Model Penduga Kandungan Karbon Pada Pohon Kelompok Jenis Rhizopora spp. dan Bruguiera spp. Dalam Tegakan Hutan Mangrove (Studi Kasus di Indragiri Hilir Riau)
MODEL PENDUGA KANDUNGAN KARBON PADA PORON
KELOMPQK JlENlS Rhizophora spp, DAN Bruguiera spp,
DALAM T E G A U N HUTAN MANGROVE
(STUDXUSUS [DIINDRAGIN mltm RIAU)
PROGRAM PASCASARJANA
INSTIITUT PERTANIAN BQGQR
2003
l&
orgcuzik dm mempunyai nilai nitrogen tinggi
sehingga termasuk ke dalam tmsth aluvial hydronaorf (tanah muda) yang
tergolong ke dalam t;tnah regosol atau eatisul (Soerimegara, 19711,
b. Drainae (Acrasi)
Tmman mangrove hidup pada kondisi drainase dm aerasi kurang baik dm
tanah bersifat an aerobik. ],,labitat mangrove pada daamya memiliki
kecenderungan terjadinya akumulasi liat dstlm tanah kasar dm sering tergenmg
(Hutchings and Saenger, 1987).
c. Tinggi Pennukaan Air Tanah
T d mangrove memiliki ciliat, yang rnenyebabkan laju infiltrasinys rendah,
kecepatan remhsctn lateral dm vertikstl rendah, parasitas rendah, permeabilitas
rendah dm kapasitas memegang air dm kapilaritas yang tinggi. Elasistern
mangrove memiliki liat jjenuh sampai pada suatu kedalmaxa tertentu, sehingga
kapasitas memegang airnya rendah (Hutchings and Saenger, X 9871,
d. Sifat A l m i Tmah
Mangrove mengalmi proses
pembahan elevasi, drainase, stabilitas,
karikter tan& dm masukm ham, sehingga dapat menyebabkm stress sdinitas
yang dapat mempengamhi proses fisiulogis, mempengamhi kcragaman
pertumbuhm, morfolugi dm metabolisme mangrove (Hutchings and Saenger,
1987). Proses intertsi haa dengan taxaman melrtlui proses fotosintcsis &an
mernbentuk bahan orgmik, Pruduksi kotor hail futosintesis ada yang direspimsi
oleh hutm, adt yang disimpan sebagai prsduksi bersih sebagai biomassa hutan,
dan beberapa lainnya disimpan dilmtai hutan sebagai detritus ymg sebagian
dimtaranya disimpm uleh konsumer, d m dekampuser yang dapat rnempngmki
masuk:ctn ham
d m efisiensi penyerapan h
a, ymg akhirnya dapat
mempenganrhi perkembangan biomassa (ICugoand Snedaker, 1974).
e. Sumber Air T'awar
Keberdaan sumber air taw= ymg berasal dari air hujan atau sungai yang
selalu beraix dapat. r n e m p e n g h distribusi jenis (Mc Nae, 1966, Hutchings and
Saenger , I 987j.
f. PamgSurut
Pasang sunrt k r p e n g d bagi zonwi pant&, dm nil4 salinitas.
Perubahan salinit i 9 &i bat pasang sunxt dayat mempenganrhi penyebaran jenis
secwd horizontal.
Namun perubahan pasang surut juga dayat. mernberikan
kontribusi bagi pentbahan mass antara air tawar dan asin, sehingga
mempngmhi penyebaran organisme mangrove secma vereikal (Hutchings and
Saenger, 1987).
g. Oksigen terlarut
Oksigen terlmt berperan penting dalam proses respirasi dm futusintesis,
proses dekampasisi, serta sebagai faktor pengantrul terhadap komposisi jenis,
penyebaran
dm
pertumbuhm jenis-jenis
tumbuhnnya
(Aksornkuae,
Wattayakarn, and Kaetpraneet, 1 9781%
"Tanah di dalm hutm mangrove mengandung lumpur dm jenuh dengan air
sehingga kandungan aksigennya rendah atau ti&
rnengandung oksigcn, $id&
teroksidasi, oleh karena itu wama tanah menjadi kecoklatm atau abu kebiru-
biruan. Untuk itu tanaman perXu beradrtptasi melalui mekmisrne pemtrentuican
pneurnarophuru f ctlcar udara). Ujung pneumafophora terdapat lentisel yaittl
tempt keluar mwukllya u d m untuk melaymi aka dm bagian baw& tanaman.
Proses ini dibantu juga dewan d m y a aktivitas binatang mangrove penggali
lubmg (Aksamkoae et al., 1978).
h. Sdinihs Air Tanah
Sdinitias tstnah (sekitstr X 0 - 30 dlt)dipengaruhi oleh bekrapa faktor yaitu :
genangan pasang sum, tipe tanah dm topagra5, kedalamm subsoil kcdap air,
jwnlah dm curah hujm rnusiman, keluamya air &war dari sungai, limpasan
daerah daratan, evapclrasi, serta frekuensi banjir (Hutchings and Saenger, 1987).
Mekanisme yang rnendasari terjadinya interaksi tekstur tam& dm tuleransi
salinitas mernmg belum diketahui, namun penurunm pH terjadi &bat adanya
keterlihatm pertukaran kation. Pada tanah liat pertukaran ion ~ a dm
' @ clapat
menunrnlcan sdinitas air disekitar perakaran, schingga dapat rnengurmgi kontak
&ar
dengm air bersalinitas tinggi, yang dapat mengakibatkan terjadinya
penyerapan d r dm secara simultan akan mengwangi penyerapan garam, kelayum
dm eksresi garam f Hutchings and Saenger, 1987).
Sstlinitsts dibutuhkan untuk rnenjaga kernantapan ekosistem mangrove.
Tanaman yang mmpu kradaptasi akm hidup, n m u n kondisi salinitas yang
tinggi juga dapat merugikm. "Z'apifiktor yang krperan dalam pertumbuhan
mangrove bukan hanya NaCl, tetapi juga t e k m osmotik.
(I 994,)
Menurut FA0
keberadaan salinitas dm tekarzm osmotik dapat menghmbat
perkembangan yang cepat dari kanopi mangrove.
Kadar dinitas di Indonesia berkisar antara 32,5 - 33,O % frllahude, 1980).
Kadar salinitsts ini &an rnernpengdi penyebaran jenis rnangrovc karma adanya
perbedam tulermsi tanman.
Misainya Rh, mucrorausu, Rh upicula~~,
3. ~~.'mnorrlaizad m B. purvfloru tumbulr pada salinitas
10 - 30
%O
(10 - 30 grlliter).
2.2, Zanaui Wutan Mangrove
Zonasi
hutan mangrove ditentukan oleh
keadaan tanah, sztlinitas,
penggenangan, kerasnya pasang sunrt, laju pngendapan, dm pngikisan serta
ketinggian nisbi darat dm air. Zonasi juga menggambarkan tahapan sulcsesi y m g
sejalan dengm perubahan tempat tumbuh. Perubslhm ternpat tumbuh krsifat sangat
dinamis disebabkan oleh danya laju penggendapm atau pengikisan. Daya adaptasi
jenis tmlradap keadaan tempat tttumbuh jenis dapat menentukan komposisi jenis pada
tiap zonasi. Sernakin jauh dari Iaut maka susttu jenis &an menggantikm jenis lain,
dan proses ini dapat terjadi m p a i ke daerah p d i h m , yaitu berbidt'asan dengm
komunitas rawa, air tawar dm hutan pedalaman (Efut~hingsand Saenger, 1987,
Johnstone, 1983),
Menurut Waston (1928) &an Anwar er al., (19841, hutan mangrove dapat
dibagi menjadi lima bagian berdstsarkan frekumsi air pasang, yaitu ;
a. Zona yang terdekat dengan laut, dikuasai oleh Avicennia spp. d m Sonraerntl'a
spp., tumbuh pada lumpur lembek dengsm kandungsm arganik yang tinggi.
Avicennia tumbuh pada substrat berkas yang agak keras, sedangkm A, alha
tumbuh pada substrat lembek.
b. Zona yang tumbuh pada tanah kuat dm cukup kern s e m dicapai aleh behrapa
air pasang.
B.cylindrica.
Zona ini sedikit lebih tinggi yang biasctnya didomimi oieh
c. Kearah daratan lagi, zom ini dikuasai olek Rh. rnucron~tudm Rh. apiculata.
Jenis Rh. mucronata lebih banyak dijrampai pada kondisi yang agak basah dan
iumpur yang agak dalam. Pohon-pkon dipat tumbuh setinggi 35 - 40 m. Pohon
lain ymg juga terdapat pada hutan ini mencakup B. pamiflora dm XyIuc~~pus
granaturn
d. Hutan yang dikuasai oleh B. purvfluru kadang-kadang dijwnpai h p a jenis
pohon lainnya. Hutan ini juga terdapat pada lahan bekk? ttegakan Rhfzophora
SPP.
e. Hutan mangrove paling beldang dikuasai ulek B. gymnorrhizra.
Peralihan mtara EruPan ini dm hutan dataran ditmdai aleh adanya Lumnitieru
racemosu, X. rnoluccsnsi~, Inlsiu bouga, Ficus rebus, Calumw spp. (rotan),
Ormcosperma tigilariu (nibung pantai). Zona-mna ini tid& selalu nyakst terutma di
hutan terganggu oleh mmusia. Di hutan tergturggu, p&s
kaji (Acrosticurn aureerm)
sangat mum dan padat.
2.3.Beskripsi Batanis Jenis Rhizophara spp dan Bruguiera spp.
Rhizophoru spp. berasai dari kata Rhiza yang berarti aka dm phora y a g
berarti tunjmg, Kaaktcristik genus ini adalrth pohon, vivipar, stilt routs (akar
tunjang) melengkung seperti panah. Dam descussute, sederhana, berhadapan eliftik
sampai oval, tulang tengah bercabang fiingga ke tepi dam, stipula (dam duduk)
Imceulate.
Pernbmgaan akilmis, cymose (suatu klaster bunga, sering tepinya
cembung atau datar, bercabangj. Terdapat 4 sepal, 4 petal, 4 - 12 stamen, anther
hampir sensil, tringular (bersudut tiga), ovari (bakal buslh) semi inferior, menyatu
dengan hypanthium, mempunyai 2 lukul dm setiap lahlnya ter&apat 2 ovde (sel
~ l u r ) Terdapat
.
1 benih subur setiap buah (propagulnya). Hipokotil silindris dengztn
pmjmg hinggst 40 cm. "Terdapat9 species pada genus Rhizophora (Waston, 1928,
FAO, 1994a, Hutchings and Saenger, 1987).
Rh. upicultrfatumbuh pada daerah pastsang y m g dalam, pada kandisi yang baik
tingginya dqat mencapai 30 cm, dimanfaatkan mtuk kayu b a h dm rnempakan
arang yang b i k . Karakteristik &ar udara turnhuh dengan baik, jumlah lengkungan
kar udara dipengaruhi oleh lokasi tumbuhnyst pokun. Pada lingkungan yang cocok
jumlah lengkungan akarnya sedikit, tecslpi j i b dcterahnya terisoloasi rn&
jumkak
lengkwgamya banyak: (Waston, 1928, FAO, 1994a, Elutchings and Saenger, 1987).
Kulit batimgnya ah-abu, Xlalus pada waktu muda dm memiliki lentisel yang
ramping. Dam bersilang berhad0apm, perm&m atas hijau terang w p a i hijau
kekuningan, pemukaan bawah hijau kekuningan, tulmg u t m a daun pada bagian
bawah benvarna kernerahiin, panjang 10 - 20 cm, lebar 5 -- 8 cm,berbentuk bulat
telur dengm ujung menracing. Daun menyerupai 3.ay~nnorrhizatetapi kadangkadang pada daw tua terdagit bbintij. hitam pada pemukaan bawtthnya dm ujungnya
rneruncing dengan panjang 2 - 3 mm (Waston, 1928, FAO, 1994a, Hutchings and
Saenger, 1987).
Bunga berpasangan, panjang kelopak 12 - 14 mm, lelrar 9 - 10 mm knvmtma
j ingga kekuningm, pada perm&mya tcrdapat lentisel benvarna kecoldatan.
Tumbuhnya knih memerlukan waktu 22 bulan, dimuiai saat biji panjmgnya 7 mm
sehingga benih mas& jatuh, Pmjmg hnih mencapai 35 cm,ujung tidak: rneruncing,
agak bulat dan tidak padat. Benih selalu mas& dengan baik di bawah naungan daun
tua. Panjang buah 25 - 30 cm, lebar 15 - 17 mm, caMat dengan kulit kasnsar. (Waston,
1928, FAO, 1994q Hutchings and Saengm, 1987).
Rh, vnucronatu tumbuh pada daerah y m g seldu tergenmg pasmg, biasanya di
garis pantai wdaupun kadang-kadang tumbuh di pesisir pantai. P d a Xingkungm
y m g baik tingginya rnencapai 35 m, digunakan sebagai kayu b&ar dm mcrupakm
wang ymg berkualirw baik.
Kwaktelristik aka udamya tumbuh dengan baik.
Jumlah lengkungm &arnya dipengmhi aleh lokasi pahan. Kulit batmg abu-abu
pada waktu muda dm berlentisel, kasar dm mudah mengelupas setelah tua. Ukuran
daunya rnenrgkan daun tcrbew mtuk fsunili Rhizophoraceae, bersilangm
krhadrtpm, permulaan atas bemama hijau mengkilap hingga kuning mengkilap
kehijauan, panjang 13 - 23 cm, leba 6 - 12 cm, berbentuk bulat lelur, ujung
memcing dengan panjaszg 5 - 7 mm, terdapat titik-titik hitam pada perm+
baw& daun tua (Wastun, 1928, FAO, 1994 a, I,iutchingsand Saengcr, 1987).
Bunga krkelampok 4 - 16, pmjang 14 - 16 mm, lebar 7 - 9 mm, kuning
kehijwan pada waktu muda, putik bemama gading, dam rnahlcata berjwnlcth 4,
berbulu, benang sari pendek 1 - 2 mm, pada dasar bunga terdapat b&aI buah dengm
pmjang 6 - 8 cm, kbar 2 - 3 cm.
Benihya sangat besar bagi fmili
Rhizophoraceae, dengan panjrtng dapat mmencapai 90 cm,ujungnya rnenrncing dm
pendek. Benih j m g tertmcap di tanah ketika jatuh.
Tumbuhan ini lebih menyukiai tumbuh di daerah berlumpur dengan pasang
tinggi, tettapi daprtt juga tumbuh di pantai berpasir. Pa& kundisi yang baik tumbuhan
ini dapat rnencapai 35 m tingginya.
Kulit pohon k w r hitam dm mudah terkelupas, biamya dirnmfaatkm
sebagai bahm pewma. Akar lutut terdapat ddam jumlah yang bemr pa& daerah
yang berair, mudah patah, tingginya 50 m dengan diameter 2 - 5 cm.
Dam bersilang krhadapan, permukaan am hijau twang sampai kuning
kehijauan, ibu tdang dam berwama kemerahan, panjang XU - 20 cm,bintik-bintik
hitam di pemukaan dam bagian bawah.
Bunga hmggal, pmjang sampai 45 mm,bemama memh terang sewaktu mudOa
dan mer& tua setelah tua. Benih bisa mencapai pmjang 30 cm, bemama ungu
kecakiatm. Perlu waktu dua bulan dari tumbuhnya kelapak bunga hingga berbentuk
busth, dm perlu waktu enam bulan lagi untuk mas& dm jatuhya bennih. Terdapat dua
jenis benih, yang satu pendek dan padat, yang lain panjang tetapi agak ramping,
walaupun hungmya tidstk berbeda morfolaginya
Menurut Waston (1 9281, B pmmrrhiza temasuk suku Rhizophoraceae yang
berbentuk trees (pohon), Tanman ini mencagzti kirira-kira 120 feet (40 m) tingginya,
Pada w&hr muda &an terlihat coklat dm &sur menjadi kehitaman pada pohun yang
sud& tua. Daun B, gymnorrhizu b e w m a hijau berbentuk ell(ffic acute agak
rncmcing pada kedua ujungnya dengan perbandingan panjang dm Xebar 6 - 7
berbanding 2 -3. PmgkaX dam pada urnurnnya b e d r a m 1,25 inci (3,2 cm).
Kxakteristik dari B. ggvrmrrhiza yrtitu kelopak. bmga bewarna merah, mempunyai
aka lutut, Buahnya bulat memmjang pada waktu muda k w m a hijau d m pada
waktu tua berwma kecoklatan,
2-11. Fernanfaatan Vegetasi Rkizophora spp dan Bruguiera spp sebagai Sumber
Karban
Menurut: Aksodoae (19931, pernanfaatan kayu hutan mangrove yang
berhubungan dengan kmdungan karbon biasanya digmakan dalam belltuk :
(a) Arang, kayu dari jcnis Rhizophors spp. menrpakm jenis kayu yang memiliki
kuditas arang y m g baik, karena kayu tersebut: merniliki kmakteristik : berat,
padat dm kcras yang memiliki nilai kalor yang tinggi mencapai 7.300 kkallkg,
dimtwmya adalah n i b kalur untuk. Rh. mangle mencapai 4,400kkalkg ,dengm
nilai jelaga y m g rendah, (FAO, 1994b).
(b) Kayu baicar, kayu mangrove dztpat digunkan sebagai sumber kayu bakx untuk
rnemasak. Jenis-jenis mangrove memiliki nilai kalor y m g tinggi rnisalnya
Rhizophora spp. 5.017 W g , C, bogul 4.731 kkalkg, S. Alka 4.554 kkalkg,
B. parvifrora 4.552 Mcallicg, A. qfJicinalis 4.528 kkallkg,
X,
granatum 3.899
kkalkg (FAQ, 1 994b),
2.5. Sifat Fisik d m IComposisi KimJa dstri Jenis-Jertis Mangrove
2.5,1
Berat Jenis
Menuntt Tsoumis (1 99I), kerapatzur addah kandungan m&qs,csa dalam kurm
unit volume, sedmgkm berat jjenis (BJ) addah perbandingan stntwa kerapatan kayu
(atas dwar berat kering tmw dm volume: pada kandungan air y m g telztk ditenhikan)
dengan kerapatan air pada suhu 4% (Haygreen dm Bowyer, 19931,
Kerapatan dm berat jenis kayu dipengstruhi aleh kadw air, s d t u r , ekstrstktif?
dm kompusisi kimianya (Tsoumis, 1991). (1) Kadar air. Kayu merupakm suatu
b&m y m g hrsifat bigroskufis, Penyerayan air dapat meningkath berat dan
volume kayu, sehingga makin meningkat k d a r air maka berat jenis juga abran
meningkat. (2) s
t W . Kayu tersusun atas
dinding sel d m rangga sel. Kerapatm
kayu adalah suatu ukurm jmlah dinding sel yang terkandung di dalam suatu volume.
(3). Proparsi kayu teras ymg tersusun oleh dinding sel yang MUdm rongga sel
ymg kecil, dimana makin tin@ proparsi kstyu teras m a h kmapatan akm makin
tinggi. (4). Ekstraktif, y m g tersusun atas kamponen-kompanen kirnia kmpa getah,
Iemak, resin, gula, rninyak, tanin, dm alkoloid yang nilainya bervariasi antrtra
1 - 20 %.
Makin tinggi znt ekstralctif &a
kerdgatan kayu makin tinggi.
(5). Komposisi kimia. u seldosa merniliki kerapatasl 1.528 gr/cm3, lignin merniliki
kerapatan sekitar 1.33 5 gricm3. Variasi yang ierjadi p d a selulosa di dalam kayu
kbih kecil(40 - 45 %) dibmdingkan dengan variasi pa& lignin f 17 35 %).
Menurut Mxtawijaya, Kartasujana, M a g , Prawira dm Kadir (19891,
berat jenis kayu-kayu bakau adalah sebag~berikut : B, ~ m n o r r h i z asekitar 0,94
(0,82 - 1,031, sedangkan berat jenis dari jenis Rh upiculata sekitar 1,05 (0,95 - 1,12).
h u m n y a bwat jenis Bgymnorrhiza sekitar 0,81 dan Rh. rraucrvPaafa &an
Rh. apiculada sekitar 0,94 (Seng, 1990 diterjemahkm oleh Soewarsono). Kemudim
berdasarkm penelitian F A 0 (19941, nilai berat jenis Rhizuplaora spp. stkitar 0,844.
Variasi irerapatan dipenganrhi oleh (1) variasi di ddnm palron yang didasmi
oleh (a) variasi vertikal, dimm makin ke atas kerapatian makin rendah, i
d ini
d i p e n g d i oleh komposisi ekstraktif, dm persen juvenil, (b) vwiasi horizontal ymg
dipengwuhi oleh distribusi urnur, Variai ini dapat m e m p e n g d i produksi kayu
pads setiap tahapan prtumbuhmya Cjuvcnil, mcs#ure dm over nzafure) yang &pat
menyebabkan perbedam kerapatm kayu. Pada t m a n muda kerapatannya rendah
d m keragatan juga dipengaruhi oleh variasi ketebalan dinding sel dm proparsi kayu
term. (2) variasi antar pohun dalam mtu jenis. Faktor yang menyebabkannya adalah
faktor lingkungan (tanah, iklirn, &an jar& antar pahon) dm ketunman. Faktar
lingkungan &gat mempengamhi jumlah d m Iebar jmi-jxi dm proporsi kayu tersls.
(3) v d w i antarjenis p h o n (Tsoumis, 199 1).
2.5.2
Kadar Abu
Kadar abu adalah jumlah oksida-oksida logm yang tersisa pada pemanmasan
tinggi. Ahu tersusun d a i mineral-mineral terikat kuat pada sang seperti Msium,
kcilium dm magnesium (AErmadi, 1990). Menunrt Martawijaya et al., (19891, kada
abu dari jenis B. gymaorP.hizs sekitar 1,O %. Sedrulgkan kadar abu untuk dam dari
jenis Rh. rnuem~lutasekitar 14 %, A, murim 16,JO % (Hamilton and Snedaker,
1984).
2.5.3
Kadar Zat Terbang
Kstdar xrzstt terbang menunjukan kandmgan zat-zat y m g mudah menguap y m g
hilang pada pemanasm 95U°C yang terkandung pads arang.
Secara kicimist, zat.
terbang terbagi rnenjadi tiga sub golongan yaitu senyawa alifatik, terpena dm
senyawa fenolik. Zit-zat yang rnenguctp ini akan menutupi puri-pori kayu dari arang.
2.5.4
Kstdar Air
Haygreen dm Bowyer (1993) rnengemukakm bahwa kddar air (KA) addah
berat air y m g dinyatkan dalam persen terhadap berat. kayu atau berat kering tmur
(BKT), Variasi kadar air ditentukan ctntara lain oleh k e m p u a n kayu atau massa
hyu untuk menyimparr air dm rtdanya zat, ekstraktif kayu yang bersifat higruskopis
yang terdapat pprtd adinding atau d a l m lumen sel kayu.
Kayu yang baru cliptong rnemiliki nnilai kdar air sefitstr 40 % - 200 %.
Pada berat jenis 0.80 - 1,12 kadar air kayu yang b m dipotong berkisar antara 40 80 %.(Seng, 1990). Menurn Tsaurnis (1991) bdar air pada kayu segar bberkisar
antmi 30 - 300 YO. Variasi nilai kadar air ini dipngamhi oXeh jenis pohnn, posisi
kayu di dalm pohon dm musirn. Pada kayu teras dari jenis Scots pine akrtn memiliki
kadm air mtara 30 - 40 %, sedangkm kadar air pada kayu gubalnya berkisar antara
100 - 200 %.
2.5.5.Kompasisi Kimist Kayu,
K a y addah bahan komposit alami y m g terdirj, dari b&an organik dengan
susunan unsur 50 % C, 6 % H dan 44 % 0 dm sedikit
unsur lain. Kayu &pat pula
disebut pulimer &mi, mengingat 97 - 99 % bobotnya berupa polimer (90 % untuk
kayu tropis). Dari jumlah tersebut sekitar 65 - 75 % adalstR golungan polisakarida
(Ahmadi, 1990, Rowel, 1984, dm Petersen, 1984). Menurut Hygreen dan Bowyer
(1943), satu potang kayu &an memiliki 45) % C, 6 % H, 44 % 0 dan 0,l % abu.
Sedangkm berdasarkan hasil pnelitian Litbang Kehutmm bahwa kayu memiliki
44,4 % C , 6,4 % H dm 47,2 % 0.
Menunrt Haygreen dan Bowyer (1993)- cabang memiliki nilai selulasa
sebesar 36,9 %, hemiselulosa sebesar 33,7 'YO, dm abu seksar 1,2 %, kernudian
bavang &an merniliki nilai selulosct sebesctr 5 1,1 %, herniseldosa seksar 26,8 %, dm
abu scbesar O,3 %, daun memiliki nilai selulasa sebesar 413 %, hemiselulosa sebesar
31,2 %, dm abu scbesar 0,8 %, sdangkan akar rnemiliki nilai sselulosa sebesar
44,6 %, hemiselulosa sebesar 25,6 %, dm abu scbesar 1,6 %,
Menurue Martawijaya el al., (19891, kayu dari jenis B. gmnorrhiza memiliki
h d a r selulasa sebesar 46,5 %, lignin sebesar 288,8'$4, pentasan sebesar 18,l %, silika
s e k h 0,l % dm abu sekitar 1,0 %.
2.6. Bismassa Mangrove,
Biomassa digunakan sebagai &sar perhitungan bagi kegiatan pengeialaan
hutan, ha1 ini disebabkm karena hutan dapat dimggtg sebagai smber dm sinks h i
karbun,
Pendugam kandungan karbon dapat diduga
KELOMPQK JlENlS Rhizophora spp, DAN Bruguiera spp,
DALAM T E G A U N HUTAN MANGROVE
(STUDXUSUS [DIINDRAGIN mltm RIAU)
PROGRAM PASCASARJANA
INSTIITUT PERTANIAN BQGQR
2003
l&
orgcuzik dm mempunyai nilai nitrogen tinggi
sehingga termasuk ke dalam tmsth aluvial hydronaorf (tanah muda) yang
tergolong ke dalam t;tnah regosol atau eatisul (Soerimegara, 19711,
b. Drainae (Acrasi)
Tmman mangrove hidup pada kondisi drainase dm aerasi kurang baik dm
tanah bersifat an aerobik. ],,labitat mangrove pada daamya memiliki
kecenderungan terjadinya akumulasi liat dstlm tanah kasar dm sering tergenmg
(Hutchings and Saenger, 1987).
c. Tinggi Pennukaan Air Tanah
T d mangrove memiliki ciliat, yang rnenyebabkan laju infiltrasinys rendah,
kecepatan remhsctn lateral dm vertikstl rendah, parasitas rendah, permeabilitas
rendah dm kapasitas memegang air dm kapilaritas yang tinggi. Elasistern
mangrove memiliki liat jjenuh sampai pada suatu kedalmaxa tertentu, sehingga
kapasitas memegang airnya rendah (Hutchings and Saenger, X 9871,
d. Sifat A l m i Tmah
Mangrove mengalmi proses
pembahan elevasi, drainase, stabilitas,
karikter tan& dm masukm ham, sehingga dapat menyebabkm stress sdinitas
yang dapat mempengamhi proses fisiulogis, mempengamhi kcragaman
pertumbuhm, morfolugi dm metabolisme mangrove (Hutchings and Saenger,
1987). Proses intertsi haa dengan taxaman melrtlui proses fotosintcsis &an
mernbentuk bahan orgmik, Pruduksi kotor hail futosintesis ada yang direspimsi
oleh hutm, adt yang disimpan sebagai prsduksi bersih sebagai biomassa hutan,
dan beberapa lainnya disimpan dilmtai hutan sebagai detritus ymg sebagian
dimtaranya disimpm uleh konsumer, d m dekampuser yang dapat rnempngmki
masuk:ctn ham
d m efisiensi penyerapan h
a, ymg akhirnya dapat
mempenganrhi perkembangan biomassa (ICugoand Snedaker, 1974).
e. Sumber Air T'awar
Keberdaan sumber air taw= ymg berasal dari air hujan atau sungai yang
selalu beraix dapat. r n e m p e n g h distribusi jenis (Mc Nae, 1966, Hutchings and
Saenger , I 987j.
f. PamgSurut
Pasang sunrt k r p e n g d bagi zonwi pant&, dm nil4 salinitas.
Perubahan salinit i 9 &i bat pasang sunxt dayat mempenganrhi penyebaran jenis
secwd horizontal.
Namun perubahan pasang surut juga dayat. mernberikan
kontribusi bagi pentbahan mass antara air tawar dan asin, sehingga
mempngmhi penyebaran organisme mangrove secma vereikal (Hutchings and
Saenger, 1987).
g. Oksigen terlarut
Oksigen terlmt berperan penting dalam proses respirasi dm futusintesis,
proses dekampasisi, serta sebagai faktor pengantrul terhadap komposisi jenis,
penyebaran
dm
pertumbuhm jenis-jenis
tumbuhnnya
(Aksornkuae,
Wattayakarn, and Kaetpraneet, 1 9781%
"Tanah di dalm hutm mangrove mengandung lumpur dm jenuh dengan air
sehingga kandungan aksigennya rendah atau ti&
rnengandung oksigcn, $id&
teroksidasi, oleh karena itu wama tanah menjadi kecoklatm atau abu kebiru-
biruan. Untuk itu tanaman perXu beradrtptasi melalui mekmisrne pemtrentuican
pneurnarophuru f ctlcar udara). Ujung pneumafophora terdapat lentisel yaittl
tempt keluar mwukllya u d m untuk melaymi aka dm bagian baw& tanaman.
Proses ini dibantu juga dewan d m y a aktivitas binatang mangrove penggali
lubmg (Aksamkoae et al., 1978).
h. Sdinihs Air Tanah
Sdinitias tstnah (sekitstr X 0 - 30 dlt)dipengaruhi oleh bekrapa faktor yaitu :
genangan pasang sum, tipe tanah dm topagra5, kedalamm subsoil kcdap air,
jwnlah dm curah hujm rnusiman, keluamya air &war dari sungai, limpasan
daerah daratan, evapclrasi, serta frekuensi banjir (Hutchings and Saenger, 1987).
Mekanisme yang rnendasari terjadinya interaksi tekstur tam& dm tuleransi
salinitas mernmg belum diketahui, namun penurunm pH terjadi &bat adanya
keterlihatm pertukaran kation. Pada tanah liat pertukaran ion ~ a dm
' @ clapat
menunrnlcan sdinitas air disekitar perakaran, schingga dapat rnengurmgi kontak
&ar
dengm air bersalinitas tinggi, yang dapat mengakibatkan terjadinya
penyerapan d r dm secara simultan akan mengwangi penyerapan garam, kelayum
dm eksresi garam f Hutchings and Saenger, 1987).
Sstlinitsts dibutuhkan untuk rnenjaga kernantapan ekosistem mangrove.
Tanaman yang mmpu kradaptasi akm hidup, n m u n kondisi salinitas yang
tinggi juga dapat merugikm. "Z'apifiktor yang krperan dalam pertumbuhan
mangrove bukan hanya NaCl, tetapi juga t e k m osmotik.
(I 994,)
Menurut FA0
keberadaan salinitas dm tekarzm osmotik dapat menghmbat
perkembangan yang cepat dari kanopi mangrove.
Kadar dinitas di Indonesia berkisar antara 32,5 - 33,O % frllahude, 1980).
Kadar salinitsts ini &an rnernpengdi penyebaran jenis rnangrovc karma adanya
perbedam tulermsi tanman.
Misainya Rh, mucrorausu, Rh upicula~~,
3. ~~.'mnorrlaizad m B. purvfloru tumbulr pada salinitas
10 - 30
%O
(10 - 30 grlliter).
2.2, Zanaui Wutan Mangrove
Zonasi
hutan mangrove ditentukan oleh
keadaan tanah, sztlinitas,
penggenangan, kerasnya pasang sunrt, laju pngendapan, dm pngikisan serta
ketinggian nisbi darat dm air. Zonasi juga menggambarkan tahapan sulcsesi y m g
sejalan dengm perubahan tempat tumbuh. Perubslhm ternpat tumbuh krsifat sangat
dinamis disebabkan oleh danya laju penggendapm atau pengikisan. Daya adaptasi
jenis tmlradap keadaan tempat tttumbuh jenis dapat menentukan komposisi jenis pada
tiap zonasi. Sernakin jauh dari Iaut maka susttu jenis &an menggantikm jenis lain,
dan proses ini dapat terjadi m p a i ke daerah p d i h m , yaitu berbidt'asan dengm
komunitas rawa, air tawar dm hutan pedalaman (Efut~hingsand Saenger, 1987,
Johnstone, 1983),
Menurut Waston (1928) &an Anwar er al., (19841, hutan mangrove dapat
dibagi menjadi lima bagian berdstsarkan frekumsi air pasang, yaitu ;
a. Zona yang terdekat dengan laut, dikuasai oleh Avicennia spp. d m Sonraerntl'a
spp., tumbuh pada lumpur lembek dengsm kandungsm arganik yang tinggi.
Avicennia tumbuh pada substrat berkas yang agak keras, sedangkm A, alha
tumbuh pada substrat lembek.
b. Zona yang tumbuh pada tanah kuat dm cukup kern s e m dicapai aleh behrapa
air pasang.
B.cylindrica.
Zona ini sedikit lebih tinggi yang biasctnya didomimi oieh
c. Kearah daratan lagi, zom ini dikuasai olek Rh. rnucron~tudm Rh. apiculata.
Jenis Rh. mucronata lebih banyak dijrampai pada kondisi yang agak basah dan
iumpur yang agak dalam. Pohon-pkon dipat tumbuh setinggi 35 - 40 m. Pohon
lain ymg juga terdapat pada hutan ini mencakup B. pamiflora dm XyIuc~~pus
granaturn
d. Hutan yang dikuasai oleh B. purvfluru kadang-kadang dijwnpai h p a jenis
pohon lainnya. Hutan ini juga terdapat pada lahan bekk? ttegakan Rhfzophora
SPP.
e. Hutan mangrove paling beldang dikuasai ulek B. gymnorrhizra.
Peralihan mtara EruPan ini dm hutan dataran ditmdai aleh adanya Lumnitieru
racemosu, X. rnoluccsnsi~, Inlsiu bouga, Ficus rebus, Calumw spp. (rotan),
Ormcosperma tigilariu (nibung pantai). Zona-mna ini tid& selalu nyakst terutma di
hutan terganggu oleh mmusia. Di hutan tergturggu, p&s
kaji (Acrosticurn aureerm)
sangat mum dan padat.
2.3.Beskripsi Batanis Jenis Rhizophara spp dan Bruguiera spp.
Rhizophoru spp. berasai dari kata Rhiza yang berarti aka dm phora y a g
berarti tunjmg, Kaaktcristik genus ini adalrth pohon, vivipar, stilt routs (akar
tunjang) melengkung seperti panah. Dam descussute, sederhana, berhadapan eliftik
sampai oval, tulang tengah bercabang fiingga ke tepi dam, stipula (dam duduk)
Imceulate.
Pernbmgaan akilmis, cymose (suatu klaster bunga, sering tepinya
cembung atau datar, bercabangj. Terdapat 4 sepal, 4 petal, 4 - 12 stamen, anther
hampir sensil, tringular (bersudut tiga), ovari (bakal buslh) semi inferior, menyatu
dengan hypanthium, mempunyai 2 lukul dm setiap lahlnya ter&apat 2 ovde (sel
~ l u r ) Terdapat
.
1 benih subur setiap buah (propagulnya). Hipokotil silindris dengztn
pmjmg hinggst 40 cm. "Terdapat9 species pada genus Rhizophora (Waston, 1928,
FAO, 1994a, Hutchings and Saenger, 1987).
Rh. upicultrfatumbuh pada daerah pastsang y m g dalam, pada kandisi yang baik
tingginya dqat mencapai 30 cm, dimanfaatkan mtuk kayu b a h dm rnempakan
arang yang b i k . Karakteristik &ar udara turnhuh dengan baik, jumlah lengkungan
kar udara dipengaruhi oleh lokasi tumbuhnyst pokun. Pada lingkungan yang cocok
jumlah lengkungan akarnya sedikit, tecslpi j i b dcterahnya terisoloasi rn&
jumkak
lengkwgamya banyak: (Waston, 1928, FAO, 1994a, Elutchings and Saenger, 1987).
Kulit batimgnya ah-abu, Xlalus pada waktu muda dm memiliki lentisel yang
ramping. Dam bersilang berhad0apm, perm&m atas hijau terang w p a i hijau
kekuningan, pemukaan bawah hijau kekuningan, tulmg u t m a daun pada bagian
bawah benvarna kernerahiin, panjang 10 - 20 cm, lebar 5 -- 8 cm,berbentuk bulat
telur dengm ujung menracing. Daun menyerupai 3.ay~nnorrhizatetapi kadangkadang pada daw tua terdagit bbintij. hitam pada pemukaan bawtthnya dm ujungnya
rneruncing dengan panjang 2 - 3 mm (Waston, 1928, FAO, 1994a, Hutchings and
Saenger, 1987).
Bunga berpasangan, panjang kelopak 12 - 14 mm, lelrar 9 - 10 mm knvmtma
j ingga kekuningm, pada perm&mya tcrdapat lentisel benvarna kecoldatan.
Tumbuhnya knih memerlukan waktu 22 bulan, dimuiai saat biji panjmgnya 7 mm
sehingga benih mas& jatuh, Pmjmg hnih mencapai 35 cm,ujung tidak: rneruncing,
agak bulat dan tidak padat. Benih selalu mas& dengan baik di bawah naungan daun
tua. Panjang buah 25 - 30 cm, lebar 15 - 17 mm, caMat dengan kulit kasnsar. (Waston,
1928, FAO, 1994q Hutchings and Saengm, 1987).
Rh, vnucronatu tumbuh pada daerah y m g seldu tergenmg pasmg, biasanya di
garis pantai wdaupun kadang-kadang tumbuh di pesisir pantai. P d a Xingkungm
y m g baik tingginya rnencapai 35 m, digunakan sebagai kayu b&ar dm mcrupakm
wang ymg berkualirw baik.
Kwaktelristik aka udamya tumbuh dengan baik.
Jumlah lengkungm &arnya dipengmhi aleh lokasi pahan. Kulit batmg abu-abu
pada waktu muda dm berlentisel, kasar dm mudah mengelupas setelah tua. Ukuran
daunya rnenrgkan daun tcrbew mtuk fsunili Rhizophoraceae, bersilangm
krhadrtpm, permulaan atas bemama hijau mengkilap hingga kuning mengkilap
kehijauan, panjang 13 - 23 cm, leba 6 - 12 cm, berbentuk bulat lelur, ujung
memcing dengan panjaszg 5 - 7 mm, terdapat titik-titik hitam pada perm+
baw& daun tua (Wastun, 1928, FAO, 1994 a, I,iutchingsand Saengcr, 1987).
Bunga krkelampok 4 - 16, pmjang 14 - 16 mm, lebar 7 - 9 mm, kuning
kehijwan pada waktu muda, putik bemama gading, dam rnahlcata berjwnlcth 4,
berbulu, benang sari pendek 1 - 2 mm, pada dasar bunga terdapat b&aI buah dengm
pmjang 6 - 8 cm, kbar 2 - 3 cm.
Benihya sangat besar bagi fmili
Rhizophoraceae, dengan panjrtng dapat mmencapai 90 cm,ujungnya rnenrncing dm
pendek. Benih j m g tertmcap di tanah ketika jatuh.
Tumbuhan ini lebih menyukiai tumbuh di daerah berlumpur dengan pasang
tinggi, tettapi daprtt juga tumbuh di pantai berpasir. Pa& kundisi yang baik tumbuhan
ini dapat rnencapai 35 m tingginya.
Kulit pohon k w r hitam dm mudah terkelupas, biamya dirnmfaatkm
sebagai bahm pewma. Akar lutut terdapat ddam jumlah yang bemr pa& daerah
yang berair, mudah patah, tingginya 50 m dengan diameter 2 - 5 cm.
Dam bersilang krhadapan, permukaan am hijau twang sampai kuning
kehijauan, ibu tdang dam berwama kemerahan, panjang XU - 20 cm,bintik-bintik
hitam di pemukaan dam bagian bawah.
Bunga hmggal, pmjang sampai 45 mm,bemama memh terang sewaktu mudOa
dan mer& tua setelah tua. Benih bisa mencapai pmjang 30 cm, bemama ungu
kecakiatm. Perlu waktu dua bulan dari tumbuhnya kelapak bunga hingga berbentuk
busth, dm perlu waktu enam bulan lagi untuk mas& dm jatuhya bennih. Terdapat dua
jenis benih, yang satu pendek dan padat, yang lain panjang tetapi agak ramping,
walaupun hungmya tidstk berbeda morfolaginya
Menurut Waston (1 9281, B pmmrrhiza temasuk suku Rhizophoraceae yang
berbentuk trees (pohon), Tanman ini mencagzti kirira-kira 120 feet (40 m) tingginya,
Pada w&hr muda &an terlihat coklat dm &sur menjadi kehitaman pada pohun yang
sud& tua. Daun B, gymnorrhizu b e w m a hijau berbentuk ell(ffic acute agak
rncmcing pada kedua ujungnya dengan perbandingan panjang dm Xebar 6 - 7
berbanding 2 -3. PmgkaX dam pada urnurnnya b e d r a m 1,25 inci (3,2 cm).
Kxakteristik dari B. ggvrmrrhiza yrtitu kelopak. bmga bewarna merah, mempunyai
aka lutut, Buahnya bulat memmjang pada waktu muda k w m a hijau d m pada
waktu tua berwma kecoklatan,
2-11. Fernanfaatan Vegetasi Rkizophora spp dan Bruguiera spp sebagai Sumber
Karban
Menurut: Aksodoae (19931, pernanfaatan kayu hutan mangrove yang
berhubungan dengan kmdungan karbon biasanya digmakan dalam belltuk :
(a) Arang, kayu dari jcnis Rhizophors spp. menrpakm jenis kayu yang memiliki
kuditas arang y m g baik, karena kayu tersebut: merniliki kmakteristik : berat,
padat dm kcras yang memiliki nilai kalor yang tinggi mencapai 7.300 kkallkg,
dimtwmya adalah n i b kalur untuk. Rh. mangle mencapai 4,400kkalkg ,dengm
nilai jelaga y m g rendah, (FAO, 1994b).
(b) Kayu baicar, kayu mangrove dztpat digunkan sebagai sumber kayu bakx untuk
rnemasak. Jenis-jenis mangrove memiliki nilai kalor y m g tinggi rnisalnya
Rhizophora spp. 5.017 W g , C, bogul 4.731 kkalkg, S. Alka 4.554 kkalkg,
B. parvifrora 4.552 Mcallicg, A. qfJicinalis 4.528 kkallkg,
X,
granatum 3.899
kkalkg (FAQ, 1 994b),
2.5. Sifat Fisik d m IComposisi KimJa dstri Jenis-Jertis Mangrove
2.5,1
Berat Jenis
Menuntt Tsoumis (1 99I), kerapatzur addah kandungan m&qs,csa dalam kurm
unit volume, sedmgkm berat jjenis (BJ) addah perbandingan stntwa kerapatan kayu
(atas dwar berat kering tmw dm volume: pada kandungan air y m g telztk ditenhikan)
dengan kerapatan air pada suhu 4% (Haygreen dm Bowyer, 19931,
Kerapatan dm berat jenis kayu dipengstruhi aleh kadw air, s d t u r , ekstrstktif?
dm kompusisi kimianya (Tsoumis, 1991). (1) Kadar air. Kayu merupakm suatu
b&m y m g hrsifat bigroskufis, Penyerayan air dapat meningkath berat dan
volume kayu, sehingga makin meningkat k d a r air maka berat jenis juga abran
meningkat. (2) s
t W . Kayu tersusun atas
dinding sel d m rangga sel. Kerapatm
kayu adalah suatu ukurm jmlah dinding sel yang terkandung di dalam suatu volume.
(3). Proparsi kayu teras ymg tersusun oleh dinding sel yang MUdm rongga sel
ymg kecil, dimana makin tin@ proparsi kstyu teras m a h kmapatan akm makin
tinggi. (4). Ekstraktif, y m g tersusun atas kamponen-kompanen kirnia kmpa getah,
Iemak, resin, gula, rninyak, tanin, dm alkoloid yang nilainya bervariasi antrtra
1 - 20 %.
Makin tinggi znt ekstralctif &a
kerdgatan kayu makin tinggi.
(5). Komposisi kimia. u seldosa merniliki kerapatasl 1.528 gr/cm3, lignin merniliki
kerapatan sekitar 1.33 5 gricm3. Variasi yang ierjadi p d a selulosa di dalam kayu
kbih kecil(40 - 45 %) dibmdingkan dengan variasi pa& lignin f 17 35 %).
Menurut Mxtawijaya, Kartasujana, M a g , Prawira dm Kadir (19891,
berat jenis kayu-kayu bakau adalah sebag~berikut : B, ~ m n o r r h i z asekitar 0,94
(0,82 - 1,031, sedangkan berat jenis dari jenis Rh upiculata sekitar 1,05 (0,95 - 1,12).
h u m n y a bwat jenis Bgymnorrhiza sekitar 0,81 dan Rh. rraucrvPaafa &an
Rh. apiculada sekitar 0,94 (Seng, 1990 diterjemahkm oleh Soewarsono). Kemudim
berdasarkm penelitian F A 0 (19941, nilai berat jenis Rhizuplaora spp. stkitar 0,844.
Variasi irerapatan dipenganrhi oleh (1) variasi di ddnm palron yang didasmi
oleh (a) variasi vertikal, dimm makin ke atas kerapatian makin rendah, i
d ini
d i p e n g d i oleh komposisi ekstraktif, dm persen juvenil, (b) vwiasi horizontal ymg
dipengwuhi oleh distribusi urnur, Variai ini dapat m e m p e n g d i produksi kayu
pads setiap tahapan prtumbuhmya Cjuvcnil, mcs#ure dm over nzafure) yang &pat
menyebabkan perbedam kerapatm kayu. Pada t m a n muda kerapatannya rendah
d m keragatan juga dipengaruhi oleh variasi ketebalan dinding sel dm proparsi kayu
term. (2) variasi antar pohun dalam mtu jenis. Faktor yang menyebabkannya adalah
faktor lingkungan (tanah, iklirn, &an jar& antar pahon) dm ketunman. Faktar
lingkungan &gat mempengamhi jumlah d m Iebar jmi-jxi dm proporsi kayu tersls.
(3) v d w i antarjenis p h o n (Tsoumis, 199 1).
2.5.2
Kadar Abu
Kadar abu adalah jumlah oksida-oksida logm yang tersisa pada pemanmasan
tinggi. Ahu tersusun d a i mineral-mineral terikat kuat pada sang seperti Msium,
kcilium dm magnesium (AErmadi, 1990). Menunrt Martawijaya et al., (19891, kada
abu dari jenis B. gymaorP.hizs sekitar 1,O %. Sedrulgkan kadar abu untuk dam dari
jenis Rh. rnuem~lutasekitar 14 %, A, murim 16,JO % (Hamilton and Snedaker,
1984).
2.5.3
Kadar Zat Terbang
Kstdar xrzstt terbang menunjukan kandmgan zat-zat y m g mudah menguap y m g
hilang pada pemanasm 95U°C yang terkandung pads arang.
Secara kicimist, zat.
terbang terbagi rnenjadi tiga sub golongan yaitu senyawa alifatik, terpena dm
senyawa fenolik. Zit-zat yang rnenguctp ini akan menutupi puri-pori kayu dari arang.
2.5.4
Kstdar Air
Haygreen dm Bowyer (1993) rnengemukakm bahwa kddar air (KA) addah
berat air y m g dinyatkan dalam persen terhadap berat. kayu atau berat kering tmur
(BKT), Variasi kadar air ditentukan ctntara lain oleh k e m p u a n kayu atau massa
hyu untuk menyimparr air dm rtdanya zat, ekstraktif kayu yang bersifat higruskopis
yang terdapat pprtd adinding atau d a l m lumen sel kayu.
Kayu yang baru cliptong rnemiliki nnilai kdar air sefitstr 40 % - 200 %.
Pada berat jenis 0.80 - 1,12 kadar air kayu yang b m dipotong berkisar antara 40 80 %.(Seng, 1990). Menurn Tsaurnis (1991) bdar air pada kayu segar bberkisar
antmi 30 - 300 YO. Variasi nilai kadar air ini dipngamhi oXeh jenis pohnn, posisi
kayu di dalm pohon dm musirn. Pada kayu teras dari jenis Scots pine akrtn memiliki
kadm air mtara 30 - 40 %, sedangkm kadar air pada kayu gubalnya berkisar antara
100 - 200 %.
2.5.5.Kompasisi Kimist Kayu,
K a y addah bahan komposit alami y m g terdirj, dari b&an organik dengan
susunan unsur 50 % C, 6 % H dan 44 % 0 dm sedikit
unsur lain. Kayu &pat pula
disebut pulimer &mi, mengingat 97 - 99 % bobotnya berupa polimer (90 % untuk
kayu tropis). Dari jumlah tersebut sekitar 65 - 75 % adalstR golungan polisakarida
(Ahmadi, 1990, Rowel, 1984, dm Petersen, 1984). Menurut Hygreen dan Bowyer
(1943), satu potang kayu &an memiliki 45) % C, 6 % H, 44 % 0 dan 0,l % abu.
Sedangkm berdasarkan hasil pnelitian Litbang Kehutmm bahwa kayu memiliki
44,4 % C , 6,4 % H dm 47,2 % 0.
Menunrt Haygreen dan Bowyer (1993)- cabang memiliki nilai selulasa
sebesar 36,9 %, hemiselulosa sebesar 33,7 'YO, dm abu seksar 1,2 %, kernudian
bavang &an merniliki nilai selulosct sebesctr 5 1,1 %, herniseldosa seksar 26,8 %, dm
abu scbesar O,3 %, daun memiliki nilai selulasa sebesar 413 %, hemiselulosa sebesar
31,2 %, dm abu scbesar 0,8 %, sdangkan akar rnemiliki nilai sselulosa sebesar
44,6 %, hemiselulosa sebesar 25,6 %, dm abu scbesar 1,6 %,
Menurue Martawijaya el al., (19891, kayu dari jenis B. gmnorrhiza memiliki
h d a r selulasa sebesar 46,5 %, lignin sebesar 288,8'$4, pentasan sebesar 18,l %, silika
s e k h 0,l % dm abu sekitar 1,0 %.
2.6. Bismassa Mangrove,
Biomassa digunakan sebagai &sar perhitungan bagi kegiatan pengeialaan
hutan, ha1 ini disebabkm karena hutan dapat dimggtg sebagai smber dm sinks h i
karbun,
Pendugam kandungan karbon dapat diduga