Dengan kualitas pelayanan perpajakan yang diberikan aparat pajak secara optimal, maka akan meningkatkan kemauan akan membayar pajak, karena wajib
pajak merasa diberikan servis yang memuaskan oleh aparat pajak saat mengurus hal-hal yang menyangkut perpajakan. Hal ini senada dengan teori aksi beralasan,
dimana wajib pajak akan meningkatkan kepatuhan dalam membayar pajak jika mendapatkan pelayanan yang berkualitas dari aparat pajak, namum wajib pajak
akan tidak patuh membayar pajak jika wajib pajak tidak diberi pelayanan yang optimal oleh aparat pajak. Dalam penelitian Hardiningsih 2011 dan Indriyani
2014 memperoleh hasil bahwa kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak dan kepatuhan pelaporan wajib pajak. Hasil penelitian
yang sama juga dilakukan oleh Utami, dkk. 2012 dan Nugroho 2012 bahwa kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dan
kesadaran membayar pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Masruroh 2013 mendapatkan hasil bahwa kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak. Dari pernyataan diatas, dapat ditarik hipotesis mengenai pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hipotesis yang
diusulkan adalah: H
4
: Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
2.3.5 Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Sanksi dapat diartikan sebagai suatu hukuman karena tidak mematuhi peraturan yang berlaku. Sanksi perpajakan adalah suatu hukuman yang diberikan
dari otoritas pajak kepada wajib pajak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan undang-undang perpajakan.
Wajib pajak akan meningkatkan kepatuhannya jika memandang bahwa sanksi pajak dapat merugikan dirinya. Sanksi dalam hal perpajakan dapat
diartikan jika wajib pajak tidak membayar pajak akan mendapatkan hukuman. Menurut Yadnyana 2007 dalam Muliari 2011 sanksi perpajakan tersebut
diukur dengan indikator sebagai berikut: 1.
Sanksi pidana yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak cukup berat.
2. Sanksi administrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak
sangat ringan. 3.
Pengenaan sanksi yang cukup berat merupakan salah satu sarana untuk mendidik wajib pajak.
4. Sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggarnya tanpa toleransi.
5. Pengenaan sanksi atas pelanggaran pajak dapat dinegosiasikan.
Wajib pajak yang baik akan menghindar dari sanksi yang akan dikenanakan, karena bagi wajib pajak yang tahu sanksi tersebut akan merugikan
dirinya. Kepatuhan adalah salah satu cara wajib pajak menghindar dari sanksi yang akan diberikan. Hal ini relevan dengan teori atribusi karena sanksi
perpajakan merupakan penyebab eksternal yang mempengaruhi persepsi seorang wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Dalam penelitian
Indriyani 2014 memperoleh hasil bahwa sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak badan. Sedangkan hasil yang berbeda
dikemukakan oleh Masruroh 2013 dimana sanksi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Dari pernyataan diatas, dapat ditarik hipotesis
mengenai pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hipotesis yang diusulkan adalah:
H
5
: Sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis