Pengaruh Siklon Tropis terhadap Karakteristik Gelombang Permukaan di Laut Timor.

PENGARUH SIKLON TROPIS TERHADAP
KARAKTERISTIK GELOMBANG PERMUKAAN
DI LAUT TIMOR

SAYID GEUBRY AL-FARISI

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Siklon Tropis
terhadap Karakteristik Gelombang Permukaan di Laut Timor adalah benar karya
saya dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada Perguruan Tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Sayid Geubry Al-Farisi
NIM C54090074

ABSTRAK
SAYID GEUBRY AL-FARISI. Pengaruh Siklon Tropis terhadap Karakteristik
Gelombang Permukaan di Laut Timor. Dibimbing oleh AGUS SALEH
ATMADIPOERA.
Siklon tropis (ST) di belahan bumi selatan dapat memengaruhi dinamika laut
nusantara, khususnya di Laut Timor dan sekitarnya, melalui gejala cuaca ekstrim.
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan kejadian ST di wilayah Laut Timor dan
pengaruhnya terhadap gelombang permukaan. Area penelitian adalah 110º-137º
BT dan 7º-15º LS. Sumber data yang digunakan merupakan data reanalisis
(interaksi laut-atmosfer) dari ECMWF dan NOAA, data observasi (trajektori ST)
dari Badan Meteorologi Australia dan Filipina antara tahun 2001-2010. Analisis
data menggunakan metode statistik deskripsi, skala Saffir-Simpson, plot deret
waktu, diagram Hovmoller dan transformasi wavelet kontinu. Fenomena ST di
Laut Timor umumnya berlangsung pada Musim Barat hingga Peralihan I, yaitu

Desember hingga April. Bulan Maret merupakan periode puncak terjadinya ST di
Laut Timor yang termasuk kategori 1 dalam skala Saffir-Simpson). Rerata siklus
hidup ST Laut Timor adalah 4 hari, dengan siklus terlama 11 hari dan tercepat 2
hari. Lintasan ST di Laut Timor dimulai dari ~7° LS (utara Australia), mengalami
pembelokan dan berakhir ~15° LS (daratan Australia atau Samudera Hindia).
Rerata tinggi gelombang permukaan di Laut Timor pada saat ST adalah 3.2 m.
Kata kunci: analisis data, Laut Timor, siklon tropis, gelombang permukaan,
interaksi laut-atmosfer

ABSTRACT
SAYID GEUBRY AL-FARISI. The Influence of Tropical Cyclone on Surface
Waves in the Timor Sea. Under Supervision of AGUS SALEH ATMADIPOERA.
Tropical cyclones (TC) occuring in the Southern Hemisphere may affect
Indonesian waters, particularly in the Timor Sea, through extreme wave. Study
objective was to characterize TC occurring in the Timor Sea, and its effects to
surface waves. Area study was located between 110º-137º E and 7º-15º S.
Reanalysis data (interaction ocean-atmospheric) were originated from the USECMWF and NOAA, observation data (TC trajectory) were originated from
Bureau of Meteorology from Australia and the Philippines between 2001-2010.
Data were analyzed using statistical methods, the Saffir-Simpson scale, time series
plots, Hovmoller diagrams and continuous wavelet transform. TC phenomena in

the Timor Sea were generally took place during the Northwest Monsoon until the
first transition season (December to April). March was the peak period for TC in
the Timor Sea with Saffir-Simpson category 1. Mean period of TC life cycle was 4
days, with the longest cycle lasted for 11 days and the shortest was 2 days. TC
trajectory in general was started from ~7° S (northern Australia), recurved near
Timor Sea and terminated at ~15° S (mainland Australia or the Indian Ocean).
Mean surface wave height in the Timor Sea during TC was 3.2 m.
Keywords: data analysis, Timor Sea, tropical cyclone, extreme wave, oceanatmosphere interaction

PENGARUH SIKLON TROPIS TERHADAP
KARAKTERISTIK GELOMBANG PERMUKAAN
DI LAUT TIMOR

SAYID GEUBRY AL-FARISI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Kelautan
pada
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan


DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihiwassallam. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah siklon
tropis, dengan judul Pengaruh Siklon Tropis Terhadap Karakteristik Gelombang
Permukaan di Laut Timor.
Karya tulis ini penulis persembahkan khususnya kepada Alm. Said Rasyidin
yang merupakan Bapak penulis sendiri. Karya ini bukan hanya pemikiran penulis
semata, namun banyak sumbangan ide serta peran dari mereka yang turut andil
dalam proses pembuatannya. Sehingga, penulis perlu memberikan apresiasi
setinggi-tingginya walau hal tersebut belum cukup untuk menggantikan apa yang
telah diberikan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Agus S. Atmadipoera,
DESS selaku pembimbing yang telah memberikan banyak pengalaman berharga,
masukan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. Bapak Prof. Dr. Ir. Mulia
Purba, M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dan
arahan dalam penyusunan serta memeriksa perbaikan skripsi ini. Ibu Adriani
Sunuddin, S.Pi M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan
arahan dalam penyusunan serta memeriksa perbaikan skripsi ini. Ibu Meutia
Samira Ismet, S.Si M.Si selaku pembimbing akademik yang terus memberikan
semangat dan doa. Ummi, Dek Meutia, Dek Zahra, Dek Humaira dan keluarga
besar yang terus memberikan doa, semangat dan kasih sayang dari Tanah Serambi
Mekkah kepada penulis yang berada di Kota Hujan ini. Pemerintah kabupaten
Aceh Barat dan Bunda Sy. Rohana yang telah membiayai kuliah saya selama ini.
Teman-teman Laboratorium Oseaonografi Fisik khususnya Isna, Ferdy dan Nabil
yang setia menemani selama penelitian, serta Mba Ewi dan Danny yang terus
memberikan semangat. Staf departemen Alm. Pak Yayat yang menyiapkan
logistik selama menggunakan laboratorium, Pak Anto yang menyiapkan proses
instalasi komputer, serta teman-teman pascasarjana Pak Gentio, Bu Eva, Mba
Alin, Mba Ida, Pak Syahdan dan Mba Tyas atas masukannya. Teman-teman
departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK) 46, teman-teman Ikatan
Mahasiswa Tanah Rencong (IMTR) 2009 tercinta, keluarga besar ITK dan IMTR,

teman-teman Forum Keluarga Mahasiswa Perikanan (FKMC) 2011/2012, serta
para penghuni Asrama Mahasiswa Aceh Leuser terutama Endang G. Pratidina
selaku teman senasib seperjuangan dan Azwinur selaku ilustrator gambar. Semoga
karya ilmiah ini memberikan pengaruh nyata dalam perkembangan ilmu
pengetahuan di Indonesia.

Bogor, Agustus 2015
Sayid Geubry Al-Farisi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

METODE

2

Waktu dan Lokasi Penelitian


2

Data Penelitian

3

Pengolahan dan Analisis Data

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Pola Lintasan dan Wilayah Pembentukan Siklon Tropis

7

Frekuensi dan Masa HidupSiklon Tropis


9

Fluktuasi Parameter Laut-Atmosfer Saat Musim ST

11

Posisi Pembentukan dan PeredaanSiklon Tropis

14

Fluktuasi Tekanan UdaraSaat Siklon Tropis

15

Intensitas Siklon Tropis

17

Pengaruh Tekanan Udara Terhadap Masa HidupSiklon Tropis


18

Hubungan Tekanan Udara dan Kecepatan Angin

18

Siklon Fay

20

Kejadian Tinggi Gelombang Permukaan yang Ekstrim di Tiga Lokasi Laut
Timor
29
SIMPULAN DAN SARAN

32

Simpulan

32


Saran

33

DAFTAR PUSTAKA

33

RIWAYAT HIDUP

36

DAFTAR TABEL
1 Spesifikasi data parameter laut-atmosfer
2 Kategori siklon berdasarkan skala Saffir-Simpsons (NOAA2 2013)

4
5

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7

8
9
10
11
12
13
14

15

16

Wilayah penelitian ST di perairan Laut Timor pada koordinat 110-137 o
BT hingga 7-11o LS. Tanda kotak hijau menunjukkan tiga sampling box
Peta trajektori ST tahun 2001-2010 di perairan Laut Timor dan
sekitarnya
Pola trajektori ST berdasarkan bulan dalam periode Musim Barat; a)
bulan Desember, b) bulan Januari dan c) bulan Februari
Pola trajektori ST berdasarkan bulan dalam periode Musim Peralihan I;
a) bulan Maret dan b) bulan April
Frekuensi kejadian ST di perairan Laut Timor dalam kurun waktu a)
bulanan dan b) tahunan
Umur ST dalam satu siklus (hijau) dan di wilayah studi (merah muda)
Time series parameter laut-atmosfer di wilayah studi: a) SPL, b)
tekanan level laut, c) angin zonal 10 m, d) angin meridional 10 m, e)
evaporasi, f) fluks bahang laten permukaan, g) presipitasi, h) tutupan
awan total dan i) TGS. Time series di atas merupakan rerata 110o-137o
BT hingga 7o-11o LS. Tanda kotak hijau menunjukkan periode Musim
Barat hingga Peralihan I.
Posisi ST pada saat pembentukan di derajat a) lintang selatan dan b)
bujur timur
Posisi ST pada saat peredaan di derajat a) lintang selatan dan b) bujur
timur
Fluktuasi tekanan udara pada saat pembentukan siklon a) Chris 2002, b)
Laurence 2009 dan c) Ingrid 2005
Tekanan udara minimum a) dalam satu siklus dan b) di perairan Laut
Timor dan sekitarnya
Hubungan tekanan udara minimum terhadap masa hidup ST a) dalam
satu siklus dan b) di Perairan Laut Timor
Hubungan tekanan udara minimum dan kecepatan angin maksimum a)
dalam satu siklus dan b) di perairan Laut Timor
Parameter gelombang yang berhubungan dengan Siklon Fay: a) tinggi
gelombang signifikan, b) arah gelombang rata-rata dan c) periode
gelombang rata-rata
Diagram Hovmoller rerata di koordinat 7-11o LS a) SPL, b) tekanan
level laut, c) angin zonal 10 m, d) angin meridional 10 m, e) evaporasi,
f) fluks bahang laten permukaan, g) presipitasi, h) tutupan awan total
dan i) TGS.
a) Kondisi tinggi gelombang permukaan (m) pada fase pembentukan
dari Siklon Fay di Laut Timor, b) Analisis SPL pada 15 Maret 2004,
kotak menunjukkan titik awal siklon (Sumber dari BOM2 2013).

2
7
8
9
10
11

12
14
15
16
17
19
20

21

22

25

17 Kondisi tinggi gelombang permukaan (m) pada fase pembibitan dari
Siklon Fay di Laut Timor
18 Kondisi tinggi gelombang permukaan (m) pada fase dewasa dari Siklon
Fay di Laut Timor
19 a) Kondisi Uap air pada 10.13 tanggal 23 Maret, b) Tampilan curah
hujan dari siklon Fay oleh radar di wilayah Broome pada 05.40 tanggal
25 Maret 2004, c) Pantauan suhu menggunakan Gelombang mikro
terhadap Siklon Fay pada intensitas maksimum terdekat pada 12.57
tanggal 20 Maret 2004 dan d) 05.39 tanggal 21 Maret 2004, e)
Tampilan Siklon Fay dari satelit Aqua 05.40 tanggal 21 Maret 2004 dan
f) 05.55 tanggal 26 Maret 2004 (Sumber dari BOM2 2013).
20 a) Kondisi tinggi gelombang permukaan (m) pada fase menghilang dari
Siklon Fay di Laut Timor dan b) Analisis SPL pada 27 Maret 2004,
kotak menunjukkan titik akhir siklon (Sumber dari BOM2 2013).
21 a) Tampilan Siklon Fay dari radar di wilayah Port Hedland pada 05.40
tanggal 27 Maret 2004, b) Distribusi curah hujan Maret 2004,
penampakan total curah hujan tinggi disebabkan oleh Siklon Fay, dan c)
Kehancuran terumbu karang di Scott Reef. (Sumber dari BOM2 2013)
22 Wilayah sampling box: a) Pulau Rote, b) Laut Timor dan c) Tanjung
Arousu
23 Deret waktu TGS dan Analisis CWT terhadap TGS di perairan sekitar:
a) Tanjung Arousu, b) Laut Timor dan c) Pulau Rote

26
26

27

28

29
30
30

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penelitian mengenai siklon tropis (ST) terhadap variabilitas laut-atmosfer di
perairan Indonesia mulai dikaji lebih intensif saat ini, di antaranya pengaruh ST
terhadap curah hujan di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Dyahwathi 2006);
pengaruh El Nino terhadap kejadian ST (Mustika 2008); keterkaitan fluks bahang
(heat flux) permukaan laut terhadap ST (Lindiasfika 2013). Kajian ST di perairan
Laut Timor dan bagian timur Samudera Hindia juga menarik untuk diteliti karena
wilayah ini merupakan perairan aktif terjadinya ST di belahan bumi selatan (BBS).
Ahrens (2009) menuliskan bahwa fenomena badai siklon memiliki nama yang
berbeda di tiap wilayah, seperti tropical cyclone (siklon tropis) di Australia,
hurricane di Amerika yang berasal dari bahasa Taino (hurucan, dewa kejahatan)
dan typhoon di Tiongkok yang berasal dari bahasa Tiongkok (taifung, angin
besar).
Daerah pembentukan ST di dunia mencakup Atlantik Barat, Pasifik Timur,
Pasifik Utara bagian Barat, Samudera Hindia Utara dan Selatan, Australia, dan
Pasifik Selatan. Sekitar 2/3 kejadian ST terletak di belahan bumi utara (BBU)
(Tjasyono 2013) dan 1/3 ST terjadi di BBS, salah satunya berada di bagian antara
selatan wilayah Indonesia dan Australia seperti Laut Timor. Hal tersebut sesuai
dengan syarat terbentuknya ST yaitu memiliki wilayah perairan yang luas (laut
lepas yang memiliki keda kira-kira 20 m-200 m). Syarat lainnya yaitu dicirikan
oleh kecepatan angin rendah di bawah 10 m/s, kelembaban tinggi di lapisan dalam
ST hingga troposfer, suhu permukaan laut (SPL) hangat mencapai 26.5 °C atau
lebih. Secara umum pembentukannya berada di antara lintang 5-20° LU/LS
(Ahrens 2009).
Faktanya, 65% dari seluruh ST terbentuk di wilayah antara 10o dan 20o dari
ekuator (Ahrens 2009, Tjasyono 2013) dan ±13% muncul pada lintang >22o,
bahkan ST tidak muncul pada daerah 4o dari ekuator. Hal ini disebabkan oleh
rotasi bumi atau gaya Coriolis (Tjasyono 2013). Pergerakan ST jarang menuju
daerah lintang >20°, hal ini disebabkan oleh dua faktor: pertama, lingkungan
tersebut merupakan daratan utama (benua); kedua, SPL 26.5 °C
dapat menyediakan kebutuhan bahang dan kelembaban untuk memberi energi
pada ST (Lutgens 2010).
Fenomena ST memberikan dampak cuaca buruk bagi daerah di sekitarnya,
yaitu angin kencang (badai), gelombang tinggi (erosi di pesisir pantai) dan hujan
deras (banjir). Ahren (2009) menuliskan bahwa angin kencang yang dihasilkan
oleh ST menyebabkan terbentuknya gelombang permukaan yang tingginya
mencapai 10-15 m. Gelombang tersebut menjauh dari pusat badai dalam bentuk
gelombang besar yang membawa energi yang dihasilkan badai menuju ke arah
pantai, sehingga wilayah yang jauh dari tempat berlangsungnya ST juga terkena
dampak dari rambatan gelombang tersebut (jangkauan ST >200 km).
Penelitian terkait dampak ST ini penting untuk dilakukan karena dapat
memengaruhi stabilitas wilayah pesisir, yang salah satunya diakibatkan oleh
gelombang permukaan laut. Oleh karena itu, perlu adanya kajian mendalam
terkait gelombang permukaan yang dihasilkan oleh ST.

2
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan karakteristik ST yang
mencakup jumlah kejadian, waktu kejadian, intensitas, lintasan (posisi lintang dan
bujur), respon laut-atmosfer, siklus hidup dan dampaknya terhadap gelombang
permukaan laut yang terbentuk di perairan Laut Timor.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dan
pengetahuan yang lebih baik terkait dampak ST yang terjadi di wilayah Laut
Timor khususnya terkait gelombang permukaan laut, serta dapat ditindaklanjuti
sebagai informasi awal terhadap proses peringatan dini untuk keselamatan
wilayah pantai dan manusia di laut.

METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 hingga Desember 2014
bertempat di Laboratorium Oseanografi Fisika, Departemen Ilmu dan Teknologi
Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pemilihan wilayah studi yang tepat sangat penting agar kejadian ST dapat
dipetakan secara tepat. Tujuannya adalah untuk memahami perubahan atau respon
variabilitas parameter laut-atmosfer, khususnya parameter tinggi gelombang yang
dihasilkan ST. Pada Gambar 1 disajikan cakupan area riset terdapat pada
koordinat 110-137º BT hingga 7-15º LS yang di dalamnya terdapat tiga sampling
box yang mewakili wilayah perairan Laut Timor.

Gambar 1 Wilayah penelitian ST di perairan Laut Timor pada koordinat 110137o BT hingga 7-11o LS. Tanda kotak hijau menunjukkan tiga
sampling box.

3
Penetapan sampling box dikaitkan dengan kedekatannya terhadap Indonesia
dan kemungkinan munculnya cuaca ekstrim, terutama gelombang tinggi. Ketiga
sampling box yaitu: 1) di sekitar Pulau Rote pada koordinat 12º LS-123º BT; 2) di
tengah perairan laut Timor 11º LS-128º BT; dan 3) di perairan Tanjung Arousu 9º
LS-131º BT.
Laut Timor merupakan bagian dari Samudra Hindia yang terletak di sekitar
Pulau Timor, kini terbagi antara Indonesia dan Timor Leste, serta Teritorial Utara
Australia. Laut Timor berbatasan dengan Laut Sawu di sebelah utara. Di sebelah
timur berbatasan dengan Laut Arafura. Di sebelah barat berbatasan dengan
Samudra Hindia dan di sebelah selatan berbatasan dengan daratan Utara Australia
(Safitri et al. 2012). Alongi et al. (2011) menuliskan bahwa Perairan ArafuraTimor dan sekitarnya memiliki peran penting dalam sirkulasi Arus Lintas
Indonesia (Arlindo) yang membawa massa air dan bahang dari Samudera Pasifik
ke Hindia, serta dalam interaksi laut-atmosfer melalui perpindahan bahang dan
uap air hangat dalam jumlah besar dari laut ke atmosfer. Hal tersebut berdampak
pada pentingnya kawasan Arlindo sebagai mesin panas (heat engine) dalam
sirkulasi atmosfer global yang dipengaruhi oleh dinamika El Nino Southern
Oscillation (ENSO).
Data Penelitian
Data yang digunakan merupakan data reanalisis dan observasi dari basis
data laut-atmosfer dunia dalam kurun waktu tahun 2001-2010. Data reanalisis
diunduh dari European Centre for Medium-Range Weather Forecast (ECMWF
2013), yang meliputi tinggi gelombang signifikan (TGS), periode gelombang ratarata dan arah gelombang rata-rata. Data SPL, tekanan permukaan, tutupan awan
total, angin zonal 10 m dan meridional 10 m diperoleh dari National Oceanic and
Atmospheric Administration (NOAA1 2013). Data reanalisis global disusun dan
digabung menjadi 10 tahun dari 2001-2010 menggunakan Ferret dan dicuplik
berdasarkan wilayah Laut Timor dengan batas koordinat 110-137º BT hingga 715º LS.
Data observasi ST diperoleh dari Australia Severe Weather (Australia
2013), the Phillippines' First Website on Tropical Cyclones (Phillippines 2013)
dan Bureau of Meteorology (BOM1 2013) Australia. Data observasi per enam jam
disusun menggunakan Microsoft Excel dan dikelompokkan berdasarkan wilayah
Laut Timor dan diperiksa dengan rinci berdasarkan nama siklon, waktu kejadian,
kecepatan angin maksimum, tekanan udara minimum dan posisi lintang bujur.
Terdapat beberapa data yang kosong seperti kecepatan angin maksimum atau
tekanan udara minimum, sehingga perlu disesuaikan antara data dari Badan
Meteorologi Australia dan Filipina. Spesifikasi data disajikan dalam Tabel 1 di
bawah ini:

4
Tabel 1 Spesifikasi data parameter laut-atmosfer
Resolusi Spasial

Resolusi
Temporal

Wilayah Cakupan

Tinggi gelombang signifikan

0.75° x 0.75°

Harian

Global (Dunia)

Periode gelombang rata-rata

0.75° x 0.75°

Harian

Global (Dunia)

Arah gelombang rata-rata

0.75° x 0.75°

Harian

Global (Dunia)

Suhu permukaan laut

0.25° x 0.25°

Harian

Global (Dunia)

Tutupan awan total

2.5° x 2.5°

Harian

Global (Dunia)

Tekanan level laut

2.5° x 2.5°

Harian

Global (Dunia)

Angin zonal 10 m

2.5° x 2.5°

Harian

Global (Dunia)

Angin meridional 10 m

2.5° x 2.5°

Harian

Global (Dunia)

Evaporasi

2.5° x 2.5°

Harian

Global (Dunia)

Presipitasi total

2.5° x 2.5°

Harian

Global (Dunia)

Fluks bahang laten permukaan

2.5° x 2.5°

Harian

Global (Dunia)

-

Per-6 jam

Laut Timor dan
sekitarnya

Variabel Data

Trajektori siklon tropis

Rentang Data
01/01/200131/12/2010
01/01/200131/12/2010
01/01/200131/12/2010
01/01/200131/12/2010
01/01/200131/12/2010
01/01/200131/12/2010
01/01/200131/12/2010
01/01/200131/12/2010
01/01/200131/12/2010
01/01/200131/12/2010
01/01/200131/12/2010
2001-2010

Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan piranti lunak Microsoft
Excel, ArcGIS, Ferret dan MATLAB. Microsoft Excel digunakan untuk merapikan
data rekaman jejak siklon dari Badan Meteorologi Australia dan Filipina, serta
menampilkan data dalam bentuk diagram batang atau grafik. ArcGIS digunakan
untuk membuat peta trajektori/lintasan ST. Ferret digunakan untuk
mendeskripsikan dan memvisualisasikan paramater-parameter yang berhubungan
dengan fenomena ST dalam bentuk grafik, gambar dan animasi. MATLAB
digunakan untuk mendeskripsikan dampak ST terhadap tinggi gelombang
signifikan dalam bentuk sinyal.
Sedangkan analisis data menggunakan metode statistik deskripsi, skala
Saffir-Simpson, plot deret waktu, diagram Hovmoller dan analisis transformasi
wavelet kontinu. Statistik deskripsi digunakan dalam melakukan sensus ST yang
meliputi waktu terjadinya (dalam tahun, musim, bulan), frekuensi dan umur ST,
posisi pembentukan dan peredaan ST, Fluktuasi tekanan udara saat ST
berlangsung, pengaruh tekanan udara terhadap umur ST serta hubungan tekanan
udara dan kecepatan angin. Analisis Skala Saffir-Simpson digunakan untuk
menentukan kategori berdasarkan energi siklonnya. Analisis deret waktu
digunakan untuk melihat anomali parameter laut-atmosfer yang terjadi ketika
musim ST berlangsung. Analisis diagram Hovmoller digunakan untuk membahas
lebih detil terkait Siklon Fay yang pernah terbentuk di wilayah studi pada tahun
2004. Analisis transformasi wavelet kontinu digunakan untuk melihat respon
sinyal gelombang di tiga wilayah sampling yaitu sekitar Pulau Rote, Laut Timor
dan Tanjung Arousu.

5
Metode Statistik Deskripsi
Dalam menghitung nilai frekuensi kemunculan ST, dilakukan percobaan
berupa perumpamaan kuantitatif ST dengan nilai 1 dan 0.5. Metode ini digunakan
agar memudahkan memetakan kejadian ST dengan parameter waktu hidup dan
mati pada bulan yang sama atau tidak. Nilai 1 mengindikasikan bahwa ST hidup
dan mati saat berada di bulan yang sama, sedangkan nilai 0.5 mengindikasikan
bahwa ST tidak hidup dan mati di bulan yang sama, namun berlanjut ke bulan
selanjutnya sehingga nilai awalnya 1 dibagi 2 menjadi 0.5 di bulan pertama dan
0.5 di bulan kedua. ST dengan nilai 1 misalnya Siklon Alistair pada bulan April
dan ST dengan nilai 0.5 misalnya Siklon Raymond pada bulan Desember-Januari.
Dalam memudahkan perhitungan umur ST, dilakukan pembagian ke dalam
dua kategori, yaitu umur ST dalam satu siklus dan umur ST di wilayah studi.
Umur ST dalam satu siklus merupakan umur ST yang dihitung dari hidup hingga
mati tanpa memperhitungkan batasan wilayah studi, tentunya untuk ST yang
melewati Laut Timor saja pada periode 2001-2010, sedangkan umur ST di
wilayah studi merupakan umur ST yang dihitung dari hidup hingga mati
berdasarkan koordinat yang telah ditentukan sebagai batasan wilayah studi.
Skala Saffir Simpson
Skala Saffir-Simpson digunakan untuk memudahkan pembagian kategori ST
di wilayah studi. Adapun skala tersebut disajikan pada tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2 Kategori siklon berdasarkan Skala Saffir-Simpsons (NOAA2 2013)
Kategori
1

Kecepatan angin dan
tekanan udara
64-82 knot (119-153
km/jam)
>980 mb (>98000 Pascal)

Tipe kerusakan disebabkan oleh angin siklon tropis
Very dangerous winds menghasilkan beberapa kerusakan atap
rumah dan selokan. Pohon dengan cabang besar akan patah
dan pohon berakar dangkal akan tumbang. Kerusakan skala
besar jaringan dan tiang listrik yang bertahan hingga beberapa
hari.

2

83-95 knot (154-177
km/jam)
965-980 mb (9650098000 Pascal)

Extremely dangerous winds menyebabkan kerusakan atap
rumah, banyak pohon berakar dangkal akan tumbang dan
menghalangi banyak jalan, pemadaman listrik hingga beberapa
hari sampai minggu.

3

96-112 knot (178-208
km/jam)
945-965 mb (9450096500 Pascal)

Devasting damage akan menyebabkan atap rumah hilang
terbawa angin, banyak pohon akan tumbang dan menghalangi
banyak jalan, listrik dan air tidak tersedia beberapa hari sampai
minggu setelah badai berlalu.

113-136 knot (≥209-251
km/jam)
920-945 mb (9200094500 Pascal)

Catastrophic damage akan menyebabkan atap dan dinding
rumah akan hilang, banyak pohon dan tiang listrik akan
tumbang sehingga mengisolasi pemukiman, pemadaman listrik
akan berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Sebagian besar daerah tidak akan dihuni selama beberapa
minggu atau bulan.

5

137 knot (≥252 km/jam)

(besar)