Perancangan Penilaian Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika melalui Penilaian yang Efektif budiyono

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika melalui Penilaian yang Efektif 17 terkait dengan mata pelajaran yang diampunya, atau paling tidak menjaga agar kadar afektif siswanya tidak menurun. Menurunnya kadar afektif peserta didik terhadap matematika, menandakan bahwa peserta didik tidak tertarik terhadap mata pelajaran matematika, dan pada gilirannya pembelajaran matematika di kelas akan berjalan dengan membosankan. Dengan dapat diukurnya kadar afektif para peserta didik secara kontinu, guru dapat pula melakukan refleksi atas proses pembelajar- annya. Jika kadar afektif para peserta didik cenderung menurun, maka terdapat indikasi bahwa proses pembelajaran yang telah berlangsung kurang menarik, sehingga guru dapat melakukan perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Misalnya, setelah dilakukan pengukuran, ternyata tingkat kecemasan sebagian besar siswanya tinggi. Dalam kasus seperti ini, pendidik dapat mengurangi dampak negatif dari kecemasan tersebut. Misalnya dengan menciptakan kelas yang nyaman dan menyajikan pelajaran dengan menyenangkan. Jika tingkat motivasi sebagian peserta didik rendah, pendidik dapat meningkatkan motivasi dengan berbagai cara, misalnya dengan menggunakan berbagai macam model persentasi pembelajaran.

b. Perancangan Penilaian

Agar penilaian menjadi efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, maka diperlukan perancangan penilaian yang matang, tidak saja untuk penilaian sumatif, misalnya ujian semester, tetapi juga untuk penilaian diagnostik dan penilaian formatif. Pada kenyataannya sering tidak tersedia cukup waktu untuk melakukan perancangan dengan baik. Temuan penelitian Djemari Mardapi, dkk 1999 juga mengatakan bahwa sebagian besar pendidik melakukan ulangan ujian dengan tanpa membuat kisi-kisi dan tidak melakukan telaah soal dengan teman sejawat. Dalam skala yang lebih besar, misalnya ulangan umum bersama atau ujian masuk sekolah, langkah-langkah untuk memperoleh instrumen yang valid dan reliabel serta untuk memperoleh butir-butir soal yang baik seharusnya dilakukan, misalnya melalui suatu uji coba. 06 Januari 2007 18 Apabila uji coba untuk melihat validitas, reliabilitas, dan kualitas butir-butir soal tidak dapat dilakukan, seharusnya dilakukan peer review di antara pendidik yang sebidang untuk melakukan telaah kisi- kisi dan telaah kualitas butir soal. Telaah tersebut meliputi telaah apakah butir-butir soal yang telah ditulis telah berorientasi pada kompetensi dan adil. Dalam melakukan perancangan untuk menentukan peserta didik yang berhasil tuntas atau tidak, sesuai dengan penilaian berbasis kompetensi, maka untuk menentukan ketuntasan danatau kelulusan peserta didik perlu ditentukan kriteria minimal. Hal ini mengacu kepada prinsip menggunakan acuan kriteria pada pelaksanaan penilaian. Sebelum dilakukan penilaian, sesuai dengan prinsip terbuka, kompetensi yang dinilai, prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan harus disampaikan secara terbuka kepada peserta didik. Akan lebih baik lagi apabila kompetensi yang dinilai, prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan tersebut juga diketahui oleh orang tua peserta didik dan masyarakat pada umumnya. Hal terakhir ini dapat disampaikan secara terbuka, misalnya melalui website sekolah atau majalah sekolah.

c. Pelaksanaan Penilaian