Pengaruh Konsentrasi Colchicine Terhadap Pertumbuhan Dendrobium spectabile Dalam Kultur in vitro

PENGARUH KONSENTRASI COLCHICINE TERHADAP
PERTUMBUHAN Dendrobium spectabile DALAM
KULTUR IN VITRO

MAYA DWI KURNIATI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Konsentrasi
Colchicine Pada Pertumbuhan Dendrobium spectabile Dalam Kultur In Vitro
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan Dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014
Maya Dwi Kurniati
NIM E34090096

ABSTRAK
MAYA DWI KURNIATI. Pengaruh Konsentrasi Colchicine pada pertumbuhan
Dendrobium spectabile Dalam Kultur In Vitro. Dibimbing oleh EDHI SANDRA
dan AGUS HIKMAT.
Dendrobium spectabile merupakan spesies anggrek yang secara alami
dapat ditemukan di Irian Jaya dan Pulau Solomon. Spesies anggrek ini memiliki
peluang ekonomi tinggi karena bentuknya yang unik dan menarik. Salah satu
alternatif yang efektif dalam meningkatkan produktifitas Dendrobium spectabile
adalah menggunakan metode kultur in vitro dengan menambahkan colchicine.
Tanaman yang diberikan colchicine akan mengalami perubahan secara fisik,
seperti pembesaran daun dan percepatan tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi pengaruh konsentrasi colchicine pada pertumbuhan Dendrobium
spectabile dalam kultur in vitro. Konsentrasi colchicine yang digunakan pada

penelitian ini adalah 0,5 mg/l, 1,0 mg/l, 1,5 mg/l, dan 2,0 mg/l. Data yang diambil
yaitu jumlah eksplan hidup, tinggi, jumlah daun, perubahan warna daun, dan
ukuran daun eksplan. Hasil sidik ragam berdasarkan penelitian menunjukkan
bahwa konsentrasi colchicine yang diberikan memberikan pengaruh nyata kepada
tinggi eksplan dan jumlah daun eksplan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
untuk mengetahui jumlah penambahan konsentrasi colchicine yang tepat, waktu
yang dibutuhkan untuk penelitian, serta pengaruh perlakuan pada berbagai media.
Kata kunci : colchicine, Dendrobium spectabile, konsentrasi, kultur in vitro.

ABSTRACT
MAYA DWI KURNIATI. The Effect of Colchicine Concentrate To Dendrobium
Spectabile Growth on In Vitro Culture. Supervised by EDHI SANDRA and
AGUS HIKMAT.
Dendrobium spectabile is one of orchid species that can be found in Irian
Jaya and Solomon Islands. This orchid has high economic value because of the
unique and appealing shape. One of effective alternative to increasing productivity
of D. spectabileis using in vitro culture with adding colchicine. Plants were given
colchicines could generate changes in physical form as the leaves grow larger and
the growth much faster. The purpose of this research is to identify the effect of
colchicine concentration to the growth levels of Dendrobium spectabile in in vitro

culture. The concentrates of colchicines which used in this research are 0,5 mg/l,
1,0 mg/l, 1,5 mg/l, and 2,0 mg/l. Data collected were the number of live explants,
height, number of leaves, changing color of leaves, and large of leaves. The result
of this research indicates that the concentration of colchicine gives a real effect to
the height of explants and the number of leaves. To know better in changes of
plants significantly, needs to do further research about adding colchicines
concentration, the length of time that required in research, and diverse media
treatment.
Keywords : colchicine, Dendrobium spectabile, concentrate, in vitro culture.

PENGARUH KONSENTRASI COLCHICINE TERHADAP
PERTUMBUHAN Dendrobium spectabile
DALAM KULTUR IN VITRO

MAYA DWI KURNIATI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
.

Judul Skripsi : Pengaruh Konsentrasi Colchicine Terhadap Pertumbuhan
Dendrobium spectabile Dalam Kultur in vitro
Nama
: Maya Dwi Kurniati
NIM
: E34090096

Disetujui oleh

Ir Edhi Sandra, MSi
Pembimbing I

Dr Ir Agus Hikmat, M ScF
Pembimbing II


Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Konsentrasi Colchicine Pada Pertumbuhan Dendrobium spectabile
Dalam Kultur In Vitro”.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai
November 2013.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir Edhi Sandra, MSi dan Dr Ir
Agus Hikmat, MScF sebagai dosen pembimbing. Terima kasih kepada Mama,
Bapak, Adik serta Kakak yang tiada henti mendo’akan mengiringi langkah penulis
selama menjalankan studinya. Terima kasih kepada Septian Wiguna atas do’a
serta waktunya untuk turut membantu penulis menyelesaikan tulisan ini.
Terimakasih kepada sahabat - sahabat tersayang yang selalu menghibur dan

menjadi motivator bagi penulis sehingga penulis tetap semangat dalam
menyelesaikan studinya dan terima kasih kepada KSHE Anggrek Hitam 46 atas
kebersamaan dalam suka maupun duka.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2014
Maya Dwi Kurniati

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

Hipotesis Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

METODE


2

Waktu dan Lokasi

2

Bahan dan Alat

2

Pelaksanaan Penelitian

2

Analisis Data

4

HASIL DAN PEMBAHASAN


5

Persentase Hidup Eksplan

5

Tinggi Eksplan

6

Jumlah Daun Eksplan

10

Tunas Baru Eksplan

12

Ukuran Daun Eksplan


13

Pengaruh Colchicine Terhadap Eksplan Anggrek Kribo

14

SIMPULAN DAN SARAN

15

Simpulan

15

Saran

15

DAFTAR PUSTAKA


15

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Persentase hidup eksplan D. spectabile
Analisis ragam tinggi eksplan
Uji lanjut hasil analisis ragam tinggi eksplan anggrek kribo
Uji lanjut hasil analisis ragam tinggi eksplan anggrek kribo terhadap
waktu
5 Hasil analisis ragam jumlah daun eksplan
6 Uji lanjut hasil analisis ragam jumlah daun eksplan
7 Uji lanjut hasil analisis ragam jumlah daun eksplan anggrek kribo
terhadap waktu

6
7
7
9
10
10
11

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7

Histogram rata-rata tinggi eksplan
Grafik tinggi eksplan
Histogram rata-rata jumlah daun eksplan
Grafik pertumbuhan jumlah daun eksplan
Histogram rata-rata pertumbuhan tunas baru pada eksplan
Grafik pertumbuhan tunas baru pada eksplan
Perbandingan perlakuan A dan Perlakuan C

8
10
11
12
12
13
14

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permintaan pasar yang meningkat terhadap tumbuhan hias serta kurangnya
perhatian pelestarian plasma nutfah menyebabkan berkurangnya sumber genetik
untuk budidaya tumbuhan hias tersebut. Komoditas tanaman hias memiliki
prospek yang cukup bagus karena setiap tahunnya rata-rata tanaman hias
menunjukkan peningkatan nilai ekonomi. Menurut Estefan (2011) salah satu jenis
tanaman hias yang dikembangkan untuk pasar domestik dan ekspor adalah
anggrek. Prospek pengembangan anggrek dari besarnya nilai ekspor tahun 2008
(1.710 kg dengan nilai US $ 12.085) dibandingkan dengan nilai impor anggrek
(100 kg dengan nilai US $ 50) (Ditjen Hortikultura 2008). Peluang yang juga
besar dalam proses pengembangan agribisnis dapat dilihat karena sebagian besar
masyarakat menyukai spesies Dendrobium dan Phalaenopsis adalah jenis anggrek
komersial yang mengusai pasar anggrek lebih dari 80% (Setiawan 2005). Salah
satu spesies Dendrobium adalah Dendrobium spectabile atau anggrek kribo.
Kekayaan spesies anggrek yang dimiliki ini merupakan potensi yang
sangat berharga bagi keanekaragaman sumber daya genetik di Indonesia.
Maraknya penebangan hutan dan konversi lahan mengakibatkan keanekaragaman
jenis anggrek terancam keletariannya. Di Irian Jaya dan di Kepulauan Solomon D.
spectabile merupakan anggrek alam yang populasinya semakin menurun. Selain
itu, menurut Gunawan (2007) penyebab lainnya adalah banyaknya pencurian
terselubung oleh orang asing terhadap anggrek-anggrek asli alam dengan dalih
kerjasama dan sumbangan dana penelitian. D. spectabile termasuk kelompok
tanaman hias yang memiliki kelebihan dari jenis anggrek lainnya, selain bentuk
yang unik karena ujung daun mahkotanya keriting menyerupai kribo, warna serta
teksturnya pun menarik. Bahkan di pulau Jawa sendiri D. spectabile banyak
dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Akan tetapi tidak banyak pihak yang mampu
melakukan pengembangan dan pemanfaatan spesies anggrek alam. Akibatnya
apabila terus dibiarkan, maka tidak mustahil spesies anggrek alam di Indonesia
lambat laun akan punah. D. spectabile merupakan salah satu anggrek alam yang
terancam punah dan spesies ini masuk dalam CITES Apendiks II (Soehartono dan
Mardiastuti 2003).
Kultur jaringan adalah salah satu alternatif untuk melestarikan
keanekaragaman D. spectabile dengan melakukan perbanyakan. Selain dilakukan
perbanyakan dengan jumlah banyak dan relatif singkat, Sandra (2003)
berpendapat bahwa anggrek yang dihasilkan memiliki sifat sama dengan induknya
dan pertumbuhannya relatif seragam. Namun demikian teknik ini tidak banyak
dilakukan karena biaya yang diperlukan pun cukup besar. Produksi anggrek kribo
dapat ditingkatkan dengan metode kultur jaringan yang efektif dengan cara
menambahkan zat yang berpengaruh pada percepatan pertumbuhan tanaman
anggrek kribo yaitu colchicine.
Colchicine merupakan senyawa alkaloid yang diekstrak dari tumbuhan
yang dapat digunakan untuk menginduksi poliploidi (Poespodarsono 1988).
Poliploidi adalah organisme yang memiliki lebih dari dua set kromosom atau
genom dalam sel somatisnya. Beberapa ciri tumbuhan poliploidi antara lain, inti
isi sel lebih besar, daun dan bunga bertambah besar, dan dapat terjadi perubahan

2
senyawa kimia termasuk peningkatan atau perubahan pada macam atau proporsi
karbohidrat, protein, vitamin atau alkaloid (Poespodarsono 1988). Produksi D.
spectabile dapat ditingkatkan dengan pemberian colchicine, selain itu akan dapat
meningkatkan ukuran daun pada tanaman anggrek kribo. Selain itu, dengan
terbentuknya tumbuhan yang poliploidi akan meningkatkan keanekaragaman
genetik D. spectabile.
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh pemberian
colchicine pada pertumbuhan D. spectabile dalam kultur in vitro
Hipotesis
Hipotesis yang ingin dibuktikan adalah konsentrasi colchicine secara
kultur in vitro yang berpengaruh terhadap pertumbuhan D. spectabile.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah diketahuinya
konsentrasi colchicine yang memberikan pengaruh untuk dapat meningkatkan
produktivitas D. spectabile dengan kualitas yang baik sehingga nilai ekonomi dari
D. spectabile ini juga dapat meningkat.
METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Esha Flora.
Penelitian berlangsung dari bulan Agustus s/d November 2013.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kultur anggrek kribo
berumur 3-4 bulan, larutan colchicine, Murashige dan Skoog (MS), agar-agar
kultur jaringan, zat pengatur tumbuh berupa sitokinin (BAP), alkohol 70%, spirtus,
dan aquades. Alat-alat yang digunakan berupa plastik, aliminium foil, karet gelang,
tissue, korek api, gelas ukur, pipet, timbangan, kertas pH, pinset, gunting, scalpel,
botol bunsen, sprayer, cawan petri, dan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC).
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan media dan penanaman eksplan
harus dalam keadaan steril. Semua peralatan yang digunakan dalam pembuatan
media dan penanaman diicuci dengan deterjen sampai bersih. Alat tanam seperti
pinset, gunting, cawan petri, dan gagang scalpel dibungkus dengan kertas koran
terlebih dahulu, kemudian bersama dengan botol kultur disterilkan ke dalam

3
autoclave pada suhu 1210 C dengan tekanan 17.5 psi (pound per square inch)
selama 60 menit.
Pembuatan Media
Tahap awal dalam pembuatan media adalah pembuatan larutan stok.
Media dibuat dengan memipet larutan stok berdasarkan konsentrasi yang
dibutuhkan untuk membuat satu liter media, kemudian ditambah zat pengatur
tumbuh sesuai dengan perlakuan. Larutan media tersebut ditambah aquades
hingga mencapai satu liter. Selanjutnya, dilakukan pengukuran pH media dengan
pH meter hingga mencapai pH 5.9. Selanjutnya media ditambahkan 7 g/l agaragar dan dimasak hingga mendidih. Setelah mendidih media dimasukkan ke
dalam botol kultur steril sebanyak 10 ml/botol. Botol kultur di tutup dengan
plastik bening dan karet. Botol kultur yang telah berisi media dan ditutup rapat di
autoclave selama 20 menit. Media sudah di autoclave disimpan di ruang
penyimpanan media.
Persiapan Bahan Tanam
Bahan tanam yang digunakan adalah eksplan in vitro D. spectabile.
Eksplan D. spectabile diperoleh dari Laboratorium Kultur Jaringan Esha Flora.
Pada saat inisiasi eksplan ditanam pada media ½ MS. Eksplan kemudian di
subkultur pada media ½ MS dengan penambahan hormon colchicine selama 1
bulan untuk menghilangkan pengaruh perlakuan zat pengatur tumbuh sebelumnya.
Penanaman
Penanaman eksplan dilakukan di dalam Laminar Air Flow Cabinet
(LAFC) yang telah disterilkan dengan menyalakan lampu UV (ultra violet) 24 jam
dan menyemprot dinding LAFC menggunakan alkohol 70% sebelum digunakan.
Semua alat yang digunakan dalam penanaman disemprot dengan alkohol 70%
terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam LAFC lalu didiamkan selama 30 menit
sampai alkohol menguap.
Tunas steril yang digunakan adalah tunas mikro D. spectabile yang sudah
ditanam pada media tanpa zat pengatur tumbuh. Tunas tersebut dipotong bagian
akar dan daunnya. Kemudian tunas-tunas yang menggerombol dipisahkan.
Eksplan yang digunakan adalah eksplan dengan tinggi 0.5–1 cm. Tunas anggrek
kribo ditanam 1 tunas per botol.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama 8 minggu dengan peubah yang diamati
antara lain :
1. Persentase hidup
Jumlah eksplan yang hidup dikurangi dengan jumlah eksplan yang
terkontaminasi atau eksplan yang mati.
2. Tinggi eksplan
Tinggi eksplan diukur dari luar botol. Tinggi eksplan diukur hingga ujung
daun terpanjang. Pengukuran tinggi tunas dilakukan satu minggu sekali.
3. Jumlah daun
Jumlah daun yang dihitung adalah daun yang telah terbuka penuh,
dihitung dari daun paling bawah sampai dengan daun paling atas.

4
4. Pertambahan tunas baru
Pertambahan tunas baru dihitung dengan melihat pertambahan tunas yang
terjadi setiap eksplan dari banyaknya ulangan disetiap perlakuan.
5. Ukuran daun
Perbandingan antara ukuran daun pada eksplan pada perlakuan yang
diberikan konsentrasi colchicine dengan yang tidak diberikan perlakuan apapun.

Analisis Data
Perhitungan parameter kualitatif meliputi persentase hidup eksplan dan
kematian pada eksplan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
% Tingkat hidup eksplan

=

% Tingkat kematian

=

x 100%
x 100%

Keterangan : N = jumlah total eksplan tiap perlakuan
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dalam waktu yang diuji dalam rancangan dua faktor dengan jumlah perlakuan 5
dan jumlah ulangan 30 kali ulangan. Faktor atau perlakuan yang digunakan adalah
konsentrasi colchicine yang diberikan pada bahan sub-kultur tanaman dan waktu
yang dibutuhkan selama 12 minggu pengamatan.
Model umum rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Yij
= π + τi + εij : i = 1, 2, 3, 4, 5
j = 1, 2, 3, ... , 30
Yij
= Hasil pengamatan terhadap sub-kultur tanaman Anggrek Kribo pada
konsentrasi colchicine ke-i ulangan ke-j
π
= Nilai tengah umum (rata-rata populasi)
τi
= Pengaruh konsentrasi colchicine ke-i.
εij
= Pengaruh galat percobaan pada bibit tanaman pulai ke-j yang
memperoleh perlakuan konsentrasi colchicine ke-i
Faktor perlakuan konsentrasi colchicine
A
: Kontrol
B
: Konsentrasi 0,5 mg/l
C
: Konsentrasi 1,0 mg/l
D
: Konsentrasi 1,5 mg/l
E
: Konsentrasi 2,0 mg/l
Hipotesis dalam uji F
H0
= Perlakuan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi, jumlah
daun, dan tunas baru eksplan.
H1
= Perlakuan berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi, jumlah daun,
dan tunas baru eksplan.
Pengambilan keputusan uji F
F hitung > F tabel atau nilai P < α (0,05) maka tolak Ho
F hitung < F tabel atau nilai P > α (0,05) maka terima Ho

5
Pengaruh colchicine yang diberikan terhadap pertumbuhan sub-kultur D.
spectabile diketahui dengan melakukan uji F pada taraf 5%. Apabila hasil analisis
ragam memberikan hasil berpengaruh nyata, selanjutnya dilakukan uji Duncan
unutk mengetahui perbedaan antar perlakuan (Gasperz 1991). Pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ANOVA. program yang
digunakan adalah Statistical Analysis System (SAS).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Persentase Hidup Eksplan
Eksplan D. spectabile yang digunakan pada penelitian ini berasal dari
tunas adventif berumur 12 minggu MST (Masa Setelah Tanam). Tunas adventif
disubkultur dan ditanam ke media perbanyakan yaitu MS + 0,5 mg/l. Selanjutnya
bagian tunas terminal dipotong dan direndam di dalam larutan colchicine sesuai
perlakuan.
Persentase kultur yang terkontaminasi sebesar 10 ulangan atau 33% dari
total eksplan yaitu 150 eksplan. Kontaminasi terjadi pada perlakuan A (tanpa
konsentrasi colchicine) sebesar 10%, perlakuan B (konsentrasi colchicine 0,5
mg/l) sebesar 3,33%, perlakuan C (konsentrasi colchicine 1 mg/l) sebesar 3,33%,
perlakuan D (konsentrasi colchicine 1,5 mg/l) sebesar 13,33%, dan perlakuan E
(konsentrasi colchicine 2 mg/l) sebesar 2 mg/l dari banyaknya ulangan (30
ulangan) di setiap perlakuan. Rata-rata kontaminasi terjadi pada umur 5 minggu
setelah masa tanam (MST), berupa kontaminasi cendawan dan bakteri. Penyebab
kontaminasi diduga karena media tanam dan alat-alat yang digunakan kurang
steril.
Pertumbuhan eksplan D. spectabile yang diberikan konsentrasi colchicine
berbeda dengan perlakuan yang tidak diberikan konsentrasi colchicine (kontrol).
Jika dilihat dengan kasat mata, pertumbuhan oleh perlakuan tanpa colchicine
(kontrol) lebih besar atau tidak berbeda nyata dengan perlakuan yang diberikan
konsentrasi colchicine. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya zat pengatur tumbuh
(ZPT) berupa sitokinin pada media tersebut. Sitokinin merupakan ZPT yang dapat
memacu pembelahan sel, sehingga juga dapat memicu pertumbuhan tunas. Taraf
konsentrasi colchicine dapat mempercepat tunas (Marlin 2005).
Pertumbuhan yang dipacu oleh BAP (Benzilaminopurine) mencakup
pembelahan dan pembesaran sel yang lebih cepat. BAP merupakan jenis sitokinin
dari senyawa golongan purin substitusi. Senyawa ini adalah senyawa jenis
sitokinin yang paling sering digunakan. Lisdiantini (2009) menyebutkan bahwa,
BAP dinilai lebih stabil, tidak mahal, dan lebih efektif dibandingkan dengan
konetin. Tetapi Gunawan (1995) menyatakan bahwa, penggunaan BAP dengan
konsentrasi tinggi dan masa yang panjang sering kali menyebabkan regenerasi
sulit berakar dan dapat menyebabkan penampakan pucuk abnormal. secara umum,
konsentrasi sitokinin yang digunakan berkisar antara 0,1 – 1,0 mg/l.
Eksplan dengan perlakuan perendaman dengan colchicine tumbuh lebih
lambat dibandingkan dengan ekplan yang tidak diberikan konsentrasi colchicine
(kontrol). Ukuran tanaman yang diberikan perlakuan colchicine juga lebih kecil

6
dibandingkan dengan perlakuan yang tidak diberikan konsentrasi colchicine,
tetapi memiliki daun yang lebih banyak.
Hasil perhitungan persentase jumlah hidup eksplan ditandai dengan jumlah
eksplan yang ditanam dikurangi dengan jumlah eksplan yang hidup. Jumlah
eksplan yang ditanam sebanyak 150 eksplan yang telah di sub-kultur dan diamati
selama 12 minggu MST. Dari hasil pengamatan selama 12 minggu diperoleh 111
eksplan yang dapat bertahan hidup dari 150 eksplan yang ditanam, sedangkan 39
eksplan lainnya tidak dapat bertahan hidup dikarenakan terkontaminasi, mati total
atau secara perlahan mulai menghitam. Eksplan yang hidup < 90% pada penelitian
ini dikarenakan beberapa faktor yang terjadi sehingga pertumbuhan hidup eksplan
mengalami kematian permanen. Persentase hidup eksplan D. spectabile bisa
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Persentase hidup eksplan D. spectabile
Perlakuan

Jumlah ulangan
Hidup
dengan
Mati
ΔP > 0
22
8

1

A

Hidup
dengan
ΔP = 0
0

2

B

0

21

9

70

3

C

0

24

6

80

4

D

0

21

9

70

5

E

0

23

7

77

0

111

39

74

Total
Keterangan :

Persentase
Hidup (%)
73

ΔP adalah Pertumbuhan eksplan untuk tinggi dan jumlah daun

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa jumlah ulangan yang hidup pada
setiap perlakuan menunjukkan pertumbuhan tinggi dan jumlah daun yang lebih
besar daripada nol (ΔP>0). Persentase jumlah eksplan D. spectabile yang hidup
berjumlah 74% dengan masing - masing perlakuan yang berbeda. Eksplan yang
memiliki persentase hidup paling sedikit adalah eksplan yang diberi konsentrasi
colchicine 1 mg/l (perlakuan C) dan mengalami kematian dimulai dari minggu ke
- 5. Persentase yang berbeda dari setiap perlakuan disebabkan oleh kepekaan
setiap tanaman terhadap respon perlakuan yang dilakukan berbeda-beda. Selain
itu, colchicine bersifat sebagai racun dan dapat mengakibatkan kematian pada
tanaman. Kematian eksplan diduga karena konsentrasi colchicine yang tinggi atau
perendaman yang terlalu lama. Walaupun tidak menutup kemungkinan jenis
tanaman yang digunakan memiliki tingkat stress yang tinggi terhadap hormon
atau zat-zat tertentu.
Tinggi Eksplan
Pada penelitian ini tinggi pada eksplan merupakan indikator pertumbuhan
yang paling mudah diukur (Lakitan 1996 diacu dalam Rafina 2013). Tinggi

7
eksplan dilakukan satu minggu sekali selama 12 minggu. Jumlah colchicine yang
berbeda-beda pada penelitian Ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi cholchicine terhadap pertumbuhan tinggi eksplan yang masuk ke
dalam eksplan D. spectabile. Pengambilan data tinggi pada eksplan dapat dilihat
dari pangkal eksplan menuju ujung eksplan. Hasil analisis ragam tinggi eksplan
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Hasil analisis ragam tinggi eksplan
Sumber
Keragaman
Perlakuan
waktu
Error
Total

Derajat
bebas
4
11
1740
1799

Jumlah
kuadrat
9.98
60.04
32.73
263.71

Kuadrat
tengah
2.49
5.45
0.02

F Hitung

F Tabel

96.14
210.28

2.38
1.85

Hasil analisis sidik ragam perhitungan tinggi eksplan menunjukkan nilai
hitung lebih besar dari nilai F tabel (α 0,05), sehingga keputusan yang diambil
menolak hipotesis nol. Maka pemberian konsentrasi colchicine terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman D. spectabile berpengaruh nyata. Selanjutnya karena
hasil yang didapatkan berpengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi tanaman D.
spectabile, dilakukan uji duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan.
Tabel 3 menunjukkan uji duncan hasil analisis ragam tinggi eksplan anggrek kribo.
Tabel 3 Uji lanjut hasil analisis ragam tinggi eksplan
Perlakuan
A
B
C
D
E
Keterangan :

Jumlah Ulangan (N)
30
30
30
30
30

Rata-rata Tinggi (cm)
1,10b
0,97c
0,96c
1,14a
1,10b

Huruf yang sama di belakang rataan menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda
nyata

Tabel 3 di atas menunjukkan pengaruh perubahan tinggi pada setiap
perlakuan. Pada pertumbuhan tinggi dapat dilihat perlakuan A (kontrol) dan
perlakuan E (konsentrasi colchicine 2mg/l) memiliki pengaruh yang tidak berbeda
nyata. Pada perlakuan B (konsentrasi colchicine 0,5 mg/l) dan C (konsentrasi
colchicine 1 mg/l) juga memiliki pengaruh yang tidak berbeda nyata. Sedangkan
pada perlakuan D (konsentrasi colchicine 1,5 mg/l) dan yang lainnya memiliki
perngaruh yang nyata. Jika dibandingkan dengan kontrol, perlakuan E
(konsentrasi colchicine 2 mg/l) yang tidak berbeda nyata. Sedangkan pada
perlakuan B (konsentrasi colchicine 0,5 mg/l), perlakuan C (konsentrasi
colchicine 1 mg/l), dan perlakuan D (konsentrasi colchicine 1,5 mg/l) yang terlihat
berbeda nyata dengan kontrol (Gambar 1).

8
1.2
1.14
1.15
Rata - rata Tinggi (cm)

1.1

1.1

1.1
1.05
0.98

1

0.96
0.95
0.9
0.85
A

B

C

D

E

Perlakuan

Gambar 1

Histogram rata-rata tinggi eksplan (A : kontrol, B : colchicine
konsentrasi 0,5 mg/l, C : colchicine 1 mg/l, D : colchicine
konsentrasi 1,5 mg/l, E : colchicine konsentrasi 2 mg/l.

Hasil yang diberikan pada Gambar 1 menunjukkan adanya perbedaan hasil
rata-rata tinggi dari perlakuan A (kontrol) dengan perlakuan media yang diberi
perbedaan konsetrasi colchicine (perlakuan B, C, D, dan E). Eksplan yang
diberikan perlakuan konsentrasi colchicine dengan eksplan yang tidak diberikan
perlakuan apapun (kontrol) memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada lebih
dari satu perlakuan yang dilakukan dalam penelitian. Gambar 1 di atas
menunjukkan hasil rata-rata yang tertinggi terdapat pada perlakuan yang
menggunakan konsentrasi colchicine 1,5 mg/l (perlakuan D) sebesar 1,14 cm dan
hasil rata-rata terendah ditunjukkan pada perlakuan yang diberi konsentrasi
colchicine 1,0 mg/l (perlakuan C) sebesar 0,96 cm. Rata - rata tinggi eksplan yang
tidak diberikan perlakuan apapun (kontrol) dengan keempat perlakuan yang
diberikan konsentrasi colchicine yang berbeda (konsentrasi colchicine 0,5 mg/l,
konsentrasi colchicine 1 mg/l, konsentrasi colchicine 1,5 mg/l, dan konsentrasi
colchicine 2 mg/l) memiliki jumlah rata-rata tinggi yang beragam. Ini disebabkan
oleh respon yang berbeda pada tanaman yang diberikan perlakuan maupun yang
tidak diberikan perlakuan apapun. Disamping itu zat colchicine juga dapat
berfungsi sebagai racun pada beberapa tumbuhan.
Hasil analisis uji lanjut ragam tinggi eksplan D. spectabile pada Gambar 1
menunjukkan bahwa waktu tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, artinya
analisis ragam tinggi terhadap waktu karena nilai hitung terhadap waktu lebih
besar dari nilai F (0,05), sehingga keputusan yang diambil adalah menolak
hipotesis nol. Gasperz (1991) menyebutkan bahwa apabila hasil analisis sidik
ragam memberikan hasil yang berbeda nyata, selanjutnya dilakukan uji lanjut (uji
Duncan) terhadap pertumbuhan tinggi eksplan D. spectabile terhadap waktu
(Tabel 4).

9
Tabel 4 Uji lanjut analisis ragam tinggi eksplan terhadap waktu
Minggu Ke-

Waktu Pengamatan (Minggu)

Rata-rata Tinggi (cm)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12

0,88a
0,88a
0,88a
0,88a
0,90a
0,95b
1,07c
1,13d
1,24e
1,28f
1,32g
1,35g

Keterangan :

Huruf yang sama di belakang rataan menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda
nyata

Berdasarkan Tabel 4 ekplan D. spectabile terhadap waktu menunjukkan
rata-rata pertumbuhan tinggi yang berbeda nyata yang dimulai dari minggu ke - 5.
Menurut teori yang ada, tumbuhan yang diberikan perlakuan konsentrasi colchicine
seharusnya mempunyai ukuran daun yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman
yang tidak diberikan perlakuan konsentrasi colchicine. Namun, jika dilihat dari
cepatnya pertumbuhan daun pada eksplan yang diberikan colchicine hal ini
membuktikan bahwa pemberian konsentrasi colchicine memberikan pengaruh yang
cukup baik.
16

Tinggi Eksplan (cm)

14
12
10
A

8

B

6

C
4
D
2
E
0

Waktu Pengamatan

Gambar 2

Grafik pertumbuhan tinggi eksplan (A : kontrol, B : colchicine
konsentrasi 0,5 mg/l, C : colchicine 1 mg/l, D : colchicine
konsentrasi 1,5 mg/l, E : colchicine konsentrasi 2 mg/l.

10
Gambar 2 menunjukkan pengamatan yang dilakukan selama 12 minggu
secara morfologi. Pemberian konsentrasi colchicine memberikan pengaruh yang
berbeda nyata pada setiap minggu waktu pengamatan yang dilakukan.
Jumlah Daun Eksplan
Perhitungan jumlah daun pada eksplan dilakukan setiap satu minggu sekali
selama 12 minggu. Perhitungan jumlah daun eksplan D. spectabile yang tumbuh
dihitung berdasarkan dengan jumlah daun yang tumbuh selama pengamatan.
Pengaruh pemberian colchicine dengan konsetrasi yang berbeda-beda terhadap
pertumbuhan jumlah daun dapat diketahui melalui analisis sidik ragam yang
ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5 hasil analisis ragam jumlah daun eksplan
Sumber
Keragaman
Perlakuan
waktu
Error
Total

Derajat
bebas
4
11
1740
1799

Jumlah
kuadrat
2.36
228.50
89.48
592.88

Kuadrat
tengah
0.59
20.77
0.07

F Hitung

F Tabel

8.35
293.67

2.38
1.85

Hasil analisis ragam jumlah daun pada eksplan menunjukkan bahwa nilai
F hitung lebih besar dari nilai F tabel (α 0,05), sehingga keputusan yang dapat
diambil adalah menolak hipotesis nol, yang artinya pemberian konsentrasi
colchicine pada pertumbuhan jumlah daun eksplan berpengaruh nyata. Maka,
dilanjutkan dengan uji lanjut (uji Duncan) terhadap pertumbuhan jumlah daun
pada eksplan anggrek kribo (Tabel 6).
Tabel 6 Uji lanjut hasil analisis sidik ragam jumlah daun eksplan
Perlakuan
A
B
C
D
E
Keterangan :

Jumlah Ulangan (N)
30
30
30
30
30

Rata-rata Jumlah Daun
5,70b
5,97b
6,44a
5,75b
6,36b

Huruf yang sama di belakang rataan menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda
nyata

Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa perlakuan C (konsentrasi colchicine 1
mg/l) dan perlakuan E (konsentrasi colchicine 2 mg/l) memiliki pengaruh nyata
dengan perlakuan A (kontrol), sedangkan untuk perlakuan B (konsentrasi
colchicine 0,5 mg/l) dan perlakuan D (konsentrasi colchicine 1,5 mg/l) tidak
berpengaruh nyata dengan perlakuan A (kontrol) (Gambar 3).

11
18.92

20.00
Jumlah Daun Rata - rata (helai)

18.00

16.5

16.00
13.75
14.00

12.42

12.33

12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
A

B

C

D

E

Perlakuan

Gambar 3

Histogram rata-rata jumlah daun eksplan (A : kontrol, B :
colchicine konsentrasi 0,5 mg/l, C : colchicine 1 mg/l, D :
colchicine konsentrasi 1,5 mg/l, E : colchicine konsentrasi 2 mg/l.

Pada Gambar 3 di atas menunjukkan nilai rata-rata jumlah daun tertinggi
terdapat pada perlakuan konsentrasi colchicine 2,0mg/l (perlakuan E) sebesar
18,92 dan nilai rata-rata jumlah daun terkecil terdapat pada perlakuan konsentrasi
colchicine 1,5mg/l (perlakuan D) yaitu sebesar 12,33.
Tabel 7 Uji lanjutanalisis ragam jumlah daun terhadap waktu
Minggu Ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Keterangan :

Waktu Pengamatan (Minggu)
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12

Rata-rata Tinggi (cm)
3,55a
3,55a
3,55a
3,55a
4,21b
4,89c
6,86d
7,39e
8,24f
8,62f
8,95fg
9,38g

Huruf yang ssama di belakang rataan menunjukkan pengaruh yang tidak
berbeda nyata

Hasil analisis uji lanjut menunjukkan rata-rata pertambahan jumlah daun
baru memiliki pengaruh yang berbeda nyata setiap minggunya mulai terjadi pada
minggu ke - 5. (Gambar 4).

12

Rata - rata Jumlah Daun (helai)

250
200
150
A
100

B
C

50
D
0

E

Waktu Pengamatan

Gambar 4

Grafik pertumbuhan jumlah daun eksplan (A : kontrol, B :
colchicine konsentrasi 0,5 mg/l, C : colchicine 1 mg/l, D :
colchicine konsentrasi 1,5 mg/l, E : colchicine konsentrasi 2 mg/l.
Tunas Baru Eksplan

Jumlah Pertumbuhan Tunas
Baru Rata -rata (cm)

Perhitungan pertumbuhan Tunas baru pada eksplan dilakukan setiap satu
minggu sekali selama 12 minggu. Perhitungan dilakukan bersamaan dengan
perhitungan tinggi dan jumlah daun pada eksplan anggrek kribo. Nilai rata-rata
pertumbuhan ruas baru pada eksplan pada masing-masing perlakuann berbedabeda nilainya (Gambar 5).
0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0

0.42

0.17

0

0
A

0.17

B

C

D

E

Perlakuan

Gambar 5

Histogram rata-rata pertumbuhan tunas baru eksplan (A : kontrol,
B : colchicine konsentrasi 0,5 mg/l, C : colchicine 1 mg/l, D :
colchicine konsentrasi 1,5 mg/l, E : colchicine konsentrasi 2 mg/l.

Gambar 11 menunjukkan nilai tertinggi pada pertambahan tunas baru pada
eksplan anggrek kribo ditunjukkan pada perlakuan dengan konsentrasi colchicine
0,5 mg/l (perlakuan B), sedangkan pada perlakuan yang diberi konsentrasi

13
colchicine 1,5 mg/l (perlakuan D) tidak terjadi pertambahan jumlah tunas
(Gambar 6).
Jumlah Pertumbuhan Tunas Baru Rata
- rata (cm)

6
5
4
A

3

B
2
C
1
D
0

E

Waktu Pengamatan

Gambar 6

Grafik pertumbuhan tunas baru eksplan (A : kontrol, B : colchicine
konsentrasi 0,5 mg/l, C : colchicine 1 mg/l, D : colchicine
konsentrasi 1,5 mg/l, E : colchicine konsentrasi 2 mg/l.

Pertambahan tunas baru pada eksplan yang dijelaskan pada gambar 8
menunjukkan rata-rata setiap satu kali pengamatan yaitu satu kali dalam satu
minggu pada setiap perlakuan. Pertumbuhan tunas baru pada perlakuan
konsentrasi colchicine 0,5 mg/l (perlakuan B) lebih besar dibandingkan dengan
perlakuan konsentrasi colchicine lainnya (perlakuan C, D, dan E). Ini disebabkan
karena pengaruh setiap tanaman yang ditanam mengalami kepekaan yang
berbeda-beda pada setiap konsentrasi yang diberikan. Adapun pada perlakuan
yang tidak diberikan konsentrasi colchicine (kontrol) menunjukkan bahwa tidak
adanya pertambahan tunas baru yang tumbuh.
Ukuran Daun
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada perlakuan colchicine
menyebabkan ukuran daun lebih kecil dari perlakuan yang tidak diberikan
konsentrasi colchicine (kontrol). Eksplan yang tidak diberikan konsentrasi
colchicine memiliki ukuran daun yang lebih besar daripada eksplan yang
diberikan konsentrasi colchicine. Maka, hubungan antara konsentrasi colchicine
yang diberikan dengan lamanya masa perendaman tidak terlihat pengaruh yang
besar terhadap ukuran daun.
Meski begitu, pemberian colchicine pada tanaman diharapkan dapat
meningkatkan tingkat ploidi tanaman. Peningkatan tingkat ploidi ini salah satunya
dapat memperbesar bagian-bagian tanaman (akar, batang, daun, bunga, dan buah).
Tetapi hasil penelitian yang dilakukan menghasilkan perlakuan colchicine
menyebabkan ukuran daun lebih kecil dibandingkan dengan perlakuan yang tidak
diberikan colchicine (kontrol). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitianpenelitian sebelumnya yang menggunakan jenis tanaman yang berbeda.

14

Perlakuan A
Gambar 7

Perlakuan C

Perbandingan antara eksplan kontrol (Perlakuan A) dengan eksplan
yang diberikan konsentrasi colchicine sebanyak 1 mg/l (Perlakuan
C)

Pada perlakuan A (tanpa konsentrasi colchicine) dapat dilihat bahwa ukuran
daun eksplan lebih besar dibandingkan dengan perlakuan C (konsentrasi
colchicine 1,0 mg/l) ini dapat juga disebabkan karna jenis eksplan yang digunakan
mengalami stress karena perlakuan perendaman colchicine. Ajijah dan Bermawie
(2003) menyatakan bahwa tanaman yang diberi perlakuan colchicine dapat
menunjukkan pengaruh kerusakan fisiologis, sehingga dapat menghambat
pembentukan anakan. Bahkan Permadi et.al. (1991) menyatakan bahwa semakin
tinggi konsentrasi colchicine yang digunakan, pengaruh depresinya pun semakin
besar.
Pengaruh colchicine pada eksplan D. Spectabile
hasil yang didapatkan dari analisis sidik ragam mengenai pengaruh
konsentrasi colchicine melalui pengamatan yang dilakukan selama 12 minggu
adalah hasil yang berbeda nyata antara tinggi dan jumlah daun. Terhambatnya
pertumbuhan karena hasil yang didapat adalah tanaman yang tidak diberikan
perlakuan hasilnya lebih baik dibandingkan dengan yang diberikan konsentrasi
colchicine eksplan anggrek, ini memperlihatkan ada pengaruh yang bekerja dari
zat penghambat ini (colchicine).
Pertambahan jumlah daun pada eksplan D. spectabile yang diberikan
konsentrasi colchicine memberikan hasil yang lebih tinggi dari perlakuan yang
tidak diberikan konsentrasi colchicine. Penelitian ini menunjukkan adanya respon
yang bekerja dari zat penghambat ini ke dalam sel D. spectabile. Beberapa unit
percobaan yangdiberikan perlakuan konsentrasi colchicine tidak memperlihatkan
ukuran daun lebih besar dari yang tidak diberikan konsentrasi colchicine. Hal ini
bertentangan dengan pendapat yang disampaikan oleh Poespodarsono (1988) yang
mengatakan bahwa salah satu ciri tumbuhan poliploid adalah daun dan bunga
yang lebih besar.
Pada penelitian ini ada beberapa daun yang mengalami perubahan warna
dibeberapa ulangan setiap perlakuannya. Daun yang mengalami perubahan warna
diduga mengalami proses penuaan. Proses ini bisa terjadi akibat penurunan
kondisi yang menyertai pertambahan umur yang mengarah kepada kematian organ
atau organisme, yang dialami semua sel bukan meristem pada saat yang berbeda-

15
beda. Penuaan ini terjadi akibat terlalu cepatnya daun kehilangan klorofil , RNA
dan protein, termasuk berbagai macam enzim. Menurunnya pasokan sitokinin ke
daun sebagian menjadi penyebab mulainya penuaan daun juga dipaparkan oleh
Salisbury dan Ross (1995). Hilangnya suatu senyawa juga dapat terjadi akibat
sintesis yang lambat dan atau perusakan yang cepat.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil analisis ragam menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata terhadap
pertumbuhan tinggi dan jumlah daun eksplan D. spectabile. Hasil yang didapatkan
pada pertumbuhan tunas baru pada eksplan D. spectabile yang dihasilkan terdapat
pada ketiga perlakuan yang diberikan konsentrasi colchicine yaitu perlakuan B
(konsentrasi colchicine 0,5 mg/l), C (konsentrasi colchicine 1 mg/l), dan E
(konsentrasi colchicine 2 mg/l). pemberin colchicine juga memberikan perubahan
warna daun pada eksplan D. spectabile. Perubahan warna yang terjadi diduga
karena penuaan pada daun atau stress eksplan terhadap zat yang diberikan. Secara
umum, pemberian kolkisin menekan pertumbuhan tanaman. Akan tetapi adanya
kecenderungan pengaruh konsentrasi colchicine didalamnya tidak dapat diabaikan.
Hal ini terlihat pada pertumbuhan eksplan D. spectabile yang diberikan perlakuan
memberikan hasil rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan
eksplan D. spectabile tanpa perlakuan (kontrol).
Saran
1. Perlu adanya penelitian lanjutan dengan konsentrasi colchicine yang lebih
tinggi dari 2 mg/l
2. Perlu dilakukan penelitian terhadap jumlah kromosom antara eksplan D.
spectabile dengan konsentrasi colchicine yang diberikan
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap pengaruh eksplan D. spectabile
dalam berbagai media

DAFTAR PUSTAKA
Ajijah N, Bermawie N. 2003. Pengaruh Kolkisin Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Dua Tipe Kencur (Kaempferia galanga Linn). Buletin Tanaman
Rempah dan Obat 16 (1) : 46 - 55.
Allard R W. 1988. Principles of Plants Breeding. Worth Publishing Company,
New York.
Brewbaker J L. 1983. Genetika Pertanian. Imam S. (Penerjemah). Penerbit
Lembaga Genetika Modern. Jakarta. 142 hal. Terjemahan dari :
Agriculture Genetics.

16
[Direktorat Jenderal Hortikultura]. 2008. Database Pelaku Usaha Tanaman Hias.
Jakarta : Kementerian Pertanian
Eigsti O J, Dustin P J R. 1957. Cholchicine in Agriculture, Medicine, Biology and
Cemistry. United State og Amerika : The Lowa State College Press.
Estefan D A. 2011. Analisis Usaha Tani dan Pemasaran Bunga Potong Anggrek
Dendrobium (Kasus Kecamatan gunung Sindur, Kabupaten Bogor)
[Skripsi]. Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan manajemen.
Institut Pertanian Bogor.
Gasperz V. 1991. Metode Perancangan Percobaan untuk Ilmu-Ilmu Pertanian,
Ilmu Tekni dan Biologi. Bandung : CV Armico.
Gunawan I. 2007. Perlakuan Sterilisasi Eksplan Anggrek Gajah (Bulbophyllum
beccarii Rchb.f) Dalam Kultur In Vitro [Skripsi]. Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor.
Gunawan L W. 1995. Teknik Kultur In Vitro dalam Hortikultura. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Lisdiantini D. 2009. Kajian Penggunaan Hormon IBA dan BAP terhadap
Pertumbuhan Tanaman Penghasil Gaharu (Gyrinops versteegii (Gilg)
Domke) dengan Teknik Kultur In Vitro [Skripsi]. Bogor : Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Marlin M. 2005. Regenerasi In Vitro Planlet Jahe Bebas Penyakit Layu
Bakteripada Beberapa Taraf Konsentrasi 6-Benzyl Amino Purine (BAP)
dan 1-Naphtelene Acetic Acid (NAA). Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian
Indonesia 7 (1) : 8 - 14.
Permadi A H, Cahyani R, Syarif S. 1991. Cara pembelahan umbi, lama
perendaman dan konsentrasi kolkisin pada poliploidisasi bawang merah
Sumenep. Zuriat 2(2) : 17 - 26
Poespodarsono S. 1998. Dasar Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Bogor : Pusat
Antar Universitas bekerjasama dengan Lembaga Sumber Informasi
Institut Pertanian Bogor.
Puspitaningtyas D M, Mursidawati S. 1999. Koleksi Anggrek Kebun Raya Bogor.
Vol. 1, No. 2. Bogor : UPT Balai Pengembangan Kebun Raya – LIPI.
Rafina. 2012. Pengaruh Konsentrasi Colchicine Pada Kultur In Vitro Biji Jelutung
(Dyera costulata (Hook. F.)) [Skripsi]. Bogor : Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor.
Salisbury F B, Ross C W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3. Penerbit ITB.
Bandung.
Sandra E. 2003. Kultur Jaringan Anggrek Skala Rumah Tangga. Jakarta : Agro
Media Pustaka.
Setiawan H. 2005. Usaha Pembesaran Anggrek. Jakarta: Penebar Swadaya.
Soehartono T, Mardiastuti A. 2003. Pelaksanaan Konvensi CITES di Indonesia.
Jakarta : Perpustakaan Nasional.
Soejono S, K Sukandari. 1996. Pengaruh perendaman dan konsentrasi kolkisin
terhadap pertumbuhan potokrom anggrek Denrobium Jayakarta. J. Hort.
6 : 56-59.
Suryo. 1995. Sitogenetika. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 446 hal.

17
Thomas H. 1993. Chromosome manipulation and polyploidy, p. 79-92. In Plant
Breeding : principles and prospects. M.D. Hayward, N.D. Basemark and
I.Romagosa (Eds.). Chapman & Hall. London.

18

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 10 Mei 1991 dari ayah
bernama Hj. Mazkur, S.pd dan ibu bernama Maryati (alm). Penulis adalah anak
kedua dari dua bersaudara, kakak pertama bernama Lekat Nur Intan, SE. Penulis
menempuh pendidikan di TK Negeri Mexindo Bogor, dilanjutkan ke SDN
Bubulak I Bogor. Penulis kemudian melanjutkan jenjang pendidikan ke SMPN 4
Bogor lalu ke SMA Negeri 1 Bogor. Melalui Seleksi masuk Ujian Talenta
Mandiri IPB (UTMI), penulis berhasil masuk ke IPB Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE), Fakultas Kehutanan. Selama
menempuh pendidikan di DKSHE, penulis merupakan anggota Himpunan
Mahasiswa Konservasi (HIMAKOVA) Kelompok Pemerhati Kupu – kupu
(KPK). Penulis pernah melaksanakan praktek dan kegiatan lapangan antara lain
Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Cagar Alam Pangandaran dan
Hutan Gunung Sawal pada tahun 2011. Selain itu, penulis juga pernah mengikuti
mengikuti Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat
Sukabumi, Jawa Barat pada tahun 2012 serta Praktek Kerja Lapang Profesi
(PKLP) di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Sukabumi Jawa Barat pada
tahun 2013.
Penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Konsentrasi
Colchicine Pada Pertumbuhan Dendrobium spectabile Dalam Kultur In Vitro” di
bawah bimbingan Ir Edhi Sandra, MSi dan Dr Ir Agus Hikmat, MScF sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan IPB.