Analisa Location Quotient LQ
dikatakan pula bahwa wilayah tersebut terspesialisasi pada sektor yang bersangkutan sektor basis.
b. Jika SLQ = 1, maka sektor yang bersangkutan hanya dapat memenuhi kebutuhan di wilayahnya sendiri, produk domestik habis di wilayah
tersebut. c. Jika SLQ 1, maka sektor tersebut bukan sektor basis karena yang
bersangkutan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayahnya sendiri, artinya wilayah tersebut tidak terspesialisasi pada sektor tersebut.
Asumsi yang digunakan dalam DLQ yaitu nilai tambah sektoral maupun PDRB mempunyai PDRB rata-rata laju pertumbuhan sendiri-
sendiri selama kurun waktu tahun dasar hingga tahun ke t Saharuddin, 2006 dalam Sukiman, 2008. Persamaan DLQ dirumuskan sebagai berikut:
…………………………5 Keterangan :
G
I,J
: rata-rata pertumbuhan sektor I di SWP Kecamatan J selama periode studi
G
j
: rata-rata pertumbuhan seluruh sektor di SWP Kecamatan J selama periode studi
G
IN
: rata-rata pertumbuhan sektor I di Kabupaten N selama periode studi G
N
: rata-rata pertumbuhan total di Kabupaten N selama periode studi t
: periode studi tahun Menurut Widodo 2006 dalam Sukiman 2008, jika DLQ = 1
berarti laju pertumbuhan sektor I di daerah J sebanding
dengan laju
pertumbuhan rata-rata sektor tersebut diantara daerah-daerah lain di Kabupaten N. jika DLQ 1 maka laju pertumbuhan sektor I di daerah J lebih
rendah dibanding dengan laju pertumbuhan rata-rata sektor tersebut di daerah
lain di Kabupaten N dan jika DLQ 1 maka laju pertumbuhan sektor I di daerah J lebih tinggi disbanding dengan laju pertumbuhan rata-rata sektor
tersebut di daerah lain di Kabupaten N. dengan demikian maka analisis LQ ini dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu :
a. Unggulan SLQ 1 dan DLQ ≥ 1, yaitu sektor yang merupakan sektor basis di wilayah yang di analisis dan memiliki tingkat pertumbuhan yang
sebanding atau relatif lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang sama di wilayah referensi Kabupaten.
b. Potensial SLQ 1 dan DLQ 1, yaitu sektor yang merupakan sektor basis, namun pertumbuhannya cenderung tertekan atau lebih lambat
dibandingkan dengan sektor yang sama di wilayah referensi. c. Berkembang SLQ ≤ 1 dan DLQ ≥ 1, yaitu sektor yang bukan
merupakan sektor basis di wilayah yang dianalisis, tetapi cenderung terus berkembang yang ditandai dengan tingkat pertumbuhan yang sebanding
atau relatif lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang sama di wilayah referensi Kabupaten.
d. Tertinggal SLQ 1 dan DLQ 1, yaitu sektor yang bukan sektor basis dan pertumbuhannya relative lebih lambat.
Tabel 1.8. Klasifikasi Sektoral Berdasarkan Analisa Location Quotient LQ
Kriteria DLQi ≥ 1
DLQi 1 SLQi
≥ 1 Unggulan
Potensial SLQi 1
Berkembang Tertinggal
Sumber : Widodo 2006 dalam Sukiman 2008
Ada beberapa keunggulan dari metode Location Quotient LQ, yaitu memperhitungkan ekspor langsung dan tidak langsung, sederhana dan tidak
mahal serta dapat diterapkan pada data historic untuk mengetahui Trend. Adapun beberapa kelemahan dari metode LQ adalah diasumsikannya selera
atau pola konsumsi anggota masyarakat adalah homogeny padahal dalam
kondisi nyata semua itu berlainan baik antara wilayah maupun dalam suatu wilayah dan tingkat ekspor tergantung pada tingkat disagregasi
Bappenas,2003 dalam Sukiman, 2008. Asumsi yang digunakan dalam analisis ini adalah menganggap wilayah sebagai komponen tertutup closed
region padahal dalam kenyataan tidak. Gambar 1.5. Menunjukkan Diagram Alir Penelitian.
Gambar 1.5. Diagram Alir Penelitian
Analisa Regresi Ganda
Analisa Faktor dan Sektor –sektor
Dominan dalam pertumbuhan
Wilayah Sektor Ekonomi
Unggulan Kabupaten Klaten
Pertumbuhan Ekonomi Wilayah :
- Pemerataan - Kesenjangan
Analisa LQ
Digitasi Analisa
Skoring Analisa
T-Tes
Peta Hirarki Kecamatan per SWP
Kabupaten Klaten Analisa
DLQ Analisa
SLQ Data Pendukung :
- Jumlah Penduduk - Sarana Pendidikan
- Sarana Kesehatan - Sarana
Perdagangan Peta
Administrasi Data :
- PDRB per sektor - PDRB per
kecamatan - Wilayah Inti SWP
- Wilayah Pinggiran SWP Data :
- Pertumbuhan PDRB per sektor
per kecamatan Infrastruktur
,dan kondisi fisik wilayah
Analisa Geografi Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kabupaten Klaten
Kesesuaian sektor ekonomi paling unggul
dan sektor dominan