MASALAH PENELITIAN METODE PENELITIAN

RINGKASAN PENELITIAN 2009 Analisis sharing dana pendidikan di Jawa Barat 2

II. MASALAH PENELITIAN

Penelitian ini mengkaji tiga masalah, yaitu: 1. Bagaimana kebutuhan nyata pembiayaan pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Jawa Barat, baik kategori biaya investasi, biaya operasional, maupun biaya personal? 2. Bagaimana sumber-sumber dan proporsi persentase pemenuhan kebutuhan nyata pembiayaan pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Jawa Barat? 3. Bagaimana posisi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam upaya pemenuhan kebutuhan pembiayaan pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Jawa Barat?

III. METODE PENELITIAN

Analisis pembiayaan pendidikan ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendapatkan data mengenai alokasi, besaran, dan sumber biaya pendidikan pada level kabupatenkota, sekolah, dan orang tua. Pendekatan kualitatif untuk mengidentifikasi dan mendalami data dan informasi langsung dan tidak langsung yang dianggap tidak logis atau data kuantitatif yang memerlukan pendalaman. Teknik penggalian data menggunakan angket, studi dokumen, dan wawancara pendalaman. Angket merupakan isian mengenai pembiayaan di dinas pendidikan kab.kota, sekolah dan orang tua. Studi dokumen dilakukan pada APBS, DIPA dinas pendidikan kab.kota, DIPA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dan profil pendidikan di kab.kota dan Provinsi Jawa Barat. Wawancara dilakukan setelah responden penelitian mengisi angket atau setelah peneliti mengkaji dokumen-dokumen lembaga. Tujuan wawancara adalah mendalami data dan informasi yang didapat dari angket atau dokumen resmi. Populasi penelitian adalah 26 kab.kota. Untuk kepentingan penelitian diambil 13 kab.kota dengan kriteria Kab.kota yang memiliki PAD tinggi, sedang dan rendah. Sumber data sekolah di kab.kota dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu: sekolah bermutu tinggi, sekolah bermutu sedang, dan sekolah bermutu rendah. Kriteria mutu mengacu pada: jumlah siswa, angka kelulusan, rerata UASBN, dan serapan lulusan pada sekolah jenjang selanjutnya yang pavorit. Total responden adalah 19 responden x 13 KabupatenKota = 247 responden. RINGKASAN PENELITIAN 2009 Analisis sharing dana pendidikan di Jawa Barat 3 13 Kabupatenkota yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah:  Kabupaten Bandung Barat  Kabupaten Bandung  Kabupaten Purwakarta  Kabupaten Sumedang  Kabupaten Cirebon  Kabupaten Indramayu  Kota Depok  Kota Bekasi  Kota Bandung  Kota Cimahi  Kota Bogor  Kota Banjar  Kota Cirebon Kerangka pikir penelitian adalah sebagai berikut: Pembiayaan pendidikan sebagai salah satu komponen dalam penyelenggaraan pendidikan tidak berdiri sendiri tetapi selalu dikaitkan dengan kegiatan produksi pokok atau core business. Dalam penyelenggaraan sekolah, produksi utama sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Artinya bagus atau tidaknya pembiayaan pendidikan harus dilihat pada sejauhmana biaya yang ada dapat mendukung terjadinya layanan KBM yang efektif. Tentu saja KBM ini tidak berdiri sendiri, tetapi didukung oleh berbagai faktor atau komponen, seperti karakteristik siswa itu sendiri, guru, dan fasilitas pembelajaran. Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian Kerangka pikir penelitian mengarahkan pembiayaan pendidikan sebagai suatu sumber daya yang ditujukan untuk mendukung terselenggaranya layanan KBM yang efektif. Ukuran efektifitas utamanya dilihat dari sejauhmana RINGKASAN PENELITIAN 2009 Analisis sharing dana pendidikan di Jawa Barat 4 lulusanhasil yang dicapai oleh setiap lulusan. Dampak lebih jauh dari pembiayaan pendidikan adalah sejauhmana perilaku peserta didik yang sudah diluluskan dari proses pendidikan memiliki manfaat bagi peserta didik itu sendiri, keluarganya, masyarakat di sekitarnya, dunia usaha dan dunia industry, serta pemerintah pusat, provinsi, kab.kota, kecamatan, bahkan RW dan RT. Sumber pembiayaan pendidikan tidak saja dari pemerintah dan orang tuamasyarakat, tetapi dapat juga bersumber dari lembaga donor, Negara asing dan berbagai pihak yang berkepentingan dengan pendidikan. Kegiatan belajar dan mengajar yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah KBM yang bermutu. Kebermutuan KBM selalu dikaitkan dengan sejauhmana hasil yang dicapai dari proses pembelajaran yang dilangsungkan. Sebagai sub sistem, dari system persekolahan, KBM sebagai proses tidak lepas dari input dan ouput. Bahkan sebagian analis menganalisisnya sampai kepada output dan outcome. Untuk kepentingan penelitian ini, alokasi biaya sekolah semuanya diorientasikandiasumsikan untuk mendukung penyelenggaraan atau layanan KBM yang bermutu.

IV. TEMUAN DAN ANALISIS