PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEMAHAMAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK MELALUI KESADARAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI MEMILIKI NPWP SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus pada Masyarakat di Kota Samarinda, Kalimantan Timur)
PAJAK TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK MELALUI KESADARAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI MEMILIKI NPWP
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus pada Masyarakat di Kota Samarinda, Kalimantan Timur) THE INFLUENCE OF EDUCATION LEVEL AND UNDERSTANDING
TAXPAYER TOWARD THE WILL OF PAY TAXES THROUGH
INDIVIDUAL TAXPAYER’S AWARENESS OF OWNING NPWP AS
INTERVENING VARIABLE
(A Case Study on Society in the City of Samarinda, East Borneo) SKRIPSI
Oleh
ELVINA APRIANI ASTARI 20130420152
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(2)
(Studi Kasus pada Masyarakat di Kota Samarinda, Kalimantan Timur) THE INFLUENCE OF EDUCATION LEVEL AND UNDERSTANDING
TAXPAYER TOWARD THE WILL OF PAY TAXES THROUGH
INDIVIDUAL TAXPAYER’S AWARENESS OF OWNING NPWP AS
INTERVENING VARIABLE
(A Case Study on Society in the City of Samarinda, East Borneo) SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Akuntansi Universitas Mummadiyah Yogyakarta
Oleh
ELVINA APRIANI ASTARI 20130420152
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(3)
(4)
maha mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.
(Q.S. At Taubah/9:105)
“Berbuatlah kamu untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya dan berbuatlah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok hari”.
(5)
Terima Kasih Kepada..
Allah SWT, Dzat Maha Sempurna yang meridhoi setiap jalan yang ditempuh sehingga Saya diberi kelancaran dalam penulisan skripsi ini yang Inshaa Allah dapat bermanfaat suatu saat nanti.
Kedua Orang Tua dan Adik, (Bapak Wasunu Bekti, Ibu Sumarti dan Desty Anisa) yang selalu memberi dukungan doa dan semangat saat mendengarkan keluh kesah, serta tidak henti-hentinya memanjatkan doa untuk kesuksesaan anaknya.
Dosen Pembimbing Skripsi (Dr. Ietje Nazaruddin, S.E., M.Si., Ak., CA) yang selalu meluangkan waktunya yang begitu padat untuk membimbing Saya dalam penyelesaian skripsi. Dosen yang paling Saya takutin dari awal kuliah ternyata orangnya baik banget .
Bapak Ibu Dosen Akuntansi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi Saya agar dapat diterapkan di kemudian hari.
Sahabat dari SMA (Tasha Octavia dan Risky Wulansari) yang selalu memberikan dukungan doa, semangat dan mendengarkan keluh kesah tiada henti. Sekarang sudah jarang ketemu akibat kesibukan masing-masing. Semangat ya untuk kalian berdua yang sedang ditahap penyelesaian skripsi. Kalian pekerja keras, semoga mendapat hasil yang terbaik .
Sahabat dari SMP (Risa Nurfita dan Fimim Agustin) yang banyak sekali membantu Saya terutama dalam penyebaran kuesioner skripsi. Terkhusus Risa yang banyak-banyak sekali direpotkan oleh Saya baik
(6)
Keluarga kedua (Hera Nurmalita, Choirunnisa, Lili Handayani, Nina Lutfyantika, Norma Widya, Tiara Rahma) suka duka Saya dari awal menjadi anak rantau jauh dari keluarga di rumah dan mengeluh beratnya hidup mandiri di Kota orang bareng mereka semua. Terima kasih telah menjadi keluarga yang selalu mendukung satu sama lain. Inshaa Allah kita bertemu di lain waktu, dimana kita menjadi pribadi yang dapat dibanggakan.
Farida, Winda, Suci, Endri, Dila, Elsa, Susmeni terima kasih sudah menemani dan menyemangati disaat down Skripsi. Terima kasih untuk ke Sekatennya, itu menegangkan parah. Semangat skripsi ya temen sekaten .
Awalnya ada yang nggak kenal, kenal tapi nggak deket banget, nggak kenal nggak deket cuma tau, yey temen KKN (Fitria, Ita, Farida, suci, Nia, Ayu, Intan, Fachrul, Priyo, Haerul, Amri, Bayu, Dede) sebulan bareng rasanya gimana guys? Haha. 2 minggu pertama masih jaim yaa, minggu ke 3 lumayan terbuka, minggu ke 4 baru deket tapi udah mau pisah. Tiap hari kerjaannya ngitungin kalender ya kapan pulang haha. Terima kasih untuk sebulannya jadi banyak belajar karakter orang, tanggung jawab, toleransi, kesabaran, memaafkan, kedewasaan, kerja keras, dll. Jangan lupa senyum guys .
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas dukungan dan doanya.
(7)
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
INTISARI ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Landasan Teori ... 8
B. Penelitian Terdahulu ... 19
C. Penurunan Hipotesis ... 22
D. Model Penelitian ... 30
BAB III METODE PENELITIAN... 31
E. Metode Penelitian ... 31
F. Metode Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
G. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 42
H. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 43
(8)
L. Keterbatasan ... 67 M. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA
(9)
Tabel 3. 1 Operasional Variabel... 34
Tabel 3. 2 Persamaan Variabel Laten pada Variabel Konstruk Pemahaman Wajib Pajak ... 37
Tabel 3. 3 Persamaan Variabel Laten pada Variabel Konstruk Endogen Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP ... 37
Tabel 3. 4 Persamaan Variabel Laten pada Variabel Konstruk Endogen Kemauan Membayar Pajak... 37
Tabel 4. 1 Demografi Responden... 42
Tabel 4. 2 Hasil Goodness of Fit Index ... 44
Tabel 4. 3 Output Regression Weight ... 45
Tabel 4. 4 Output Loading Factor ... 45
Tabel 4. 5 Hasil Goodness of Fit Index ... 47
Tabel 4. 6 Output Regression Weight ... 47
Tabel 4. 7 Output Loading Factor ... 48
Tabel 4. 8 Hasil Goodness of Fit Index ... 49
Tabel 4. 9 Output Standardized Weight Model Struktural ... 50
Tabel 4. 10 Output Assessment of Normality ... 51
Tabel 4. 11 Output Mahalanobis ... 52
Tabel 4. 12 Output Zscore ... 53
Tabel 4. 13 Hasil Uji Realibilitas ... 54
Tabel 4. 14 Nilai MSA Setiap Variabel ... 55
Tabel 4. 15 Loading factor Variabel ... 55
Tabel 4. 16 Output Regression Weight ... 55
(10)
Memiliki NPWP sebagai Variabel Intervening... 30
Gambar 3. 1 Diagram Jalur ... 36
Gambar 4. 1 Uji CFA Konstruk Eksogen ... 44
Gambar 4. 2 Uji CFA antar Konstruk Endogen ... 46
(11)
(12)
Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi Memiliki NPWP sebagai Variabel Intervening. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kota Samarinda. Dalam Penelitian ini sampel berjumlah 226 menggunakan metode Convenience Sampling. Alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation Modelling
(SEM) dan software yang digunakan adalah AMOS 18. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa tingkat pendidikan tidak signifikan terhadap kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP. Pemahaman Wajib pajak berpengaruh positif secara signifikan terhadap kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP. Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP berpengaruh positif secara signifikan terhadap kemauan membayar pajak, serta kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi tidak memediasi (intervening) antara tingkat pendidikan terhadap kemauan membayar pajak dan pemahaman Wajib Pajak terhadap kemauan membayar pajak.
Kata kunci : Tingkat Pendidikan, Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi Memiliki NPWP, dan Kemauan Membayar Pajak.
(13)
The purpose of this research is for analyzing “The Influence of Education Level and Taxpayer’s Comprehension Toward The Will of Pay Taxes Through Individual Taxpayer’s awareness of owning NPWP as Intervening Variable”. This research has 226 sample on society in the City of Samarinda which using Convenience Sampling Method. Structural Equation Modelling (SEM) is being used for this research. This research is using software by AMOS 18. Based on analysis, the result obtain that Education Level not significant Toward Individual Taxpayer’s awareness of owning NPWP. Understanding taxpayer has positive effect in a significant Toward Individual Taxpayer’s awareness of owning NPWP. Individual Taxpayer’s awareness of owning NPWP has positive effect toward The Will of Pay Taxes, along with Individual Taxpayer’s awareness did not mediate between Education Level toward The Will of Pay Taxes and Understanding Taxpayer toward The Will of Pay Taxes.
Key words : Education Level, Understanding Taxpayer, The Will of Pay Taxes,
(14)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar untuk negara dan merupakan sumber dana untuk pembangunan nasional. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 dalam pasal 1 berbunyi bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. At-Taubat:41 yang artinya “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan mapun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahuinya”.
Jadi memang sudah sepatutnya kita sebagai warga negara yang baik untuk taat akan bayar pajak. Pajak memiliki peran yang sangat vital dalam sebuah negara, tanpa pajak kehidupan negara tidak akan bisa berjalan dengan baik. Pembangunan infrasruktur, biaya pendidikan, biaya kesehatan, subsidi bahan bakar minyak (BBM), pembayaran para pegawai negara dan pembangunan fasilitas publik semua dibiayai dari pajak. Semakin banyak pajak yang dipungut maka semakin banyak fasilitas dan infrastruktur yang dibangun.
(15)
Karena itu, pajak merupakan ujung tombak pembangunan sebuah negara. Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional.
Mardiasmo (2012) menyatakan pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa imbalan (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Wujud nyata dari pajak yang kita bayarkan dapat dilihat dari pembangunan secara umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas dan kantor polisi dimana semua itu menggunakan uang yang berasal dari pajak. Sebagaimana fungsi pajak sebagai fungsi budgetir atau fungsi finansial yang akan mengatur sumber-sumber penerimaan dan pos pengeluaran.
Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan.
(16)
Masih rendahnya jumlah masyarakat dalam membayar pajak didasarkan karena kurangnya kesadaran untuk memiliki NPWP dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya perpajakan. Masyarakat di Kota Samarinda adalah masyarakat yang sebagian besar memiliki penghasilan yang bisa dibilang cukup baik. Tetapi masyarakatnya masih banyak yang tidak mau untuk membayar pajak, padahal jika dilihat dari segi penghasilan dapat dikatakan cukup mampu. Selagi seseorang memiliki penghasilan tetap, wajib untuk mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak dengan cara memiliki NPWP.
Bagi beberapa orang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dan bekerja diperusahaan besar yang menerapkan peraturan untuk setiap yang bekerja di perusahaan tersebut agar mendaftarakan kepemilikan NPWP, kesadaran untuk memenuhi kewajiban pajak dengan cara memiliki NPWP dianggap karena tuntutan semata dan bukan karena kesadaran diri sendiri. Sebagian yang memiliki tingkat pendidikan tinggi tapi bekerja di perusahaan yang tidak menganjurkan untuk mendaftarakan kepemilikan NPWP dibuktikan dengan banyak yang tidak memiliki NPWP.
Bagaimana dengan masyarakat yang bekerja tapi bukan di perusahaan besar tersebut atau perusahaan yang menerapkan pendaftaran kepemilikan NPWP? Dengan masalah seperti ini kemauan masyarakat untuk membayar pajak akan minim. Berpendidikan tinggi tidak menjamin orang mau membayar pajak. Seharusnya tingkat pendidikan yang tinggi menjadi
(17)
pengukur seseorang untuk dapat lebih nalar dalam be rpikir dan memahami sesuatu dengan baik.
Banyak masyarakat yang berpendidikan rendah sebenarnya ingin membayar pajak tetapi menemukan kendala dari segi jarak tempuh rumah dan kantor pajak yang terlalu jauh, masalah sekarang karena sistem perpajakan yang sudah modern, tidak dapat mengakses internet karena keterbatasan yang dimiliki atau memang sebagian dari masyarakat tidak mau untuk membayar pajak karena menganggap pajak adalah beban tambahan yang ditanggung dalam kegiatan ekonominya jadi masyarakat akan lebih cenderung untuk memenuhi kebutuhan pokoknya terlebih dahulu. Sudah sangat jelas kurangnya kemauan seseorang untuk membayar pajak dapat berdampak tidak baik bagi penerimaan pajak. Upaya dari pemerintah disini sangat diperlukan untuk meningkatkan kemauan seseorang dalam membayar pajak dimulai dengan meningkatkan kesadaran masayarakatnya untuk memiliki NPWP.
Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin meneliti lebih jauh tentang kondisi masyarakat di Kota Samarinda dengan menggunakan variabel independen tingkat pendidikan dan pemahaman Wajib Pajak dengan variabel dependen kemauan membayar pajak serta variabel interveningnya kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP. Penelitian ini bukan penelitian replikasi tetapi studi lapangan, dimana masalah yang terjadi ada disekitar penulis. Penulis mengkompilasi dari penelitian-penelitian lain yang hampir mendekati dengan variabel yang akan digunakan sebagai referensi. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “Pengaruh Tingkat Pendidikan dan
(18)
Pemahaman Wajib Pajak terhadap Kemauan Membayar Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk Memiliki NPWP Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus pada Masyarakat di Kota Samarinda, Kalimantan Timur)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah yaitu :
1. Apakah tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP ?
2. Apakah pemahaman Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP?
3. Apakah kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak ?
4. Apakah tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak melalui kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP ?
5. Apakah pemahaman Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak melalui kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP ?
(19)
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh positif dari tingkat pendidikan terhadap kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP.
2. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh positif dari pemahaman Wajib Pajak terhadap kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP.
3. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh positif dari kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP terhadap kemauan membayara pajak.
4. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh positif dari tingkat pendidikan terhadap kemauan membayar pajak melalui kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP.
5. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh positif dari pemahaman Wajib Pajak terhadap kemauan membayar pajak melalui kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP.
D. Manfaat Penelitian 1. Kontribusi Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi pengembangan keilmuan di bidang perpajakan untuk mengetahui bagaimana cara agar
(20)
meningkatkan kemauan masyarakat/Wajib Pajak dalam membayar pajak dan memiliki NPWP di Kota Samarinda.
2. Kontribusi Praktis
a. Masyarakat/Wajib Pajak, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi untuk meningkatkan pemahaman Wajib Pajak tetang pentingnya pajak dan kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP sehingga dapat meningkatnya kemauan membayar pajak.
b. Peneliti berikutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian selanjutnya berkaitan dengan topik ini.
c. Kantor Pelayanan Pajak, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tambahan untuk menjelaskan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki Wajib Pajak menjadi pengukur pemahaman Wajib Pajak dan diharapkan pemerintah memberikan pemahaman yang jelas tentang perpajakan sehingga meningkatkan kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP agar Wajib Pajak secara menyeluruh membayar pajak.
(21)
31
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Kota Samarinda dipilih untuk dijadikan sebagai tempat penelitian karena masyarakat disana sebagian besar masih rendah tingkat kesadarannya untuk memiliki NPWP dan cenderung enggan membayar pajak. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 dan dilakukan dengan menyebar kuesioner pada 250 responden.
2. Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2014) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkankan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kota Samarinda, Kalimantan Timur yang berjumlah 925.304 penduduk.
b. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2014) merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
(22)
pengambilan sampel yang berdasarkan kemudahan memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Penelitian ini mengaju pada Ghozali (2013) yaitu penelitian yang menggunakan SEM, metode estimasi menggunakan maximum likehood (ML) dengan minimum yang diperlukan sampel 100 sampai dengan tak terhingga.
3. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan metode penelitian kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari sumber yang berupa jawaban kuesioner. Sumber dapat ini diperoleh dari masyarakat di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner yang disebar pada masyarakat di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Kuesioner juga dilengkapi dengan petunjuk pengisian yang sederhana dan jelas untuk membantu responden melakukan pengisian dengan lengkap. Dengan pengukuran menggunakan skala likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan jawaban sebagai berikut :
1 = Sangat Tidak Setuju (SS) 2 = Tidak Setuju (TS)
(23)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
5. Definisi dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini terdiri atas 2 (dua) variabel bebas yaitu tingkat pendidikan dan pemahaman Wajib Pajak, 1 (satu) variabel intervening yaitu kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi Memiliki NPWP dan 1 (satu) variabel terikat yaitu kemauan membayar pajak.
a. Tingkat Pendidikan
Keterangan : Jika 1 berarti masyarakat berpendidikan SMA, jika 2 berarti masyarakat berpendidikan Diploma, jika 3 berarti masyarakat berpendidikan S1, jika 4 berarti masyarakat berpendidikan S2, jika 5 berarti masyarakat berpendidikan S3.
b. Pemahaman Wajib Pajak
Keterangan : Jika 1 berarti pemahaman Wajib Pajak sangat rendah, jika 2 berarti pemahaman Wajib Pajak rendah, jika 3 berarti pemahaman Wajib Pajak ragu-ragu, jika 4 berarti pemahaman Wajib Pajak tinggi, jika 5 berarti pemahaman Wajib Pajak sangat tinggi. c. Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi Memiliki NPWP
Keterangan : Jika 1 berarti kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP sangat rendah, jika 2 berarti kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP rendah, jika 3 berarti kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi ragu-ragu, jika 4 berarti kesadaran Wajib
(24)
Pajak Orang Pribadi tinggi, jika 5 berarti kesadaran Wajib Pajak Orang pribadi sangat tinggi.
d. Kemauan Membayar Pajak
Keterangan : Jika 1 berarti kemauan membayar pajak sangat rendah, jika 2 berarti kemauan membayar pajak rendah, jika 3 berarti kemauan membayar pajak ragu-ragu, jika 4 berarti kemauan membayar pajak tinggi, jika 5 berarti kemauan membayar pajak sangat tinggi.
Tabel 3. 1 Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala Pengukur Sumber
Tingkat Pendidikan (X1) 1. SMA 2. Diploma 3. S1 4. S2 5. S3 Skala Ordinal SMA = 1 Diploma = 2 S1 = 3 S2 = 4 S3 = 5
-
Pemahaman Wajib Pajak (X2)
1. Sistem self assessment pengganti sistem official assessment.
2. Pemahaman untuk menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar.
3. NPWP sebagai identitas diri.
4. NPWP sebagai sarana administrasi pajak. 5. Batas pelaporan SPT masa.
6. Batas pelaporan SPT tahunan.
7. Sanksi pidana jika lalai dalam memenuhi kewajiban.
8. Denda keterlambatan penyampaian SPT.
Skala Likert
1-5 (STS, TS, RR, S, SS) Adiputra, 2014 Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP (Z)
1. Tanda pengenal diri.
2. Sarana administrasi perpajakan. 3. Mendaftarakan diri secara sukarela. 4. Bentuk pelaksanaan kewajiban perpajakan.
Skala Likert
1-5 (STS, TS, RR, S, SS)
Arum 2012.
Kemauan Membayar Pajak (Y)
1. Konsultasi sebelum melakukan pembayaran pajak.
2. Menyiapkan dokumen perpajakan. 3. Informasi mengenai cara dan tempat
pembayaran pajak.
4. Mencari informasi mengenai pelaksanaan perpajakan.
5. Membuat alokasi dana untuk membayar pajak.
Skala Likert
1-5 (STS, TS, RR, S, SS)
Hardiningsih dan
Yulianawati, 2011
(25)
B. Metode Analisis Data
Teknik analisis digunakan untuk menginterprestasikan dan manganalisis data. Sesuai dengan model yang dikembangkan pada penelitian ini maka alat analisis data yang digunakan adalah SEM yang dioperasikan dengan menggunkan aplikasi AMOS. Menggunakan tahapan permodelan dan analisis persamaan struktural menjadi 7 langkah, yaitu :
1. Pengembangan Model Secara Teoritis
Langkah pertama pada model SEM yang mempunyai justifikasi yang kuat. Setelah itu, model tersebut divalidasi secara empirik. Hubungan antar variabel dengan model merupakan deduksi dari teori. Tanpa dasar teoritis yang kuat SEM tidak dapat digunakan.
2. Menyusun Diagram Jalur
Langkah kedua adalah menyusun hubungan kausalitas dengan diagram jalur. Ada dua hal yang perulu dilakukan yaitu menyusun model struktural yaitu menghubungkan antar konstruk laten baik eksogen maupun endogen dan menyusun measurement model yaitu menghubungkan konstruk laten eksogn maupun endogen dengan variabel indikator atau manifest.
(26)
Gambar 3. 1 Diagram Jalur
3. Mengubah Diagram Jalur Menjadi Persamaan Struktural
Langkah ketiga adalah mengkonversikan diagram jalur ke dalam persamaan, baik persamaan struktural maupun persamaan model pengukuran.
a. Persamaan Struktural
Variabel Endogen = Variabel Eksogen + Variabel Endogen + error
PWP = βTP + z1
KWP = βPWP + βTP + z2
(27)
Keterangan :
PWP = Pemahaman Wajib Pajak TP = Tingkat Pendidikan
KWMN = Kesadaran WPOP Memiliki NPWP KMP = Kemauan Membayar Pajak
β = Konstanta
z = error
b. Persamaan Pengukuran
Tabel 3. 2
Persamaan Variabel Laten pada Variabel Konstruk Pemahaman Wajib Pajak
Konstuks Eksogen Pemahaman Wajib Pajak
PWP1 : λ1 PWP + e1 PWP5 : λ5 PWP + e5
PWP2 : λ2 PWP + e2 PWP6 : λ6 PWP + e6
PWP3 : λ3 PWP + e3 PWP7 : λ7 PWP + e7
PWP4 : λ4 PWP + e4 PWP8 : λ8 PWP + e8
Tabel 3. 3
Persamaan Variabel Laten pada Variabel Konstruk Endogen Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP
Konstuks Endogen Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP
KWP1 : λ9 PWP + e9 KWP3 : λ11 PWP + e11
KWP2 : λ10 PWP + e10 KWP4 : λ12 PWP + e12
Tabel 3. 4
Persamaan Variabel Laten pada Variabel Konstruk Endogen Kemauan Membayar Pajak
Konstuks Eksogen Kemauan Membayar Pajak
KMP1 : λ13 PWP + e13 KMP4 : λ16 KMP + e16
KMP2 : λ14 PWP + e14 KMP5 : λ17 KMP + e17
(28)
4. Memilih Matriks Input untuk Analisis Data
Langkah empat pada model SEM hanya menggunakan data input berupa matrik varian/kovarian atau matrik korelasi. Data mentah observasi individu dapat dimasukan dalam program AMOS, tetapi AMOS akan merubah dahulu data mentah menjadi matrik kovarian atau matrik korelasi. Analisis terhadap data outlier harus dilakukan sebelum matrik kovarian atau korelasi dihitung.
a. Ukuran Sampel
Ukuran sampel memberikan dasar untuk mengestimasi
sampling error. Model estimasi menggunakan Maximum Likehood
(ML) minimun diperlukan sampel 100. Ketika sampel dinaikan di atas nilai 100, metode ML meningkat sensitivitasnya untuk mendeteksi perbedaan antar data. Jadi direkomendasikan ukuran sampel antara 100-200 untuk metode estimasi ML.
b. Estimasi Model
Estimasi model persamaan struktural awalnya dilakukan dengan Ordinary Least Square (OLS) regression, tetapi digantikan dengan Maximum Likehood Estimation (ML). Teknik ML sangat sensitif terhadap non-normalitas data sehingga diciptakan teknik estimasi lain seperti Weighted Least Squares (WLS), Generalized Least Square (GLS) dan Asymptotically Dstribution Free (ADF). Jika model struktural dan model pengukuran telah terspesifikasi dan input matrik telah dipilih, setelah itu diestimasi.
(29)
5. Menilai Identifikasi Model
Beberapa cara untuk melihat ada tidaknya problem identifikasi adalah dengan melihat hasil estimasi yaitu :
a. Adanya nilai standar error yang besar untuk 1 atau lebih koefisien b. Ketidakmampuan program untuk invert information matrix
c. Nilai estimasi yang tidak mungkin error variance yang negatif d. Adanya nilai korelasi yag tinggi (>0,90) antar koefisien estimasi
Jika diketahui ada problem indetifikasi maka tiga hal yang harus dilihat :
a. Besarnya jumlah koefisien yang diestimasi relatif terhadap jumlah kovarian atau korelasi, yang diindikasikan dengan nilai degree of freedom yang kecil.
b. Digunakan pengaruh timbul baik untuk respirokal antar kontruks (model non recursive).
c. Kegagalan saat menetapkan nilai tetap (fix) pada skala kontruks. 6. Menilai Karakteristik Goodness of Fit
Langkah keenam ada beberapa kriteria goodness of fit yaitu : a. Ukuran Sampel
b. Normalitas data
c. Outliers
d. Multicollinearity
Ada beberapa uji kesesuaian statistik, berikut adalah beberapa kriteria yang lazim dipergunakan :
(30)
a. Likelihood ratio chi-square statistic(χ2). Nilai chi-square yang tinggi relatif terhadap degree of freesom menunjukkan bahwa matrik kovarian atau korelasi yang diobservasi dengan yang diprediksi berbeda secara nyata dan ini menghasilkan probabilitas (p) lebih
kecil dari tingkat signifikan (α) begitupun sebaliknya. Pada AMOS
memberikan nilai chi-square dengan perintah \cmin dan nilai probabilitas dengan perintah \p, serta besarnya degree of freedom dengan \df.
b. Root Mean Square Error Approximation (RMSEA). Ukuran yang mencoba memperbaiki kecenderungan chi-square menolak model dengan jumlah sampel yang besar. Nilai RMSEA antara 0,05 sampai 0,08. Hasil uji empiris RMSEA cocok untuk menguji model strategi dengan jumlah sampel besar. Dimunculkan dengan perintah \rmsea. c. Goodness of Fit Index (GFI). Ukuran non statistik yang mempunyai
nilai 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai GFI yang diterima adalah 90% sebagai ukuran good fit. Dimunculkan dengan perintah \gfi
d. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI). Nilai yang diterima adalah >90. Dimunculkan dengan perintah \agfi.
e. The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of Freedom (CMIN/DF). Nilai yang diterima adalah < 2 merupakan ukuran fit. Dimunculkan dengan perintah \cmindf.
(31)
f. Tucker Lewis Index (TLI). Menggabungkan ukuran parsimony kedalam indek komparasi antara proposed model dan null model. Nilai yang diharapkan adalah sama atau > 0.90. Dimunculkan dengan perintah \tli.
7. Interprestasi Estimasi Model
Pada tahap ini selanjutnya model diinterprestasikan dan dimodifikasi. Setelah model diestimasi, residual kovariannya haruslah kecil atau mendekati nol dan distribusikan kovarians residual harus bersifat simetrik. Batas keamanan untuk jumlah residual yang dihasilkan oleh model adalah 1%. Nilai residual value yang lebih besar atau sama dengan 2,58 diinterprestasikan sebagai signifikan secara statis pada tingkat 1% dan residual yang signifikan ini menunjukkan adanya
(32)
42
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Responden pada penelitian ini beragam, baik laki-laki maupun perempuan, usia yang berbeda, tingkat pendidikan yang berbeda, memiliki NPWP atau tidak. Respondennya adalah masyarakat yang secara acak ditemui di lapangan. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner disebar sebanyak 250, jumlah kuesioner yang kembali sesuai dengan jumlah yang disebar tetapi ada kecacatan dalam pengisian kuesioner sehingga yang dapat digunakan hanya 226 kuesioner.
Tabel 4. 1 Demografi Responden
No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase
1. Jenis Kelamin :
Laki-laki Perempuan 133 93 58,8% 41,2%
2. Usia :
20-35 tahun 35-50 tahun 51-65 tahun > 65 tahun
82 106 38 0 36,3% 46,9% 16,8% 0% 3. Pendidikan Terakhir :
SMA D3 S1 S2 S3 110 40 30 24 22 48,7% 17,7% 13,3% 10,6% 9,7%
4. Memiliki NPWP :
Ya Tidak 196 30 86,7% 13,3%
(33)
Berdasarkan tabel responden diatas, mayoritas responden dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin laki-laki dengan persentase 58,8% sedangkan perempuan tidak jauh berbeda yaitu 41,2%. Pada bagian deskriptif usia, umur responden mayoritas berkisar antara 35-50 tahun yaitu 46,9%. Pada bagian pendidikan terakhir mayoritas responden didominasi oleh lulusan SMA dengan persentase 48,7%. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan karakteristik jenis kelamin laki-laki, usia 35-50 tahun, pendidikan terakhir SMA adalah responden yang memiliki mayoritas relatif lebih tinggi.
B. Uji Kualitas Instrumen dan Data
Penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Modelling
(SEM) dan software yang digunakan adalah AMOS 18. Sebelum melakukan uji model, data dalam penelitian ini perlu diuji terlebih dahulu
dengan
Confirmatory Factors Analysis (CFA). 1. Uji Konfirmatory Konstruk Eksogen
Uji konfirmatory Konstruk Eksogen yaitu menguji hubungan antara konstruk eksogen dengan variabel latennya. Variabel laten pada konstruk eksogen yang kita gunakan dalam penelitian dibentuk berdasarkan konsep teoritis dengan beberapa indikator. Analisis konfirmatory eksogen bertujuan untuk menguji apakah indikator valid terhadap variabel latennya. Variabel konstruk pada penelitian ini adalah pemahaman Wajib Pajak dengan 8 indikator variabel laten.
(34)
Gambar 4. 1
Uji CFA Konstruk Eksogen
Tabel 4. 2
Hasil Goodness of Fit Index
Goodness of fit index Cut-off value Model Penelitian Model
Chi square ≤31,410 (Chi square
untuk df 20 ; Taraf Sig
5% = 31,410)
diharapkan kecil
160,882 Poor Fit
Probabilitas ≥ 0.05 0,000 Poor Fit
RMSEA ≤ 0.08 0,177 Poor Fit
GFI ≥ 0.90 0,846 Marginal Fit
AGFI ≥ 0.90 0,723 Marginal Fit
TLI ≥ 0.90 0,878 Marginal Fit
Sumber : Data Primer yang diolah dengan AMOS 18
Berdasarkan uji konfirmatory konstruk eksogen pemahaman Wajib Pajak diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa model tersebut kurang layak. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2 dimana masih ada beberapa angka Goodness of Fit yang belum memenuhi syarat.
(35)
Tabel 4. 3
Output Regression Weight
Sumber : Data Primer yang diolah dengan AMOS 18
Uji signifikan bobot faktor digunakan untuk mengetahui apakah sebuah variabel dapat digunakan untuk mengkonfirmasi bahwa variabel konstruk tersebut dapat menjelaskan sebuah variabel latennya. Dikatakan memenuhi syarat jika variabel memiliki nilai C.R yaitu > 2,00 dan nilai signifikan <0,05. Tabel 4.3 menunjukkan tiap variabel memiliki nilai > 2,00 dan nilai signifikan <0,05 artinya telah memenuhi syarat.
Tabel 4. 4 Output Loading Factor
Estimate
pwp8 <--- PWP ,840
pwp7 <--- PWP ,840
pwp6 <--- PWP ,862
pwp5 <--- PWP ,859
pwp4 <--- PWP ,838
pwp3 <--- PWP ,814
pwp2 <--- PWP ,852
pwp1 <--- PWP ,843
Loading factor adalah cara lain untuk mengetahui variabel dapat digunakan untuk mengkonfirmasi bahwa variabel konstruk tersebut dapat menjelaskan sebuah variabel latennya. Nilai yang disyaratkan adalah >0,40.
Estimate S.E. C.R. P Label
pwp8 <--- PWP 1,000
pwp7 <--- PWP 1,043 ,066 15,893 *** Signifikan
pwp6 <--- PWP 1,152 ,069 16,609 *** Signifikan
pwp5 <--- PWP 1,121 ,068 16,498 *** Signifikan
pwp4 <--- PWP 1,010 ,064 15,813 *** Signifikan
pwp3 <--- PWP ,978 ,065 15,116 *** Signifikan
pwp2 <--- PWP 1,023 ,063 16,268 *** Signifikan
(36)
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai loading factor >0,40. Sehingga tidak ada indikator yang harus dibuang.
2. Uji Konfirmatory Kontruk Endogen
Uji konfirmatory Konstruk Endogen yaitu menguji hubungan antara konstruk endogen satu dengan konstruk endogen lainnya. Variabel laten pada konstruk endogen yang kita gunakan dalam penelitian dibentuk berdasarkan konsep teoritis dengan beberapa indikator. Analisis konfirmatory endogen bertujuan untuk menguji apakah indikator valid terhadap variabel latennya. Variabel konstruk pada penelitian ini adalah kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP dan kemauan membayar pajak.
Gambar 4. 2
(37)
Tabel 4. 5
Hasil Goodness of Fit Index
Goodness of fit index
Cut-off value Model Penelitian
Model
Chi square ≤38,885 (Chi square untuk df 26 ;
Taraf Sig 5% = 38,885)
diharapkan kecil
72,860 Marginal Fit
Probabilitas ≥ 0.05 0,000 Poor Fit
RMSEA ≤ 0.08 0,090 Marginal Fit
GFI ≥ 0.90 0,932 Good Fit
AGFI ≥ 0.90 0,882 Marginal Fit
TLI ≥ 0.90 0,966 Good Fit
Sumber : Data Primer yang diolah dengan AMOS 18
Berdasarkan uji konfirmatory konstruk endogen kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP dan Kemauan Membayar Pajak diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat kelayakan pada model tersebut walapun probabilitas tidak. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.5 dimana beberapa angka Goodness of Fit yang telah memenuhi syarat.
Tabel 4. 6
Output Regression Weight Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
kwp4 <--- KWP 1,000
kwp3 <--- KWP ,917 ,060 15,366 *** Signifikan
kwp2 <--- KWP ,956 ,060 16,054 *** Signifikan
kmp1 <--- KMP 1,000
kmp2 <--- KMP ,796 ,055 14,582 *** Signifikan
kmp3 <--- KMP 1,035 ,065 15,990 *** Signifikan
kmp4 <--- KMP ,971 ,063 15,466 *** Signifikan
kmp5 <--- KMP ,974 ,061 15,894 *** Signifikan
kwp1 <--- KWP 1,093 ,067 16,337 *** Signifikan
(38)
Uji signifikan bobot faktor digunakan untuk mengetahui apakah sebuah variabel dapat digunakan untuk mengkonfirmasi bahwa variabel konstruk tersebut dapat menjelaskan sebuah variabel latennya. Dikatakan memenuhi syarat jika variabel memiliki nilai C.R yaitu >2,00 dan nilai signifikan <0,05. Tabel 4.6 menunjukkan tiap variabel memiliki nilai >2,00 dan nilai signifikan <0,05 artinya telah memenuhi syarat.
Tabel 4. 7 Output Loading Factor
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
kwp4 <--- KWP ,824
kwp3 <--- KWP ,802
kwp2 <--- KWP ,826
kmp1 <--- KMP ,816
kmp2 <--- KMP ,790
kmp3 <--- KMP ,840
kmp4 <--- KMP ,822
kmp5 <--- KMP ,837
kwp1 <--- KWP ,835
Sumber : Data Primer yang diolah dengan AMOS 18
Loading factor adalah cara lain untuk mengetahui variabel dapat digunakan untuk mengkonfirmasi bahwa variabel konstruk tersebut dapat menjelaskan sebuah variabel latennya. Nilai yang disyaratkan adalah diatas 0,40. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai loading factor diatas >0,40. Sehingga tidak ada indikator yang harus dibuang.
(39)
3. Pengujian Model Struktural a. Uji Model Struktural
Model struktural yaitu hubungan antar variabel laten (variabel yang tidak dapat diukur secara langsung dan memerlukan beberapa indikator untuk mengukurnya) independen dan dependen.
Gambar 4. 3 Uji Model Struktural
(40)
Tabel 4. 8
Hasil Goodness of Fit Index
Goodness of fit index
Cut-off value Model Penelitian Model
Chi square ≤157,61 (Chi square
untuk df 130 ; Taraf Sig 5% = 157,61) diharapkan kecil
414,575 Poor Fit
Probabilitas ≥ 0.05 0,000 Poor Fit
RMSEA ≤ 0.08 0,099 Marginal Fit
GFI ≥ 0.90 0,828 Marginal Fit
AGFI ≥ 0.90 0,773 Marginal Fit
TLI ≥ 0.90 0,925 Good Fit
Sumber : Data Primer yang diolah dengan AMOS 18 Tabel 4. 9
Output Standardized Weight Model Struktural
Sumber : Data Primer yang diolah dengan AMOS 18
Pada tabel 4.9 Merupakan output standardized regression weight. Jika dilihat tidak ada indikator yang nilai estimate standard < 0,5. Jadi tidak ada indikator yang harus dibuang.
Estimate
pwp8 <--- PWP ,833
pwp7 <--- PWP ,830
pwp6 <--- PWP ,848
pwp5 <--- PWP ,864
pwp4 <--- PWP ,827
pwp3 <--- PWP ,826
pwp2 <--- PWP ,861
pwp1 <--- PWP ,855
kwp4 <--- KWP ,824
kwp3 <--- KWP ,798
kwp2 <--- KWP ,826
kwp1 <--- KWP ,839
kmp1 <--- KMP ,821
kmp2 <--- KMP ,794
kmp3 <--- KMP ,838
kmp4 <--- KMP ,835
(41)
b. Pengujian Evaluasi Asumsi Model Struktural 1) Normalitas data
Tabel 4. 10
Output Assessment of Normality Assessment of normality (Group number 1)
Sumber : Data Primer yang diolah dengan AMOS 18
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan mayoritas berdistribusi normal karena nilai critical ratio (c.r) untuk kurtosis (keruncingan) maupun skewness (kemencengan), berada dalam rentang ± 2,58. Sedangkan secara multivariate data memenuhi asumsi normal karena nilai -2,394 berada di dalam rentang ± 2,58.
2) Evaluasi outlier
Outlier adalah kondisi obeservasi dari suatu data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.
KMP5 1,000 5,000 -,004 -,027 -,633 -1,941
KMP4 1,000 5,000 ,087 ,536 -,641 -1,968
KMP3 1,000 5,000 -,008 -,051 -,746 -2,290
KMP2 1,000 5,000 -,136 -,834 -,128 -,394
KMP1 1,000 5,000 -,078 -,477 -,574 -1,763
KWP1 1,000 5,000 ,028 ,171 -,855 -2,623
KWP2 1,000 5,000 -,152 -,936 -,442 -1,357
KWP3 1,000 5,000 -,089 -,544 -,624 -1,916
KWP4 1,000 5,000 ,013 ,078 -,598 -1,836
PWP1 1,000 5,000 -,072 -,444 -,759 -2,330
PWP2 1,000 5,000 -,129 -,794 -,612 -1,877
PWP3 1,000 5,000 -,175 -1,072 -,528 -1,619
PWP4 1,000 5,000 -,069 -,421 -,846 -2,596
PWP5 1,000 5,000 ,080 ,493 -,746 -2,290
PWP6 1,000 5,000 -,108 -,661 -,653 -2,004
PWP7 1,000 5,000 -,096 -,590 -,702 -2,153
PWP8 1,000 5,000 ,038 ,231 -,546 -1,676
(42)
observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk variabel tunggal maupun variabel kombinasi. Kriteria yang digunakan adalah berdasarkan chi square pada derajat kebebasan yaitu jumlah
indikator pada tingkat signifikan p<0,005. Nilai mahalanobis χ²
(130,0.005) = 157,610. Hal ini berarti semua nilai mahalanobis yang memiliki mahalanobis distance lebih dari 157,610 adalah multivariate outlier.
Tabel 4. 11 Output Mahalanobis Observation
number Mahalanobis d-squared p1 p2
87 43,472 ,001 ,144
82 38,937 ,003 ,141
111 36,378 ,006 ,172
86 35,514 ,008 ,114
207 32,793 ,018 ,370
169 30,824 ,030 ,679
209 30,637 ,032 ,577
201 25,852 ,103 1,000
210 25,788 ,105 1,000
32 25,650 ,108 1,000
73 25,633 ,108 1,000
Sumber : Data Primer yang diolah dengan AMOS 1
Berdasarkan tabel 4.11 tidak terdapat nilai mahalanobis yang melebihi 157,610, jadi dapat disimpulkan tidak ada outlier pada data secara multivariate.
(43)
Tabel 4. 12 Output Zscore
N Minimum Maximum
Zscore(TP) 226 -,84062 2,09344
Zscore(PWP1) 226 -2,62230 1,46487
Zscore(PWP2) 226 -2,44675 1,98584
Zscore(PWP3) 226 -2,68705 1,74560
Zscore(PWP4) 226 -2,52958 1,88498
Zscore(PWP5) 226 -2,33313 1,74647
Zscore(PWP6) 226 -2,36236 1,62192
Zscore(PWP7) 226 -2,44704 1,84003
Zscore(PWP8) 226 -2,55546 1,91289
Zscore(KWP1) 226 -2,34421 1,55849
Zscore(KWP2) 226 -2,53165 1,87800
Zscore(KWP3) 226 -2,58008 1,88810
Zscore(KWP4) 226 -2,46846 1,74189
Zscore(KMP1) 226 -2,37933 1,70210
Zscore(KMP2) 226 -2,93075 2,03067
Zscore(KMP3) 226 -2,39614 1,66786
Zscore(KMP4) 226 -2,51066 1,72374
Zscore(KMP5) 226 -2,54904 1,75009
Valid N (listwise) 226
Sumber : Uji Zscore SPSS 21
Berdasarkan hasil diatas terlihat bahwa jumlah sampel 226. Nilai z-score data penelitian berkisar antara -2,93075sampai dengan, 2,09344 yang menunjukkan bahwa nilai diantara z-score ≤-3 atau ≥3. Dapat disimpulkan tidak terdapat univariate outliers dalam data penelitian ini.
3) Multikolinearitas
Pendeteksian multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai
tolerance dan sebaliknya serta nilai Variance Inflation Factors (VIF). Kriteria pengujiannya dilihat apabila nilai tolerance yang sama rendah dengan nilai VIF tinggi. Nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10 maka terdapat multikolinearitas diantara variabel independen dan sebaliknya. Dari hasil penelitian terlihat nilai perhitungan tolerance
(44)
tidak ada variabel yang memiliki nilai < 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) memiliki nilai yang tidak lebih jauh dari 10. Disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. Hasil uji multikol terlampir pada lampiran.
4) Uji realiabiltas
Reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk melihat kuesioner yang digunakan untuk mengukur suatu konstruk tidak memiliki kecenderungan tertentu. Suatu instrumen penelitian mengidikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien cronbach alpha
lebih besar atau sama dengan 0,6 (Nazaruddin dan Fajry 2016). Tabel 4. 13
Hasil Uji Realibilitas
Sumber: Uji Reliabilitas SPSS 21 5) Uji validalitas
Validitas adalah uji yang digunakan untuk melihat apakah item pertanyaan dalam kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen dikatakan valid jika masing-masing item pertanyaan memiliki nilai MSA 0,50 atau diatasnya dan memiliki nilai loading factor diatas 0,4 (Lucyanda, 2001 dalam Nazaruddin dan Fajry 2016).
Variabel Cronbach Alpha
Tingkat pendidikan -
Pemahaman WP 0,952
Kesadaran WPOP memiliki NPWP 0,892
(45)
Tabel 4. 14
Nilai MSA Setiap Variabel
Sumber : Uji Validitas SPSS 21
Tabel 4. 15 Loading factor Variabel
C. Hasil Pengujian (Uji Hipotesis)
Tabel 4. 16
Output Regression Weight
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
KWP <--- TP -,016 ,009 -1,709 ,087 par_15
KWP <--- PWP 1,094 ,067 16,385 *** par_16
KMP <--- KWP ,280 ,035 8,063 *** par_17
KMP <--- TP ,003 ,008 ,356 ,722 par_18
KMP <--- PWP ,775 ,057 13,509 *** par_19
Berdasarkan tabel 4.16, maka pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai C.R (critical ratio) dan nilai p pada masing-masing hubungan antar variabel dengan batasan signifikan yang telah ditetapkan yaitu 2,00 dengan batas 5%. Jika diperoleh nilai C.R > 2,00 dan nilai p < 0,05 maka hipotesis yang diajukan diterima.
Variabel Nilai MSA Keterangan
Tingkat pendidikan -
Pemahaman WP 0,918 Valid
Kesadaran WPOP memiliki NPWP 0,820 Valid
Kemauan membayar pajak 0,887 Valid
Variabel Loading Factor Keterangan
Tingkat pendidikan -
Pemahaman WP 0,841 – 0,881 Valid
Kesadaran WPOP memiliki NPWP 0,858 – 0,882 Valid
(46)
1. Pengujian H1
Parameter estimasi nilai koefisien standardized regression weight
antara tingkat pendidikan terhadap kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP diperoleh nilai koefisien jalur sebesar -0,016, nilai CR sebesar -1,709 < 2,00 dan nilai probabilitas signifikan (p) sebesar 0,087 > 0,05. Artinya tingkat pendidikan tidak signifikan terhadap kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP.
H1 = Tingkat pendidikan tidak berpengaruh positif terhadap kesadaran
Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP ditolak. 2. Pengujian H2
Parameter estimasi nilai koefisien standardized regression weight antara pemahaman Wajib Pajak terhadap kesadaran wajib pajak diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 1,094, nilai CR sebesar 16,385 > 2,00 dan nilai probabilitas signifikan (p) sebesar 0,000 < 0,05. Artinya terdapat pengaruh positif signifikan antara pemahaman Wajib Pajak dengan kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP.
H2 = Pemahaman Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap
kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP diterima. 3. Pengujian H3
Parameter estimasi nilai koefisien standardized regression weight antara kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP dengan kemauan membayar pajak diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,280, nilai CR sebesar 8,063 > 2,00 dan nilai probabilitas signifikan (p) sebesar 0,000 <
(47)
0,05. Artinya terdapat pengaruh positif signifikan antara kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP dengan kemauan membayar pajak. H3 = Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP
berpengaruh positif terhadap kemauan memabayar pajak diterima. Tabel 4. 17
Output Standardized Direct dan Indirect Index
Sumber : Data Primer yang diolah dengan AMOS 18
Pengujian hipotesis dilakukan dengan pengujian hubungan langsung dan tidak langsung. Jika nilai hubungan langsung < hubungan tidak langsung artinya variabel diterima sebagai variabel mediasi (intervening). 4. Pengujian H4
Pengujian hipotesis 4 dengan cara melihat pengaruh hubungan langsung dan tidak langsung. Bila hubungan langsung lebih > hubungan tidak langsung berarti variabel tersebut memediasi (intervening). Berdasarkan tabel 4.21 variabel tingkat pendidikan dan kemauan membayar pajak menunjukkan nilai 0,005 lebih besar dibandingkan nilai untuk variabel tingkat pendidikan dan kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP yaitu 0,000. Hal ini berarti Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP hanya menjadi variabel independen karena ini tidak
Hubungan Langsung
Hubungan Tidak Langsung
Hubungan Langsung
Hubungan Tidak Langsung
TP KMP TP KWP PWP KMP PWP KWP
0,005 0,000 0,757 0,000
Total
(48)
dapat memediasi (intervening) antara variabel tingkat pendidikan dan kemauan membayar pajak.
H4 = Tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap kemauan
membayar pajak melalui kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP ditolak.
5. Pengujian H5
Pengujian hipotesis 5 dengan cara melihat pengaruh hubungan langsung dan tidak langsung. Bila hubungan langsung lebih < hubungan tidak langsung berarti variabel tersebut memediasi (intervening). Berdasarkan tabel 4.21 variabel pemahaman Wajib Pajak dan kemauan membayar pajak menunjukkan nilai 0,757 lebih besar dibandingkan nilai untuk variabel pemahaman Wajib Pajak dan kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP yaitu 0,000. Hal ini berarti Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP hanya menjadi variabel independen karena ini tidak dapat memediasi (intervening) antara variabel pemahaman Wajib Pajak dan kemauan membayar pajak.
H5 = Pemahaman Waji Pajak berpengaruh positif terhadap kemauan
membayar pajak melalui kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP ditolak.
(49)
D. Pembahasan 1. Pembahasan H1
Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menujukkan nilai koefisien jalur sebesar -0,016, nilai CR sebesar -1,709 < 2,00 dan nilai probabilitas signifikan (p) sebesar 0,087 > 0,05, yang artinya bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP, dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak.
Hal ini tidak sejalan dengan Penelitian Bhandari dan Heshmati (2009) menemukan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi menciptakan kesadaran seorang individu untuk tahu lebih banyak tentang suatu hal dan terlibat didalamanya. Penelitian Fjeldstad dan Semboja (2001) menjelaskan bahwa pendidikan yang baik dapat meningkatkan kesadaran dalam membayar pajak. Penelitian Qomaria (2008) yang menemukan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kesadaran Wajib Pajak
Penelitian yang dilakukan oleh Syahputri, dkk (2014) menemukan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap kesadaran Wajib Pajak. Dijelaskan bahwa tingkat pendidikan ternyata tidak menjamin untuk menjadi tolak ukur masyarakat dalam membentuk kesadaran untuk memiliki NPWP, yang artinya tingkat pendidikan tinggi tidak bisa menjamin masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi untuk memiliki NPWP maupun tingkat pendidikan rendah belum tentu menjamin masyarakat tersebut tidak memiliki kesadaran untuk menjadi Wajib Pajak dengan cara memiliki NPWP.
(50)
2. Pembahasan H2
Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menujukkan nilai koefisien jalur sebesar1,094, nilai CR sebesar 16,385 > 2,00 dan nilai probabilitas signifikan (p) sebesar 0,000 < 0,05, yang artinya bahwa pemahaman Wajib Pajak berpengaruh positif secara signifikan terhadap kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP, dapat disimpulkan bahwa H2 diterima.
Hal ini sejalan dengan Penelitian Fjeldstad dan Semboja (2001) menjelaskan bahwa pemahaman yang baik tentang pajak dapat meningkatkan kesadaran dalam membayar pajak. Teori Hiebert dan Carpenter (1992) menjelaskan bahwa pemahaman merupakan pengembangan pembelajaran seseorang pada suatu hal yang dipelajari. Penelitian Csontos, dkk (1998) menemukan bahwa peraturan dan sistem perpajakan yang rumit akan sulit untuk dipahami dan ini menimbulkan kesadaran yang salah karena tidak didasari pemahaman yang baik.
Serta penelitian yang dilakukan Nugroho (2012) menemukan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kesadaran membayar pajak. Hal ini menjelaskan bahwa pemahaman Wajib Pajak yang baik maupun yang kurang baik dapat berdampak pada kesadaran Wajib Pajak untuk memiliki NPWP dan melaksanakan kewajiban perpajakannya.
3. Pembahasan H3
Berdasarkan pengujian hipotesis ketiga menujukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,280, nilai CR sebesar 8,063 > 2,00 dan nilai probabilitas
(51)
signifikan (p) sebesar 0,000 < 0,05, yang artinya bahwa kesadaran Wajib Pajak memiliki NPWP berpengaruh positif secara signifikan terhadap kemauan membayar pajak, dapat disimpulkan bahwa H3 diterima.
Hal ini sejalan dengan Penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011) menemukan bahwa kesadaran membayar pajak signifikan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Penelitian Nugroho dan Kurnia (2014) menemukan bahwa kesadaran Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Penelitian Astikawati (2014) menemukan bahwa tingkat kesadaran mempunyai pengaruh signifikan terhadap kemauan Wajib Pajak memenuhi kewajiban pajak.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Permadi, dkk (2013) menemukan bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh secara parsial terhadap kemauan membayar pajak. Berbeda dengan penelitian Widianto (2014) menemukan bahwa kesadaran membayar pajak tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.
Hal ini menjelaskan apabila Wajib Pajak memiliki kesadaran dalam dirinya berarti Wajib Pajak telah memahami dengan baik pentingnya pajak dan ini adalah bentuk awal Wajib Pajak untuk mau membayar pajak. Dengan demikian, semakin tinggi kesadaran yang dimiliki Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan yakni dengan cara memiliki NPWP, maka kemauan untuk membayar pajak akan meningkat.
(52)
4. Pembahasan H4
Berdasarkan pengujian hipotesis ketiga menujukkan variabel tingkat pendidikan dan kemauan membayar pajak menunjukkan nilai 0,005 lebih besar dibandingkan nilai untuk variabel tingkat pendidikan dan kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP yaitu 0,000. Hal ini berarti Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP hanya menjadi variabel independen karena ini tidak dapat memediasi (intervening) antara variabel tingkat pendidikan dan kemauan membayar pajak, dapat disimpulkan bahwa H4 ditolak.
Pendidikan yang baik dihasilkan dari perubahan yang awalnya tidak mampu menjadi mampu. Wajib Pajak yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi biasanya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan Wajib Pajak yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
Hal ini tidak sejalan dengan Penelitian Fjeldstad dan Semboja (2001) menjelaskan bahwa pendidikan yang baik adalah salah satu faktor yang membangun kemauan Wajib Pajak untuk membayar pajak. membayar pajak. Penelitian Bhandari dan Heshmati (2009) menemukan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi menciptakan kesadaran seorang individu untuk tahu lebih banyak tentang suatu hal dan mengimplementasikannya. Jadi dengan kesadaran yang dimiliki akan membangun kemauan untuk membayar pajak. Penelitian Lindberg (1991) menjelaskan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak, salah satu faktor tersebut adalah
(53)
tingkat pendidikan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jones, dkk (2010) menemukan bahwa tingkat pendidikan tidak menjelaskan kemauan membayar pajak.
Hal ini menjelaskan pada hasil pengujian hubungan langsung dan tidak langsung yang diperoleh hasil nilai hubungan langsung lebih besar dari nilai hubungan tidak langsung. Dengan demikian pengaruh variabel intervening kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP dapat diabaikan, artinya penelitian ini menekankan pada pengaruh langsung variabel tingkat pendidikan dan kemauan membayar pajak.
5. Pembahasan H5
Berdasarkan pengujian hipotesis kelima menujukkan variabel pemahaman Wajib Pajak dan kemauan membayar pajak menunjukkan nilai 0,757 lebih besar dibandingkan nilai untuk variabel pemahaman Wajib Pajak dan kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP yaitu 0,000. Hal ini berarti Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP hanya menjadi variabel independen karena ini tidak dapat memediasi (intervening) antara variabel pemahaman Wajib Pajak dan kemauan membayar pajak, dapat disimpulkan bahwa H5 ditolak.
Hal ini tidak sejalan dengan Penelitian Nugroho dan Kurnia (2014) menemukan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak. Penelitian Permadi, dkk (2013) menemukan bahwa pemahaman perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak. Penelitian
(54)
Astikawati (2014) menemukan bahwa tingkat pemahaman memiliki pengaruh secara individu terhadap kemauan Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban pajak. Berbeda dengan penelitian Wahjudi dan Himmawan (2015) menemukan bahwa pengetahuan dan pemahaman akan peraturan perpajakan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kemauan membayar pajak.
Penelitian Widianto (2014) menemukan bahwa pemahaman perpajakan tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Wajib Pajak akan memiliki kemauan untuk membayar pajak, jika Wajib Pajak telah memiliki pemahaman yang baik tentang peraturan dan pentingnya pajak. Hal ini mejelaskan bahwa pemahaman merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menumbuhkan cara berpikir yang lebih nalar bagi seseorang karena tanpa memahami suatu hal dengan baik, seseorang tidak akan mau melakukan sesuatu hal yang dianggap tidak memiliki manfaat untuk dirinya.
Hal ini menjelaskan pada hasil pengujian hubungan langsung dan tidak langsung yang diperoleh hasil nilai hubungan langsung lebih besar dari nilai hubungan tidak langsung. Dengan demikian pengaruh variabel intervening kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP dapat diabaikan, artinya penelitian ini menekankan pada pengaruh langsung variabel pemahaman Wajib Pajak dan kemauan membayar pajak.
(55)
65
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampel yang disebar sebanyak 250 responden, setelah mengalami pengecekan kuesioner terjadi kecacatan pengisian yang akhirnya hanya digunakan sampel hanya 226 responden. Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya menggunakan hasil uji statistik dengan analisis structural equation modelling dengan bantuan sofware AMOS 18 dapat ditarik kesimpulan :
1. Ditunjukkan hasil nilai C.R sebesar -1,709 dengan nilai p sebesar 0,087. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap kesadaran Wajib Pajak orang Pribadi memiliki NPWP. Pada penelitian ini hipotesis 1 ditolak sehingga penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian (Bhandari dan Heshmati 2009, Fjeldstad dan Semboja 2001, Qomaria 2008, dan Syahputri, dkk 2014).
2. Ditunjukkan hasil nilai C.R sebesar 16,385 dengan nilai p sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman Wajib Pajak berpengaruh terhadap kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP. Pada penelitian ini hipotesis 2 diterima sehingga penelitian ini konsisten dengan penelitian (Nugroho 2012, Fjeldstad dan Semboja 2001, Hiebert dan Carpenter 1992, Csontos, dkk 1998).
3. Ditunjukkan hasil nilai C.R sebesar 8,063 dengan nilai p sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk
(56)
memiliki NPWP berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak.. Pada penelitian ini hipotesis 3 diterima sehingga penelitian ini konsisten dengan penelitian (Hardiningsih dan Yulianawati 2011, Nugroho dan Kurnia 2014, Astikawati 2014, Permadi, dkk 2013, dan Widianto 2014).
4. Ditunjukkan hasil nilai hubungan langsung tingkat pendidikan dengan Kemauan membayar pajak sebesar 0,005 dan nilai hubungan tidak langsung tingkat pendidikan dengan kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa Tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak melalui kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP. Pada penelitian ini hipotesis 4, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian (Fjeldstad dan Semboja 2001, Bhandari dan Heshmati 2009, Lindberg 1991, dan Jones, dkk 2010).
5. Ditunjukkan hasil nilai hubungan langsung pemahaman Wajib Pajak dengan Kemauan membayar pajak sebesar 0,757 dan nilai hubungan tidak langsung pemahaman Wajib Pajak dengan kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki NPWP sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa Pemahaman Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak melalui kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP. Pada penelitian ini hipotesis 5 ditolak, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian (Nugroho dan Kurnia 2014, Permadi, dkk 2013, Astikawati 2014, dan Widianto 2014).
(57)
B. Keterbatasan
Penelitian ini tidak mendapat cukup banyak responden dikarenakan kurangnya keberminatan dalam mengisi kuesioner. Penelitian ini menggunakan salah satu variabel eksogennya dengan variabel yang hanya memiliki satu kelompok data, artinya variabel tersebut tidak memiliki item indikator untuk kuesioner. Dalam penelitian ini, analisis terjadi kebiasan dan hasilnya untuk hipotesis yang menggunkan variabel tersebut ditolak. Penelitian ini juga tidak mendapat hasil yang diharapkan dari penggunaan variabel mediasi (intervening), karena variabel yang terkait hasilnya ditolak. Nilai probabilitas dan chi square yang dihasilkan dari penelitian ini tidak dapat mencapai syarat yang ditetapkan. Nilai probabilitas yang tidak dapat mencapai diatas 0,05 dan nilai chi square yang terlalu tinggi melebihi ketentuan nilai dari DF 5%.
C. Saran
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel penelitian karena penelitian seperti ini dibutuhkan jumlah sampel yang banyak agar kevalidan dari semua hasil semakin baik. Disarankan memasukan variabel-variabel tambahan lain untuk menjadikan variabel eksogen agar semakin baik hasilnya selain variabel yang memiliki satu kelompok data dan disarankan juga penelitian selanjutnya seperti ini untuk menggunakan moderasi daripada itervening agar dapat dilihat apakah memperlemah atau memperkuat variabel yang terkait.
(58)
Adiputra, Hermawan., 2014, “Pengaruh Tingkat Pemahaman Peraturan Pajak Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak PPh Pasal 25 Badan”, Februari, hal. 109-110, Skripsi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Arum, Harjanti Puspa., 2012, “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas”, Juni, hal. 38-39,
Skripsi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Dipenogoro, Semarang.
Astikawati, Gati., 2014, “Pengaruh Tingkat Pemahaman dan Tingkat Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kemauan Wajib Pajak Orang Pribadi untuk Memenuhi Kewajiban Pajak Penghasilan”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya 2.2, hal. 16.
Bhandari, A K., and Heshmati, A., 2009, “Willingness To Pay For Biodiversity Conversation”, Technology Management, Economic and Policy Papers, December, 8 page.
Csontos L., dkk., 1998, “Tax Awareness and Reform of the Welfare State: Hungarian Survey Result”, Economics of Transition, Vol 6 No 2, hal. 289.
Fjeldstad, O H., and Semboja J., 2001, “Why People Pay Taxes: The Case Of The Development Levy In Tanzania”, World Development, ISSN 0804-3639, 10 page.
Ghozali, Imam., 2013, Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS 22, Edisi 6, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.
Hardiningsih, P., dan Yulianawati, N., 2011, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak”, Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 3 No. 1, November, hal. 11-12.
(59)
Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kota Semarang)”, Tesis, Oktober, hal 12-13, Program Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Jones N., dkk ., 2010, “Social Factors Influencing Perceptions and Willingness to Pay for a Market-Based Policy Aiming on Solid Waste management”,
Resources, Conservation and Recycling,Vol. 54 No. 9, July, 537 page.
Lindberg, K., 1991, “Policies for Maximizing Nature Tourism’s Ecological and Economic Benefits”, World Resources Institute, February, 26 page.
Mardiasmo, 2012, Perpajakan Edisi Revisi, Edisi 17, Andi Offset,Yogyakarta.
Nazarudding, Ietje., dan Fajry, Subhan., 2016, “Pengaruh Customization dan Independensi terhadap Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen Broad Shope dan Aggregation”, Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol. 6 No. 1, Hal. 102-109.
Nugroho, R Adi., 2012, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan untuk Membayar Pajak deng an Kesadaran membayar Pajak Sebagai Variabel Intervening”, Agustus, hal 50-51, Skripsi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Dipenogoro, Semarang.
Nugroho, Y., dan Kurnia., 2014, “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan bebas”, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 3 No. 12, hal. 19.
Permadi, Tedi., dkk., 2013, “Studi Kemauan Membayar Pajak pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas”, Jurnal Ekonomi, Vol. 21 No. 2, hal. 13-14.
Pranadata, I Gede Putu., 2014, “Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Perpajakan dan Pelaksanaan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Batu”, hal. 6, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.
(60)
Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan 18, Alfabeta, Bandung.
Syahputri M Sari., dkk., 2014, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak PBB (Pajak Bumi dan Bangunan)”, Saintia Matematika, Vol. 2 No. 3, hal. 7.
Widianto, Hanung., 2014, “Analisis Pengaruh Kesadaran, Pengetahuan dan Pemahaman, Efektifitas dan Kualitas Pelayanan terhadap kemauan Membayar Pajak”, Februari, hal. 13-14, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
(61)
Kuesioner
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEMAHAMAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK MELALUI KESADARAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI UNTUK MEMILIKI
NPWP SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus pada Masyarakat di Kota Samarinda, Kalimantan Timur)
KUESIONER SKRIPSI Disusun Oleh :
ELVINA APRIANI ASTARI 20130420152
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(62)
Kepada Yth :
Bapak/Ibu/Saudara/i Responden Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan kegiatan penelitian untuk penyusunan tugas akhir skripsi sebagai mahasiswa Program Strata Satu (S1) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, peneliti :
Nama : Elvina Apriani Astari Nim : 20130420152
Jurusan/Smt : Akuntansi / VII Fakultas : Ekonomi
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pemahaman Wajib Pajak terhadap Kemauan Membayar Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak orang pribadi untuk memiliki NPWP Sebagai variabel Intervening”.
Peneliti mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk meluangkan waktunya dalam mengisi kuesioner yang terlampir. Kegiatan penelitian ini ditunjukkan untuk kepentingan ilmiah dan daftar pernyataan yang terlampir dalam kuesioner hanya digunakan sebagai sarana untuk pengumpulan data. Peneliti menjamin kerahasiaan atas identitas Bapak/Ibu/Saudara/Saudari sesuai dengan etika penelitian.
Dimohon kuesioner diisi dengan lengkap karena jika salah satu nomor tidak terisi
(63)
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan ini, usahakan memilih rating yang lebih menujukkan perasaan Bapak/Ibu/Saudara/i. Dengan demikian, peneliti sangat mengharapkan kejujuran Bapak/Ibu/Saudara/i dalam pengisian kuesioner. Atas kesediaan waktu dan bantuannya diucapkan banyak terimakasih.
Hormat Saya,
(64)
Identitas Responden
Pilih dengan menggunakan tanda (X) sesuai data anda : 1. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki b. Perempuan 2. Umur :
a. 20 – 35 tahun b. 35 – 50 tahun c. 51 – 65 tahun d. > 65 tahun 3. Pendidikan terakhir :
a. SMA b. Diploma c. S1 d. S2 e. S3
4. Memiliki NPWP : a. Ya
(65)
Petunjuk Pengisian
Bapak/Ibu/Saudara/i dapat memberikan salah satu jawaban dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, dengan petunjuk sebagai berikut:
No Pernyataan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu Setuju
Sangat Setuju
1. Saya memahami bahwa sistem self assessment merupakan pengganti sistem official assessment.
2. Saya selalu menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar.
3. Saya memahami bahwa NPWP
(Nomor Pokok Wajib Pajak) merupakan nomor yang diberikan sebagai identitas/tanda pengenal diri.
4. Saya memahami bahwa NPWP
merupakan salah satu sarana untuk administrasi pajak. 5. Saya memahami batas pelaporan
SPT masa ke kantor pajak selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya.
6. Saya memahami batas pelaporan SPT tahunan selambat-lambatnya 3 bulan setelah tahun akhir pajak. 7. Saya memahami bahwa sanksi
pidana merupakan alat terakhir yang digunakan pemerintah agar norma perpajakan dipatuhi. 8. Saya memahami keterlambatan
menyampaikan atau tidak menyampaiakan SPT masa dan SPT tahunan dikenakan denda sebesar Rp 500.000 – Rp 1.000.000
(66)
Petunjuk Pengisian
Bapak/Ibu/Saudara/i dapat memberikan salah satu jawaban dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, dengan petunjuk sebagai berikut:
No Pernyataan
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
Ragu-ragu Setuju
Sangat Setuju
1. Sebelum melakukan pembayaran pajak, saya melakukan konsultasi dengan pihak yang memahami tentang peraturan perpajakan. 2. Saya menyiapkan dokumen yang
diperlukan untuk membayar pajak.
3. Saya berusaha mencari informasi mengenai tempat dan cara pembayaran pajak.
4. Saya berusaha mencari informasi mengenai batas waktu
pembayaran pajak.
5. Saya mengalokasikan dana untuk membayar pajak.
Petunjuk Pengisian
Bapak/Ibu/Saudara/i dapat memberikan salah satu jawaban dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, dengan petunjuk sebagai berikut:
No Pernyataan
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
Ragu-ragu Setuju
Sangat Setuju
1. Saya sadar NPWP adalah tanda pengenal diri dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan.
2. Saya sadar NPWP adalah sarana dalam administrasi perpajakan. 3. Saya sadar untuk mendaftarkan
diri memiliki NPWP secara sukarela.
4. Saya sadar memiliki NPWP adalah bentuk kemauan seseorang untuk membayar pajak.
(67)
Lampiran 2 Tabel Data Responden
No Jenis
Kelamin Umur
Tingkat Pendidikan Memiliki NPWP PW P1 PW P2 PW P3 PW P4 PW P5 PW P6 PW P7 PW P8 KW P1 KW P2 KW P3 KW P4 KM P1 KM P2 KM P3 KM P4 KM P5 1 Peremp uan 20 -35
Tahun Diploma Ya 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4
2
Peremp uan
20 - 35
Tahun Diploma Ya 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4
3
Laki-Laki
20 - 35
Tahun Diploma Ya 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
4
Peremp uan
36 - 50
Tahun Diploma Ya 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3
5
Peremp uan
36 - 50
Tahun Diploma Ya 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3
6
Peremp uan
20 - 35
Tahun Diploma Ya 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3
7
Peremp uan
51 - 65
Tahun Diploma Tidak 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3
8
Peremp uan
36 - 50
Tahun Diploma Ya 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4
9
Peremp uan
20 -35
Tahun Diploma Ya 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4
10
Peremp uan
20 -35
Tahun Diploma Ya 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2
11
Peremp uan
36 - 50
Tahun Diploma Ya 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4
12
Peremp uan
36 - 50
Tahun Diploma Ya 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2
13
Peremp uan
20 - 35
(68)
14
Peremp uan
20 - 35
Tahun Diploma Ya 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5
15
Peremp uan
36 - 50
Tahun S1 Ya 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5
16
Peremp uan
20 - 35
Tahun Diploma Ya 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5
17
Peremp uan
20 - 35
Tahun Diploma Ya 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3
18
Peremp uan
36 - 50
Tahun S1 Ya 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4
19
Peremp uan
20 - 35
Tahun Diploma Ya 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4
20
Peremp uan
20 - 35
Tahun S1 Ya 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3
21
Peremp uan
20 - 35
Tahun S2 Ya 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3
22
Peremp uan
20 - 35
Tahun S2 Ya 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3
23
Peremp uan
36 - 50
Tahun S1 Ya 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3
24
Peremp uan
51 - 65
Tahun S2 Ya 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3
25
Peremp uan
36 - 50
Tahun S2 Ya 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4
26
Peremp uan
36 - 50
Tahun S1 Ya 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2
27
Peremp uan
36 - 50
Tahun S2 Ya 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3
28
Peremp uan
20 - 35
Tahun S3 Ya 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4
29
Peremp uan
51 - 65
Tahun S4 Ya 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5
(1)
21 2
Laki-Laki
20 - 35
Tahun SMA Ya 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2
21 3
Laki-Laki
36 - 50
Tahun SMA Ya 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3
21 4
Laki-Laki
20 - 35
Tahun SMA Ya 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4
21 5
Laki-Laki
36 - 50
Tahun SMA Ya 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2
21 6
Laki-Laki
20 - 35
Tahun SMA Ya 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4
21 7
Laki-Laki
20 - 35
Tahun SMA Ya 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4
21 8
Laki-Laki
51 - 65
Tahun SMA Ya 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3
21 9
Laki-Laki
20 - 35
Tahun SMA Ya 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4
22 0
Laki-Laki
36 - 50
Tahun SMA Ya 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2
22 1
Laki-Laki
20 - 35
Tahun SMA Ya 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3
22 2
Laki-Laki
51 - 65
Tahun SMA Ya 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4
22 3
Laki-Laki
51 - 65
Tahun SMA Ya 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4
22 4
Laki-Laki
36 - 50
Tahun SMA Ya 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2
22 5
Laki-Laki
20 - 35
Tahun SMA Ya 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4
22 6
Laki-Laki
36 - 50
(2)
Lampiran 3
Tabel Cronbach alpha SPSS 21
Variabel Pemahaman Wajib Pajak
Variabel Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi Memiliki NPWP
Reliability StatisticsCronbach's Alpha
N of Items
,892 4
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PWP1 3,57 ,979 226
PWP2 3,21 ,902 226
PWP3 3,42 ,902 226
PWP4 3,29 ,906 226
PWP5 3,29 ,980 226
PWP6 3,37 1,004 226
PWP7 3,28 ,933 226
PWP8 3,29 ,895 226
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
N of Items
,952 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KWP1 3,40 1,025 226
KWP2 3,30 ,907 226
KWP3 3,31 ,895 226
(3)
Variabel Kemauan Membayar Pajak
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
N of Items
,911 5
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KMP1 3,33 ,980 226
KMP2 3,36 ,806 226
KMP3 3,36 ,984 226
KMP4 3,37 ,945 226
(4)
Lampiran 4
Tabel validitas SPSS 21
Variabel Pemahaman Wajib Pajak
Variabel Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi Memiliki NPWP
Variabel Kemauan Membayar Pajak
KMO and Bartlett's TestKaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,918
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 1694,221
df 28
Sig. ,000
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,820
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 521,646
df 6
Sig. ,000
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,887
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 724,527
df 10
(5)
Lampiran 4
Tabel Loading Factor SPSS 21
Variabel Pemahaman Wajib pajak
Variabel Kesadaran wajib pajak Orang Pribadi Memiliki NPWP
Variabel Kemauan Membayar Pajak
Component Matrixa
Component 1
PWP1 ,864
PWP2 ,871
PWP3 ,841
PWP4 ,861
PWP5 ,876
PWP6 ,881
PWP7 ,864
PWP8 ,859
Component Matrixa
Component 1
KWP1 ,882
KWP2 ,858
KWP3 ,863
KWP4 ,876
Component Matrixa
Component 1
KMP1 ,876
KMP2 ,843
KMP3 ,864
KMP4 ,859
(6)
Lampiran 5
Hasil Uji Multikolineritas SPSS 21
Uji Multikolineritas Tingkat Pendidikan dan Pemahaman Wajib Pajak
terhadap Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi Memiliki NPWP
Uji Multikolineritas Tingkat Pendidikan dan Pemahaman Wajib Pajak
terhadap Kemauan Membayar Pajak
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,178 ,214 ,832 ,406
PWP ,493 ,008 ,973 63,418 ,000 1,000 1,000
a. Dependent Variable: KWP
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,687 ,237 2,901 ,004
PWP ,603 ,009 ,978 69,958 ,000 1,000 1,000