5.    Pemberi  fasilitas  prevensi  pencegahan  dengan  mempersiapkan  keluarga  dalam  menghadapi stress.
5. Proses Konseling keluarga
1. Melibatkan keluarga, pertemuan dilakukan di rumah, sehingga konselor mendapat informasi nyata tentang kehidupan keluarga dan dapat merancang strategi yang cocok untuk membantu pemecahan
problem keluarga. 2. Penilaian Problemmasalah yang mencakup pemahaman tentang kebutuhan,
harapan, kekuatan keluarga dan riwayatnya.
3. Strategi-strategi khusus untuk pemberian bantuan dengan menentukan macam intervensi  yang
sesuai dengan tujuan. 4. Follow up, dengan memberi kesempatan pada keluarga untuk tetap berhubungan   dengan
konselor secara periodik untuk melihat perkembangan keluarga dan   memberikan support.
C. Penelitian, Latihan, dan Praktik Profesional
Penelitian  dalam  konseling  keluarga  didahului  oleh  perkembangan  teknik-teknik  intervensi terapeutik.  Penelitian  tentang  hubungan  pola-pola  interaksi  keluarga  dan  gangguan  psikologis,
sebelumnya  didasarkan  pada  pendekatan  penelitian  cross  sectional  yang  kemudian  disusul  dengan pendekatan penelitian longitudinal.
Akhir-akhir  ini  berkembang  penelitian  tentang  bproses  dan  hasil  dari  intervensi  konseling keluarga.  Selanjutnya,  penelitian  tertarik  pada  keuntungan  dan  kerugian  relatif  dari  alternatif
pendekatan-pendekatan untuk individu-individu dan keluarga-keluarga yang kesulitannya berbeda. Pada saat sekarang ini, latihan-latihan klinis terjadi dalam tiga setting yang berbeda, yaitu dalam
program-program  bantuan  konseling  keluarga,  lembaga-lembaga  latihan  sebelum  menduduki konseling keluarga, dan dalam program-program universitas.
Sebagian  besar  program-program  latihan  itu  langsung  berupaya  untuk  membantu  traine mengembangkan persepsi, konsep, dan keterampilan-keterampilan dalam kerja dengan keluarga. Alat
bantu latihan ini meliputi:
1. kursus kerja didaktik
2. menggunakan master videotape terapis dan traine
3. melakukan supervisi melalui bimbingan aktif dengan supervisor yang melihat pertemuan tersebut
di belakang cermin yang satu arah dan melakukan umpan balik korektif melaluitelepon, earphone, memanggil traine dari pertemuan konseling untuk konsultasi.
4. ko-konseling di mana traine mempunyai kesempatan untuk bekerja di di samping mentor dalam
keluarga. Praktik  propesional  dalam  konseling  perkawinan  atau  keluarga  diatur  oleh  status  hukum  dan
pengaturan diri dengan kode etik, review sebaya, melanjutkan pendidikan, dan konsultasi.
PEMBERDAYAAN LINGKUNGAN
A. Pengertian Pemberdayaan
Secara  konseptual,  pemberdayaan  atau  pemberkuasaan  empowerment,  berasal  dari  kata  „power‟ kekuasaan  atau  keberdayaan.  Karenanya,  ide  utama  pemberdayaan  bersentuhan  dengan  konsep
mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan  apa  yang  kita  inginkan,  terlepas  dari  keinginan  dan  minat  mereka.  Ilmu  sosial  tradisional
menekankan  bahwa  kekuasaan  berkaitan  dengan  pengaruh  dan  kontrol.  Pengertian  ini  mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang tidak berubah atau tidak dapat dirubah.
Kekuasaan  sesungguhnya  tidak  terbatas  pada  pengertian  di  atas.  Kekuasaan  tidak  vakum  dan terisolasi.  Kekuasaan  senantiasa  hadir  dalam  konteks  relasi  sosial  antar  manusia.  Kekuasaan  tercipta
dalam relasi sosial. Karena itu, kekuasaan dan  hubungan kekuasaan dapat berubah. Dengan pemahaman kekuasaan  seperti  ini,  pemberdayaan  sebagai  sebuah  proses  perubahan  kemudian  memiliki  konsep  yang
bermakna.  Dengan  kata  lain,  kemungkinan  terjadinya  proses  pemberdayaan  sangat  tergantung  pada  dua hal:
1.   Bahwa kekuasaan dapat berubah. Jika kekuasaan tidak dapat berubah, pemberdayaan tidak mungkin terjadi dengan cara apapun.
2. Bahwa  kekuasaan dapat diperluas. Konsep ini  menekankan pada pengertian  kekuasaan yang tidak
statis, melainkan dinamis. Pengertian dan Indikator Pemberdayaan
1.     Pemberdayaan  bertujuan  untuk  meningkatkan  kekuasaan  orang-orang  yang  lemah  atau  tidak beruntung Ife, 1995:56.
2.   Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial Swift dan Levin 1987:xiii.
3.     Pemberdayaan  adalah  suatu  cara  dengan  mana  rakyat,  organisasi,  dan  komunitas  diarahkan  agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupannya Rappaport, 1984:3.
4.     Pemberdayaan  adalah  sebuah  proses  dengan  mana  orang  menjadi  cukup  kuat  untuk  berpartisipasi dalam,  berbagi  pengontrolan  atas,  dan  mempengaruhi  terhadap,  kejadian-kejadian  serta  lembaga-
lembaga  yang  mempengaruhi  kehidupannya…Pemberdayaan  menekankan  bahwa  orang
memperoleh  keterampilan,  pengetahuan,  dan  kekuasaan  yang  cukup  untuk  mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya Parsons, et al., 1994:106.
5. Pemberdayaan  menunjuk  pada  kemampuan  orang,  khususnya  kelompok  rentan  dan  lemah,  untuk
a  memiliki  akses  terhadap  sumber-sumber  produktif  yang  memungkinkan  mereka  dapat meningkatkan  pendapatannya  dan  memperoleh  barang-baran  dan  jasa-jasa  yang  mereka  perlukan;
dan  b  berpartisipasi  dalam  proses  pembangunan  dan  keputusan-keputusan  yang  mempengaruhi mereka.
Berdasarkan  definisi-definisi  pemberdayaan  di  atas,  dapat  dinyatakan  bahwa  pemberdayaan adalah  sebuah  proses  dan  tujuan.  Sebagai  proses,  pemberdayaan  adalah  serangkaian  kegiatan  untuk
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang  mengalami  masalah.  Sebagi  tujuan,  maka  pemberdayaan  menunjuk  pada  keadaan  atau  hasil  yang
ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan  dalam  memenuhi  kebutuhan  hidupnya  baik  yang  bersifat  fisik,  ekonomi,  maupun  sosial
seperti  memiliki  kepercayaan  diri,  mampu  menyampaikan  aspirasi,  mempunyai  mata  pencaharian, berpartisipasi  dalam  kegiatan  sosial,  dan  mandiri  dalam  melaksanakan  tugas-tugas  kehidupannya.
Pengertian  pemberdayaan  sebagai  tujuan  seringkali  digunakan  sebagai  indikator  keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitarnya, baik berupa benda hidup, benda mati, menda  nyata  maupun  abstrak,  termasuk  manusia  lainnya,  serta  suasana  yang  tersebentuk  karena
terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di alam tersebut.
B. Pemberdayaan Lingkungan Keluarga