DESKRIPSI FAKTOR SOSIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS KEKALAHAN HERMAN HN-ZAINUDIN HASAN PADA PEMILIHAN GUBERNUR PROVINSI LAMPUNGTAHUN 2014 (Studi Kasus di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar Lampung)
DESKRIPSI FAKTOR SOSIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS KEKALAHAN HERMAN HN-ZAINUDIN HASAN PADA PEMILIHAN GUBERNUR
PROVINSI LAMPUNGTAHUN 2014
(Studi Kasus di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar Lampung)
Oleh
INDAH PERMATA SARI
Pada Pilkada Gubernur Lampung tahun 2014, Herman HN selaku Wali Kota Bandar Lampung mencalonkan diri sebagai Gubernur Lampung, namun menuai kekalahan di daerah pemilihannya sendiri. Penelitian ini memaparkan faktor sosiologis dan psikologis kekalahan Herman HN-Zainudin Hasan pada pemilihan gubernur Provinsi Lampung tahun 2014 di Kelurahan Jagabaya III. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan kekalahan Herman HN-Zainudin Hasan di lihat dari aspek sosiologis; (1) faktor pekerjaan, penduduk di Kelurahan Jagabaya III tidak memilih Herman HN karena kebijakannya merugikan penduduk khususnya pedagang dan pemilik ruko; (2) faktor pendidikan, penduduk rata-rata lebih memilih M.Ridho Ficardo karena pendidikannya yang tinggi dinilai setara dengan penduduk; (3) faktor etnis/suku, penduduk etnis tionghoa tidak memilih Herman HN karena dianggap kontra untuk suku mereka; (4) faktor umur, penduduk lebih memilih M.Ridho Ficardo yang memiliki umur muda untuk menjadi pemimpin; (5) faktor agama, penduduk tidak mempermasalahkan agama selagi pemimpin membuat alternatif kebijakan lain untuk mereka yang beragama tidak sama dengan pemimpin; (6) faktor wilayah tempat tinggal, penduduk lebih M.Ridho Ficardo karena berasal dari wilayah yang sama. Dari aspek psikologis; (1) faktor kedekatan dengan kandidat, penduduk di Kelurahan Jagabaya III sangat menjagokan M.Ridho Ficardo; (2) faktor identifikasi partai, mayoritas penduduk menyukai partai demokrat, dan beberapa diantara penduduk merupakan anggota Partai Demokrat sebagai pengusung pasangan M.Ridho Ficardo dan Bakhtiar Basri.
(2)
DESCRIPTION OF THE FACTOR IN THE SOCIOLOGICAL AND PSYCHOLOGICAL DEFEAT HERMAN HN-ZAINUDIN HASAN ON THE
ELECTION OF THE GOVERNOR OF LAMPUNG PROVINCE IN 2014 By
INDAH PERMATA SARI
In the Governor Election of 2014, Herman HN as mayor of Bandar Lampung City who run for candicacy, had a defeat in the region of his election. This study describe the sociological and psychological factor defeat factor of Herman HN-Zainudin Hasan in Governor e Election of Lampung Province in 2014 Jagabaya III. Methods used in this research is descriptive qualitative research.
The results of the study show that the defeat of Herman HN-Zainudin Hasan had refer to aspect of sociological; (1) factor of work, the people in the Jagabaya III did not choose Herman HN because his policies damages the citizen espcially seller and shop owner; (2) factor of education, most of the people prefer choose M. Ridho Ficardo because his high education has suited proportion with citizen; (3) factor of ethnic/tribe, ethnic of chinese did not choose Herman HN because they considered he has cons with them; (4) factor of age, people prefer to choose M.Ridho Ficardo that has a young age to be the leader; (5) factor of religious, people did not make an issues of leader’s religious as long the leader made alternative policies to other people who has deveout not the same with the leader; (6) factor of residential area, people prefer to choose M. Ridho Ficardo he come from the same area; to the aspect psychological; (1) factor of proximity to the candidate, people in Jagabaya III are very suportive to the Democrat party, and some of the population is a member of the democrate party who carries M. Ridho Ficardo and Bakhtiar Basri.
(3)
DESKRIPSI FAKTOR SOSIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS KEKALAHAN HERMAN HN-ZAINUDIN HASAN PADA PEMILIHAN GUBERNUR
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
(Studi Kasus di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar Lampung)
Oleh
INDAH PERMATA SARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU PEMERINTAHAN
pada
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2015
(4)
(5)
(6)
(7)
Penulis menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Kartini I Bandar Lampung pada tahun 1999, Sekolah Dasar di SDN 2 Palapa Bandar Lampung pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama di SMPN 25 Bandar Lampung tahun 2008 dan Sekolah Menengah Atas di SMA negeri 9 Bandar Lampung pada tahun 2011.
Pendidikan dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi dengan mengikuti Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur mandiri pada tahun 2011, dan diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Lampung dan selesai pada tahun 2015
Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada tanggal 31 Mei 1993, anak pertama dari tiga bersaudara buah cinta dari pasangan Bapak Agus Herwanto, S.sos dan Ibu Laily Parwita Sari.
(8)
Bissmillahirohmanirrohim
…
Terima kasih kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang
sangat berarti dalam hidupku:
Papa dan Mama Tercinta,
Agus Herwanto, S.sos dan Laily Parwita Sari,
Adik-Adikku Tercinta,
Ellysa Agoes Tina dan Lenny Aditia Putri,
Almamater Tercinta,
Universitas Lampung
(9)
MOTO
Majulah Tanpa Menyingkirkan Orang Lain,
Naiklah Tinggi Tanpa Menjatuhkan Orang Lain
Tidak Ada Usaha yang Mendustai Hasil
Selalu Semangat Menjalani Hidup Untuk Meraih Mimpi
Demi Masa Depan Cerah
Bersabarlah, Segala Sesuatu itu Awalnya Sulit Sebelum
Menjadi Indah
“
Bismillah For Everything
”
(10)
Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi yang berjudul “Deskripsi Faktor Sosiologis dan Psikologis Kekalahan Herman HN-Zainudin Hasan Pada Pemilihan Gubernur Provinsi Lampung Tahun 2014 (Studi Kasus di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar
Lampung”dapat diselesaikan. Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Penulis menyadari banyak kesulitan yang dihadapi dari awal pengerjaan hingga penyelesaian skripsi ini, karena bantuan, bimbingan, dorongan dan saran dari berbagai pihak terutama dosen pembimbing yang sudah memberi banyak masukan, kritik dan saran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
2. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
(11)
memberikan masukan, saran, dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Suwondo, M.A selaku penguji dan pembahas yang telah memberikan kritik dan saran kepada Penulis dalam penyelesaian skripsi ini..
5.
Seluruh dosen Ilmu Pemerintahan Fisip Unila, terimakasih atas ilmu yangdiberikan kepada penulis selama menuntut ilmu di Jurusan Ilmu Pemerintahan.
6. Staf Akademik, Staf Kemahasiswaan, mbak diah (pengawas ruang baca) dan ibu rianti yang telah membantu kelancaran administrasi dan skripsi.
7. Bapak Fauzi Heri, S.T, M.H selaku Ketua KPU Kota Bandar Lampung dan Bapak Drs. Jainuddin M.IP selaku Sekretaris KPU Kota Bandar Lampung. 8. Bapak Sumarno, S.sos selaku Lurah di Kelurahan Jagabaya III yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan Riset dan di wawancara sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Ibu Rubiyem, SE selaku Kasi Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Jagabaya III yang bersedia menyempatkan waktu untuk di wawancara guna memperoleh data.
10. Untuk seluruh Penduduk di Kelurahan Jagabaya III yang telah bersediaa menjadi informan untuk di wawancara untuk memperoleh data.
11. Teman-Teman Seperjuangan Ilmu Pemerintahan angkatan 2011, Panggih, Rani,Yuanita, Caca, Nurdiana, dan Endah semoga kita semua sukses.
(12)
12. Teristimewa kepada orang tuaku, Papa tercinta Agus Herwanto, S.sos dan Mama tercinta, Laily Parwita Sari, kalian luar biasa dalam membesarkan serta mendidik dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang. Terima kasih atas dukungan kalian yang selalu memberi semangat penulis tidak pernah lelah untuk berjuang demi masa depan yang cerah serta mampu membahagiakan kalian kelak. Doa papa mama selalu penulis harapkan.
12. Kakak dan Adik-adik tercinta, Hari Diantoro Rahmad, S.T. yang selalu memotivasi penulis dan mendengarkan keluh kesah penulis, Ellysa Agoes Tina dan Lenny Aditia Putri, kalian selalu memberi keceriaan dalam keadaan apapun dan selalu mendukungku. Canda tawa kalian selalu menyemangati penulis untuk menjadi panutan yang baik untuk kalian.
13. Teman dari kecil hingga saat ini masih bersama penulis, Addini Rizkia Sari dan Susan Desiliana Sari. Terima kasih selalu menyemangati penulis semoga kita bertiga sukses semua sesuai dengan rencana kita. Amin
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kita semua dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Bandar Lampung, Juni 2015 Penulis
(13)
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 11
D. Kegunaan Penelitian ... 11
II. TINJAUAN PUSTAKA A.Perilaku Pemilih ... 12
1. Pendekatan Rasional ... 13
2. Pendekatan Sosiologis ... 14
3. Pendekatan Psikologis ... 15
4. Pendekatan Ekonomi ... 17
B.Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung ... 18
1. Pilkada ... 19
2. Landasan Hukum Pilkada... 20
C.Pemilihan Umum... 22
1. Definisi Pemilihan Umum ... 22
D.Kerangka Pikir... 25
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ... 28
B. Fokus Penelitian ... 29
C. Informan Penelitian ... .... 30
D. Lokasi Penelitian ... 31
E. Jenis Data ... 31
F. Teknik Pengumpulan Data ... 31
(14)
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kelurahan Jagabaya III
1. Sejarah Kelurahan Jagabaya III ... 36
2. Kondisi Kepegawaian ... 38
B. Potensi Dasar Kelurahan Jagabaya III ... 43
C. Data Penduduk ... 45
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Faktor Sosiologis Kekalahan Herman HN Zainudin Hasan ... 49
1. Deskripsi Sosiologis Berdasarkan Pekerjaan ... 49
2. Deskripsi Sosiologis Berdasarkan Pendidikan... 54
3. Deskripsi Sosiologis Berdasarkan Etnis/Suku ... 56
4. Deskripsi Sosiologis Berdasarkan Umur ... 61
5. Deskripsi Sosiologis Berdasarkan Agama ... 63
6. Deskripsi Sosiologis Berdasarkan Wilayah Tempat Tinggal .... 65
B. Deskripsi Faktor Psikologis Kekalahan Herman HN- Zainudin Hasan ... 71
1. Deskripsi Psikologis Berdasarkan Kedekatan Secara Fisik Terhadap Kandidat ... 71
2. Deskripsi Psikologis Identifikasi Partai Terhadap Kandidat ... 77
VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 84
1. Aspek Sosiologis ... 84
2. Aspek Psikologis ... 85
B. Saran ... 86 DAFTAR PUSTAKA
(15)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Hasil penelitian terdahulu tentang Pilkada ... 4
Tabel 2: Rekapitulasi Suara Calon Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung di 20 Kecamatan Kota Bandar Lampung Tahun 2014 ... 7
Tabel 3: Hasil perolehan suara pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Kelurahan Jagabaya III ... 8
Tabel 4: Informan Penelitian ... 30
Tabel 5: Pegawai Kelurahan Jagabaya III... 38
Tabel 6: Pegawai Kelurahan Jagabaya III... 38
Tabel 7: Pegawai Kelurahan Jagabaya III berdasarkan pendidikan ... 39
Tabel 8: Susunan organisasi Kelurahan Jagabaya III ... 39
Tabel 9: Inventaris dan alat tulis kantor ... 42
Tabel10: Penduduk berdasarkan umur ... 45
Tabel11: Penduduk Berdasarkan Agama ... 46
Tabel12: Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46
Tabel13: Penduduk berdasarkan pendidikan ... 47
Tabel14: Penduduk yang mobilitas/mutasi ... 48
Tabel15: Data penduduk wajib KTP di Kelurahan Jagabaya III ... 48
Tabel16: Hasil wawancara terhadap penduduk dengan deskripsi sosiologis berdasarkan pekerjaan ... 50
Tabel17:Hasil wawancara penduduk dengan deskripsi sosiologis berdasarkan pendidikan... 54
Tabel18:Hasil wawancara penduduk dengan deskripsi sosiologis berdasarkan etnis/suku ... 57
Tabel19:Hasil wawancara penduduk dengan deskripsi sosiologis berdasarkan umur ... 62
Tabel20:Hasil wawancara penduduk dengan deskripsi sosiologis berdasarkan agama ... 64
Tabel21:Hasil wawancara penduduk dengan deskripsi sosiologis berdasarkan wilayah tempat tinggal ... 66
Tabel22:Hasil wawancara penduduk dengan deskripsi psikologis berdasarkan kedekatan dengan kandidat ... 73
Tabel23:Hasil wawancara penduduk dengan deskripsi psikologis identifikasi partai terhadap kandidat ... 79
(16)
A .Latar Belakang Masalah
Pemilihan gubernur menjadi sebuah pertaruhan politik yang rentan dengan berbagai spekulasi dan kemungkinan yang sulit diprediksi, mengingat ketatnya kompetisi atau persaingan calon kandidat. Dalam konteks demokrasi, sosialiasi politik berfungsi sebagai wadah pengenalan dan edukasi politik, menjembatani kepentingan masyarakat untuk berkiprah dalam pembangunan dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Penelitian tentang pemilihan Kepala Daerah telah menjadi tema menarik dalam penelitian ini. Beberapa penelitian antara lain adalah penelitian oleh M. Dias Al Kaisya (2012) dalam skripsi nya yang berjudul Faktor- Faktor Penyebab Kekalahan Incumbent Edy Sutrisno Pada Pilwakot Bandar Lampung 2010. Hasil Penelitian ini menunjukkan faktor–faktor kekalahan incumbent
umumnya berdasarkan kampanye yang dilakukan calon untuk menarik simpati rakyat agar memilihnya. Disini dapat dilihat bagaimana partisipasi rakyat dalam menghadiri kampanye dan saat melakukan pemilu. Selain itu, kepopularitasan dan ketokohan calon yang kinerja nya pada jabatan nya yang sedang didudukinya di nilai belum ada menandai perubahan. Strategi perekrutan calon oleh partai politik juga sangat mempengaruhi loyalitas
(17)
pemilih terhadap partai pengusung calon, karena pemilih juga melihat partai politik yang mengusung calon tersebut.
Penelitian lain dilakukan oleh Mustiqa Maiwan Darman (03193031), dalam skripsi nya yang berjudul Identifikasi Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Pilihan Masyarakat Terhadap Figur Calon Walikota Kota Padang Periode
2008-2013. Hasil dari penelitian ini adalah penganalisaan Chi-Square dan
Coeficient of Continguency, peneliti menemukan bahwa agama adalah faktor
dominan mempengaruhi perilaku memilih masyarakat kota Padang terhadap figur calon walikota kota Padang mendatang, dengan nilai koefisien kontingensi kedua variabel adalah sebesar 0,415 yang berarti hubungan kedua variabel merupakan hubungan positif yang sedang. Sedangkan variabel kultur sosial masyarakat dan etnis tidak memiliki hubungan terhadap variabel figur calon Walikota Padang mendatang. Penelitian ini membutuhkan penelitian lanjutan, karena masih ada variabel lain yang dapat dijadikan sebagai faktor dominan yang mempengaruhi perilaku memilih masyarakat kota Padang terhadap figur calon walikota kota Padang mendatang.
Selain kedua penelitian di atas penelitian lain yang sesuai untuk penelitian ini dilakukan oleh Rahman Al Amin (0193006), Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Andalas. Dalam skripsi nya yang berjudul Penyebab Kekalahan Pasangan Incumbent ( Masriadi Martunus dan Nafriadi
Hamdi ) Pada Pilkada Bupati Tanda Datar Tahun 2005 menjelaskan bahwa
penyebab kekalahan pasangan incumbent Masriadi Martunus dan Nafriadi Hamdi adalah pertama Electoral Regulation Yaitu proses pencalonan melalui
(18)
partai politik, kedua Electoral Proses ini tidak bagusnya kinerja dan strategi tim sukses serta peran partai pendukung, kemudian Electoral Law Enforcement adalah lemahnya penegakan hukum selama pilkada serta buruknya kinerja Panwaslu. Disamping hal di atas, penyebab lain yang menyebabkan kekalahan pasangan ini yaitu masalah figur pasangan dan komukasi politik.
Penelitian yang lain juga dilakukan oleh M. Fachri Adnan dalam skripsinya yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perolehan Suara Partai
Politik Pada Pemilihan Umum. Hasil dalam penelitian ini menjelaskan
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kepemimpinan Mudrick S.M Sangidu dan isu-isu yang berkembang sebelum pelaksanaan pemilu tahun 1997. Pertama, Kepemimpinan Mudrick S.M.Sangidu sebagai Ketua DPC PPP Surakarta sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan suara PPP pada pemilu 1997. Sejak dipercaya memimpin DPC PPP Surakarta Mudrick tampil sebagai tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat Surakarta. Hal itu disebabkan kemampuan dan keberanian melakukan berbagai pembaharuan dan manuver politik dalam rangka merespon tuntutan dan perkembangan politik masyarakat yang menghendaki perubahan akibat hegemoni dan dominasi pemerintah atau birokrasi yang tidak sesuai aspirasi masyarakat.
Faktor kedua,yang mempengaruhi peningkatan suara PPP pada pemilu 1997 di Surakarta adalah faktor eksternal yaitu isu-isu yang berkembang sebelum pemilu 1997. Faktor eksternal yang dimaksud ialah isu-isu politik yang muncul sebelum pemilu 1997 yakni meluasnya konflik internal PDI. Meluasnya konflik internal PDI sebelum pemilu 1997 mempengaruhi sikap dan perilaku
(19)
masyarakat terhadap partai banteng tersebut. Hal itu terbukti berubahnya pola dukungan masyarakat terhadap partai tersebut pada pemilu 1997 dimana perolehan suara PDI pada pemilu 1997 menurun secara drastis dibandingkan dengan perolehannya pada pemilu 1992.
Penelitian selanjutnya mengenai Pilkada, yang baru dilakukan di Provinsi Lampung adalah penelitian yang dilakukan oleh Monicha Anggraini (2015) dalam skripsinya berjudul: Faktor Penyebab Kekalahan Pasangan Zainal Abidin ( Incumbent) dan Anshori Djausal Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Lampung Utara. Dalam hasil dan pembahasan penelitian meneliti kekalahan seorang incumbent yang memfokuskan perilaku pemilih dari pendekatan rasional, yaitu untung rugi melihat kinerja kandidat pada periode sebelumnya. Sedangkan perilaku pemilih menggunakan punishment vote (suara penghukuman) dalam memberikan suara kepada kandidat tersebut berdasarkan rasa kekecewaan masyarakat.
Tabel 1: Hasil penelitian terdahulu tentang Pilkada
No Nama Judul Skripsi Metode
Penelitian
1 2 3 4
1 M Dias Al Kaisya Faktor- Faktor Penyebab Kekalahan Incumbent Edy Sutrisno
Pada Pilwakot Bandar Lampung 2010
Kuantitatif
2 Mustiqa Maiwa Darman Identifikasi Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Pilihan Masyarakat
Terhadap Figur Calon Walikota Kota Padang Periode 2008-2013
Kualitatif
3 Rahman Al Amin Penyebab Kekalahan Pasangan Incumbent
(Masriadi Martunus dan Nafriadi Hamdi) Pada Pilkada Bupati Tanda
Datar Tahun 2
(20)
1 2 3 4 4 M. Fachri Adnan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perolehan Suara Partai Politik Pada Pemilihan Umum
Deskriptif-Eksploratif 5 Monicha Anggraini Faktor Penyebab Kekalahan
Pasangan Zainal Abidin (
Incumbent)dan Anshori Djausal
Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Lampung Utara
Kualitatif
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilaksanakan berdasarkan Pasal 56 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Pemilihan umum di yang telah diselenggarakan di Provinsi Lampung tahun 2014 lalu terdapat perbedaan dari pemilu sebelumnya yang telah diselenggarakan. Fenomena dan keadaan politik dalam pilkada ini salah satunya adalah adu strategi. Adu strategi yang dimaksud disini adalah suatu persaingan yang dilakukan para kandidat melalui berbagai cara.
Pemilihan Kepala Daerah yang diselenggarakan di Provinsi Lampung untuk Daerah Kota Bandar Lampung, salah satunya adalah pemilihan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang di laksanakan pada 9 April 2014. Provinsi Lampung menggelar Pemilihan Gubernur (Pilgub) bersamaan dengan Pemilu Legislatif (Pileg). Provinsi Lampung tercatat sebagai daerah pertama di Indonesia yang menjadi model pelaksanaan Pemilu legislatif yang bersamaan dengan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung periode 2014-2019. Ini akan menjadi percontohan tingkat nasional.
(21)
Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Lampung akhirnya menetapkan 4 pasangan calon gubernur dan wakil Gubernur Lampung yang akan bersaing dalam pemilihan kepala daerah. Keempat calon pasangan tersebut adalah :
• Pasangan nomor urut 1 (Sekretaris Provinsi Lampung Berlian Tihang maju bersama Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri) diusung partai PDIP, PPP, PKB dan 5 partai non parlemen,
• Pasangan nomor urut 2 (Ketua DPD partai Demokrat M.Ridho Ficardo maju bersama Bupati Tulang Bawang Barat Bakhtiar Basri) diusung partai Demokrat, PKS, PKPB, PDK dan 12 partai non parlemen,
• Pasangan nomor urut 3 (WaliKota Bandar Lampung Herman HN maju bersama seorang pengusaha yang juga adik Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan Zainudin Hasan) diusung PAN, GERINDRA, PKB dan 18 parpol non parlemen, dan,
• Pasangan nomor urut 4 (Ketua DPD I Partai Golkar Lampung Alzier Thabrani maju bersama Walikota Kota Metro LukmanHakim) diusung Partai Golkar, dan Partai Hanura.
(sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Gubernur_La mpung_2014 diakses pada 23 februari 2015 pukul 15.00)
(22)
Tabel 2: Rekapitulasi Suara Calon Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung di 20 Kecamatan Kota Bandar Lampung Tahun 2014
(Sumber: KPUD Kota Bandar Lampung)
Berdasarkan hasil Hasil penghitungan suara hari Selasa 15 April 2014 memenangkan pasangan Herman HN Zainudin Hasan untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur (pilgub) Lampung. Pasangan nomor urut tiga itu menang telak di 20 kecamatan di Kota Bandar Lampung dengan meraih
No Nama Kecamatan Berlian -muklis Ridho-Bakhtiar Herman-Zainudin Alzier-Lukman
1 2 3 4 5 6
1. Sukarame 3.896 suara 7.430 suara 13.601suara 13.377 suara 2. Sukabumi 3.095 suara 4.847 suara 16.599 suara 1.232 suara 3. Kemiling 5.305 suara 7.200 suara 15.136 suara 1.974 suara 4. Langkapura 2.170 suara 3.681 suara 7400 suara 1278 suara 5. Wayhalim 4473 suara 7.345suara 14.307 suara 1.623 suara 6. Panjang 3598 suara 4724 suara 21811 suara 1205 suara 7. Bumi Waras 3764 suara 4970 suara 14473 suara 1174 suara
8 Teluk Betung Utara
3615 suara 4434 suara 13.349 suara 1.402 suara 9 Teluk Betung
Barat
1913 suara 2609 suara 8567 suara 775 suara 10 Teluk Betung
Selatan
2629 suara 3569 suara 10527 suara 896 suara 11 Labuhan Ratu 3147 suara 4883 suara 10461 suara 1108 suara 12 Teluk Betung
Timur
2525 suara 3553 suara 12097suara 836 suara 13 Kedamaian 3375 suara 5353 suara 11166 suara 1138 suara 14 Enggal 2.156 suara 3.133suara 6.324 suara 923 suara 15 Tanjung
Karang Pusat
3139 suara 5391 suara 12.175 suara 1.853 suara 16 Tanjung karang
Timur
2572 suara 4378 suara 9308 suara 918 suara 17 Tanjung
Karang Barat
3850 suara 6654 suara 12.107 suara 1.947 suara 18 Kedaton 3858 suara 6332 suara 11401 suara 1338 suara 19 Rajabasa 3679suara 3916 suara 10421 suara 1397 suara 20 Tanjung
Senang
2681 suara 5147 suara 12.228 suara 1.155 suara
Total 65.440 (15,08 %) 99.548 (22,94 %) 243.368 (56,10 %) 25.509 (5,88 %)
(23)
dukungan 56,10% ( 243.368 suara). Tetapi kenyataan yang terjadi pada saat proses rekapitulasi perolehan suara pemilihan gubernur Lampung 2014 yang dilakukan oleh KPUD Kota Bandar Lampung ternyata pasangan Herman HN dan Zainudin Hasan mengalami kekalahan suara dengan pasangan nomor urut dua yaitu pasagan M.Ridho Ficardo dan Bakhtiar Basri di Kelurahan Jagabaya III Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung.
Tabel 3 : Hasil perolehan suara pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Kelurahan Jagabaya III
(Sumber : KPUD Kota Bandar Lampung)
Berdasarkan pra-riset yang dilakukan oleh penulis pada hari Jum’at 6 Februari 2015 di KPUD Kota Bandar Lampung berdasarkan perhitungan suara pada hari Minggu 13 April 2014, KPUD Kota Bandar Lampung menetapkan pasangan M.Ridho Ficardo-Bakhtiar Basri sebagai pemenang pilgub 2014 dengan memperoleh 1425 suara (39%) di Kelurahan Jagabaya III Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung. M.Ridho Ficardo telah mengalahkan tiga pasangan yang menjadi rival politiknya di Pilkada. Pasangan Herman HN dan Zainudin Hasan memperoleh suara 1271 (35%). Akhirnya pasangan M.Ridho Ficardo dan Bakhtiar Basri yang memenangkan dalam pemilihan untuk menjadi gubernur dan wakil gubernur. Kekalahan perolehan suara yang sangat tipis namun berdampak kekalahan pada pasangan nomor urut dua ini. Mengingat pada perolehan suara di 20 Kecamatan Kota Bandar Lampung
No Nama Pasangan Calon Perolehan suara
1 2 3
1 Berlian Tihang-Mukhlis Basri 647 suara (18 %) 2 M.Ridho Ficardo–Bakhtiar Basri 1425 suara (39%)
3 Herman HN–Zainudin Hasan 1271 suara (35%)
(24)
Herman HN dan Zainudin Hasan dinyatakan unggul dari pasangan calon gubernur dan wakil gubernur lainnya.
Calon kandidat idealnya harus memenuhi standar yang diinginkan pemilih. Artinya pemilih akan menentukan pilihannya didasarkan atas seberapa besar konstribusi dan partisipasi kandidat terhadap pemilih atau kelompok pemilih. Perilaku pemilih dalam pemilu adalah respon psikologis dan emosional yang diwujudkan dalam bentuk tindakan politik mendukung suara partai politik atau kandidat dengan cara mencoblos surat suara. Hal ini juga yang menentukan kemenangan atau kekalahan yang didapatkan oleh calon kandidat berdasarkan hasil kepercayaan dan keyakinan pemilih. Perilaku pemilih biasanya digunakan masyarakat untuk memilih berdasarkan pengalaman nyata yang mereka rasakan. Dengan begitu, mereka akan lebih hati-hati lagi dalam menentukan pilihan mereka.
Untuk masyarakat yang mengalami pengalaman buruk terhadap kandidat tersebut, sudah sangat jelas mereka tidak akan memilih kembali calon kandidat itu, sebab mereka menilai calon kandidat tersebut tidak pantas diberi kepercayaan kembali untuk dipilih sebagai pemimpin. Sebaliknya, untuk masyarakat yang mengalami pengalaman baik terhadap kandidat tersebut, sudah sangat jelas mereka akan memilihnya kembali, sebab mereka menilai calon kandidat tersebut pantas untuk dipilih dan dijadikan seorang pemimpin.
(25)
Berdasarkan hal ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut kekalahan pasangan Herman HN dan Zainudin Hasan di Kelurahan Jagabaya III. Berdasarkan hasil rekapitulasi suara oleh KPUD dinyatakan bahwa pasangan Herman HN dan Zainudin Hasan menang unggul di 20 Kecamatan Kota Bandar Lampung. Berdasarkan latar belakang dari Herman HN sendiri merupakan Wali Kota di Kota Bandar Lampung sudah pasti mendapat dukungan besar di daerah pemilihannya, staff-staff atau satuan kerja di bawahnya untuk mendukung kembali dalam pemilihan calon gubernur. Pada kenyataannya pasangan Herman HN dan Zainudin Hasan menuai kekalahan perolehan suara dengan pasangan M.Ridho Ficardo dan Bakhtiar Basri di Kelurahan Jagabaya III Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung.
Ketertarikan penelitian ini adalah dengan keadaan perilaku pemilih di Kelurahan Jagabaya III Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung. Penulis menggunakan teori perilaku pemilih dengan menggunakan dua faktor. Pertama, faktor sosiologis yang mencakup, pekerjaan, pendidikan, etnis/suku, umur, agama, dan wilayah tempat tinggal. Faktor ini sangat dominan digunakan karena, Kelurahan Jagabaya ini sendiri memasuki wilayah Perumahan Villa Citra dimana perumahan tersebut merupakan wilayah tempat tempat tinggal dari calon kandidat gubernur yaitu, M.Ridho Ficado. Selain itu, di sekitar Kelurahan Jagabaya III ini sangat dominan sekali bermata pencarian swasta seperti, pengusaha, pedagang, serta mendirikan rumah toko (ruko). Penduduk di Kelurahan Jagabaya III , rata-rata mempunyai latar belakang suku
(26)
Tionghoa yang mengalami kekecewaan atas kerugian kebijakan Herman HN selaku menjabat Wali Kota Kota Bandar Lampung.
Kedua, faktor psikologis. Kemunculan pendekatan ini merupakan reaksi atas ketidakpuasan mereka terhadap pendekatan sosiologis. Faktor ini mencakup kedekatan terhadap kandidat dan identifikasi partai terhadap kandidat. Sesuai pemaparan dari faktor sosiologis adanya keberadaan wilayah tempat tinggal penduduk yang sama dengan calon kandidat pasti adanya kedekatan secara fisik antara penduduk dan calon kandidat. Serta parpol atau kelompok elit adalah sebagai perahu politik pengusung kandidat. Sebagaimana, jika perilaku pemilih tidak melihat dari calon kandidat, tetapi dari parpol atau kelompot elit kandidat sebagai keyakinan dan kepercayaan penduduk untuk memilih calon kandidat.
Oleh sebab itu berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas penulis terdorong untuk mengkaji lebih lanjut dan memfokuskan pada “Deskripsi Faktor Sosiologis dan Psikologis Kekalahan Pasangan Herman HN-Zainudin Hasan pada Pemilihan Gubernur Provinsi Lampung tahun 2014 (studi kasus di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar Lampung).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah Deskripsi Faktor Sosiologis dan Psikologis Kekalahan Pasangan Herman HN-Zainudin Hasan Pada Pemilihan
(27)
Gubernur Provinsi Lampung tahun 2014 (studi kasus di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar Lampung)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Deskripsi Faktor Sosiologis dan Psikologis Kekalahan Pasangan Herman HN-Zainudin Hasan pada Pemilihan Gubernur Provinsi Lampung tahun 2014 (studi kasus di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar Lampung)
D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, dari penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dalam bidang Akademik mahasiswa, khususnya mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan dan menambah pengetahuan politik untuk mengetahui kekalahan seorang pemimpin di daerah pemilihannya sendiri.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi terhadap seorang Wali Kota yang kalah di daerah pemilihannya sendiri. ketika akan mencalonkan diri kembali sebagai pemimpin untuk mengevaluasi kebijakan sebelumnya yang buruk agar pemilih kembali yakin untuk memilih Wali Kota itu menjadi pemimpin kembali.
(28)
A . Perilaku Pemilih
Keikutsertaan warga negara dalam pemilihan umum merupakan serangkaian kegiatan membuat keputusan, yakni apakah memilih atau tidak memilih dalam pemilihan umum. Perilaku memilih dapat ditujukan dalam memberikan suara dan menentukan siapa yang akan dipilih menjadi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam Pemilukada secara langsung. Perilaku memilih juga sarat dengan ideologi antara pemilih dengan partai politik atau kontestan pemilu. Masing-masing kontestan membawa ideologi yang saling berinteraksi. Selama periode kampanye, muncul kristalisasi dan pengelompokan antara ideologi yang dibawa kontestan. Masyarakat akan mengelompokkan dirinya kepada kontestan yang memiliki ideologi yang sama dan menjauhkan diri dari ideologi yang berseberangan dengan mereka.
Pemilih diartikan sebagai semua pihak yang menjadi tujuan utama para kontestan untuk mereka pengaruhi dan yakinkan agar mendukung dan kemudian memberikan suaranya kepada kontestan yang bersangkutan (Firmanzah,2007:102). Keputusan untuk memberikan dukungan dan suara tidak akan terjadi apabila tidak terdapat loyalitas pemilih yang cukup tinggi kepada calon pemimpin jagoannya. Begitu juga sebaliknya, pemilih tidak akan memberikan suaranya kalau mereka menganggap sebuah partai atau calon pemimpin tidak loyal serta tidak konsisten
(29)
dengan janji dan harapan yang telah mereka berikan. Perilaku memilih juga sarat dengan ideologi antara pemilih dengan partai politik atau kontestan pemilu. Masing-masing kontestan membawa ideologi yang saling berinteraksi. Selama periode kampanye, muncul kristalisasi dan pengelompokan antara ideologi yang dibawa kontestan. Masyarakat akan mengelompokkan dirinya kepada kontestan yang memiliki ideologi yang sama dan menjauhkan diri dari ideologi yang
berseberangan dengan mereka. Menurut Kristiadi J(1996:76) Perilaku memilih
merupakan keterkaitan seseorang untuk memberikan suara dalam suatu proses pemilihan umum berdasarkan Faktor pilihan rasional (Rational choice) faktor sosiologis, faktor psikologis, dan faktor rasional.
1.Pendekatan Pilihan Rasional(Rational Choice)
Menurut Dieter Roth (2009:275) pendekatan ini dipopulerkan oleh Downs (1957) yang mengasumsikan bahwa pemilih pada dasarnya bertindak secara rasional ketika membuat pilihan dalam tempat pemungutan suara (TPS), tanpa mengira agama, jenis kelamin, kelas, latar belakang orang tua, dan latar lainnya yang bersifat eksternal. Menurut Anthony Downs (1957:365), dalam konteks pilihan rasional, ketika pemilih merasa tidak mendapatkan kaidah dengan memilih partai atau calon kandidat yang tengah berkompetisi, ia bahkan tidak akan melakukan pilihan pada pemilu. Mereka menggunakan pertimbangan-pertimbangan costs and benefits sebelum menentukan pilihan. Pertimbangan
costs and benefits itu lebih didasarkan pada gagasan atau program-program
yang bersentuhan dengan dirinya. Pendekatan ini kemudian dikembangkan oleh Morris P Fiorina (1981) dalam model keputusan pemilu restospektif.
(30)
Dalam model ini tampak bahwa teori perilaku pemilu yang rasional dan pendekatan sosial psikologis sejatinya dapat dikombinasikan dan dikomplementasikan satu sama lain.
2. Pendekatan Sosiologis ( Mashab Columbia)
Pendekatan sosiologis dalam sebuah jurnal Poelitik (Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan) yang berjudul Partai Politik Dan Pesta Demokrasi 2009. Mengungkapkan bahwa, pendekatan sosiologis pada dasarnya menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan pengelompokkan-pengelompokkan sosial mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam menentukan perilaku pemilih. Pengelompokan sosial seperti umur (tua,muda), jenis kelamin, agama, dan semacamnya, dianggap mempunyai peranan yang cukup menentukan dalam membentuk perilaku pemilih
Sedangkan menurut Muhammad Asfar dalam Adman Nursal (2004:55), Pendekatan sosiologis menekankan pentingnya beberapa hal yang berkaitan dengan instrumen kemasyarakatan seseorang seperti, a) status sosial-ekonomi (pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan dan kelas), b) agama, c) etnik, serta d) wilayah tempat tinggal. Latar belakang pilihan atas partai atau calon, menurut model sosiologis dikembangkan dari asumsi bahwa perilaku pemilih ditentukan oleh karakteristik sosial pemilih.
(31)
3. Pendekatan Psikologis (Mahzab Michigan)
Pendekatan yang kedua adalah pendekatan psikologis. Pendekatan ini dikembangkan sebagai respons atas pendekatan sosiologis. Pendekatan psikologis dikembangkan di University of Michigan di Amerika Serikat, sehingga kemudian pndekatan perilaku memilih ini dikenal dengan sebutan
Mahzab Michigan (Michigan School). Pelopor pendekatan ini adalah August
Campbell.(dalam Muhammad Asfar 2002:141).
Kemunculan pendekatan ini merupakan reaksi atas ketidakpuasan mereka terhadap pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis dianggap secara metodologis sulit diukur, seperti bagaimana mengukur secara tepat sejumlah indikator kelas sosial, tingkat pendidikan, agama, dan sebagainya. Apalagi pendekatan ini hanya sebatas menggambarkan dukungan suatu kelompok terhadap kandidat atau partai politik tertentu. Tidak sampai pada penjelasan mengapa suatu kelompok tertentu memilih/mendukung suatu partai tertentu sementara yang lain tidak.
Menurut pendekatan ini, salah satu kekuatan politik adalah produk dari sikap dan disposisi seorang pemilih. Pendekatan ini lebih mendasarkan faktor psikologis dalam diri seseorang. Faktor psikologis ini, menurut Riswanda Imawan(1993:12‐13) dideteksi dengan dua konsep:
1. Political involvement, yakni perasaan penting atau tidak ingin terlibat
(32)
2. Party identification, yakni preferensi (perasaan suka atau tidak suka seseorang terhadap satu partai politik atau kelompok elit tertentu).
Seperti namanya, pendekatan ini menggunakan dan mengembangkan konsep psikologi terutama konsep sosialisasi dan sikap untuk menjelaskan perilaku memilih. Menurut pendekatan ini, sosialisasi yang sebenarnya menentukan perilaku memilih maupun perilaku politik seseorang, bukan karakter sosiologis. Selain itu, pendekatan ini juga menjelaskan bahwa sikap seseorang sebagai refleksi kepribadian seseorang merupakan variabel yang cukup menentukan dalam mempengaruhi perilaku politik seseorang.
Menurut Adam, (1999:34) model ini, masyarakat dalam menentukan pilihannya dalam suatu proses pemilu lebih banyak dipengaruhi oleh kekuatan psikologis yang berkembang dalam dirinya sendiri. model psikologis menggunakan identifikasi partai sebagai konsep kunci. Identifikasi partai bearti “rasa keterkaitan individu terhadap partai” sekalipun dia bukan anggota.
Sikap seseorang sangat mempengaruhi perilaku politiknya, yang semuanya itu meruapakan akibat dari hasil proses sosialisasi yang panjang. Melalui proses sosialisasi inilah, akan berkembang suatu ikatan yang kuat dengan partai politik atau organisasi masyarakat lainnya. Ikatan seperti inilah yang disebut sebagai identifikasi partai sebuat variabel inti untuk menjelaskan pemilih berdasarkan Mazhab Michigan.
(33)
4. Pendekatan Ekonomi ( Rasional)
Menurut Kristiadi (1996:76) mengungkapkan bahwa: teori voting behavior dengan menggunakan pendekatan ekonomi atau rasional menekankan bahwa pemberian suara ditentukan berdasarkan perhitungan rugi rasional berfikir pemilih. Pendekatan rasional berkaitan dengan pola perilku pemilih masyarakat, yakni orientasi isu dan orientasi kandidat. Orientasi isu berkaitan dengan peristiwa-peristiwa sosial, ekonomi dan politik tertentu yang kontekstual dengan pemilu bersangkutan terutama peristiwa dramatis sementara itu pendekatan rasional terhadap kandidat bisa didaskan pada kedudukan informasi, prestasi dan popularitas pribadi bersangkutan dalam berbagai bidang kehidupan seperti organisasi, kesenian olahraga dan politik. Pendekatan rasional mengantarkan pada kesimpulan bahwa pemilih benar-benar rasional, para pemilih melakukan penilaian yang valid terhadap tawaran partai.
Berdasarkan tindakan komunikasi , Nimmo dalam Adman Nursal (2004:66) menggolongkan pemilih ini sebagai pemberi suara yang rasional. Pemilih rasional itu memiliki motivasi, prinsip, pengetahuan, dan mendapat informasi yang cukup, tindakan mereka bukanlah faktor kebetulan atau kebiasaan, bukan untuk diri sendiri melainkan untuk kepentingan umum menurut pikiran dan pertimbangan logis.
Berdasarkan penjelasan diatas perilaku pemilih dapat disimpulkan bahwa sebagai respons dan emosional yang diwujudkan dengan cara mencoblos surat
(34)
suara. faktor yang saling berkaitan yaitu faktor pilihan rasional, faktor sosiologis, faktor psikologis, faktor rasional yang satu sama lain saling melengkapi. Perilaku pemilih seseorang dapat dipengaruhi oleh sikap seseorang yang terbentuk dari sosialisasi panjang yang terdiri dari gagasan atau program yang bersentuhan pada masyarakat luas, latar belakang keluarga, ruang lingkup pekerjaan, agama atau kegiatan formal dan informal. Sikap seseorang tersebut akan memberikan pemahaman terhadap isu kebijakan dan kandidat.
Berdasarkan dengan 4 pendekatan dalam perilaku pemilih yang telah dijelaskan diatas dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada perilaku pemilih dengan pendekatan sosiologis (Mazhab Columbia) dan pendekatan psikologis (Mazhab Michigan). Dijelaskan bahwa perilaku pemilih sosiologis dan psikologis menekankan bahwa akan memberikan suara dalam Pilkada melihat dari suatu pekerjaan, pendidikan, umur, etnis, agama, atau wilayah tempat tinggal, dan partai kedekatan secara fisik dengan kandidat serta perasaan suka atau tidak suka terhadap satu parpol atau kelompok elit tertentu yang berkaitan dengan kandidat.
B. Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung
Penyelenggaraan Pilkada dan seluruh elemen yang erat kaitaanya terhadap momentum Pilkada seperti KPUD, Panwaslu, Parpol, dan lain sebagainya, tidak hanya memposisikan masyarakat menjadi penonton utama dalam momentum Pilkada. Tetapi masyarakat juga proaktif dalam memberikan
(35)
pentingnya voter education and politic bagi masyarakat yang menekankan pada ranah kesadaran kritis, kesadaran berpolitik rakyat dan lebih mendasar yakni pentingnya partisipasi. Selain itu pilkada langsung dapat disebut sebagai praktik politik demokratis apabila memenuhi beberapa prinsip, yakni menggunakan azas-azas yang berlaku dalam rekruitmen politik yang terbuka, seperti pemilu legislatif dan pemilihan Presiden dan wakil Presiden, yakni azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
1. Pilkada
Dalam konteks konsolidasi dan penguatan demokrasi, Pilkada langsung menjadi pilar yang memperkukuh bangunan demokrasi secara nasional. Terlaksananya Pilkada langsung menunjukkan adanya peningkatan demokrasi karena rakyat secara individu dan kelompok terlibat dalam proses melahirkan pemerintah atau pejabat negara. Pilkada secara langsung merupakan desain kelembagaan untuk mempercepat proses pematangan demokrasi didaerah. Kehidupan demokrasi di tingkat lokal menjadi lahan praktik bagi mewujudkan semangat multikukturalisme yang sangat dibutuhkan bagi terwujudnya harmonisasi dalam etnis pada pemerintahan demokratis.
Pilkada merupakan salah satu media pembelajaran demokrasi bagi masyarakat daerah dan sekaligus untuk terwujudnya hak-hak esensial individu seperti kesamaan hak politik dan kesempatan untuk menempatkan posisi individu dalam pemerintahan daerah. Pilkada telah menuntun pemimpin untuk secara konsisten menjalin hubungan dengan konstituen yang salah satunya
(36)
diwujudkan melalui optimalitas anggaran daerah bagi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Ada beberapa keunggulan Pilkada dengan model demokratis secara langsung. Menurut Firmanzah (2008:160), dalam bukunya Marketing Politik Antara
Pemahaman dan Realitas, sebagaiman diterapkan di Indonesia sejak 2004
melalui Pilpres I dan Pilkada 2005.Pertama,melibatkan partisipasi masyarakat konstituen secara luas, sehingga dapat akses dan kontrol masyarakat yang lebih kuat terhadap arena dan aktor yang terlibat dalam proses Pilkada.
Kedua, terjadinya kontrak sosial antara kandidat, partai politik dan konstituen
untuk mewujudkan akuntabilitas pemerintahan lokal. Ketiga, member ruang dan pilihan terbuka bagi masyarakat untuk menentukan calon pemimpin yang hebat (memiliki kapasitas, integritas dan komitmen yang kuat) dan legitimate di mata masyarakat. Mengingat besarnya manfaat Pilkada langsung bagi pengembangan demokrasi, partisipasi publik dan percepatan mencapai kesejahteraan bagi masyarakat di tingkat lokal.
2. Landasan Hukum Pilkada
Indonesia pertama kali melaksanakan Pemilu pada akhir tahun 1995 yang diikuti oleh banyak partai maupun perseorangan. Pada tahun 2004 telah dilaksanakan Pemilu yang secara langsung untuk memilih wakil-wakil rakyat serta presiden dan wakilnya. Pilkada merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat, awal bulan juni 2005 telah diberlakukannya Pemilihan Kepala Daerah atau sering disebut Pilkada langsung. Ada lima pertimbangan
(37)
penting penyelenggaraan Pilkada langsung bagi perkembangan demokrasi di Indonesia:
1. Pilkada langsung merupakan jawaban atas tuntutan aspirasi rakyat karena pemilihan Presiden dan wakil Presiden, DPR, DPD, bahkan kepala desa selama ini telah dilakukan secara langsung.
2. Pilkada langsung merupakan perwujudan konstitusi dan UUD 1945. Seperti telah diamanatkan Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945, Gubernur, Bupati, dan Walikota, masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. Hal ini telah diatur dalam UUD No. 32 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
3. Pilkada langsung sebagai sarana pembelajaran demokratisi (Politik) bagi rakyat (civic education). Ia menjadi media pembelajaran praktik berdemokrasi bagi rakyat yang diharapkan dapat membentuk kesadaran kolektif segenap unsure bangsa tentang pentingnya memilih pemimpin yang benar sesuai nuraninya.
4. Pilkada langsung sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah. Keberhasilan otonomi daerah salah satunya juga ditentukan oleh pemimpin lokal. semakin baik pemimpin lokal yang dihasilkan dalam pilkada langsung 2005, maka komitmen pemimpin lokal dalam mewujudkan tujuan otonomi daerah, antara lain untuk meningkatkan
(38)
kesejahteraan masyarakat dengan selalu memerhatikan kepentingan dan aspirasi masyarakat agar dapat diwujudkan.
5. Pilkada langsung merupakan sarana penting bagi proses kaderisasi kepemimpinan nasional. Dari jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta, jumlah pemimpin nasional yang kita miliki hanya beberapa. Mereka sebagian besar para pemimpin partai politik besar yang memenangi Pemilu 2004. Karena itu, harapan akan lahirnya pemimpin nasional justru dari Pilkada langsung ini.
C . Pemilihan Umum
1. Definisi Pemilihan Umum
Pemilihan umum merupakan pilar utama sistem demokrasi berjalan, kehendak dari rakyat untuk memilih pemimpin. Melalui pemilu rakyat memilih wakilnya, selanjutnya para wakil rakyat ini diserahi mandat kedaulatan rakyat untuk mengurusi negara. Menurut Efriza (2012: 355) pemilu merupakan cara yang terkuat bagi rakyat untuk berpartisipasi didalam sistem demokrasi perwakilan modern.
Sebuah sistem demokrasi lebih mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi, artinya kepentingan bersama sebuah negara dan bermasyarakat lebih diutamakan untuk dilakukan. Demokrasi merupakan kedaulatan rakyat untuk kepentingan bersama dan kebaikan bersama dalam sebuah negara. Bentuk partisipasi masyarakat dalam sebuah negara demokrasi adalah dengan mengikuti pemilu, hal tersebut
(39)
secara langsung atau tidak langsung menyalurkan pendapat dari masyarakat dalam pembuatan kebijakan.
Pemilihan umum merupakan suatu sarana yang dilakukan negara demokrasi, sebagai bentuk manifestasi kedaulatan rakyat. Tujuan dilaksanakan pemilu adalah untuk memilih wakil rakyat dan wakil daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu dilaksanakan oleh negara Indonesia dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat sekaligus penerapan prinsip-prinsip atau nilai-nilai demokrasi, meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.
Penyelenggaraan pemilu yang dilakukan bersifat LUBER (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil hanya dapat terwujud apabila penyelenggara pemilu mempunyai integritas yang tinggi serta memahami dan menghormati hak-hak sipil dan politik dari warga negara. Penyelenggaraan pemilu yang lemah berpotensi menghambat terwujudnya pemilu yang berkualitas. Pengertian tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Pelaksanaan pemilu yang berkualitas di Negara Indonesia harus dilakukan oleh semua pihak yang terkait, bukan hanya dari pihak penyelenggara pemilu akan tetapi dari pihak partai politik, kandidat bahkan masyarakat
(40)
sebagai pemilih atau partisipasi dari masyarakat juga sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pemilu yang berkualitas.
Menurut Abdullah (2009: 3-4) Pemilu berkualitas juga pada dasarnya dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi proses dan hasilnya. Dari sisi proses, pemilu dikatakan berkualitas jika berlangsung secara demokratis, aman, tertib dan lancar serta jujur dan adil. Jika dilihat dari sisi hasil, pemilu yang berkualitas harus dapat menghasilkan wakil-wakil rakyat dan pemimpin negara yang mampu mensejahterakan rakyat, disamping itu dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia dimata dunia internasional, atau dengan kata lain didapatnya pemimpin yang mampu mewujudkan cita-cita nasional, sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berbunyi: “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Pemilihan umum saat ini menjadi suatu parameter dalam mengukur demokratis tidaknya suatu negara, bahkan pengertian demokrasi sendiri secara sederhana tidak lain adalah suatu sistem politik dimana para pembuat keputusan kolektif tertinggi di dalam sistem itu dipilih melalui pemilihan umum yang adil, jujur dan berkala. Pemilu memfasilitasi sirkulasi elit, baik antara elit yang satu dengan yang lainnya, maupun
(41)
pergantian dari kelas elit yang lebih rendah yang kemudian naik ke kelas elit yang lebih tinggi.
D. Kerangka Pikir
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada tahun 2014 yang dilaksanakan pemilihan secara langsung di Provinsi Lampung untuk Daerah Kota Bandar Lampung. Pilkada ini diselenggarakan untuk memilih Gubernur dan wakil Gubernur. Pemilihan umum ini dilaksanakan secara langsung, dan transpasran dengan ini rakyat memilih pemimpin yang disukai sesuai dengan hati nuraninya tanpa ada paksaan dari siapapun. Pemilihan umum merupakan pilar utama sistem demokrasi berjalan, kehendak dari rakyat untuk memilih pemimpin. Melalui pemilu rakyat memilih wakilnya, selanjutnya para wakil rakyat ini diserahi mandat kedaulatan rakyat untuk mengurusi negara.
Dalam suatu Pilkada langsung masyarakat dihadapkan kepada pilihan-pilihan calon pemimpin yang mempunyai berbagai cara dalam tindakan politiknya untuk memenangkan pemilihan tersebut. Ini merupakan suatu strategi masing-masing calon agar rakyat memberikan suara kepadanya. Upaya-upaya untuk memenagkan kompetensi tersebut menjadi hal yang sangat signifikan dalam penentuan kemenangan bagi kandidat yang bertarung dalam arena politik tersebut.
Penelitian ini penulis memfokuskan perilaku pemilih dalam dua pendekatan yaitu pendekatan sosiologis dan pendekatan psikologis. Perilaku pemilih memberikan suara dengan pendekatan ini menyebabkan kekalahan pada
(42)
pasangan Herman HN dan Zainudin Hasan. Sedangkan, Herman HN sendiri mempunyai latar belakang sedang menjabat sebagai Wali Kota di Bandar Lampung, beliau menuai kekalahan di daerah pemilihannya sendiri. Dari pemikiran yang telah dijelaskan maka, peneliti menggmbarkan kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir
Keterangan:
: Teori yang digunakan : Dilihat dari pendekatan : Mengetahui Hasil
Perilaku Pemilih
Mengetahui Deskripsi faktor Sosiologis dan Psikologis kekalahan Herman HN-Zainuddin Hasan pada Pemilihan Gubernur Provinsi Lampung Tahun 2014 (studi kasus di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar Lampung)
1. Pendekatan sosiologis -Pekerjaan/pendidikan -Etnis/suku
-Umur -Agama -Jenis kelamin
-Wilayah tempat tinggal 2. Pendekatan psikologis
-Kedekatan terhadap kandidat
-Identifikasi partai terhadap kandidat.
Pemilihan Gubernur Provinsi Lampung 2014 Hasil Perolehan Suara di Kelurahan Jagabaya
III Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung
M. Ridho Ficardo dan Bakhtiar Basri (39%) Herman HN dan Zainudin Hasan (35%)
(43)
A . Tipe Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Deskripsi Faktor Sosiologis dan Psikologis Kekalahan Pasangan Herman HN-Zainudin Hasan Pada Pemilihan Gubernur Provinsi Lampung tahun 2014 (studi kasus di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar Lampung). Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tipe penelitin yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor dalam (Basrowi dan Suwandi: 2008:1) mendefinisikan penelitian kualitatif:
“Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang – orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat
mengenali subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari”.
Sedangkan Bodgan dan Taylor (1995: 5) dalam Lexy J. Moleong (2000: 3) mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan atau lisan dari orang-orang. Metode penelitian ini mengungkapkan peristiwa riil dilapangan bahkan mengungkapkan nilai-nilai tersembunyi dari penelitian ini. Menurut Hadari Nawawi (1996: 63) metode deskriptif adalah metode pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau
(44)
obyek penelitian (seseorang, lembaga, dan masyarakat) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya.
Sedangkan menurut Nasir (1998: 63) yang dimaksud dengan metode penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dengan demikian beberapa hal yang menjadi ciri-ciri dari penelitian deskriptif secara umum antara lain:
1. Untuk mengetahui perkembangan dan frekuensi fenomena yang terjadi. 2. Untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena yang terjadi.
Berkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan, peneliti mencoba menggambarkan atau mengalisis “Deskripsi Faktor Sosiologiss dan Psikologis Kekalahan Pasangan Herman HN-Zainudin Hasan Pada Pemilihan Gubernur Provinsi Lampung Tahun 2014 (studi kasus di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar Lampung)”
B . Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini sangat penting dalam suatu penelitian yang bersifat kualitatif. Menurut Moloeng (2000), fokus penelitian dimaksudkan untuk membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan yang tidak relevan.
(45)
Berdasarkan uraian di atas fokus penelitian dilihat dari deskripsi faktor sosiologis dan psikologis kekalahan pasangan Herman HN-Zainudin Hasan pada pemilihan gubernur Provinsi Lampung tahun 2014 (studi kasus di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar Lampung). Dalam penelitian ini menggunakan teori perilaku pemilih dengan dua pendekatan, yaitu:
a. Teori Muhammad asfar dalam Adam Nursal (2004:55) yaitu, pendekatan sosiologis merupakan pengelompokkan status sosial-ekonomi, terdiri dari : pekerjaan, pendidikan, etnis/suku, jenis kelamin, agama, umur, wilayah tempat tinggal dan,
b. Teori Riswanda Imawan (1993:12-13) yaitu, pendekatan psikologis merupakan pendekatan yang lebih mendasar dengan faktor psikologis diri seseorang, terdiri dari kedekatan secara fisik terhadap kandidat dan perasaan suka atau tidak suka terhadap satu parpol kelompok elit tertentu.
C . Informan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif informasi meruapakan data yang diperoleh di lokasi penelitian, dalam naskah atau dokumen dari informan yang telah ditunjuk sebagai kunci sumber data. Informan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 4: Informan Penelitian
No Indikator Jumlah Informan
1 2 3
1 Lurah di Kelurahan Jagabaya III 1 Orang 2 KasiPemberdayaan Masyarakat. Kelurahan
Jagabaya III
1 Orang 3 Penduduk di Kelurahan Jagabaya III 28 Orang
(46)
D.Lokasi Penelitian
Lokasi atau wilayah dalam penelitian ini adalah Kelurahan Jagabaya III Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan oleh keinginan peneliti untuk memperoleh data–data serta
informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.
E.Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini meliputi data primer. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari lapangan, baik dari pengamatan secara langsung atau mengajukan pertanyaan–pertanyaan secara langsung
kepada sumber. Dalam hal ini, data yang diperoleh merupakan hasil panduan wawancara (Interview) mengenai Deskripsi Faktor Sosiologis dan Psikologis Kekalahan Pasangan Herman HN-Zainudin Hasan Pada Pemilihan Gubernur Provinsi Lampung tahun 2014 (studi kasus di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar Lampung).
F . Teknik Pengumpulan Data
Ada bermacam–macam cara penumpulan data, sesuai dengan jenis penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti memerlukan data kualitatif, dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara Interview(wawancara). Interview adalah sebuah cara dalam mengumpulkan data yang didapatkan dengan mengajukan
(47)
pertanyaan kepada objek yang akan diteliti. Wawancara mendalam digunakan untuk mempermudah penulis mendapatkan informasi dari penduduk mengenai Deskripsi Faktor Sosiologis dan Psikologis Kekalahan Pasangan Herman HN-Zainudin Hasan Pada Pemilihan Gubernur Provinsi Lampung Tahun 2014 (studi kasus di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar Lampung).
H . Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan cara penulis dalam mengelola data yang telah terkumpul sehingga mendapatkan suatu kesimpulan dari penelitiannya, karena data yang diperoleh dari suatu penelitian tidak dapat digunakan begitu saja, Analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, ketika penulis melakukan penelitian dengan wawancara mendalam kepada penduduk di Kelurahan Jagabaya III Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung, meliputi:
1. Reduksi Data
Teknik analisis data, mengalami reduksi data sebanyak empat kali. Reduksi data itu sendiri digunakan untuk melakukan pemilihan catatan-catatan di lapangan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis. Pemilihan data dimaksudkan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak perlu serta mengorganisasikan data yang diperoleh sesuai dengan masalah yang ada mengenai Deskripsi Faktor Sosiologiss dan Psikologis Kekalahan Pasangan Herman HN-Zainudin Hasan Pada Pemilihan
(48)
Gubernur Provinsi Lampung Tahun 2014 (studi kasus di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar Lampung).
2. Penyajian Data
Penyajian data ini berisi ringkasan hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap penduduk di Kelurahan Jagabaya III. Dengan melihat penyajian data maka dapat dipahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Proses dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai “Faktor perilaku pemilih penyebab kekalahan pasangan Herman HN dan Zainudin Hasan Pada Pemilihan Gubernur Provinsi Lampung tahun 2014 (studi kasus di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar Lampung).
3. Verifikasi (Kesimpulan)
Penulis melakukan verifikasi (kesimpulan) yaitu mengumpulkan data-data saat dilapangan berasal dari hasil riset yang dilakukan. dengan begitu dapat ditarik kesimpulan mengenai Deskripsi Faktor Sosiologiss dan Psikologis Kekalahan Pasangan Herman HN-Zainudin Hasan Pada Pemilihan Gubernur Provinsi Lampung tahun 2014 (studi kasus di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar Lampung).
4 . Triangulasi data
Berdasarkan hasil wawancara mendalam terhadap penduduk di Kelurahan Jagabaya III yang dilakukan penulis dalam penelitian penulis melakukan
(49)
triangulasi data yaitu uji kebenaran data. Penulis melakukan wawancara lagi dengan narasumber lain yang menjelaskan kembali kebenaran dari data yang penulis dapat ketika melakukan wawancara sebelumnya. Berikut hasil wawancara penulis terhadap narasumber yang membenarkan data berdasarkan hasil wawancara kepada penduduk
“Tepat sekali adik mengambil data tentang kekalahan Herman HN terkait pilkada tahun 2014 lalu karena di Kelurahan Jagabaya III ini memang banyak sekali yang tidak memilih dia. Khususnya di Perumahan Raya Permai ini penduduknya rata-rata yang bekerja swasta baik itu pedagang, memiliki ruko. Penduduk sini juga banyak yang mempunyai ruko di Pasar Tengah yang secara paksa di segel Herman HN. Sudah itu dia juga menaikkan pajak PBB kan secara drastis itu juga yang membuat penduduk di perumahan ini gak milih beliau. Ya yang saya tahu itu, karena mereka ngomong sendiri dengan saya”.
(Hasil wawancara dengan Rubiyem, Kasi Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Jagabaya III)
Hasil wawancara berikutnya adalah:
“Kekalahan Herman HN pada Pilkada tahun lalu itu bukan hanya karena sakit hati dari penduduk dari suku china yang bekerja sebagai pihak swasta saja merasa dirugikan dengan kebijakan beliau ketika menjadi Wali Kota Bandar Lampung, dari penduduk pribumi yang bekerja sebagai pihak sipil pun juga ada yang tidak memilih Herman HN kembali. Ada yang merasa dirugikan kehidupan ekonominya, ada yang merasa kepemimpinan Herman hanya melihat masyarakat secara global saja sampai mereka juga mau mempunyai terobosan baru dari pemimpin yang baru. Disini memang banyak yang memilih M.Ridho Ficardo, di dalam Kelurahan Jagabaya III ini tempat tinggal Ridho, para tetanggga juga sangat mengenal sosok beliau, beberapa suami dari penduduk sekitar juga bekerja di bawah naungan M.Ridho, dari sini sudah terlihat sangat kecil sekali dukungan untuk Herman HN menjadi Gubernur”.
(Hasil wawancara dengan Sumarno, Lurah di Kelurahan Jagabaya III)
(50)
Berdasarkan dari penjelasan di atas yang berasal dari terlihat jelas bahwa penduduk di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar Lampung tidak memilih kembali Herman HN untuk menjadi Gubernur Provinsi Lampung. Dalam penjelasan narasumber di atas, dapat disimpulkan data yang diperoleh penulis berdasarkan hasil wawancara terhadap penduduk benar kenyataannya. Alasan mereka pun tidak mereka rahasiakan secara pribadi. Pengalaman kepemimpinan Herman HN dalam memimpin serta jabatan yang beliau duduki sekarang tidak membuat penduduk memilihnya. Hal ini yang membuat pasangan Herman HN dan Zainudin Hasan menuai kekalahan di daerah pemilihannya sendiri.
(51)
A . Gambaran umum Kelurahan Jagabaya III 1 . Sejarah Kelurahan Jagabaya III
Awal dari Kelurahan Jagabaya III ini merupakan dari Kelurahan Jagabaya II dan Kelurahan Tanjung Baru dan Kecamatan Sukarame. Berdasarkan Peraturan Daerah No.4 Tahun 2001 tanggal 3 Oktober 2001 tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bandar Lampung, maka dengan diberlakukannya Peraturan Daerah tersebut Kelurahan Jagabaya III masuk ke dalam wilayah Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung. Seiring dengan terjadinya pemekaran wilayah Kota Bandar Lampung berdasarkan PERDA Kota Bandar Lampung Nomor 4 Tahun 2012 maka Kelurahan Jagabaya III yang semula masuk wilayah Kecamatan Sukabumi menjadi Kecamatan Way Halim.
Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Jagabaya III adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Gunung Sulah dan Kelurahan Way Halim Permai Kecamatan Way Halim
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kali Balau Kencana Kecamatan Kedamaian
(52)
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Baru dan Kelurahan Jagabaya II Kecamatan Way Halim
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Jagabaya II Kecamatan Way Halim.
Semenjak terbentuknya Kelurahan Jagabaya III tanggal 17 Januari 2002 sampai dengan sekarang telah terjadi tiga kali pergantian kepemimpinan di Kelurahan Jagabaya III. Adapun yang pernah dan sedang menjadi Lurah di Kelurahan Jagabaya III adalah sebagai berikut:
1. Saudara SYAHRIAL. M,BA.
(dari Januari tahun 2002- juni tahun 2005) 2. Saudara SUTOMO, S,Sos
(dari Juni 2005-31 Juli tahun 2006) 3. Saudara MUHAMMAD HUSEIN, S.Ssos
(dari 1 Agustus 2006-September 2011) 4. Saudara SUMARNO, S.Sos
(dari Oktober 2011 sampai dengan sekarang)
Luas wilayah Kelurahan Jagabaya III saat ini adalah 103 Hektar, dengan pusat administrasi pemerintahan berkedudukan di Jalan Pulau Buton Dalam No.1. Lokasi Kelurahan Jagabaya III merupakan hasil pemberian/hibah tanah dengan luas ± 312 m2, dan di bangun oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung.
(53)
2.Kondisi Kepegawaian
a. Jumlah keseluruhan Pegawai Kelurahan Jagabaya III Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung dapat di lihat dari tabel berikut ini:
Tabel 5: Pegawai Kelurahan Jagabaya III
No Status Jumlah
1 2 3
1 Pns 6 orang
2 Tks 2 orang
Total 8orang
(Sumber: Profil Kelurahan Jagabaya III 2014)
b. Pegawai Kelurahan Jagabaya III berdasarkan gologan dapat di lihat dari tabel berikut ini:
Tabel 6. Pegawai Kelurahan Jagabaya III berdasarkan golongan
NO Golongan Jumlah
1 2 3
1 IIId 3 orang
2 IIIc 1 orang
3 IIIb 1 orang
4 IIIIa 1 orang
Total 6 orang
(54)
c. Pegawai Kelurahan Jagabaya III berdasaran pendidikan dapat di lihat dari tabel beriku ini:
Tabel 7. Pegawai Kelurahan Jagabaya III berdasarkan pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1 2 3
1 Sarjana 5 Orang
2 SMA 3 Orang
Total 8Orang
(Sumber: Profil Kelurahan Jagabaya III 20154)
d. Untuk mendukung pelayanan kepada masyarakat di tingkat Kelurahan, maka pada tanggal 3 Maret 2008 terbentuk susunan organisasi Kelurahan Jagabaya III dengan perangkat Kelurahannya. Susunan organisasi Kelurahan Jagabaya III dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Susunan organisasi Kelurahan Jagabaya III
No Nama Jabatan
1 2 3
1 SUMARNO, S.Sos Lurah
2 SOLDAH, S.sos Sekretaris
3 SAPARIAH, S.H. Kasi Pemerintahan
4 RUBIYEM, SE Kasi Permberdayaan Masyrakat
5 HERI SUSANTO, BBA Kasi Trantib
6 ASTUTI Kasi Pembangunan
(55)
Pemerintah Kelurahan Sepang Jaya terdiri dari : 1. Lurah
Lurah diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul Camat dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat .
2. Perangkat Desa
a. Sekretaris Kelurahan
Kedudukan dari Sekretaris Kelurahan yaitu sebagai staf pembantu Lurah dan pemimpin Sekretariat kelurahan sendiri. Tugasnya yaitu menjalankan administrasi Pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan desa serta memberikan pelayanan administrasi kepada lurah.
b. Kepala Seksi
Kedudukan kepala seksi yaitu sebagai unsur pembantu Sekretaris Kelurahan dalam bidang tugasnya. Tugas utamanya yaitu menjalankan kegiatan-kegiatan Sekretaris Lurah dalam bidang tugasnya masing-masing. Kepala Seksi di Kelurahan Jagabaya III ada 4 yaitu, Kepala Seksi Pemerintahan, Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban, Kepala Seksi Pembangunan, Kepala Seksi Pembinaan Masyarakat
Berdasarkan pemaparan diatas, struktur organisasi Pemerintahan Kelurahan Jagabaya III Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut :
(56)
SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN JAGABAYA III KECAMATAN WAY HALIM
KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014
Gambar 1.Bagan struktur organisasi Kelurahan Jagabaya III (sumber: Profil Kelurahan Jagabaya III 2014)
Untuk menunjang tugas dan tanggung jawabnya, perangkat kelurahan di Kelurahan Sepang Jaya Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung memiliki sarana dan prasarana pemerintahan kelurahan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
LURAH
SUMARNO, S.Sos
SEKRETARIS
SOLDAH, S.Sos
Kasi Pem dan pelayanan umum SAPARIAH, S.H
Kasi Trantib
HERI SUTANTO, BBA
Kasi Pemberdayaan RUBIYEM, SE
Kasi Pembangunan
(57)
Tabel 9: Inventaris dan alat tulis kantor
No Indikator Sub Indiktor Jumlah
Tahun 2013
Tahun 2014
1 2 3 4 5
1 Sarana dan Prasarana -Gedung Kantor Ada Baik
-Gedung Pertemuan Ada Ada
-Perangkat Kelurahan Lengkap Lengkap
-Mesin tik/Komputer Ada Ada
-Kendaraan Dinas Ada Ada
-Struktur Organisasi Ada Ada
2 Keuangan -APBD Ada Ada
-Belanja Pembangunan Ada Ada
-Bantuan/Hibah Tidak Tidak
3 Akuntabilitas -Kotak Pengaduan Masyrakat
Ada Ada
-Laporan Kinerja tahunan
Ada Ada
-Laporan Akhir Jabatan Lurah
Ada Ada
-Papan Informasi Pelayanan
Ada Ada
-Loket Pelayanan Tidak Tidak
4 -Buku Registrasi
Pelayanan
Ada Ada
-Buku Profil Kelurahan Ada Ada -Administrasi
Keuangan
Ada Ada
-Kartu Uraian Tugas Ada Ada
-Administrasi Penduduk Ada Ada -Administrasi Pembangunan Ada Ada
Buku data Lembaga Kemasyarakatan
Ada Ada
Buku Registrasi Umum Ada Ada Peta Wilayah
Kelurahan
Ada Ada
(58)
B . Potensi Dasar Kelurahan Jagabaya III
1. Potensi Alam
Potensi alam berupa pertambangan atau galian memang tidak ada, tetapi sesuai dengan bentuk geografis Kelurahan Jagabaya III yang sebagian wilayahnya berada di jalan protokol seperti jalan. Pangeran Antasari, jalan Arif Rahman Hakim dan jalamn Pulau Morotai berpotensi untuk berkembang menjadi wilayah pertokoan dan perkantoran swasta dan usaha lainnya, sehingga potensi dimaksud dapat meningkatkan PAD dari Pajak Retribusi.
2 . Potensi Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia pada Kelurahan Jagabaya III cukup potensial, hal ini dapat tergambar dari tingkat intelektual masyarakat yang berpendidikan di ata SLTP sebanyak 6787 jiwa atau 77,5% dari jumlah penduduk 9069 jiwa.
3. Luas dan Tata luas tanah
a. Kelurahan Jagabaya III adalah 103 Hektar dengan ketinggian 28m dari permukaan laut.
b. Tata guna tanah di Kelurahan Jagabaya III sebagaian besar untuk pemukiman dan tanah kosong.
4. Tingkat Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah di Kelurahan Jagabaya III jika ditinjau dari tanaman keras seperti penghijauan di halaman rumah penduduk termasuk kategori subur. Di Kelurahan Jagabaya III tidak terdapat tanah pekarangan
(59)
penduduk yang dimanfaatkan untuk tanaman tumbuhan seperti tanaman bumbu-bumbuan, obat-obatan dan tanaman penghijauan yang semuanya itu banyak manfaatnya untuk keperluan rumah tangga.
5 . Keadaan Sumber Air
Untuk memenuhi kehidupan akan air, masyarakat di Kelurahan Jagabaya III menggunakan air yang berasal dari beberapa sumber air antara lain: sumur gali, sumur bor, dan PDAM.
6 . Geografik
- Jarak Pemerintahan Kel. Jagabaya III ke gunung 1km - Jarak Pemerintahan Kel. Jagabaya III ke laut 15 km - Jarak Pemerintahan Kel. Jagabaya III ke sungai 0,5km
- Jarak Pemerintahan Kel. Jagabaya III ke pinggiran hutan 20 km - Jarak Pemerintahan Kel. Jagabaya III ke pasar 1,5 km
- Jarak Pemerintahan Kel. Jagabaya III ke pelabuhan 20 km - Jarak Pemerintahan Kel. Jagabaya III ke bandara 25km - Jarak Pemerintahan Kel . Jagabaya III ke terminal 8 km - Jarak Pemerintahan Kel. Jagabya III ke tempat hiburan 30km - Jarak Pemerintahan Kel. Jagabaya III ke tempat wisata 30 km - Jarak Pemerintahan Kel. Jagabaya III ke kantor Polisi/Militer 5km - Jarak pemerintahan Kel. Jagabaya III ke perbatasan Kabupaten 20 km - Jarak Pemerintahan Kel. Jagabaya III ke perbatasan Provinsi 90 km - Jarak Pemerintahan Kel. Jagabaya III ke Perbatasan Negara 1400 km - Jarak Pemerintahan Kel. Jagabaya III ke stasiun 3 km
(60)
7 . Jarak ke Pusat Pemerintahan
- Ke Pemerintahan Kecamatan berjarak 0,5 km - Ke Pemerintahan Kabupaten/Kota berjarak 6 km - Ke Pemerintahan Provinsi 8 km.
C. Data Penduduk
1. Jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 10.Penduduk berdasarkan umur
No Umur Jumlah
Tahun 2013 Tahun 2014
1 2 3 4
1 0-12 Tahun 142 Orang 154 Orang
2 >1-<5 Tahun 271 Orang 287 Orang 3 >5-<7 Tahun 654 Orang 656 Orang 4 >7-<`15 Tahun 1374 Orang 1377 Orang 5 >15-56 Tahun 6022 Orang 6027 Orang
6 >56 Tahun 578 Orang 568 Orang
(Sumber Profil Kelurahan Jagabaya III 2014)
(61)
Tabel 11: Penduduk Berdasarkan Agama
No Agama Laki-laki Perempuan
1 2 3 4
1 Islam 3169 orang 2012 orang
2 Kristen 523 orang 659 orang
3 Katholik 292 orang 294 orang
4 Hindu 95 orang 75 orang
5 Budha 75 orang 73 orang
6 Khonghucu 26 orang 24 orang
Jumlah 4180orang 3137orang
(Sumber: Profil Kelurahan Jagabaya III 2014)
3. Penduduk berdasarkan Jenis kelamin
Tabel 12: Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Indikator Jumlah
Tahun 2013 Tahun 2014
1 2 3 4
1 Jumlah penduduk 9041 Orang 9069 Orang 2 Jumlah laki-laki 4715 Orang 4712 Orang 3 Jumlah Perempuan 4326 Orang 4357 Orang 4 Jumlah Kepala Keluarga 2217KK 2217KK (Sumber: Profil Kelurahan Jagabaya III 2014)
4. Jumlah Penduduk berdasarkan pendidikan yang ditempuh dapat dilihat di pada tabel berikut ini:
(62)
Tabel 13:Penduduk berdasarkan pendidikan
No Indikator Sub Indikator Jumlah
Tahun 2013 Tahun 2014
1 2 3 4 5
1 Pendidikan
penduduk usia 15 Tahun Ke atas
1.Jumlah penduduk buta huruf
-
-2.Jumlah penduduk tidak tamat SD/Sederajat
-
-3.Jumlah penduduk tamat SD/sederajat
1031 Orang 1036 Orang 4.Jumlah penduduk tamat
SLTP/ Sederajat
1633 Orang 1648 Orang 5.Jumlah penduduk tamat
SLTA/Sederajat
3659 Orang 3687 Orang 6.Jumlah penduduk tamat
D1
209 Orang 215 Orang 7.Jumlah penduduk tamat
D2
204 Orang 207 Orang 8.Jumlah penduduk tamat
D3
168 Orang 172 Orang 2 Wajib Belajar 9
Tahun dan putus sekolah
1.Jumlah penduduk usia 7-5 tahun
1124 Orang 1128 Orang
2.Jumlah penduduk usia 7-15 tahun
1124 Orang 1128 Orang 3.Jumlah penduduk usia
7-15tahun putus sekolah
-
-3 Prasarana Pendidikan
1.JumlahSLTA/Sederajat 1 Buah 1 Buah 2.Jumlah SLTP/Sederajat 2 Buah 2 Buah 3.Jumlah SD/Sederajat 1 Buah 1 Buah 4.Lembaga Pendidikan
Agama
-
-5.Lembaga Pendidikan lain
-
(63)
5. Data Penduduk menurut Mobilitas/Mutasi Kelurahan Jagabaya III Kecamatan Way Halim, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 14: Penduduk yang mobilitas/mutasi N o Lingkungan L A H I R M A T I D A T A N G P I N D A H Ket
1 2 3 4 5 6 7
L P L P L P L P
1 Lingkungan I 26 27 11 1 10 11 27 16 -2 Linkungan II 27 25 5 3 9 10 32 24
-Jumlah 53 52 16 4 19 21 59 40
Untuk menjaga keamanan dan kejelasan penduduknya maka seluruh penduduk Kelurahan Jagabaya Keamatan Way Halim harus mempunyai KTP sebagai identitasnya. Penduduk yang sudah memiliki KTP dapat dilihat di tabel berikut ini:
Tabel 15: Data penduduk wajib KTP di Kelurahan Jagabaya III
No Uraian Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 2 3 4 5
1 Wajib KTP 3012 orang 3046 orang 6058 orang 2 Sudah memiliki KTP 2980 orang 3013 orang 5993 orang 3 Belum memiliki KTP 32 orang 33 orang 65 orang
(64)
A . Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Deskripsi Faktor Sosiologis dan Psikologis Kekalahan Pasangan Herman HN-Zainudin Hasan Pada Pemilihan Gubernur Provinsi Lampung tahun 2014 (studi kasus di Kelurahan Jagabaya III Kota Bandar Lampung) yaitu penduduk di Kelurahan Jagabaya III tersebut menggunakan hak pilih dan memberikan suara kepada kandidat menggunakan dua pendekatan.
1. Aspek Sosiologis
Yaitu menekankan pengelompokan sosial seperti, pendidikan, pekerjaan, etnis/suku, umur (tua:muda), jenis kelamin, agama serta wilayah tempat tinggal untuk memberikan suara terhadap kandidat. Dari penelitian yang dilakukan penulis dengan mewawancarai secara mendalam penduduk di Kelurahan Jagabaya III yang sangat dominan memengaruhi perilaku pemilih adalah faktor sosiologis berdasarkan pekerjaan, etnis/suku dan wilayah tempat tinggal. Hal ini disebabkan karena kebijakan Herman HN yang menaikkan pajak PBB secara drastis dan menyegel ditutup secara paksa ruko di pasar tengah rata-rata pemiliknya adalah penduduk di Kelurahan Jagabaya III. Penduduk tersebut juga berlatar belakang suku tionghoa, dalam hal ini
(1)
85
penduduk yang bersuku tionghoa tidak memilih Herman HN karena menganggap beliau merupakan kontra untuk suku mereka. Dalam hal ini, ketiga faktor tersebut sangat berkaitan dalam deskripsi sosiologis, mengenai kekalahan Herman HN dan Zainudin Hasan mereka bersatu secara suku untuk tidak memilih Herman HN kembali. Tetapi, dari ketiga faktor yang dijelaskan di atas, faktor pekerjaan yang sangat memengaruhi kekalahan Herman HN, kebijakannya yang sangat merugikan untuk penduduk khususnya untuk pedagang, pemilik tempat hiburan dan pemilik ruko di Kelurahan Jagabaya
2. Aspek Psikologis
Yaitu meliputi Kedekatan terhadap kandidat dan identifikasi partai terhadap kandidat. Pertama, aspek psikologis berdasarkan kedekatan terhadap kandidat. Penduduk di Kelurahan Jagabaya memilih M.Ridho Ficardo sebagai pemimpin karena mereka sudah menengal beliau. Herman HN yang tidak mempunyai kedekatan secara fisik dengan penduduk , tidak terpilih dalam Pilgub tahun 2014. Hal itu disebabkan karena penduduk di Kelurahan Jagabaya III hanya mengenal beliau melalui media masa serta obrolan tetangga yang tidak mempunyai kedekatan secara fisik dengannya.
Kedua, aspek faktor psikologis identifikasi partai terhadap kandidat. Penduduk di Kelurahan Jagabaya III mayoritas menyukai Partai Demokrat sudah pasti memilih M.Ridho Ficardo menjadi pemimpin. Hal lain yang sangat memengaruhi kekalahan Herman HN adalah, beberapa dari penduduk,
(2)
86
atau keluarga dari penduduk itu merupakan anggota atau keluarganya merupakan salah satu anggota dari Partai Demokrat. Partai Demokrat itu sendiri merupakan pengusung pasangan M.Ridho Ficardo dan Bakhtiar Basri. Perasaan tidak suka yang dimiliki penduduk terhadap parpol atau kelompok elit pengusung Herman HN membuat beliau tidak dipilih oleh penduduk. Mereka berpendapat Herman HN tidak dapat menjadi pemimpin yang baik, karena bernaung dengan angota parpol atau kelompok elit yang tidak baik.
Berdasarkan pemaparan di atas, Herman HN yang sebelumnya menang di daerah pemilihannya sendiri dalam Pilkada Pemilihan Wali Kota Bandar Lampung tidak membuat penduduk di Kelurahan Jagabaya III Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung untuk memilih beliau kembali dalam Pemilihan Gubernur Lampung tahun 2014.
B . Saran
Berdasarkan pemaparan kesimpulan di atas untuk kandidat yang pernah menang di daerah pemilihan sebelumnya, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Sebagai calon kandidat yang pernah memenangkan suara di daerah pemilihannya jika ingin mengikuti Pilkada kembali, sebaiknya kandidat tersebut melakukan evaluasi terhadap kebijakan sebelumnya yang pernah dibuat. Untuk kebijakan yang mempunyai dampak buruk sehingga menimbulkan kekecewaan terhadap masyarakat luas, lebih mempebarui
(3)
87
kebijakan baru yang membuat masyarakat tersebut mempunyai harapan baru dengan kandidat yang sudah mendapat penilaian buruk.
2. Sebagai calon kandidat sebaiknya melakukan pendekatan secara fisik keseluruh bagian masyarakat tanpa mengenal kasta, etnis(suku), serta wilayah tempat tinggal.
3. Sebagai calon kandidat yang baik, harus lebih memperhatikan dengan siapa kandidat tersebut akan berkolaborasi dengan parpol atau kelompok elit tertentu, sebagai perahu politik yang membuat masyarakat yakin bahwa kandidat tersebut akan membawa perubahan baik jika menjadi pemimpin dengan parpol atau kelompok elit pengusungnya.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Asfar, Muhammad. 2002. ModeModel Pemilihan di Indonesia. Pusdeham. Surabaya
Adam, Warman, Asi. 1999. Dari Balik Suara Ke Masa Depan Indonesia. PT. Raja Grafindo. Jakarta
Downs, Anthony (1957). An Economic Theory of Democracy, Harper, New York Efriza, 2012. Political Explore: sebuah kajian ilmu politik. Bandung: Alfabeta Firmanzah. 2008. Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas. Yayasan
Obor Indonesia. Jakarta
Fiorina, Morris P (1981) “Retrospective Voting in American National Elections” dalam Roth, Dieter (2009). Studi Pemilu Empiris: Sumber, Teori-teori, Instrumen dan Metode, terjemahan oleh Denise Matindas, Friedrich-Naumann-Stiftung dan LSI, Jakarta
Kristiadi, J. 1996. Pemilihan Umum dan Perilaku Pemilih di Indonesia. Maret 1996 Prisma 3
Matteson, Ivancevich, Konopaske. 2006. Perilaku Manajemen dan Organisasi. Alih Bahasa Gina Gania. Erlangga . Jakarta
Mahendra, Oka, AA. 2005 Pilkada di Tengah Konflik Horizontal. Millenium Publisher. Jakarta
Moloeng, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosda karya. Bandung
Nawawi, Hadari. 1996. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press. Yogyakarta
(5)
Nursal, Adman. 2004. Political Marketing Strategi memenangkan Pemilu Sebuah Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Roth, Dieter (2009). Studi Pemilu Empiris: Sumber, Teori-teori, Instrumen dan Metode, terjemahan oleh Denise Matindas, editor Dodi Ambardi, Friedrich-Naumann-Stiftung dan LSI, Jakarta.
Suwandi, Basrowi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Rineka Cipta. Jakarta Ware, Alan. 1996 Political Parties and Party Systems. Oxford University Press.
Skripsi
Angraini, Monicha. 2015. Skripsi tentang Faktor Penyebab Kekalahan Pasangaan Zainal Abidin dan Anshori Djausal Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Lampung Utara tahun 2013
Kaisya, Al, Dias. 2012. Skripsi tentang Faktor- Faktor Penyebab Kekalahan Incumbent Edy Sutrisno Pada Pilwakot Bandar Lampung 2010
:Dokumen
Pasal 56 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor. 22 tahun 2007 tentan Penyelenggaraan Pemilihan Umum
Media:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Gubernur_Lampung_2014 diakses pada 23 februari 2015 pukul 15.00
http://issuu.com/kupastuntaslampung/docs/edisi_25_maret_2014 diakses pada 23 februari 2015 pukul 15.00
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26645/4/chspterII.pdf. diakses 09 April 2015 pukul 20.00
http//bandarlampungkota.go.id diakses pada 05 Mei 2015 pukul 12.30
http://www.kaskus.co.id/thread/54880362c3cb1794468b4573/kejahatan-herman-hn-walikota-bandar-lampung/ diakses pada 05 Mei 2015 pukul 14.30
(6)
http://lampungterkini.com/berita-ridho-ayah-tulung-agung-ibu-asli-lampung.html diakses pada 05 Mei 2015 pukul 15.00
Adnan M, Fachri. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perolehan Suara Partai
Politik Pada Pemilihan Umum.
http:/download.portalgaruda.org/article.php?articlel=101276&val=1511 diakses pada 09 april pikul 20.05
.
Mustiqa Maiwan Darman.03193031. Identifikasi Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Pilihan Masyarakat Terhadap Figur Calon Walikota Kota Padang Periode 2008-2013. http.unair.ac.id. jurnalpenelitian.html. Diakses 23 Februari 2015
Rahman Al Amin 0193006. Penyebab Kekalahan Pasangan Incumbent ( Masriadi Martunus dan Nafriadi Hamdi ) Pada Pilkada Bupati Tanda Datar Tahun 2005. http.usurepository.ac.id.jurnalpenelitian.html. Diakses 23 Februari 2015