yang tidak pernah henti henti nya untuk memberi
semangat.
11. Buat adik penulis Redo Tridinata Wijaya yang secara tidak langsung memberi
semangat.

12. Buat My Best Friend Noprian Saputra, S. Kom., terima kasih atas bantuannya
yang membuat penulis sangat terharu. yang juga dapat menemani baik disaat

susah maupun senang.
13. Buat Siti Fei Kenia Nournabila, S.IP., yang dari awal sampai akhir penulis
menyelesaikan kuliah tetap memberi bantuannya. Terima kasih banyak buat
bantuannya, terima kasih juga sudah bisa menjadi teman yang sangat baik
dalam perjuangan. semoga mimpi-mimpi kita terwujud.
14. Buat sahabat-sahabat terbaik yang pernah penulis miliki: Jevta Mahendra,
Budi Purlingga, Hajar Gilang Suwandaru dan Welly Thames Vary.
15. Buat seseorang yang ada di sana, terima kasih atas tamparannya yang
membuat penulis selalu termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. Ini awal
dari sebuah mimpi, penulis yakin kita akan bersatu lagi.

Allah Maha Melihat semua yang ada di dunia ini, semoga Allah SWT membalas
semua kebaikan kalian, dan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Bandar Lampung,
Penulis,

Reza Dwi Saputra

Oktober 2014


DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................
ABSTRACT .......................................................................................................
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
PERNYATAAN .................................................................................................
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................
MOTTO ..............................................................................................................
PERSEMBAHAN ..............................................................................................
SAN WACANA ..................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................

i
iii
v

vi
vii
viii
ix
x
xi
xii
xv
xvii
xix

PENDAHULUAN .................................................................................

1

I

A.
B.
C.
D.
II

III

Latar Belakang Masalah ....................................................................
Rumusan Masalah .............................................................................
Tujuan Penelitian .............................................................................
Kegunaan Penelitian .........................................................................

1
10
10
10

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................

11

A. Orientasi Politik ................................................................................
1. Pengertian Orientasi Politik ........................................................
2. Klasifikasi Orientasi Politik........................................................
3. Kategori Orientasi Politik ...........................................................
4. Hubungan Antara Orientasi Politik dan Budaya Politik .............
B. Masyarakat ........................................................................................
1. Pengertian Masyarakat................................................................
2. Ciri-Ciri Masyarakat ...................................................................
C. Pemilihan Kepala Daerah ..................................................................
1. Pengertian Pemilihan Kepala Daerah .........................................
2. Fungsi Pemilihan Kepala Daerah ...............................................
D. Kerangka Pikir ..................................................................................

11
11
13
15
17
19
19
20
25
25
27
28

METODE PENELITIAN .....................................................................

31

A.
B.
C.
D.
E.

31
31
32
34
35

Tipe Penelitian ..................................................................................
Definisi Konsep .................................................................................
Definisi Operasional..........................................................................
Populasi dan Sampel .........................................................................
Jenis Data ..........................................................................................

F.
G.
H.
I.
IV

V

VI

Teknik Pengumpulan Data ................................................................
Teknik Pengolahan Data ...................................................................
Skala Data dan Penentuan Skor ........................................................
Teknik Analisa Data ..........................................................................

35
36
37
37

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................

39

A.
B.
C.
D.

Sejarah Singkat Kelurahan Labuhan Ratu ........................................
Keadaan Geografis Kelurahan Labuhan Ratu ...................................
Keadaan Demografis Kelurahan Labuhan Ratu ................................
Tugas dan Fungsi Struktur Kelurahan Labuhan Ratu .......................

39
42
42
45

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................

48

A. Identitas Responden .........................................................................
1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin..............................
2. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur .........................
3. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan .....................
4. Identitas Responden Menurut Pekerjaan .....................................

48
48
49
49
50

B. Orientasi Politik Masyarakat Kota Bandar Lampung Terhadap
Pencalonan Herman HN dalam Pemilihan Gubernur Lampung .......
1. Orientasi Kognitif (Pengetahuan) ...............................................
2. Orientasi Afektif (Perasaan) ........................................................
3. Orientasi Evaluatif (Perilaku/Tindakan) .....................................

51
51
67
75

C. Kategori Orientasi Politik Masyarakat Kota Bandar Lampung
TerhadapPencalonan Herman HN dalam Pemilihan Gubernur
Lampung ...........................................................................................

81

D. Pembahasan .....................................................................................

83

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................

92

A. Kesimpulan ......................................................................................
B. Saran .................................................................................................

92
92

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Penentuan Skor .............................................................................................

37

2. Distribusi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin ...............................

43

3. Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan ...................................................

44

4. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ........................................

44

5. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin................................................

48

6. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur ...........................................

49

7. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan ......................................

50

8. Identitas Responden Menurut Pekerjaan ......................................................

50

9. Pemahaman Responden pada Langkah Herman HN dalam Melakukan
Sosialisasi Menjelang Pemilihan Gubernur ..................................................

52

10. Pemahaman Responden pada Materi Sosialisasi oleh Herman HN
Menjelang Pemilihan Gubernur ....................................................................

53

11. Pemahaman Masyarakat pada Kegunaan Sosialisasi oleh Herman HN
Menjelang Pemilihan Gubernur ....................................................................

55

12. Pemahaman Masyarakat pada Reputasi Herman HN ...................................

56

13. Pemahaman Responden terhadap Kedekatan Herman HN dengan
Masyarakat ....................................................................................................

58

14. Pemahaman Responden terhadap Kemampuan Herman HN membina
Hubungan dengan Masyarakat ......................................................................

60

15. Pemahaman Masyarakat terhadap kualitas Kepemimpinan Herman HN
sebagai Calon Gubernur Lampung................................................................

61

16. Pemahaman Responden pada Keberhasilan Kepemimpinan Herman HN ...

63

17. Pemahaman Responden terhadap Keberhasilan Pembangunan Kota
Bandar Lampung oleh Herman HN ..............................................................

64

18. Pemahaman Responden terhadap Keberhasilan Pelayanan Publik di Kota
Bandar Lampung oleh Herman HN ..............................................................
19. Kategori Aspek Kognitif dalam Orientasi Politik Masyarakat

65

Kota Bandar Lampung Terhadap Pencalonan Herman HN dalam
Pencalonan Gubernur Lampung....................................................................

66

20. Tanggapan atau Penilaian Masyarakat terhadap visi Herman HN dalam
Memajukan Pendidikan ................................................................................

67

21. Tanggapan atau Penilaian Masyarakat terhadap visi Herman HN dalam
Memajukan Kesehatan ..................................................................................

69

22. Tanggapan atau Penilaian Masyarakat terhadap visi Herman HN dalam
Memajukan Pembangunan ............................................................................

70

23. Tanggapan atau Penilaian Masyarakat terhadap visi Herman HN dalam
Memajukan Pelayanan Publik .......................................................................

71

24. Tanggapan atau Penilaian Masyarakat terhadap visi Herman HN dalam
Memajukan Kesejahteraan Masyarakat ........................................................

72

25. Kategori Aspek Afektif dalam Orientasi Politik Masyarakat
Kota Bandar Lampung Terhadap Pencalonan Herman HN dalam
Pencalonan Gubernur Lampung....................................................................

74

26. Dukungan Responden terhadap Program Herman HN dalam Memajukan
Pendidikan ....................................................................................................

75

27. Dukungan Responden terhadap Program Herman HN dalam Memajukan
Kesehatan .....................................................................................................

76

28. Dukungan Responden terhadap Program Herman HN dalam Memajukan
Pembangunan ................................................................................................

78

29. Dukungan Responden terhadap Program Herman HN dalam Memajukan
Pelayanan Publik ...........................................................................................

79

30. Dukungan Responden terhadap Program Herman HN dalam Memajukan
Meningkatkan Kesejaheraan Masyarakat .....................................................

79

31. Kategori Aspek Evaluatif dalam Orientasi Politik Masyarakat
Kota Bandar Lampung Terhadap Pencalonan Herman HN dalam
Pencalonan Gubernur Lampung....................................................................

80

32. Kategori Orientasi Politik Masyarakat Kota Bandar Lampung Terhadap
Pencalonan Herman HN dalam Pencalonan Gubernur Lampung .................

83

Lampiran 1

KUISIONER PENELITIAN

ORIENTASI POLITIK MASYARAKAT KOTA BANDAR LAMPUNG
TERHADAP PENCALONAN HERMAN HN DALAM PEMILIHAN
GUBERNUR LAMPUNG
0916021099

A. IDENTITAS RESPONDEN

Petunjuk: Isilah Identitas Anda dengan Benar
1. Nama

: ..........................................

2. Jenis Kelamin

: ..........................................

3. TTL/Umur

: ..........................................

4. Pendidikan Terakhir

: ..........................................

5. Pekerjaan

: ..........................................

B. DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER
Berilah tanda (√ ) pada alternatif jawaban yang telah disediakan, sesuai dengan opini,
pandangan atau pendapat Anda.
Orientasi Kognitif
1. Apakah Anda memahami langkah Herman H.N. dengan cara sosialisasi menjelang
Pemilihan calon Gubernur?
a. Paham
b. Cukup Paham
c. Tidak Paham

2. Apakah Anda memahami materi sosialisasi yang dilakukan oleh Herman H.N.
dengan cara sosialisasi menjelang Pemilihan calon Gubernur?
a. Paham
b. Cukup Paham
c. Tidak Paham
3. Apakah Anda memahami kegunaan sosialisasi yang dilakukan oleh Herman H.N.
dengan cara sosialisasi menjelang Pemilihan calon Gubernur?
a. Paham
b. Cukup Paham
c. Tidak Paham
4. Apakah Anda memahami bahwa Herman H.N. merupakan salah satu calon
Gubernur yang memiliki reputasi baik
a. Paham
b. Cukup Paham
c. Tidak Paham
5. Apakah Anda memahami bahwa Herman H.N. merupakan salah satu calon
Gubernur yang dekat dengan masyarakat?
a. Paham
b. Cukup Paham
c. Tidak Paham
6. Apakah Anda memahami bahwa Herman H.N. mampu membangun hubungan yang
baik dengan masyarakat yang dipimpinnya?
a. Paham
b. Cukup Paham
c. Tidak Paham

7. Apakah Anda memahami bahwa selama memimpin Kota Bandar Lampung, Herman
H.N. memiliki kualitas kepemimpinan yang baik
a. Paham
b. Cukup Paham
c. Tidak Paham

8. Apakah Anda memahami bahwa Herman HN selama memimpin Kota Bandar
Lampung dapat dinyatakan sebagai pemimpin yang berhasil?
a. Paham
b. Cukup Paham
c. Tidak Paham
9. Apakah Anda memahami bahwa selama memimpin Kota Bandar Lampung, Herman
H.N. berhasil melaksanakan pembangungan dengan baik?
a. Paham
b. Cukup Paham
c. Tidak Paham
10. Apakah Anda memahami bahwa selama memimpin Kota Bandar Lampung, Herman
H.N. berhasil memberikan pelayanan publik dengan baik?
a. Paham
b. Cukup Paham
c. Tidak Paham

Orientasi Afektif

11. Apakah anda menyukai visi dan misi Herman H.N. yang akan memajukan
pendidikan di Lampung?
a. Suka
b. Cukup Suka
c. Tidak Suka

12. Apakah anda menyukai visi dan misi Herman H.N. yang akan meningkatkan bidang
kesehatan di Lampung?
a. Suka
b. Cukup Suka
c. Tidak Suka

13. Apakah anda menyukai visi dan misi Herman H.N. yang akan meningkatkan
pembangunan di Lampung?
a. Suka
b. Cukup Suka
c. Tidak Suka

14. Apakah anda menyukai visi dan misi Herman H.N. yang akan meningkatkan
pelayanan publik di Lampung?
a. Suka
b. Cukup Suka
c. Tidak Suka

15. Apakah anda menyukai visi dan misi Herman H.N. yang akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di Lampung?
a. Suka
b. Cukup Suka
c. Tidak Suka

Orientasi Evaluatif

16. Apakah Anda mendukung program Herman H.N. yang akan memajukan pendidikan
di Lampung?
a. Mendukung
b. Cukup Mendukung
c. Tidak Mendukung

17. Apakah Anda mendukung program Herman H.N. yang akan meningkatkan bidang
kesehatan di Lampung?
a. Mendukung
b. Cukup Mendukung
c. Tidak Mendukung

18. Apakah Anda mendukung program Herman H.N. yang akan meningkatkan
pembangunan di Lampung?
a. Mendukung
b. Cukup Mendukung
c. Tidak Mendukung

19. Apakah Anda mendukung program Herman H.N. yang akan meningkatkan
pelayanan publik di Lampung?
a. Mendukung
b. Cukup Mendukung
c. Tidak Mendukung

20. Apakah Anda mendukung program Herman H.N. yang akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di Lampung?
a. Mendukung
b. Cukup Mendukung
c. Tidak Mendukung

TERIMA KASIH

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................................

30

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Orientasi politik pada dasarnya merupakan cara pandang yang berhubungan
erat dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat, orientasi politik suatu
masyarakat dapat muncul dari dalam masyarakat itu sendiri atau dapat muncul
dari luar masyarakat, tetapi tanggapan anggota masyarakat terhadap orientasi
itu berbeda-beda tergantung dari pengetahuan dan nilai-nilai yang dimilikinya
(Sjamsudin, 1993: 8).

Hal di atas sesuai dengan penelitian yang dilakukan Arif Sofianto (2013),
bahwa figur politik berupa tokoh individu yang memiliki integritas terlihat
semakin berpengaruh terhadap pilihan ketimbang partai politik, meskipun
sebagian besar orang masih memilih partai, figur individu lebih penting
dibanding partai politik. Pemilih lebih mengutamakan figur individu yang
peduli pada rakyat serta visi-misi dan programnya dianggap sejalan serta
bersikap anti korupsi. Partai politik dengan dukungan terbanyak adalah yang
relatif tidak memiliki banyak persoalan atau terlibat berbagai masalah.
Pemilih tidak terlalu memperhatikan figur individu yang karismatik dan
berwibawa, sedangkan figur individu yang bijaksana lebih diharapkan.
Pemilih tidak menyukai calon yang sering mengumbar janji karena terlalu

2

banyak janji dianggap semakin banyak mengingkari. Banyak mengumbar janji
memberikan kesan negatif bagi calon di mata pemilih

Penelitian lain oleh Setiajid (2011) yang menunjukkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilih pemula dalam menggunakan hak pilihnya adalah
faktor pengaruh orang tua, faktor pilihan sendiri, faktor media massa, partai
politik dan iklan politik, dan faktor teman sepergaulan. Faktor yang dominan
yang mempengaruhi pemilih pemula dalam menggunakan hak pilihnya pada
adalah faktor pengaruh dari pilihan sendiri dan orang tua. Orientasi politik
pemilih pemula dalam menggunakan hak pilihnya meliputi orientasi kognitif,
afektif maupun evaluatif sudah mengarah pada tataran orientasi positif dimana
orientasi yang ditunjukkan dengan tingkat pengetahuan dan frekuensi
kesadaran yang tinggi, perasaan dan evaluasi positif terhadap obyek politik.

Winda Meilan (2009), dalam penelitiannya menyatakan bahwa orientasi
politik pemilih perempuan adalah suatu produk yang tidak hadir dengan begitu
saja, terdapat faktor-faktor pengetahuan, perasaan, dan penilaian yang
mempengaruhi orientasi politik seorang pemilih perempuan. Berdasarkan tiga
tipe orientasi politik yang diteliti terdapat orientasi afektif yang sangat
berpengaruh dalam perilaku politik pemilih perempuan dalam memilih
dikarenakan banyaknya pemilih perempuan yang mempunyai dasar pemikiran
dihubungkan dengan perasaannya, seperti : memiliki rasa suka dan tidak suka
karena melihat penampilan caleg tersebut, berpikiran bahwa perempuan tidak
pantas untuk masuk ke dalam dunia politik, serta dalam memilih tidak rasional

3

Penelitian Hastato Pribady (2011) menunjukkan bahwa orientasi politik
aktivis perempuan LSM Damar dan LSM Sekar Sewu pada Pemilihan
Walikota Bandar Lampung Tahun 2010 adalah sebagai berikut: (1) Orientasi
kognitif, aktivis perempuan memiliki pemahaman terhadap hakikat Pemilihan
Walikota Bandar Lampung sebagai suatu mekanisme demokratisisasi untuk
memilih pemerintah kota secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan
adil (2) Orientasi afektif, para aktivis perempuan cenderung memiliki
perasaan dan sikap yang kurang baik apabila pada proses Pemilihan Walikota
Bandar Lampung masih terdapat berbagai kecurangan dan kelemahan yang
dapat mengurangi dan mengotori hakikat demokrasi lokal (3) Orientasi
evaluatif, para aktivis perempuan menilai bahwa proses demokratisasi lokal
yang diwujudkan dalam Pemilihan Walikota Bandar Lampung secara umum
sudah berjalan dengan baik, namun mereka memiliki harapan kepada
Walikota dan Wakil Walikota terpilih untuk memperhatikan kepentingan
kaum perempuan.

Parlindungan Sihombing (2013) dalam artikelnya menyatakan bahwa survei
terbaru terkait orientasi pemilih dalam pemilihan umum (pemilu) dilakukan
oleh Pusat Penelitian Politik (P2P) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI), pertengahan tahun ini. Secara sederhana, survei ini antara lain ingin
melihat sejauh mana masyarakat Indonesia saat ini dalam menentukan pilihan
pada pemilu lebih dipengaruhi oleh partai politik atau oleh figur calon
legislatif.

4

Fakta politik menunjukkan bahwa Pemilihan Gubernur Lampung Tahun 2014
didominasi oleh para calon gubernur yang berlatar belakang birokrat atau
pejabat negara yang masih aktif. Dalam Pemilihan Gubernur Lampung Tahun
2014 terdapat empat pasangan calon gubernur sebagai berikut:
1. Muhammad Ridho Ficardo dan Bachtiar Basri
Muhammad Ridho Ficardo adalah Ketua DPD Partai Demokrat Lampung
dan Bachtiar Basri adalah Bupati Tulangbawang Barat
2. Berlian Tihang dan Mukhlis Basri
Berlian Tihang adalah Sekretaris Daerah Provinsi Lampung dan Mukhlis
Basri adalah Bupati Lampung Barat
3. Muhammad Alzier Dianis Thabrani dan Lukman Hakim
Muhammad Alzier Dianis Thabrani adalah Ketua DPD Partai Golkar
Lampung dan Lukman Hakim adalah Walikota Metro
4. Herman HN dan Zainudin Hasan
Herman HN adalah Walikota Bandar Lampung dan Zainudin Hasan adalah
berlatar belakang pengusaha
(Sumber: www.radarlampung.calongubernurlampung2014.html.Diakses 22
Februari 2014)

Sesuai dengan data di atas maka diketahui bahwa para elit politik yang saat ini
sedang berkuasa atau belum habis masa kepemimpinannya sebagai kepala
daerah di kabupaten/ kota tertentu, berusaha untuk melanggengkan kekuasaan
mereka dengan cara mencalonkan diri sebagai calon Gubernur pada Pemilihan
Gubernur Lampung. Hal ini menunjukkan adanya nuansa feodalisme dalam
Pemilihan Gubernur Lampung.

5

Feodalisme merupakan struktur pendelegasian kekuasaan sosiopolitik yang
dijalankan kalangan bangsawan/monarki untuk mengendalikan berbagai
wilayah yang diklaimnya melalui kerja sama dengan pemimpin-pemimpin
lokal sebagai mitra. (Miriam Budiardjo, 1998: 7-8).

Peraturan

perundang-undangan pada dasarnya tidak melarang kepala

daerah/wakil kepala daerah yang masih aktif untuk mencalonkan diri dalam
pemilihan Gubernur, tetapi ditinjau dari etika politik, hal ini kurang baik,
sebab idealnya kepala daerah/wakil kepala daerah yang masih aktif tersebut
menyelesaikan masa jabatannya di kabupaten/kota masing-masing dan
melaksanakan dan menyelesaikan program yang telah mereka janjikan kepada
masyarakat pada saat berkampanye untuk menjadi kepala daerah/wakil kepala
daerah kabupaten/kota tersebut sampai masa jabatannya berakhir.

Para kepala daerah/kabupaten kota tersebut umum berdalih bahwa dengan
mencalonkan diri sebagai gubernur/wakil gubernur Lampung mereka
berkesempatan untuk mengabdikan diri secara lebih luas kepada masyarakat
Lampung, tetapi yang nampak justru adanya ambisi untuk menjadi penguasa.
Hal ini merupakan perwujudan dari budaya politik aristokrasi, yaitu
kepemimpinan atau pemerintahan yang dijalankan oleh sekelompok orang
atau elit politik tertentu, yang dianggap sebagai yang terbaik untuk
menjalankan pemerintahan. Para elit politik tersebut saling berkoalisi dalam
menggalang kekuatan menghadapi pemilihan Gubernur Lampung.

6

Sebelum pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah, setiap calon kepala daerah,
partai politik dan tim suksesnya berupaya semaksimal mungkin untuk
melakukan sosialisasi mengenai diri dan program yang mereka tawarkan.
Melalui proses sosialisasi ini, masyarakat calon pemilih memilii kesempatan
maksimal untuk mendapatkan informasi kepala daerah, sebagai dasar bagi
mereka dalam menentukan pilihan. Hal ini sesuai dengan konsep bahwa
masyarakat merupakan sasaran sosialisasi yang dilakukan oleh para calon
kepala daerah dan partai politik, yang menjanjikan berbagai program dan
perubahan bagi masyarakat, seperti sembako murah, pendidikan murah,
pengobatan murah dan sebagainya.

Salah satu calon dalam Pilkada Provinsi Lampung adalah Herman H.N., yang
menjabat sebagai Walikota Bandar Lampung. Herman H.N. telah melakukan
sosialisasi politik dengan menyebarkan berbagai media berupa spanduk,
pamplet dan media lainnya ke berbagai daerah di Provinsi Lampung.
Pencalonan Herman HN tersebut dilaksanakan melalui sosialisasi politik yang
dilaksanakan tersebut merupakan proses

distribusi informasi politik.

Sosialisasi politik membantu sebagai media distribusi dan penyebaran
sejumlah hal ke masyarakat luas (Hal ini sangat bertolak belakang dengan
keadaan yang berlaku dalam sistem politik tertutup, di mana distribusi dan
penyebaran informasi serta pengetahuan politiknya terbatas pada kelompok).

Sosialisasi politik sekaligus merupakan media partisipasi. Hal pertama yang
disebarkan dalam sosialisasi politik ke masyarakat adalah informasi dan
pengetahuan tentang politik. Aktivitas osialisasi politik membuat masyarakat

7

tidak buta informasi. Mereka tidak lagi memilih asal memilih, melainkan lebih
mempertimbangkan banyak hal ketika memutuskan akan memilih kandidat
calon kepala daerah.

Herman HN yang masih menjabat sebagai Walikota Bandar Lampung
mengandalkan beberapa program unggulan pada berbagai bidang sebagai
materi sosialisasi politiknya menjelang Pemilihan Gubernur Lampung. Hal ini
mengacu pada pelaksanaan program selama menjabat sebagai Walikota
Bandar Lampung, misalnya pada bidang kesehatan adanya program berobat
gratisdi 12 Rumah Sakit Swasta, dan 4 Rumah Sakit Pemerintah, semua
penyakit di ruang kelas tiga selama 5 (lima) hari untuk masyarakat yang tidak
mampu dengan jumlah anggaran 30 milyar / tahun. dan selama 2 tahun ini
sudah dibangun 15 Puskesmas rawat inap 2 lantai.

Program

di

bidang pendidikan

adalah peningkatan kualitas tenaga

kependidikan dari jenjang S1 dan S2 sejumlah 120 guru sebesar Rp. 20 Juta/
guru/ tahun. Pembagian perlengkapan sekolah (2 stel pakaian, sepatu, kaos
kaki, topi, tas dan alat-alat tulis) untuk 40.000 siswa secara gratis setiap
tahun, bantuan biaya operasional 318 PAUD sebesar 5 juta/PAUD. Pemberian
kuota 40% anak tidak mampu diterima di sekolah SMP, SMA Negeri dan
SMK di seluruh Bandar Lampung secara gratis tanpa tes. Pemberian insentif
guru honorer murni TK/RA, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK berjumlah
6.000 guru sebesar Rp. 900.000/guru dengan nilai total Rp. 5,4 Milyar.

Program di bidang keagamaan adalah pemberian operasional untuk 3.700 guru
ngaji sebesar 500.000/orang/tahun, bantuan uang tunai 1 juta rupiah/tahun

8

setiap masjid untuk biaya hari besar Islam (1 Muharam dan Isra' Mi'raj),
bantuan untuk setiap pesantren Rp. 25 Juta/ tahun di seluruh Bandar Lampung
serta adanya program pembangunan 3 Masjid/ tahun sebesaar Rp. 500
juta/masjid/tahun.

Program di bidang infrastruktur, adanya program perbaikan dan perluasan
jalan protokol, lampu jalan, taman kota, air mancur yang ada diseluruh Kota
Bandar Lampung. Pembangunan drainase di titik-titik rawan banjir dan
pembangunam tiga 3 jembatan layang (fly over) di Kota Bandar Lampung.
(Sumber: http://www.zainudinhasan.com/2013/07/profil-herman-hn.htm.
Diakses 24 Februari 2014)

Permasalahan yang umumnya muncul ketika seorang kepala daerah yang
belum habis masa jabatannya mencalonkan diri dalam Pemilihan Kepala
Daerah adalah berkembangnya penilaian negatif dalam masyarakat bahwa
calon tersebut adalah figur yang mengejar kekuasaan, sebab secara ideal,
sebagai kepala daerah seharusnya menyelesaikan dulu program pembangunan
dan pelayanan publik di suatu daerah sampai dengan masa jabatannya habis.
Kemungkinan lain yang dapat terjadi adalah mobilisasi birokrasi di daerah
pemerintahannya, yaitu menyalahgunakan wewenang sebagai kepala daerah
untuk menggerakkan para bawahannya dalam proses kampanye maupun
bentuk dukungan politik lain. Pada sisi lain, keuntungan yang dimiliki adalah
calon tersebut secara tidak langsung telah melakukan kampanye atau
sosialisasi mengenai profil dirinya maupun program-program pembangunan
yang telah dilaksanakan selama lebih kurang lima tahun menjabat sebagai
kepala daerah.

9

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kelurahan Labuhan Ratu Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung, dengan beberapa alasan bahwa
Kecamatan Labuhan Ratu merupakan kecamatan baru hasil pemekaran dari
Kecamatan Kedaton

yang berdiri pada tanggal 17 September 2012

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012
tentang Penataan dan Pembentukan Kelurahan dan Kecamatan, sehingga
dengan dilakukan penelitian di Kecamatan ini maka akan diperoleh gambaran
mengenai orientasi politik masyarakat di salah satu kecamatan baru di Kota
Bandar Lampung.

Kelurahan Labuhan Ratu merupakan Ibu Kota Kecamatan Labuhan Ratu,
sehingga cukup mewakili seluruh kelurahan yang ada dan pelaksanaan
penelitian di Kelurhan ini merupakan representasi dari enam kelurahan yang
ada yaitu Kelurahan Kampung Baru Raya, Labuhan Ratu, Labuhan Ratu
Raya, Sepang Jaya, Kota Sepang dan Bandar Gumanti. Terdapat data dan
sumber data yang mendukung pelaksanaan penelitian Kelurahan Labuhan
Ratu, yaitu terdapat 3.983 Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang tersebar di 17
Tempat Pemungutan Suara (TPS). Alasan lainnya adalah sampai dengan
penelitian ini dilaksanakan belum ada penelitian dengan kajian serupa di
Kelurahan Labuhan Ratu Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian dalam Skripsi
yang berjudul: Orientasi Politik Masyarakat Kota Bandar Lampung Terhadap
Pencalonan Herman HN dalam Pemilihan Gubernur Lampung.

10

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Orientasi
Politik Masyarakat Kota Bandar Lampung Terhadap Pencalonan Herman HN
dalam Pemilihan Gubernur Lampung?”

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Orientasi Politik Masyarakat Kota Bandar Lampung Terhadap
Pencalonan Herman HN dalam Pemilihan Gubernur Lampung
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna baik secara teoritis maupun secara praktis
sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
cakrawala pengetahuan dan wawasan dalam kajian ilmu pemerintahan
pada khususnya dan khazanah ilmu-ilmu sosial politik pada umumnya.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai
referensi dan bahan rujukan bagi pihak-pihak yang akan melakukan
penelitian dengan kajian mengenai orientasi politik masyarakat dalam
kaitannya dengan Pemilihan Kepala Daerah pada masa-masa mendatang.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Orientasi Politik

1. Pengertian Orientasi Politik
Orientasi politik merupakan cara pandang yang berhubungan erat dengan
nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat, orientasi politik suatu masyarakat
dapat muncul dari dalam masyarakat itu sendiri atau dapat muncul dari luar
masyarakat. Akan tetapi tanggapan anggota masyarakat terhadap orientasi itu
berbeda-beda tergantung dari pengetahuan dan nilai-nilai yang dimilikinya.

Menurut Sjamsudin (1993: 8), orientasi seseorang bisa saja berubah sesuai
dengan pengetahuan yang didapatnya dan nilai-nilai yang dimilikinya. Nilainilai

itulah

yang

akan

mempengaruhi,

dan

kadang-kadang

dapat

“membentuk”, keseluruhan “sikap” masyarakat terhadap suatu orientasi. Itulah
yang muncul atau terpolakan keatas permukaan sebagai orientasi politik
masyarakat Nilai-nilai itu dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal.
Faktor eksternal, yakni faktor yang berasal dari luar individu, yang dapat
berupa informasi, pengetahuan, lingkungan, teman sepermainan dan
sebagainya. Sedangkan faktor internal, yakni faktor yang berasal dari dalam
diri individu, berupa pendidikan, keluarga dan sebagainya.

12

Menurut Goeltom dalam Mediastutie (2006: 15), orientasi politik merupakan
suatu cara pandang masyarakat baik yang homogen maupun heterogen dalam
struktur masyarakat tersebut, yang dilatar belakangi oleh nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat maupun yang berada diluar masyarakat. Sehingga dapat
membentuk sikap dan menjadi terpola oleh mereka untuk memandang suatu
objek politik

Menurut Nazarudin Sjamsuddin (1993: 10), orientasi politik masyarakat dapat
berubah melalui dua cara yaitu dengan cara pemaksaan dan dengan cara
persuasif. Jika orientasi politik masyarakat dilakukan dengan cara pemaksaan
maka masalah yang akan timbul adalah:
a. Sikap Menentang
Suatu ciri yang menonjol yang melekat pada segala bentuk paksaan ialah
bahwa tindakan itu tidak dikehendaki atau tidak disukai oleh yang menjadi
sasaran pemaksaan. Reaksi yang lazim ditemui adalah sikap menentang.
Penentangan terhadap suatu paksaan dapat saja mengambil bentuk yang
keras ataupun lunak, tergantung kepada karakter daripada objek
pemaksaan, disamping dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dan aksi
keras yang diberikan terhadap upaya pemaksaan itu dapat berkembang
menjadi faktor yang mengancam stabilitas sistem politik.

b. Perubahan Sesaat
Berapa lama perubahan yang dilaksanakan itu dapat bertahan dalam
masyarakat. Jelas bahwa sesuatu yang dipaksakan itu merupakan hal yang
tidak disukai sehingga masayarakat tidak akan mampu memelihara atau

13

melestarikan orientasi yang dipaksakan itu, dan akan memberikan orientasi
politiknya kepada penguasa pemerintah hal ini berarti bahwa orientasi
politik akan hidup selama penguasa mampu menunjang kehadirannya
kepada masyarakat

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, penulis memaknai bahwa orientasi
politik adalah suatu cara pandang suatu individu atau golongan masyarakat
terhadap fenomena-fenomena politik yang dilatar belakangi oleh nilai-nilai
yang dimililkinya. Nilai-nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal
maupun internal sehingga dapat membentuk sikap yang terpola dalam
memandang suatu objek politik.

2. Klasifikasi Orientasi Politik

Menurut Almond dalam Arifin Rahman (1998: 33-34), untuk mengetahui
bagaimana sikap individu atau masyarakat terhadap sistem politik, kita dapat
menggunakan tiga komponen orientasi politik, yakni komponen kognitif,
komponen afektif, komponen evaluatif.
a. Orientasi Politik Kognitif
Orientasi plitik kognitif dapat diketahui dari pengetahuan seseorang atau
masyarakat tentang kepercayaan pada politik peranan, dan segala
kewajibannya serta input, dan outputnya dan juga untuk menilai tingkat
pengetahuan seseorang mengenai jalannya sistem politik, tokoh-tokoh
pemerintahan, kebijaksanaan yang mereka ambil, atau mengenai simbolsimbol yang dimiliki oleh suatu sistem politik.

14

b. Orientasi Politik Afektif
Orientasi Politik afektif akan berbicara tentang perasaan terhadap sistem
politik, peranannya, para actor dan penampilannya yang membuat
seseorang menerima atau menolak suatu sistem politik.
c. Orientasi Politik Evaluatif
Orientasi ini mengenai keputusan dan pendapat tentang obyek-obyek
politik yang secara tipikal melibatkan kombinasi standar nilai dan kriteria
dengan informasi dan perasaan. Orientasi ini ditentukan oleh evaluasi
moral yang telah dimiliki seorang dan juga berkaitan dengan evolusi
normatif, moral politik dan etika politik

Menurut Almond dalam Arifin Rahman (1998: 35), orientasi seseorang dapat
dilihat secara sistematis jika memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pengetahuan apa yang dimiliki seorang tentang negara dan sistem
politikya dalam pengertian umum, sejarah, ukuran lokasi, kekuasaan, sifatsifat konstitusional dan lain-lain. Bagaimana perasaan-perasaannya
terhadap karakteristik sistemik ini, dan bagaimana pendapatnya tentang
kelebihan atau kekurangan serta penilainnya terhadap karakteristik yang
sistemik tersebut?
b. Bagaimana pemahaman seorang tentang struktur dan peranan, kaum elit
politik dan pengajuan-pengajuan kebijaksanaan yang diperkenalkan di
dalam arus pembuatan kebijaksanaan yang bersifat ”upward”? bagaimana
perasaan dan pendapatnya tentang segala struktur, dan individu-individu,
keputusan-keputusan yang dilibatkan dalam seluruh rangkaian proses ini?
Bagaimana perasaan dan pendapatnya terhadap hal-hal tersebut?

15

c. Bagamana

pemahaman

yang

dimiliki

tentang

arus

pengokohan

kebijaksanaan yang ”downward” struktur-struktur, individu-individu,
keputusan-keputusan yang dilibatkan dalam seluruh rangkaian proses ini?
Bagaimana perasaan dan pendapatnya terhadap hal-hal itu?
d. Bagaimana perasaan pribadinya sebagai anggota sistem politik tersebut?
Bagaimana pemahamannya tentang haknya, kekusaannya, kewajibannya
dan strategi untuk dapat memasuki kelompok orang-orang yang
berpengaruh? Bagaimana penilaiannya terhadap kemampuan norma-norma
partisipasi dan penampilan apa yang diketahui dan dipergunakannya dalam
membuat penilaian politik, atau dalam menyampaikan pendapatnya.

3. Kategori Orientasi Politik

Menurut Rusadi KantaPrawira (1998: 31), orientasi politik yang dimiliki
sesorang terhadap objek-objek politik dapat dikategorikan menjadi:
a. Orientasi positif, orientasi ini yang ditunjukkan dengan tingkat
pengetahuan dan frekuensi kesadaran yang tinggi, perasaan dan evalusi
posistif terhadap objek politik.
b. Orientasi negatif, orientasi yang ditunjukkan dengan tingkat pengetahuan
dan frekuensi kesadaran yang rendah, evaluasi dan perasaan negatif yang
tinggi terhadap objek politik.
c. Orientasi netral, orientasi yang ditunjukkan oleh frekuensi ketidak
pedulian yang tinggi atau memilki tingkat orientasi yang sangat terbatas
bahkan tidak memiliki orientasi sama sekali terhadap objek-objek politik.

16

Kategori di atas sesuai dengan penjelasan Setiajid (2011), dengan mengutip
pendapat Almond, bahwa orientasi seseorang terhadap obyek-obyek politik,
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Orientasi Positif, yaitu orientasi yang ditunjukkan dengan tingkat
pengetahuan dan frekuensi kesadaran yang tinggi, perasaan dan evaluasi
positif terhadap obyek politik.
b. Orientasi Negatif, yaitu orientasi yang ditunjukkan dengan tingkat
pengetahuan dan frekuensi kesadaran yang rendah, evaluasi dan perasaan
negatif yang tinggi terhadap obyek politik.
c. Orientasi Netral, yaitu orientasi yang ditunjukkan oleh frekuensi
ketidakpedulian yang tinggi

atau memiliki tingkat orientasi yang sangat

terbatas bahkan tidak memiliki orientasi sama sekali terhadap obyekobyek politik.

Kategori orientasi politik tersebut berhubungan dengan empat macam obyek
politik, yaitu sebagai berikut:
a. Sistem politik secara keseluruhan, yakni meliputi antara lain: intenistas
pengetahuan, ungkapan perasaan yang ditandai oleh apresiasi terhadap
sejarah, ukuran lingkup lokasi, persoalan kekuasaan, karakteristik
konstitusional negara atau sistem politiknya.
b. Proses input, meliputi anatara lain intensitas pengetahuan dan perbuatan
tentang proses penyaluran segala tuntutan yang diajukan atau
diorganisasi oleh masyarakat, termasuk prakara untuk menerjemahkan
atau

mengkonversi

tuntutan-tuntutan

tersebut

sehingga

menjadi

kebijaksanaan yang otoritatif sifatnya dengan demikian proses input

17

antara lain meliputi pula pengamatan atas partai politik, kelompok
kepentingan, dan alat komunikasi massa yang nyata-nyata berpengaruh
dalam kehidupan politik sebagai sarana penampung berbagai tuntutan.
c. Proses output, meliputi antara lain: intensitas pengetahuan dan perbuatan
tentang proses aktivitas berbagai cabang pemerintahan yang berkenan
dengan penerapan dan pemaksaan keputusan-keputusan otoritatif.
Singkatnya berkenaan dengan fungsi pembuatan peraturan/perundangundangan oleh lembaga legislatif, fungsi pelaksanaan aturan oleh
eksekutif (termasuk birokrasi) dan fungsi peradilan.
d. Diri sendiri, meliputi antara lain: intensitas pengetahuan dan frekuensi
perbuatan seseorang dalam mengambil peranan di arena sistem politik.
Dipersoalkan apakah yang menjadi hak, kekuasaan dan kewajibannya.
Apakah yang bersangkutan dapat memasuki lingkungan orang atau
kelompok yang mempunyai pengaruh atau bahkan bagaimana caranya
untuk meningkatkan pengaruhnya sendiri. Kemudian lebih lanjut
dipersoalkan kriteria apakah yang dipakainya dalam membentuk
pendapat dalam masyarakat atau sebagai keseluruhan sistem politik.

4. Hubungan antara Orientasi Politik dan Budaya Politik

Menurut Nazarudin Sjamsudin (1993: 90), orientasi politik merupakan bagian
dari budaya politik yang berkembang dimasyarakat. Budaya politik lazimnya
sebagai seperangkat sikap, kepercayaan, dan perasaan warga negara terhadap
sistem politik dan simbol-simbol (seperti bendera, bahasa dan lembagalembaga politik) yang dimilkinya.

18

Almond dan Verba dalam Arifin Rahman (1998: 43), mengartikan budaya
politik sebagai suatu sikap orientasi yang khas dari warga negara terhadap
sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga
negara yang ada dalam sistem itu. Almond mengklasifikasikan budaya politik
menjadi tiga macam, yaitu:
a. Budaya Politik Parokial
Suatu budaya politik di mana tingkat partisipasi politik sangat rendah,
yang disebabkan faktor kognitif (misalnya tingkat pendidikan rendah).
Budaya politik parokial menyatakan, ketiadaanya harapan-harapan
terhadap perubahan yang diperbandingkan dengan sistem politiknya,
dengan demikian parokialisme dalam sistem bersifat yang diferensiatif,
lebih bersifat efektif dan orientatif daripada kognitifnya.
b. Budaya Politik Subyek
Suatu budaya politik di mana masyarakat sudah relatif maju baik sosial
maupun ekonominya, tetapi masih relatif pasif. Budaya politik subyek
sering terwujud dalam masyarakat yang tidak terdapat struktur masukan
yang diferensiasi, sedangkan orientasi politik dalam sistem politiknya
lebih bersifat normatif dan afektif daripada kognitif.
c. Budaya Politik Partisan
Suatu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat
tinggi. Dalam budaya politik partisipan, orientasi politik secara eksplisit
ditunjukan kepada sistem secara keseluruhan, bahkan terdapat struktur,
proses politik dan administratif.

19

B. Masyarakat

1. Pengertian Masyarakat

Menurut Koentjaraningrat (1998: 147), masyarakat adalah kesatuan hidup
manusia yang berint