TA : Perencanaan Financial Management Layanan TI Pada PPTI Stikom Surabaya Menggunakan ITIL V3.
PERENCANAAN FINANCIAL MANAGEMENT LAYANAN TI
PADA PPTI STIKOM SURABAYA MENGGUNAKAN ITIL V3
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
ANDREAS YANUAR PRASETIANTO 12410100025
(2)
DAFTAR ISI
Halaman. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Pembatasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.6 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB II LANDASAN TEORI ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Layanan Sistem dan Teknologi Informasi .... Error! Bookmark not defined. 2.2 IT Services Management ... Error! Bookmark not defined.
(3)
2.3 Information Technology Infrastructure Library ... Error! Bookmark not defined.
2.4 Klasifikasi Biaya ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Services Strategy ... Error! Bookmark not defined.
Halaman 2.6 Cost Model ... Error! Bookmark not defined. 2.7 Business Case ... Error! Bookmark not defined. 2.8 Standard Operational Procedure ... Error! Bookmark not defined. 2.9 Financial Management for IT Service ... Error! Bookmark not defined. 2.10 IT Service Portfolio ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Tahap Awal ... Error! Bookmark not defined.
3.1.1 Studi Literatur ... Error! Bookmark not defined. 3.1.2 Wawancara ... Error! Bookmark not defined. 3.1.3 Observasi ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Tahap Pengembangan ... Error! Bookmark not defined.
3.2.1 Accounting... Error! Bookmark not defined. 3.2.2 Budgeting ... Error! Bookmark not defined.
(4)
3.3 Tahap Akhir ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Cost Model ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Business Case ... Error! Bookmark not defined. 3.3.3 Pembuatan Prosedur Penyusunan Anggaran .. Error! Bookmark not defined.
3.3.4 Kebijakan Biaya Layanan TI PPTI Stikom Surabaya.Error! Bookmark not defined.
Halaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Tahap Awal ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Studi Literatur ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Wawancara ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Observasi ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Tahap Pengembangan ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Accounting... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Budgeting ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Charging ... Error! Bookmark not defined. 4.2.4 Forum Group Discussion ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Tahap Akhir ... Error! Bookmark not defined.
(5)
4.3.2 Business Case ... Error! Bookmark not defined. 4.3.3 Prosedur Penyusunan Anggaran ... Error! Bookmark not defined. 4.3.4 Kebijakan Biaya Layanan TI ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Pembahasan Hasil ... Error! Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP ... Error! Bookmark not defined. 5.1. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
Halaman LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
(6)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan dan Penerapan Teknologi Informasi (PPTI) merupakan salah satu bagian di Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya (Stikom Surabaya) yang memilki peran sangat penting dalam menjamin jalannya Sistem dan Teknologi Informasi (STI) bagi setiap sivitas. Dalam menjalankan tugasnya, PPTI membagi strukturnya menjadi dua bagian yaitu (1) Sistem Informasi, dan (2) Jaringan. Setiap bagian tersebut memiliki ruang lingkup masing-masing dalam mencapai tujuan institusi.
Tujuan utama PPTI ialah mengembangkan dan menerapkan teknologi informasi sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembelajaran dan pelayanan baik akademik maupun non-akademik segenap sivitas, dan dalam proses mencapai visi misi tersebut PPTI haruslah memiliki perencanaan yang baik meliputi perencanaan keuangan, dimana perencanaan keuangan ini nantinya akan digunakan oleh PPTI dalam proses pemenuhan kebutuhan layanan teknologi yang dibutuhkan oleh sivitas Stikom Surabaya. Kondisi yang ada saat ini ialah setiap layanan sudah terpenuhi tetapi belum terhitung jumlah layanan secara terperinci sehingga PPTI tidak mengetahui total biaya yang telah digunakan dan biaya yang akan digunakan untuk pemenuhan layanan kedepannya. PPTI juga belum merumuskan cost model dan business case setiap layanan STI dimana cost model dan business case dapat digunakan untuk menentukan financial requirement setiap
(7)
layanan STI bagi pengguna Apabila kedua hal tersebut belum ada, maka PPTI akan kesulitan dalam proses penghitungan beban biaya dari setiap layanan STI yang
(8)
disediakan, seperti beban biaya apabila layanan yang disediakan mengalami gangguan (server down), selain itu juga akan muncul dampak lain seperti PPTI tidak bisa menyediakan anggaran dari setiap layanan yang diberikan serta menentukan biaya dari setiap komponen layanan yang disediakan.
Maka dari itu untuk bisa mengatasi masalah tersebut dan menghindari dampak dari masalah tersebut, perlu adanya perencanaan Financial Management for IT Services yang mengacu pada standar ITIL versi 3 (ITIL v3) dengan tujuan
untuk memastikan bahwa PPTI mampu menyelenggarakan setiap layanan yang disediakan. Hasil akhir dari proses ini yaitu pengalokasian, pencatatan, dan menghitung biaya setiap layanan STI yang disediakan oleh bagian PPTI.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka perumusan masalah pada PPTI Stikom Surabaya yaitu bagaimana merencanakan financial Management for IT Service pada PPTI Stikom Surabaya yang mengacu pada standar Service Strategy
ITIL v3?
1.3 Pembatasan Masalah
Adapun batasan masalah yang yang dibahasa dalam penelitian ini, antara lain: 1. Perencanaan IT Service Portfolio menggunakan standar ITIL v3.
2. Perencanaan Financial Management mengacu pada proses Service Strategy menggunakan ITIL v3.
3. Proses perencanaan financial management difokuskan pada layanan TI untuk jaringan internet secara internal.
(9)
4. Proses perencanaan financial management tidak membahas biaya yang melibatkan individu.
5. Proses perencanaan financial management hanya akan membahas biaya pada lingkup bagian PPTI.
6. Penelitian ini hanya akan membahas 5 layanan yang didasarkan pada layanan mana yang dianggap paling penting.
7. Penelitian ini tidak melakukan proses analisa anggaran PPTI. 1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini yaitu menghasilkan dokumen business case dan cost model layanan STI pada bagian PPTI Stikom Surabaya menggunakan panduan Best Practice IT Service Management yaitu ITIL v3.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapatkan oleh PPTI Stikom Surabaya dengan adanya pembuatan IT Service Portfolio, yaitu:
1. PPTI dapat melakukan proses evaluasi dampak dari keuangan yang dihasllkan oleh kebijakan baru maupun kebijakan yang berubah.
2. PPTI dapat mengamankan pendanaan untuk mengelola penyedia layanan yang ada.
3. PPTI dapat mengelola dan melaporkan pengeluaran untuk layanan yang ada guna kepentingan stakeholder.
(10)
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini dibagi menjadi bab- bab dengan rincian sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan landasan- landasan teori yang digunakan untuk membantu penyelesaian penelitian ini yang meliputi antara lain Layanan STI, IT Service Management, Information Technology Infrastructure Library, Services Strategy,Klasifikasi Biaya berdasar
ITIL, Cost Model, Business Case, Financial Management for IT Service, dan IT Service Portfolio.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dijelaskan tahapan- tahapan yang dikerjakan oleh peneliti dalam penyelesaian tugas akhir ini, dimulai dari proses pengumpulan data dan penggalian informasi, analisa keuangan pada bagian PPTI, dan pembuatan cost model dan business case.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang hasil yang telah diperoleh dari proses analisa data dan informasi untuk menghasilkan cost model, business case, pembuatan SOP penyusunan anggaran pada PPTI,
(11)
dan kebijakan manajemen biaya layanan dengan menggunakan acuan pada ITIL V3.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini dijelaskan tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan oleh peneliti serta saran untuk proses pengembangan penelitian yang telah dibuat
(12)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Layanan Sistem dan Teknologi Informasi
Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) merupakan sebuah layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas komunikasi yang mendukung akses informasi kepada pelanggan dalam proses bisnis melalui penciptaan, manajemen, dan optimalisasi (ITIL, 2012). STI yang merupakan suatu komposit terpadu yang terdiri dari sejumlah komponen, seperti proses manajemen, hardware, software, fasilitas, dan orang yang menyediakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan manajemen (Evans, Macfarlane, Ivor, 2001).
2.2 IT Services Management
IT Service Management merupakan istilah umum yang menggambarkan
pendekatan strategis untuk merancang, memberikan, mengelola dan meningkatkan teknologi informasi yang digunakan dalam sebuah organisasi (Evans, Macfarlane, Ivor, 2001). Tujuan dari setiap kerangka IT Service Management adalah untuk memastikan bahwa proses yang benar, orang dan teknologi berada di tempat sehingga organisasi dapat memenuhi tujuan bisnisnya.
(13)
2.3 Information Technology Infrastructure Library
ITIL (Information Technology Infrastructure Library) merupakan sebuah standar kerangka kerja yang digunakan dalam bidang TI. ITIL berfungsi untuk menyelaraskan pelayanan TI dengan kebutuhan bisnis. ITIL menyediakan kerangka kerja bagi tata kelola TI, 'membungkus layanan', dan berfokus pada pengukuran terus ‐ menerus dan perbaikan kualitas layanan TI yang diberikan, baik dari sisi bisnis dan perspektif pelanggan. Fokus ini merupakan faktor utama dalam keberhasilan ITIL di seluruh dunia dan telah memberikan kontribusi untuk penggunaan produktif dan memberikan manfaat yang diperoleh organisasi dengan pengembangan teknik dan proses sepanjang organisasi ada (Cartlidge, 2007).
Gambar 2.1 Siklus ITIL v3 2.4 Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya ialah sebuah tindakan yang digunakan untuk mengelompokkan semua komponen biaya pada sebuah departemen kedalam kategori- kategori yang sudah ditentukan berdasarkan ITIL (Cannon, 2011). Terdapat enam kategori besar dalam pengklasifikasian biaya dalam panduan ITIL yang meliputi :
(14)
a. Capital Cost yaitu biaya pembelian sesuatu yang nantinya akan menjadi aset keuangan sebuah perusahaan, misalnya, pembelian bangunan, server, dan lain- lain.
b. Operational Cost, yaitu biaya yang dihasilkan dari proses dalam menjalankan jasa IT, yang sering melibatkan perulangan biaya, semisal biaya pembayaran gaji karyawan.
c. Direct Cost Biaya langsung mengacu pada biaya apapun dalam
menyediakan IT Layanan yang dapat dialokasikan secara penuh ke spesifik pelanggan, semisal computer pribadi.
d. Indirect Cost Biaya tidak langsung mengacu pada biaya menyediakan layanan TI yang tidak dapat dialokasikan secara penuh ke spesifik pengguna (misalnya, biaya menyediakan server bersama atau perangkat lunak bersama lisensi).
e. Fixed Cost ialah biaya yang tidak mengalami perubahan nominal.
f. Variable Cost biaya yang tergantung pada bagaimana banyak layanan IT yang digunakan, berapa banyak produk diproduksi, jumlah dan jenis pengguna, listrik atau sesuatu yang lain yang tidak bisa ditetapkan sebelumnya.
2.5 Services Strategy
Service Strategy merupakan salah satu tahapan dalam ITIL, dimana
service strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi IT Service Management (ITSM) tentang bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya
(15)
Service Strategy mendefinisikan bagaimana penyedia layanan akan menggunakan
layanan untuk mencapai hasil akhir bisnis dari pelanggan, sehingga memungkinkan penyedia layanan untuk memenuhi tujuan tersebut. (Cannon, 2011).
Terdapat lima proses dalam service strategy untuk menentukan layanan yang menjadi acauan untuk mencapai hasil akhir bisnis, yaitu :
1. Strategy Management for IT Service (Manajemen Strategi untuk Layanan TI) yang merupakan proses mendefinisikan dan mengelola perusahaan sesuai dengan layanan yang diberikan. Tujuannya adalah agar penyedia layanan membuat organisasi mencapai tujuan akhir bisnis, dan untuk menentukan pelayanan yang paling cocok dan paling efektif untuk diterapkan di dalam organisasi.
2. Service Portfolio Management (Manajemen Layanan Portofolio) merupakan proses pengelolaan Service Portfolio mulai dari pelayanan mana yang akan digunakan dan bagaimana pelayanan yang digunakan tersebut berjalan (siklusnya). Tujuannya adalah memastikan bahwa perusahaan memiliki layanan TI yang seimbang dengan bisnis yang dicapai.
3. Financial Management for IT Service (Manajemen Finansial Layanan TI) merupakan proses pengelolaan sumber daya,untuk memastikan bahwa penggunaan sumber daya sesuai untuk mencapai tujuan. Dalam proses ini, semua departemen dalam perusahaan ikut terlibat dalam proses manajemen finansial. Tujuan dari proses ini yaitu menyesuaikan
(16)
4. Demand Management for IT Service (Manajemen Permintaan Layanan TI) merupakan proses untuk memahami, mengantisipasi, dan mempengaruhi permintaan pelanggan untuk pelayanan dan kapasitas yang disediakan untuk memenuhi permintaan tersebut. Tujuannya adalah Memastikan bahwa permintaan pelanggan dapat ditampung oleh kapasitas yang dimliki oleh perusahaan.
5. Business Relationship Management (Manajemen Hubungan Bisnis) merupakan proses untuk membuat hubungan antara manajer bisnis dengan pelanggan pada tingkat strategis dan taktis. Tujuan dari proses ini ada 2, yaitu (1) Menciptakan hubungan bisnis antara penyedia layanan dan pelanggan yang berdasarkan kebutuhan pelanggan akan bisnisnya, dan (2) Identifikasi kebutuhan pelanggan dan memastikan bahwa perubahan kebutuhan bisnis dapat diikuti oleh penyedia layanan.
2.6 Cost Model
Model biaya merupakan sebuah kerangka kerja yang memungkinkan bagi layanan untuk menentukan biaya penyedia layanan dan memastikan bahwa pihak penyedia sudah mengalokasikan dengan benar, selain itu model biaya juga memungkinkan bagi penyedia layanan untuk mengetahui dampak dari perubahan layanan yang diajukan. Alasan penting kenapa mengapa biaya dianggap penting ialah untuk mengetahui biaya dari setiap layanan, dan mengetahui apa yang membuat biaya dari setiap layanan mengalami kenaikan maupun penurunan biaya. (Cannon, 2011).
(17)
2.7 Business Case
Business case membantu sebuah organisasi dalam menentukan apakah suatu proyek memiliki nilai investasi pada sebuah organisasi. Business case mendefinisikan masalah dan dampak yang akan terjadi serta melakukan analisa keuntungan biaya terhadap solusi yang muncul, selain itu business case juga akan memeriksa apakah proyek tersebut sudah sejalan dengan rencana strategis organisasi tersebut. (Piscopo, 2015).
2.8 Standard Operational Procedure
Standard Operational Procedure (SOP) adalah dokumen yang berisi
instruksi atau langkah-langkah yang memuat prosedur secara rinci, tahap demi tahap dan secara sistematis yang harus dilakukan dalam kegiatan rutin atau berulang-ulang dalam kegiatan sebuah organisasi. SOP juga dilengkapi dengan referensi, lampiran, formulir, diagram dan alur kerja (flow chart ). SOP sering juga disebut sebagai manual SOP yang digunakan sebagai pedoman untuk mengarahkan dan mengevaluasi suatu pekerjaan. Implementasi SOP yang baik, akan menunjukkan konsistensi hasil kinerja, hasil produk dan proses pelayanan yang mengacu pada kemudahan pengguna (Tathagati, 2014).
2.9 Financial Management for IT Service
Financial Management for IT Service (Manajemen Finansial Layanan TI)
merupakan proses pengelolaan sumber daya,untuk memastikan bahwa penggunaan sumber daya sesuai untuk mencapai tujuan (Cannon, 2011). Pada tahapan yang akan dilakukan pada financial management for IT service antara lain :
(18)
1. Accounting, pada tahapan ini dilakukan proses identifikasi biaya sebenarnya dalam memberikan layanan TI serta membandingkan biaya yang dianggarkan dan mengelola perbedaan anggaran yang ada.
2. Budgeting, pada tahapan ini dilakukan kegiatan merencanakan dan mengendalikan pengeluaran biaya yang dilakukan oleh PPTI.
3. Charging , Pemenuhan merupakan aktivitas ketika pembayaran
dibutuhkan untuk memberikan layanan. Untuk penyedia layanan internal penarikan biaya sifatnya ialah optional. Dalam beberapa perusahaan memilih untuk memperlakukan penyedia layanan IT mereka sebagai unit biaya.
2.10 IT Service Portfolio
Service Portfolio merupakan daftar pelayanan yang dibuat oleh penyedia
layanan dan merupakan hasil representasi dari siklus hidup pelayanan (Cannon, 2011). Service Portfolio merupakan dokumen terstruktur yang terdiri dari 3 komponen, yaitu;
1. Service Pipeline yang merupakan jenis-jenis pelayanan yang masih dalam fase pertimbangan atau pengembangan, tetapi belum disediakan bagi pelanggan.
2. Service Catalogue merupakan jenis-jenis pelayanan yang aktif, termasuk pelayanan yang dalam pengembangan namun bisa diimplementasikan. Service Catalogue digunakan untuk mendukung pelayanan TI. Jenis-jenis pelayanan yang masuk ke dalam kategori ini merupakan pelayanan yang telah diperhitungan biaya dan resikonya.
(19)
3. Retired Services merupakan jenis pelayanan yang sudah tidak dipergunakan lagi, jensi pelayanan yang ada di kategori ini masih digunakan pada pelanggan lama yang pernah menerima layanan tersebut atau pelanggan yang memiliki perjanjian bisnis
(20)
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu : 1). Tahap awal, 2). Tahap pengembangan, dan 3). Tahap akhir. Secara singkat tahapan metode penelitian ini dapat dilihat pada pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Bagan Metode Penelitian 3.1 Tahap Awal
Pada tahap awal, dilakukan pengumpulan data dan penggalian informasi dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini. Pengumpulan data dan penggalian informasi dilakukan dengan 3 tahapan yaitu wawancara, observasi, dan telaah terhadap domain terkait.
(21)
3.1.1 Studi Literatur
Studi literatur berfungsi untuk mendukung tahap pengembangan hingga tahap akhir . Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan materi lebih mendalam mengenai hal yang berhubungan dengan solusi, yaitu :
1. Layanan Sistem dan Teknologi Informasi.
2. IT Service Management.
3. Klasifikasi Biaya.
4. Information Technology Infrastructure Library. 5. Service Strategy.
6. Cost Model.
7. Business Case.
8. Standard Operational Procedure
9. Financial Management for IT Service. 10.IT Service Portfolio
3.1.2 Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang tidak bisa terlihat pada saat melakukan observasi, sebelum melakukan proses wawancara hal pertama yang harus dilakukan ialah merumuskan pertanyaan yang nantinya akan dijawab oleh narasumber, apabila proses perumusan pertanyaan sudah dilakukan maka langkah berikutnya ialah menentukan objek atau yang akan diwawancara dimana dalam hal ini wawancara akan ditujukan kepada kepala bagian PPTI sebagai narasumber dalam penelitian ini.
(22)
3.1.3 Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertolongan indra mata, dimana pada proses ini dilakukan proses pengamatan secara langsung bagaimana proses bisnis yang terjadi pada PPTI yang meliputi jalannya proses pelayanan serta juga untuk mengetahui prosedur yang harus diikuti oleh sivitas Stikom untuk mendapatkan layanan dan bagaimana prosedur PPTI dalam menangani layanan yang diberikan.
3.2 Tahap Pengembangan
Pada tahap pengembangan akan mulai dilakukan proses analisa terhadap manajemen keuangan pada PPTI Stikom Surabaya. Adapun pada tahapan ini akan dilakukan 3 proses dari financial management yaitu proses accounting, budgeting, dan charging.
3.2.1 Accounting
Tahapan awal dari proses financial management for it service ialah proses akuntansi, dimana proses akuntansi dilakukan untuk mengetahui biaya sebenarnya dalam memberikan layanan TI oleh PPTI. Pada tahapan ini akan dilakukan dengan metode forum group discussion dimana bagian PPTI sebagai objek PPTI juga akan berpartisipasi dalam menganalisa hasil dari setiap tahapan. Semua proses tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan klasifikasian biaya, mengelompokkan antara biaya pusat dan biaya unit serta tipe biaya dan elemen biaya yang nantinya akan digunakan sebagai komponen penyusun model biaya, sedangkan proses lain yang akan mendukung proses manajemen keuangan ialah melakukan pembuatan charts of account yang digunakan untuk mendetilkan biaya serta melakukan analisa
(23)
dan pelaporan yang nantinya akan menghasilkan kebijakan penyimpangan anggaran.
3.2.2 Budgeting
Pada tahapan ini akan dilakukan proses perbandingan antara rencana anggaran dengan hasil dari realisasi anggaran tersebut, setelah itu akan dilakukan proses sinkronisasi dengan strategi yang terdapat pada PPTI, dan yang berikutnya ialah melihat kembali dokumen service pipeline. Dari ketiga tahapan tersebut maka akan dapat dihasilkan proses perencanaan anggaran pada periode yang akan datang. Namun keberhasilan dalam membuat proses ini akan sangat bergantung terhadap data yang didapatkan, apabila dalam proses impelementasi peneliti tidak mendapatkan data pendukung, maka sebagai solusi alternatif dari keluaran ini akan dihasilkan sebuah prosedur dalam menyusun sebuah anggaran.
3.2.3 Charging
Setelah melakukan tahapan perhitungan akuntansi dan perencanaan anggaran serta cara mengendalikannya, maka tahapan selanjutnya ialah proses pemenuhan, proses pemenuhan sendiri merupakan proses dimana diperlukan pembayaran agar sebuah layanan dapat diberikan kepada pelanggan. Tahapan ini akan kembali melibatkan PPTI terkait dengan pembuatan kebijakan biaya layanan TI, tahapan ini akan dilakukan dengan cara menentukan kebijakan penarikan biaya yang akan digunakan, menentukan jenis layanan apa yang dibebankan, serta menentukan nilai dari setiap layanan. Tujuan atau hasil dari tahapan ini pembuatan kebijakan biaya layanan TI.
(24)
3.2.4 Forum Group Discussion
Pada tahap ini akan membahas tentang bagaimana menarik kesimpulan serta keputusan mengenai persepsi yang diberikan oleh tim proyek terhadap pihak perusahaan. Diskusi ini dirancang agar bisa memunculkan informasi mengenai solusi yang akan dirancang apakah sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jika solusi yang ditawarkan sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan, maka tim proyek dapat melanjutkan rancangan solusinya ke tahap berikutnya. Namun jika solusi yang ditawarkan belum sesuai dengan kebutuhan perusahaan, maka tim proyek perlu melakukan proses diskusi kembali dengan pihak perusahaan agar dapat menemukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dalam proses ini akan memiliki beberapa tahapan, antara lain :
1. Menentukan topik dan arah tujuan yang akan dibahas oleh tim proyek dan perusahaan.
2. Menetapkan begian mana saja yang akan ikut serta dalam proses diskusi ini.
3. Melakukan presentasi hasil rancangan solusi yang sudah dibuat/ presentasi kelanjutan proyek kepada perusahaan.
4. Melakukan diskusi bersama antara tim proyek dan perusahaan terkait dengan hasil solusi yang sudah dibuat. Pada tahap ini memungkinkan terjadi perubahan solusi terkait dengan kebutuhan perusahaan.
5. Memastikan pihak perusahaan sudah menyetujui hasil akhir dari kegiatan diskusi ini.
(25)
3.3 Tahap Akhir
Pada tahapan ini akan dijelaskan tentang keluaran utama dari penelitian ini, dimana keluaran dari penelitian ini ialah :
1. Cost Model
2. Business Case dari layanan yang sudah disepakati sebelumnya.
3. Standar dan Prosedur Penyusunan Anggaran pada PPTI Stikom Surabaya. 4. Kebijakan manajemen biaya pada PPTI Stikom Surabaya.
3.3.1 Cost Model
Pemodelan biaya merupakan sebuah kerangka kerja yang memungkinkan bagi penyedia layanan untuk menyediakan biaya yang digunakan oleh layanan dan memastikan bahwa biaya tersebut telah dialokasikan dengan tepat. Berikut contoh dari template cost model pada ITIL v3.
Gambar 3.2 Contoh Pembuatan Cost Model 3.3.2 Business Case
(26)
menentukan keputusan apakah suatu layanan harus didanai atau tidak, hal tersebut dilakukan berdasarkan manfaat, dampak, maupun resiko yang mungkin terjadi dari penyampaian layanan tersebut. Penyusunan business case ini nantinya akan menggunakan template dari dokumen PMBOK, berikut adalah contoh business case.
Gambar 3.3 Contoh Pembuatan Dokumen Business Case 3.3.3 Pembuatan Prosedur Penyusunan Anggaran
Merupakan sebuah kebijakan yang dihasilkan dari proses penganggaran, dimana fungsi dari kebijakan ini ialah untuk membantu pihak PPTI dalam menyusun anggaran pada periode yang akan datang.
3.3.4 Kebijakan Biaya Layanan TI PPTI Stikom Surabaya.
Berisi tentang kebijakan mengenai penarikan biaya kepada pelanggan terhadap jenis layanan yang selama ini mereka gunakan. Kebijakan ini akan berisi tentang jenis layanan apa yang termasuk, pada level apa penarikan biaya ini akan
(27)
diberlakukan, serta berapa nominal biaya yang akan dikenakan terhadap masing- masing layanan.
(28)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas hasil dan analisis dalam proses pembuatan manajemen keuangan pada layanan TI pada PPTI Stikom Surabaya. Hasil yang akan didapatkan dari masing- masing proses adalah sebagai berikut, serta dokumen keluaran dari masing- masing proses ini akan muncul pada dokumen keluaran “IT Service Portfolio”.
4.1 Tahap Awal
Pada tahapan ini akan dijabarkan tentang hasil yang telah diperoleh dari tahapan awal penelitian, yang meliputi wawancara, observasi dan studi literatur. 4.1.1 Studi Literatur
Metode pertama yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode studi literatur, metode ini dilakukan untuk mendapatkan materi lebih mengenai objek yang berhubungan dengan penelitian. Dimana literatur yang digunakan antara lain
1. Layanan Sistem dan Teknologi Informasi.
2. IT Service Management.
3. Klasifikasi Biaya.
4. Information Technology Infrastructure Library. 5. Service Strategy.
6. Cost Model.
7. Business Case.
(29)
2
10.IT Service Portfolio.
4.1.2 Wawancara
Pada tahapan ini telah dilakukan proses wawancara kepada kepala bagian PPTI serta beberapa staff pada PPTI mengenai hal- hal yang berkaitan dengan layanan TI yang disediakan, dimana dari proses wawancara tersebut menghasilkan beberapa keluaran, antara lain :
1. Struktur PPTI. (gambar 4.1) 2. Anggaran pembiayaan dari PPTI.
.
Gambar 4.1 Struktur PPTI Stikom Surabaya 4.1.3 Observasi
Selain menggunakan metode wawancara, pada penelitian ini juga menggunakan metode observasi dimana pada prosesnya dilakukan kegiatan pengamatan secara langsung tentang PPTI mengenai visi misi maupun alur atau
Kepala Bagian
Kasie. Pengembangan
Jaringan
Admininstrasi Jaringan
Kasie. Pengembangan Sistem Infomasi
Database Programmer
Web Programmer
(30)
3
1. Visi, Misi, dan Tujuan dari PPTI yang dapat dilihat pada tabel 4.1 2. Jenis layanan yang disepakati beserta deskripsi layanan. (Tabel 4.2)
Tabel 4.1 Visi, Misi, dan Tujuan PPTI Visi, Misi, dan Tujuan
Visi:
Menjadikan Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya sebagai perguruan tinggi yang unggul dan mampu bersaing di tingkat nasional melalui pengembangan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi.
Misi :
1. Menjadikan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana penunjang bagi kemajuan Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya.
2. Membangun strategi teknologi informasi dan komunikasi secara menyeluruh yang mendukung strategi Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya.
3. Melakukan inovasi dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi sebagai upaya mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Menyediakan sumber daya dengan kapasitas dan kemampuan yang profesional mendukung teknologi komputasi hijau.
Tujuan :
1. Menyediakan layanan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang terpadu untuk mendukung kegiatan akademik, administrasi, penelitian, pengabdian masyarakat dan proses belajar mengajar.
2. Menyediakan layanan teknologi informasi dan komunikasi bagi seluruh sivitas akademika.
3. Menjamin tersedianya teknologi informasi dan komunikasi terkini yang dapat diandalkan serta dapat memenuhi kebutuhan pelaksanaan kegiatan.
(31)
4
Tabel 4.2 Jenis Layanan TI yang Disepakati dan Deskripsi
Nama Layanan Deskripsi
Brilian
Singkatan dari hybrid learning Stikom Surabaya. Adalah sebuah aplikasi berbasis web untuk mendukung pembelajaran mahasiswa. Brilian memiliki beberapa fitur yaitu:
1. Course Material yang berisi kontrak pembelajaran, materi kuliah, sumber belajar yang mendukung proses pembelajaran.
2. Forum yang berfungsi untuk diskusi secara online dan dirancang interaksi peserta didik dengan pendidik.
3. Assignment yang berfungsi untuk pemberian dan
pengumpulan tugas serta quiz, pendidik dapat memberikan feedback terhadap tugas tersebut.
4. Announcement yang berfungsi untuk pemberitahuan tentang kuliah bagi peserta didik yang ikut mata kuliah, 5. Score List yang berisi daftar nilai quiz dan tugas peserta
didik.
6. Lecture Minutes yang berfungsi untuk catatan realisasi pembelajaran dan pendidik saat melakukan perkuliahan.
7. Synchronous Learning yang berfungsi untuk
pembelajaran jarak jauh menggunakan aplikasi “hangout” dari google.
Sicyca
Aplikasi berbasis web untuk memberikan informasi kepada dosen, karyawan dan mahasiswa Stikom Surabaya seputar kehidupan kampus, baik itu perkuliahan, perpustakaan, keuangan, dan lain-lain. Berikut merupakan fitur sicyca:
(32)
5
Nama Layanan Deskripsi
1. Dashboard. Fitur ini berfungsi untuk menampilkan sub nilai SKS pada masa studi, SKS yang di tempuh, SKS perbaikan, batas studi normal, jadwal matakuliah, nilai ujian, nilai praktikum, dan SSKM. Ada pun beberapa sub yang di tampilkan dalam dashboard seperti detail SSKM, angket dosen kuliah, dan download.
2. Akademik. Fitur ini berfungsi untuk menampilkan sub berupa jadwal kegiatan dan jadwalkuliah. Akademik juga menampilkan sub lain seperti: kartu rencana studi, sisa matakuliah, jadwal ujian, histori, materi kuliah, kalender akademik, dan administrasi mahasiswa. 3. Keuangan. Fitur ini berfungsi untuk sebagai informasi
kepada mahasiswa berupa info keuangan. Adapun tampilan sub keuangan seperti SPP, SP(sumbangan pembangunan), Sema, dan Denda Pelanggaran.
4. Perpustakaan. Fitur ini berfungsi untuk menampilkan halaman berupa pepustakaan dalam bentuk info perpustakaan, peminjaman buku, rata-rata kunjungan, dan rata-rata peminjaman.
5. E-Resource. Fitur ini berfungsi untuk Memuat file yang berupa dokumen dokumen penting berjenis video, jurnal, dan audio.
6. PPTA. Fitur ini berfungsi sebagai acuan untuk melihat perkembangan Tugas Akhir mahasiswa yang telah mendaftarkan Tugas Akhirnya.
7. Komunitas. Fitur ini berfungsi untuk menampilkan pencarian mahasiswa atau staff yang ada di Stikom Surabaya.
Stikomapps
Sebuah layanan aplikasi web portal untuk mengakses aplikasi keseluruhan yang ada dalam domain stikom.edu, beberapa
(33)
6
Nama Layanan Deskripsi
aplikasi tersebut seperti: email, drive, serta akses informasi untuk mendukung kegiatan mahasiswa.
Wired
Sebuah layanan akses data untuk menghubungkan dari komputer ke komputer sebuah jaringan melalui perantara kabel (LAN).
Wifi
Sebuah layanan akses data untuk menghubungkan dari komputer ke sebuah jaringan melalui perantara nirkabel (WLAN).
Hasil dari jenis layanan yang disepakati ini nantinya akan dijadikan komponen dalam penyusunan business case tiap layanan.
4.2 Tahap Pengembangan
(34)
7
Dimana dalam tahap ini memiliki 3 proses dalam pengerjaannya yaitu : accounting, budgeting, dan charging.
4.2.1 Accounting
Dalam proses pengerjaan accounting ini akan dilakukan dalam beberapa tahapan sehingga akan menghasilkan keluaran cost model, selain menghasilkan keluaran berupa cost model dalam salah satu proses pengerjaan accounting ini juga akan digunakan dalam proses pembuatan business case, dimana tahapan pengerjaan accounting ini terdiri atas :
A. Melakukan proses klasifikasi biaya yang terdapat pada PPTI. B. Melakukan pembagian antara biaya pusat dan unit biaya. C. Menentukan antara tipe biaya dan elemen biaya.
D. Membuat chart of account. E. Melakukan analisa dan pelaporan.
A. Melakukan Proses Klasifikasi Biaya
Dalam proses pembuatan pemodelan biaya, salah satu komponen yang dibutuhkan ialah melakukan klasifikasi biaya yang terdapat pada PPTI, biaya yang didapatkan berasal dari data keuangan yang terdapat pada PPTI. Komponen penyusun dari proses klasifikasi ini ialah semua komponen biaya yang mendukung proses bisnis pada PPTI Stikom Surabaya, maka berdasarkan hasil identifikasi dan hasil diskusi bersama dengan pihak PPTI yang diwakili oleh kepala bagian dan Kasie jaringan maka dapat dirumuskan hasil dari pengklasifikasian biaya dapat dilihat pada tabel 4.3.
(35)
8
Tabel 4.3 Klasifikasi Biaya
No Klasifikasi Biaya Aset Komponen Layanan yang Dibiayai
1 Capital Cost
Biaya yang digunakan untuk membiayai asset layanan TI pada PPTI.
- Server
- Rak Server
- Switch
- RG- 45
- Access Point
- Router
- Kabel LAN
2 Operational Cost
Biaya yang digunakan membiayai biaya operasional layanan TI.
- Upgrade CPU
- Gaji Karyawan - Pelatihan
- Hardisk Backup
3 Direct Cost
Biaya yang digunakan untuk pembiayaan layanan yang digunakan secara personal atau digunakan oleh bagian itu sendiri.
- Personal Computer
4 Indirect Cost
Biaya yang digunakan untuk pembiayaan layananyang digunakan secara multi personal atau sharing department.
- Sewa Internet - Pembayaran Listrik - Pemeliharaan jaringan
- Cloud server
- Perpanjangan domain - Perpanjangan SSL
- Perpanjangan lisensi MSDN/AA
(36)
9
No Klasifikasi Biaya Aset Komponen Layanan yang Dibiayai
(Biaya untuk pengelolaan layanan TI yang tidak mengalami perubahan nominal).
6 Variable Cost
(Biaya untuk pengelolaan layanan TI yang belum ditetapkan sebelumnya atau biaya tidak terduga).
- Pada bagian ini biaya yang dikeluarkan bukan lagi merupakan kewenangan bagian PPTI.
Pembuatan klasifikasi ini biaya ini didasarkan pada landasan teori pada panduan ITIL v3, sebagaimana sudah dijabarkan pada bab 2. Berdasarkan hasil klasifikasi biaya, maka hasil klasifikasi biaya jenis direct dan indirect ini nantinya akan digunakan dalam menyusun pembuatan bagan model biaya yang sudah sesuai dengan standar pada ITIL v3, sedangkan jenis klasifikasi biaya yang lain akan digunakan dalam pembuatan chart of account.
B. Melakukan Pembagian Antara Biaya Pusat dan Unit Biaya
Langkah berikutnya ialah menentukan antara pusat biaya dan unit biaya, berdasarkan hasil analisa dan diskusi yang telah dilakukan serta dengan manacu pada standar ITIL v3, maka dapat dihasilkan bahwa PPTI merupakan lingkup dari cost center, dan dua bagian didalam PPTI yaitu bagian pengembangan sistem
informasi dan bagian pengembangan jaringan merupakan lingkup dari cost units. Hal tersebut dikarenakan kedua bagian tersebut merupakan lingkup kecil atau bagian kecil dari PPTI sehingga kedua bagian tersebut termasuk kedalam cost units. Diagram dari pemodelan cost center dan cost unit ini dapat dilihat pada gambar 4.2
(37)
10
Gambar 4.2 Pembagian Cost Center dan Cost Unit
Proses ini dilakukan untuk melakukan pengelompokkan biaya yang akan muncul dari proses klasifikasi biaya yang dilakukan pada tahapan klasiffikasi biaya. Bagan ini merupakan salah satu komponen dalam penyusunan model biaya, bagan ini nantinya akan digunakan dalam proses pengelompokan pusat biaya dan unit biaya yang diturunkan dari klasifikasi jenis biaya yaitu jenis biaya direct dan indirect. Setelah mendapatkan hasil klasifikasi biaya dan melakukan pembagian
antara pusat biaya dan unit biaya, maka berdasarkan 2 hasil tersebut maka akan dihasilkan mapping antara klasifikasi biaya dan pembagian unit yang akan dijabarkan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Mapping Klasifikasi Biaya dan Pembagian bagian Hasil Pembagian Bagian Klasifikasi Biaya
Cost Center (PPTI)
Operational Cost:
Upgrade CPU
(38)
11
Hasil Pembagian Bagian Klasifikasi Biaya Pembayaran Listrik
Perpanjangan lisensi MSDN/ AA
Cost Unit
(Bagian Pengembangan Sistem Informasi)
Capital Cost :
Server
Rak Server Operational Cost:
Hardisk Backup Direct Cost :
Personal Computer
Indirect Cost :
Cloud Server
Perpanjangan Domain Perpanjangan SSL
Cost Unit
(Bagian Pengembangan Jaringan)
Capital Cost :
Access Point
Router
Switch
RG 45
Kabel LAN Direct Cost :
Personal Computer
Indirect Cost : Sewa Internet
Pemeliharaan Jaringan
Pada tabel 4.4 dijelaskan hubungan antara klasifikasi biaya dengan pembagian unit biaya, dimana setiap hasil dari pembagian unit biaya memiliki setidaknya satu komponen dari klasifikasi biaya, contoh bagian pusat biaya yaitu PPTI memiliki komponen biaya yaitu operational cost yang memiliki komponen
(39)
12
biaya upgrade CPU, gaji karyawan, dan pelatihan dan indirect cost yang memiliki komponen biaya pembayaran listrik, dan perpanjangan lisensi MSDN/ AA. C. Menentukan Antara Tipe Biaya dan Elemen Biaya
Setelah melakukan pemetakan antara biaya pusat dan unit biaya, maka langkah berikutnya ialah menentukan tipe biaya dan elemen biaya yang didasarkan pada proses klasifikasi sebelumnya, berdasarkan hasil analisa dan hasil diskusi dengan kepala bagian PPTI dan Kasie bagian pengembangan jaringan maka hasil pemetaan dapat dilihat pada gambar 4.3.
(40)
13
Pada gambar 4.3 dijelaskan tipe biaya dan elemen dari masing- masing tipe biaya tersebut. Berdasarkan hasil analisa dan forum group disscution, maka didapatkan hasil bahwa pada bagian PPTI terdapat tiga tipe biaya yaitu: hardware, software, dan people, dimana masing- masing tipe biaya tersebut memiliki atribut
atau elemen biaya tersendiri. Langkah berikutnya ialah melakukan mapping antara 2 proses sebelumnya yaitu proses klasifikasi biaya, pembagian unit biaya, dengan proses pembagian tipe biaya. Hasil dari proses mapping tersebut dapat dijabarkan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Mapping Tipe Biaya, Pembagian Unit, dan Klasifikasi Biaya Pembagian Tipe Pembagian Unit Klasifikasi Biaya Tipe Biaya Elemen Biaya
Hardware
Server Unit Biaya
(Pengembangan Sistem Informasi)
Capital Cost
Jaringan Internet Unit Biaya (Pengembangan Jaringan)
Capital Cost
Software
Web Base Unit Biaya
(Pengembangan Sistem Informasi)
Indirect Cost
Desktop Base Unit Biaya (Pengembangan Sistem Informasi)
Indirect Cost
Lisensi OS Pusat Biaya (PPTI) Indirect Cost Support IT Pusat Biaya (PPTI) Indirect Cost People Payroll Pusat Biaya (PPTI) Operational Cost
(41)
14
Pada tabel 4.5 dijelaskan mapping antara ketiga proses yang sudah dikerjakan sebelumnya, yaitu proses klasifikasi biaya, pembagian unit biaya, dan pembagian tipe dan elemen biaya, sebagai contoh pada tipe biaya hardware memiliki elemen biaya server, dan elemen biaya server tersebut dimiliki oleh bagian unit biaya pengembangan sistem informasi yang masuk kedalam klasifikasi tipe biaya.
D. Membuat Chart of Account
Berikutnya ialah memetakan hasil dari klasifikasi biaya beserta dengan komponen biaya didalamnya kedalam chart of account, hasil dari chart of account dapat dilihat pada tabel 4.6. Pembuatan Chart of Account ini didasarkan pada standar ITIL v3 dengan menggunakan 6 klasifikasi biaya.
Hasil dari proses ini digunakan untuk mendetailkan kembali biaya- biaya yang terdapat pada PPTI, yang meliputi 6 bab besar yaitu : capital cost, operational cost, direct cost, indirect cost, fixed cost, dan variable cost seperti yang terlihat
pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Pembuatan Charts of Account
CHARTS OF ACCOUNT PPTI STIKOM SURABAYA
Nama Akun Keterangan Akun
1. Capital Cost Mengetahui total biaya dari
capital cost. Bagian Unit Biaya (Pengembangan
Sistem Informasi)
Mengetahui total biaya dari bagian pengambagan sistem informasi dalam melakukan pembelian hardware bagian
(42)
15
Nama Akun Keterangan Akun
1.1.Hardware Mengetahui total biaya
keseluruhan dari biaya investasi hardware
1.1.1. Server Mengetahui total biaya dari
pembelian keseluruhan server server
1.1.1.1. Server Akademik Mengetahui biaya saat melakukan pembelian server akademik.
1.1.1.2. Server Non Akademik Mengetahui biaya saat melakukan pembelian server non - akademik.
Bagian Unit Biaya (Pengembangan Jaringan)
Mengetahui total biaya dari bagian pengambagan jaringan dalam melakukan pembelian hardware bagian jaringan internet.
1.1.2. Jaringan Internet Mengetahui total biaya keseluruhan dari investasi perangkat jaringan internet. 1.1.2.1. Access Point Menjabarkan biaya investasi
access point.
1.1.2.2. Router Menjabarkan biaya investasi router.
1.1.2.3. Switch Menjabarkan biaya investasi switch.
1.1.2.4. RG- 45 Menjabarkan biaya investasi RG- 45.
1.1.2.5. Kabel LAN Menjabarkan biaya investasi kebel LAN.
(43)
16
Nama Akun Keterangan Akun
1.1.2.6. Rak Server Menjabarkan biaya investasi rak server.
2. Operational Cost Mengetahui total keseluruhan
dari biaya operasional.
Pusat Biaya (PPTI) Mengetahui biaya PPTI dalam
biaya kepegawaian.
2.1.People Mengetahui total keseluruhan
dari biaya pegawai.
2.1.1. Payroll Mengetahui total keseluruhan
biaya penggajian pagawai. 2.1.1.1. Staff Bagian Pengembangan
Sistem Informasi
Mengetahui biaya yang digunakan untuk menggaji staff bagian pengembangan sistem informasi.
2.1.1.2. Staff Bagian Pengembangan Jaringan
Mengetahui biaya yang digunakan untuk menggaji staff bagian pengembangan jaringan.
2.1.2. Training Mengetahui total biaya
keseluruhan yang digunakan dalam mengadakan kegiatan training oleh PPTI.
2.1.2.1. Training Karyawan Baru Mengetahui biaya yang dikeluarkan saat melakukan kegiatan training karyawan baru.
2.1.2.2. Training GAFE Mahasiswa Baru
Mengetahui biaya yang dikeluarkan saat melakukan
(44)
17
Nama Akun Keterangan Akun
2.1.2.3. Training Brilian Mahasiswa Baru
Mengetahui biaya yang dikeluarkan saat melakukan kegiatan training brilian mahasiswa baru.
3. Direct Cost Mengetahui total biaya
langsung keseluruhan pada PPTI.
Pusat Biaya (PPTI) Mengetahui total biaya dari
PPTI dalam investasi hardware pada pegawai.
3.1.Hardware Mengetahui total biaya
langsung bagian hardware pada PPTI.
3.1.1. Personal Computer Masing- Masing Staff PPTI
Mengetahui biaya dalam pengadaan personal computer pada PPTI
4. Indirect Cost Mengetahui total biaya
keseluruhan dari biaya tidak langsung.
Uni Biaya (Pengembangan Sistem Informasi)
Mengetahui total biaya yang digunakan oleh bagian pengembangan sistem informasi dalam biaya tidak langsung yang meliputi komponen web base.
4.1.Software Mengetahui total biaya tidak
langsung bagian perangkat lunak.
4.1.1. Web Base Mengetahui total biaya tidak langsung bagian web base.
(45)
18
Nama Akun Keterangan Akun
Unit Biaya (Pengembangan Jaringan)
Mengetahui total biaya yang digunakan oleh bagian pengembangan jaringan dalam biaya tidak langsung yang meliputi sewa internet 4.1.1.1. Sewa Internet Mengetahui total biaya tidak
langsung secara keseluruhan pada bagian sewa internet. 4.1.1.1.1. Sewa Internet Telkom Mengetahui biaya dalam
pembayaran sewa internet Telkom.
4.1.1.1.2. Sewa Internet Non Telkom Mengetahui biaya dalam pembayaran sewa internet Non Telkom.
Unit Biaya (Pengembangan Sistem Informasi)
Mengetahui total biaya yang digunakan oleh bagian pengembangan sistem informasi dalam biaya tidak langsung yang meliputi komponen web base. 4.1.1.1.3. Cloud Server Mengetahui biaya yang
digunakan dalam pembayaran cloud server.
4.1.1.1.4. Perpanjangan Domain Mengetahui total biaya dari perpanjangan domain. 4.1.1.1.4.1. Domain Stikom.edu Mengetahui biaya yang
(46)
19
Nama Akun Keterangan Akun
4.1.1.1.4.2. Domain Stikom.ac.id Mengetahui biaya yang digunakan dalam pembayaran domain stikom.ac.id
4.1.1.1.5. Perpanjangan SSL Mengetahui biaya yang digunakan dalam pembayaran perpanjangan SSL.
Pusat Biaya (PPTI) Mengetahui total biaya tidak langsung dari PPTI terkait perpanjangan lisensi OS. 4.1.2. Lisensi OS Mengetahui total biaya tidak
langsung secara keseluruhan pada bagian
4.1.2.1. Windows OS Mengetahui biaya yang digunakan dalam pembayaran lisensi windows.
Pusat Biaya (PPTI) Mengetahui total biaya tidak langsung dari PPTI terkait support IT meliputi pembayaran listrik.
4.1.3. Support IT Mengetahui total biaya tidak langsung secara keseluruhan pada bagian Support IT 4.1.3.1. Pembayaran Listrik Mengetahui biaya yang
digunakan dalam pembayaran listrik.
5. Fixed Cost -
6. Variable Cost -
(47)
20
ini didapatkan dari tahapan- tahapan sebelumnya, yaitu tahapan klasifikasi biaya, pengelompokan pusat biaya dan unit biaya, serta penentuan antara tipe biaya dan elemen biaya. Dimana dari ketiga hasil tersebut akan dijabarkan kedalam charts of account sesuai dengan panduan ITIL v3.
E. Melakukan Analisa dan Pelaporan
Selain melakukan tahapan yang mendukung pembuatan model biaya dan pembuatan charts of account, maka langkah lain yang perlu dilakukan ialah melakukan analisa dan pelaporan terhadap keuangan PPTI pada periode sebelumnya, adapun tujuan dari tahapan ini antara lain :
1. Membuat organisasi memahami biaya layanan yang masuk, keluar, serta investasi.
2. Mengkomunikasikan biaya layanan kepada para manajemen tingkat atas. 3. Untuk melihat kembali keputusan strategi yang sudah dibuat apakah sesuai
dengan yang sudah direncanakan.
Dalam menganalisa sebuah penyimpangan yang terdapat pada sebuah departemen, maka langkah yang perlu dilakukan ialah membandingkan anggaran yang sudah dibuat dengan dokumen hasil realisasi yang sudah terlaksana, maka dari proses tersebut akan dapat dilihat apakah terdapat penyimpangan didalam anggaran tersebut.
Selain itu didalam panduan ITIL v3 ini juga dijelaskan tindakan- tindakan penanganan yang perlu dilaksanakan apabila terjadi penyimpangan dalam proses penganggaran. Berdasarkan tindakan- tindakan tersebut maka akan dibuat sebuah
(48)
21
kebijakan penyimpangan anggaran pada PPTI, menggunakan format yang dibuat berdasarkan refrensi dari format SPMI yang berasal dari Bagian Kendali Mutu yang ada di struktur besar organisasi Institut Bisnis Informatika Stikom Surabaya. Bagian Kendali Mutu ini berada diluar strukur PPTI yang bertanggung jawab atas format penulisan prosedur dan kebijakan. Berikut format yang di gunakan dapat dilihat pada gambar 4.4 dan gambar 4.5.
1. Cover Kebijakan Penyimpangan Anggaran
Gambar 4.4 Cover Kebijakan Penyimpangan Anggaran
Pada gambar 4.4 merupakan cover dari kebijakan penyimpangan anggaran, dimana cover ini didasarkan pada format SPMI pada Stikom Surabaya yang berasal dari bagian penjaminan mutu.
(49)
22
2. Halaman Form Kebijakan
Gambar 4.5 Form Kebijakan PPTI
Pada gambar 4.5 menjabarkan tentang isi dari sebuah kebijakan, dimana isi dari kebijakan tersebut terdiri atas objektif kebijakan, tujuan kebijakan, ruang lingkup kebijakan, deskripsi dari kebijakan, komitmen dari penyedia kebijakan, dan larangan serta sanksi.
Bagian terpenting dalam pembuatan kebijakan penyimpangan anggaran ini terletak pada berapa prosentase penyimpangan beserta dengan tindakan apa saja yang perlu dilakukan untuk menangani penyimpangan tersebut. Kebijakan yang dibuat harus dapat menjadi acuan dalam kegiatan proses bisnis yang ada pada PPTI. Berikut pada table 4.7 merupakan hasil dari kebijakan yang telah dibuat.
Tabel 4.7 Dokumen Kebijakan Penyimpangan Anggaran
1. Objektif Tindakan yang diperlukan terhadap penyimpangan anggaran.
2. Tujuan Kebijakan Dengan adanya kebijakan ini, PPTI dapat mengetahui tindakan apa yang diperlukan apabila terjadi penyimpangan anggaran..
3. Ruang Lingkup Pengelolaan biaya layanan TI
4. Deskripsi Kebijakan ini ditujukan untuk bagian manajemen keuangan di dalam PPTI terkait tindakan penanganan apabila terjadi penyimpangan anggaran. Kebijakan
(50)
23
1. Apabila terjadi penyimpangan anggaran sebesar 2,5% baik itu anggaran dana yang berlebih maupun kekurangan, maka tidak diperlukan tindakan apapun karena penyimpangan tersebut masih dianggap normal.
2. Namun apabila tingkat penyimpangan melebihi 2,5% per kuartal baik itu penyimpangan keatas (+) ataupun penyimpangan kebawah(-) maka anggaran tersebut perlu dilakukan penilaian kembali.
3. Apabila penyimpangan negatif sebesar (-5%) maka perlu tindakan untuk mengubah rencana anggaran yang sudah ditentukan, dan apabila pihak perusahaan tidak memungkinkan untuk kembali ke anggaran semula, maka pihak perusahaan direkomendasikan untuk membuat anggaran terbaru untuk sisa periode. 4. Apabila penyimpangan positif (+6.5%) maka langkah
yang perlu dilakukan ialah pihak perusahaan melakukan tindakan peningkatan kualitas terhadap komponen anggaran yang akan dibeli.
4. Komitmen Manajemen biaya layanan TI pada PPTI dengan sungguh – sungguh :
1. PPTI membelanjakan dana yang telah dianggarkan sesuai dengan program kerja yang telah dibuat. 2. Rutin dalam melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan penyimpangan anggaran.
3. PPTI melaksanakan kebijakan tersebut diatas guna untuk efektivitas proses bisnis perusahaan.
5. Larangan dan Sanksi
(51)
24
4.2.2 Budgeting
Dalam pembuatan anggaran yang mengacu pada panduan ITIL v3 maka akan dilakukan dalam beberapa tahapan, tahapan tersebut antara lain :
1. Melakukan perbandingan antara rencana anggaran dengan hasil realisasi anggaran pada periode sebelumnya, untuk mendapatkan temuan penyimpangan anggaran.
2. Melakukan penyusunan anggaran yang dibantu dengan aturan penyusunan anggaran yang telah ditetapkan oleh PPTI. Aturan penyusunan yang dimaksud antara lain, yaitu:
a. Melakukan diskusi terpisah antara para Kasie dengan Kabag PPTI. b. Setiap Kasie memberikan usulan terkait perencanaan anggaran yang
mencakup perkembangan aplikasi dan SDM pada periode berikutnya. c. Melakukan proses pengelompokkan terkait usulan yang sudah
diberikan kedalam masing- masing bagian.
d. Mendiskusikan kembali hasil usulan perencanaan anggaran kepada semua staff PPTI sebelum usulan anggaran tersebut didiskusikan bersama dengan pihak institusi.
3. Berikutnya ialah melihat kembali layanan apa saja yang mungkin ada pada periode berikutnya melalui dokumen service pipeline berdasarkan hasil temuan pada tahapan service portfolio management.
Berdasarkan ketiga hal tersebut maka akan dapat dihasilkan proses perencanaan pada anggaran berikutnnya. Tahapan- tahapan tersebut dapat
(52)
25
berikutnya akan dibuatkan Standard Operational Procedure (SOP) yang mengacu pada kebijakan penyimpangan anggaran yang merupakan keluaran dari tahapan analisa dan pelaporan pada tahapan accounting yang terlampir pada lampiran 2. A. Membuat Standar dan Prosedur
Tahapan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan standard dan prosedur proses manajemen atau pengelolaan pernintaan berdasarkan aktivitas. Format yang dibuat oleh berdasarkan refrensi dari format SPMI yang berasal dari Bagian Kendali Mutu yang ada di struktur besar organisasi Institut Bisnis Informatika Stikom Surabaya. Bagian Kendali Mutu ini berada diluar strukut PPTI yang bertanggung jawab atas format penulisan prosedur.
Standar dan prosedur proses penyusunan anggaran dibuat berdasarkan proses bisnis, tahapan PPTI dalam menyusun perencanaan anggaran, hasil dari dokumen service pipeline. Daftar kebijakan yang menjadi acuan dalam pembuatan SOP dapat dilihat pada tabel 4.9 ialah kebijakan penyusunan anggaran yang didapatkan dari proses analisa dan pelaporan yang sudah dikerjakan pada tahapan accounting. Berdasarkan kebijakan tersebut maka akan terlihat poin atau objektif
yang akan menjadi komponen munculnya suatu standar dan prosedur. Tabel 4 8 Rincian Acuan Kebijakan
No Kebijakan Point/ Objectif Standar dan Prosedur 1 Kebijakan
Penyimpangan Anggaran
Tindakan- tindakan yang diperlukan apabila terjadi penyimpangan anggaran pada PPTI Stikom Surabaya.
Standard dan prosedur proses penyusunan anggaran layanan TI pada PPTI Stikom Surabaya.
(53)
26
Sedangkan formulir dihasilkan berdasarkan tahapan- tahapan prosedur yang membutuhkan detil langkah lebih rinci dalam pengerjaannya. Daftar formulir dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4 9 Formulir Hasil Prosedur
NO Prosedur Nama Formulir Lampiran
1 Penyusunan Anggaran Layanan TI pada PPTI Stikom Surabaya.
Form hasil analisa anggaran pada periode sebelumnya.
Lampiran 6
2 Penyusunan Anggaran Layanan TI pada PPTI Stikom Surabaya.
Form hasil usulan masing- masing kasie.
Lampiran 7
3 Penyusunan Anggaran Layanan TI pada PPTI Stikom Surabaya.
Form laporan pengelompokan usulan berdasarkan bagian pada PPTI.
Lampiran 8
4 Penyusunan Anggaran Layanan TI pada PPTI Stikom Surabaya.
Form hasil usulan penyusunan anggaran pada PPTI sebelum dirapatkan dengan pihak sivitas Stikom.
Lampiran 9
Pada tabel 4.10 dijabarkan prosedur penyusunan anggaran layanan TI pada PPTI Stikom Surabaya , telah dihasilkan empat formulir berdasarkan tahapan – tahapan kegiatan yang terdapat pada prosedur yang membutuhkan detil langkah lebih rinci dalam pengerjaannya. Formulir tersebut juga berfungsi sebagai dokumentasi hasil dari tiap proses atau kegiatan yang ada pada tahapan prosedur tersebut.
(54)
27
B. Hasil Pembuatan Standar dan Prosedur B1. Pembuatan Standar Penyusunan Anggaran
Pada kegiatan penyusunan anggaran, penyedia layanan TI perlu standar yang dapat menjadi acuan kegitan tersebut dalam mempermudah kegiatan, selain itu standar memberikan arahan yang cukup jelas, indikator keberhasilan suatu kegiatan yang besangkutan. Berikut standar penyusunan anggaran aktivitas yang digunakan, pada tabel 4.11.
1. Halaman Cover
(55)
28
Pada gambar 4.6 merupakan cover dari standar penyusunan anggaran layanan TI pada PPTI, dimana cover ini didasarkan pada format SPMI pada Stikom Surabaya yang berasal dari bagian penjaminan mutu.
2. Halaman Isi Standar
Tabel 4.10 Standar Penyusunan Anggaran Layanan TI pada PPTI 1. Visi dan Misi Institut
Bisnis dan
Informatika Stikom Surabaya
Visi:
Menjadi perguruan tinggi yang berkualitas, unggul, dan terkenal.
Misi:
1. Mengembangkan ipteks sesuai kompetensi.
2. Membentuk SDM yang profesional, unggul, dan berkompetensi.
3. Menciptakan corporate yang sehat dan produktif. 4. Meningkatkan kepedulian sosial terhadap kehidupan
bermasyarakat.
5. Menciptakan lingkungan hidup yang sehat dan produktif.
2. Rasionale Melakukan penyusunan anggaran berdasarkan panduan ITIL V3.
3. Pihak yang
Bertanggung jawab untuk Memenuhi Isi Standar
1. Kepala Bagian PPTI
2. Kasie Pengembangan Sistem Informasi 3. Kasie Pengembangan Jaringan
4. Definisi Istilah 1. Kepala Bagian PPTI adalah orang yang bertanggung jawab atas segala aktifitas yang terjadi di dalam PPTI 2. Kasie Pengembangan Sistem Informasi bertanggung jawab mengenai ketersediaan sistem informasi dari
(56)
29
programmer, sub web programmer, dan sub data center
3. Kasie Pengembangan Jaringan bertanggung jawab mengenai ketersediaan jaringan untuk pelaksanaan teknologi komunikasi dari seluruh sivitas akademik yang memiliki sub administrasi jaringan
4. Pernyataan Isi Standar
1. Terdapatnya aktor dalam melakukan penyusunan anggaran :
a. Kabag PPTI.
b. Kasie Pengembangan Jaringan.
c. Kasie Pengembangan Sistem Informasi.
2. Terdapatnya hasil analisa anggaran pada periode sebelumnya yang digunakan sebagai acuan.
3. Penyusunan anggaran ini menghasilkan perencanaan anggaran pada periode berikutnya.
5. Strategi 1. Melakukan evaluasi terhadap anggaran pada periode sebelumnya untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan.
2. Kabag PPTI melihat kembali dokumen service pipeline untuk mengetahui kemungkinan jenis layanan baru yang akan dikembangkan.
3. Kasie bagian pengembangan sistem informasi dan Kasie bagian pengembangan jaringan memberikan daftar kebutuhan pada masing- masing bagian.
4. Kabag PPTI mereview kembali hasil kebutuhan dari masing- masing bagian.
6. Indikator 1. Terdapat penanggung jawab terhadap setiap kebutuhan yang diperlukan.
2. Adanya evaluasi terhadap penyusunan anggaran yang sudah dibuat sehingga dapat menjadi acuan pada periode mendatang
(57)
30
7. Dokumen terkait 1. Customer Portfolio
8. Referensi 1. ITIL V3 - Service Strategy 2. PPTI
B2. Pembuatan Prosedur Penyusunan Anggaran Layanan TI pada PPTI Pada kegiatan penyusuan anggaran, penyedia layanan TI juga perlu adanya prosedur yang dapat menjadi pedoman atau acuan untuk melaksanakan proses tersebut agar sesuai fungsi berdasarkan indikator – indikator teknis yang tertera pada prosedur tersebut. Berikut prosedur penyusunan anggaran layanan TI pada PPTI yang harus digunakan, pada tabel 4.12.
(58)
31
Pada gambar 4.7 merupakan cover dari prosedur penyusunan anggaran layanan TI pada PPTI, dimana cover ini didasarkan pada format SPMI pada Stikom Surabaya yang berasal dari bagian penjaminan mutu.
2. Halaman Isi Prosedur
Tabel 4.11 Dokumen Isi Kebijakan Penyusunan Anggaran
1. Tujuan Prosedur Sebagai pedoman proses prosedur penyusunan anggaran layanan TI pada PPTI
2. Luas Lingkup SoP dan
Penggunaannya
Lingkup SOP ini hanya pada pihak penyedia layanan atau bisa disebut PPTI
3. Standar Mengacu pada standar penyusunan anggaran layanan TI pada ITIL V3.
4. Definisi Istilah 1. Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu ( periode) tertentu di masa yang akan datang.
5. Prosedur 1. Melakukan evaluasi terhadap anggaran pada periode sebelumnya, apakah ditemukan penyimpangan anggaran atau tidak.
2. Melihat kembali daftar layanan pada service pipeline untuk melihat apakah ada jenis layanan baru yang akan masuk kedalam penyusunan anggaran.
3. Mengumpulkan para Kasie untuk memberikan usulan bersama dengan Kabag PPTI.
4. Melakukan pengelompokkan terhadap hasil usulan yang telah dijabarkan oleh masing- masing Kasie. 5. Menentukan hasil akhir dari penyusunan anggaran
bersama dengan pihak PPTI sebelum hasil penyusunan anggaran didiskusikan bersama dengan pihak institusi.
(59)
32
6. Kualifikasi Pejabat/Petugas yang menjalankan SoP
1. Kabag PPTI
2. Kasie Pengembangan Jaringan
3. Kasie Pengembangan Sistem Informasi
7. Bagan Alir Prosedur
Terlampir pada pada lampiran 5.
8. Catatan -
9. Referensi 1. ITIL V3 – Service Strategy 2. PPTI
4.2.3 Charging
Dalam proses pengerjaan charging ini akan dilakukan dalam beberapa tahapan sehingga akan menghasilkan sebuah kebijakan tentang seberapa besar biaya yang seharusnya dikeluarkan oleh pelanggan untuk bisa mendapatkan sebuah layanan, dimana proses pengerjaan itu meliputi :
A. Menentukan kebijakan penarikan biaya yang akan digunakan. B. Menentukan jenis layanan yang dibebankan.
C. Menentukan nominal biaya yang dikenakan.
A. Menentukan Kebijakan Penarikan Biaya yang Akan Digunakan
Pada langkah ini akan dibuat kebijakan- kebijakan apakah sebuah layanan layak untuk dilakukan penarikan biaya, dari hasil identifikasi maka dapat dihasilkan bahwa jenis layanan stikomapps, sicyca, brilian, wifi, dan wired layak dibebankan biaya kepada pengguna, hal ini didasarkan pada argumen penarikan biaya yang
(60)
33
2. Penarikan biaya akan memberikan informasi yang lebih akurat terkait biaya dari masing- masing layanan.
B. Menentukan Jenis Layanan yang Dibebankan
Berikutnya ialah menentukan jenis layanan apa saja yang akan dibebankan kepada pengguna, berdasarkan hasil kesepakatan bersaman dengan pihak PPTI melalui tahapan Forum Group Discussion maka dapat dihasilkan jenis layanan yang dibebankan meliputi :
1. Layanan Stikomapps. 2. Layanan Sicyca. 3. Layanan Brilian. 4. Layanan Wifi, dan 5. Layanan Wired.
C. Menentukan Nominal Biaya yang Dikenakan.
Langkah berikutnya ialah melakukan proses perhitungan seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh pengguna terkait dengan jenis layanan yang digunakan. Pada tahapan ini akan menggunakan dua komponen dalam menentukan biaya yang akan dikenakan pada setiap layanan, kedua komponen tersebut ialah berapa total biaya perlayanan yang merupakan hasil dari tahapan cost model, dan komponen yang kedua ialah berapa banyak pengguna dari masing- masing layanan yang didapatkan dari proses diskusi dengan pihak PPTI. Berdasarkan hasil dari cost model maka dihasilkan biaya perlayanan seperti pada tabel 4.13 , sedangkan hasil
(61)
34
Tabel 4.12 Total Biaya Per Layanan
Jenis Layanan Total Biaya
Layanan Stikomapps Rp. 191.854.261,-
Layanan Sicyca Rp. 223.110.092,-
Layanan Brilian Rp. 201.610.042,-
Layanan Wifi Rp. 218.361.189,-
Layanan Wired Rp. 27.629.160,-
Biaya per layanan yang dijabarkan pada tabel 4.13 ini merupakan hasil dari pembuatan cost model yang sudah dilakukan pada tahapan accounting, tahapan ini digunakan sebagai salah satu komponen dalam menentukan nominal biaya yang akan dikenakan kepada pengguna masing- masing layanan tersebut.
Tabel 4.13 Data Pengguna Berdasarkan Sivitas Stikom
Mahasiswa Dosen Karyawan
1.518 68 149
Jumlah sivitas : 1.735 Sivitas
Pada tabel 4.14 merupakan gambaran besar dari berapa benyak pengguna pada sivitas Stikom Surabaya yang menggunakan layanan yang terdapat pada Stikom Surabaya.
Tabel 4.14 Rincian Data Pengguna Berdasarkan 5 Layanan Nama Layanan Mahasiswa Dosen Karyawan Total Sivitas
Sicyca 1334 68 149 1551
Brilian 1334 68 - 1402
Stikom Apps 1334 68 149 1551
(62)
35
Pada tabel 4.15 merupakan rincian detail dari pengguna lima layanan pada Stikom Surabaya, dimana rincian pengguna tersebut didapatkan dari seluruh sivitas Stikom Surabaya yang meliputi mahasiswa, dosen, dan karyawan, dimana data tersebut diambil pada rentan tahun 2011 – 2015.
Berdasarkan kedua komponen tersebut maka langkah berikutnya ialah menentukan rumus yang akan digunakan dalam menentukan nominal biaya dari setiap layanan, maka berdasarkan hasil diskusi maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
Rumus tersebut didapatkan berdasarkan hasil diskusi dengan pihak PPTI yang diwakili oleh kepala bagian PPTI dan Kasie bagian pengembangan jaringan dan Kasie bagian sistem informasi. Sedangkan nilai total biaya dari setiap layanan didapatkan dari hasil pembuatan cost model sedangkan jumlah pengguna didapatkan dari diskusi dengan PPTI, setelah mengetahui rumus yang akan digunakan, maka dapat dihasilkan perhitungan yang terdapat pada tabel 4.16
Tabel 4.15 Nominal Biaya Layanan
Jenis Layanan Nominal Biaya Layanan Per Pengguna a. Sicyca : Rp. 223.110.092 / 1551 orang = Rp. 143.849,-/ Tahun b. Stikomapps : Rp. 191.854.261 / 1334 orang = Rp. 143.818,-/ Tahun c. Brilian : Rp. 201.610.042 / 1402 orang = Rp. 143.801,-/ Tahun d. Wifi : Rp. 218.361.189 / 1518 orang = Rp. 143.847,-/ Tahun e. Wired : Rp. 27.629.160 / 197 orang = Rp.140.249,-/ Tahun
(63)
36
Hasil dari masing- masing perhitungan ini akan digunakan dalam proses perhitungan Return Of Investment (ROI) dalam penyusunan komponen Business Case.
Langkah berikutnya ialah menggabungkan semua tahapan yang sudah dilakukan sebelumnya pada tahapan charging kedalam sebuah kebijakan manajemen biaya TI, dimana kebijakan manajemen biaya TI pada PPTI, menggunakan format yang dibuat berdasarkan refrensi dari format SPMI yang berasal dari Bagian Kendali Mutu yang ada di struktur besar organisasi Institut Bisnis Informatika Stikom Surabya. Bagian Kendali Mutu ini berada diluar strukur PPTI yang bertanggung jawab atas format penulisan prosedur dan kebijakan. Berikut format yang di gunakan dapat dilihat pada gambar 4.8 dan gambar 4.9.
(64)
37
Pada gambar 4.8 merupakan cover dari kebijakan manajemen biaya TI, dimana cover ini didasarkan pada format SPMI pada Stikom Surabaya yang berasal
dari bagian penjaminan mutu.
2. Halaman Form Kebijakan
Gambar 4.9 Form Kebijakan PPTI
Pada gambar 4.9 menjabarkan tentang isi dari sebuah kebijakan, dimana isi dari kebijakan tersebut terdiri atas objektif kebijakan, tujuan kebijakan, ruang lingkup kebijakan, deskripsi dari kebijakan, komitmen dari penyedia kebijakan, dan larangan serta sanksi.
Bagian terpenting dalam pembuatan kebijakan manajemen biaya layanan TI ini terletak pada analisis pengguna layanan TI, jenis layanan yang akan dibebankan, serta nominal biaya yang akan dikenakan kepada pengguna. Kebijakan yang dibuat harus dapat menjadi acuan dalam kegiatan proses bisnis yang ada pada PPTI. Berikut pada table 4.17 merupakan hasil dari kebijakan yang telah dibuat.
Tabel 4.16 Isi Dokumen Kebijakan Manajemen Biaya TI
Objektif Pemanfaatan Sumberdaya layanan TI pada PPTI Stikom Surabaya
Tujuan Kebijakan PPTI memiliki kebijakan dalam menentukan nominal biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap layanan mereka kepada pelanggan sehingga PPTI dapat mengetahui biaya dari setiap layanan yang disediakan.
(65)
38
Ruang Lingkup Pengelolaan biaya layanan TI
Deskripsi 1. Kebijakan ini merupakan kebiajakan biaya layanan yang disediakan oleh pihak PPTI.
2. Kebijakan ini berlaku pada semua pengguna dari setiap layanan yang meliputi : mahasiswa dan karyawan stikom (non petugas umum).
3. Jenis layanan yang akan dikenakan proses penarikan biaya, meliputi :
a. Sicyca. b. Stikomapps. c. Brillian. d. Wifi. e. Wired.
4. Proses penarikan biaya layanan PPTI layak dilakukan karena layanan pada PPTI merupakan layanan menggunakan dana PPTI dalam menjalankannya. 5. Nominal biaya yang akan dikenakan kepada pelanggan
meliputi :
f. Sicyca : Rp. 223.110.092 / 1551 orang = Rp. 143.849,-/ Tahun
g. Stikomapps : Rp. 191.854.261 / 1334 orang = Rp. 143.818,-/ Tahun
h. Brilian : Rp. 201.610.042 / 1402 orang = Rp. 143.801,-/ Tahun
i. Wifi : Rp. 218.361.189 / 1518 orang = Rp. 143.847,-/ Tahun
j. Wired : Rp. 27.629.160 / 197 orang = Rp.140.249,-/ Tahun
Dimana penarikan biaya ini diperoleh dari total biaya/ hasil dari pembuatan model biaya dibagi dengan jumlah pemakai
(66)
39
6. Komitmen Manajemen biaya layanan TI pada PPTI dengan sungguh – sungguh :
1. Memberikan kemudahan dalam mengakses setiap layanan TI yang disediakan.
2. Menjamin kelengkapan, akurasi, validitas, dan autorisasi data yang diperoleh dari layanan TI. 3. Memproteksi dan memelihara data agar tingkat
kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data tetap terjaga.
4. Melakukan pemeliharaan aplikasi atau layanan TI yang ada.
5. Pengembangan aplikasi atau layanan TI harus selaras kebutuhan bisnis dengan memeperhatikan persyaratan security,privasi, permormance, availability, maintainability & auditability.
Larangan dan Sanksi -
4.2.4 Forum Group Discussion
Pada tahapan ini telah dilakukan proses diskusi yang terarah terkait dengan pembuatan solusi yang telah disetujui oleh kedua belah pihak baik itu pihak dari tim proyek, maupun dari pihak PPTI sendiri.Tujuan dari tahapan ini ialah untuk memastikan bahwa apa yang dikerjakan oleh peneliti telah mendapatkan persetujuan dari pihak PPTI terkait hasil yang dihasilkan, apabila belum sesuai dengan keputusan PPTI maka peneliti dan PPTI akan kembali berdiskusi hingga akan memunculkan hasil yang disepakati kedua belah pihak. Hasil detil dari proses forum group discussion ini dapat dilihat pada lampiran 4.
(67)
40
4.3 Tahap Akhir
Pada tahapan akhir ini akan dijelaskan keluaran utama dari penelitan ini, dimana keluaran utama dari penelitian ini meliputi pembuatan cost model, pembuatan business case, pembuatan SOP penyusunan anggaran periode berikutnya, dan pembuatan kebijakan biaya layanan.
4.3.1 Cost Model
Pemodelan biaya didapatkan dari proses akuntansi yang terdiri atas pengklasifikasi biaya, penentuan pusat biaya dan unit biaya, dan penentuan tipe biaya dan elemen biaya. Hasil bagan dari pemodelan biaya dapat dilihat pada gambar 4.10
(68)
41
Pada gambar tersebut dijelaskan bahwa akan ada 2 klasifikasi biaya yang akan didapat dari proses klasifikasi biaya, yaitu jenis klasifikasi direct dan indirect hal ini dikarenakan dari 2 klasifikasi ini sudah menggambarkan biaya pusat dan biaya unit dari PPTI selain itu pembuatan cost model juga didasarkan pada standar ITIL v3, maka setelah itu dari jenis kedua jenis biaya tersebut akan diturunkan kedalam bagian unit biaya dari PPTI sebagaimana yang sudah dihasilkan dari tahapan melakukan pembagian antara biaya pusat dan biaya unit, dari proses penurunan tersebut maka akan dilakukan proses penurunan kembali ke bagian pusat biaya dimana juga telah dijabarkan pada tahapan melakukan pembagian antara unit biaya dan pusat biaya, dan yang terakhir ialah dari total biaya dari pusat biaya maka akan dilakukan alokasi biaya kedalam lima layanan besar yang telah disepakati berdasarkan banyaknya jumlah pengguna dari setiap layanan tersebut. Apabila dalam kedepannya akan ada jenis layanan baru yang akan dibangun maka untuk mengetahui banyaknya pengguna yang akan menggunakan jenis layanan tersebut dapat dilihat pada target pengguna dari dokumen perencanaan pada layanan tersebut.
4.3.2 Business Case
Hasil dari business case ini didapatkan dari proses yang telah dikerjakan sebelumnya yaitu tahapan accounting dan charging dan melalui hasil dari diskusi bersama dengan PPTI. Dimana pada tahapan accounting akan digunakan hasil dari proses klasifikasi biaya sebagai dasar dari proses pembagunan sebuah layanan, sedangkan pada tahapan charging akan digunakan hasil dari proses perhitungan penentuan biaya sebagai dasar dalam proses perhitungan ROI sebuah layanan.
(69)
42
PMBOK. Hasil dari pembuatan business case dapat dilihat pada lampiran 1. Sebagai contoh akan dijabarkan business case dari layanan Sicyca dimana yang akan dijabarkan ialah komponen ROI dan estimasi biaya, dikarenakan komponen ROI ialah salah satu komponen terpenting dalam business case karena akan membahas nilai dari investasi beserta dengan nilai balik modal layanan Sicyca. Sedangkan untuk komponen estimasi biaya merupakan bahasan tentang berapa besar dana yang dikeluarkan untuk membangun layanan Sicyca. Detail contoh akan dijabarkan pada tabel 4.18.
Tabel 4.17 Contoh Pembuatan Business Case Sicyca Komponen
Penyusun
Asal Komponen Isi Komponen Penyusun
Budget Estimation
Proses klasifikasi biaya dan pembagian tipe biaya dan unit biaya pada tahapan accounting.
Serta keuntungan dari penggunaan proyek didapatkan dari proses diskusi dengan PPTI.
People Cost :
Terdiri dari project manager dan programmer.
Hardware Cost :
Terdiri dari perangkat keras yang digunakan pada saat proses pembagunan aplikasi, seperti personal computer, server. Support IT :
Terdiri dari sewa domain dan sewa cloud.
Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan layanan atau aplikasi ini ialah mampu mengurangi biaya yang diakibatkan oleh kegiatan
(70)
43
Komponen Penyusun
Asal Komponen Isi Komponen Penyusun
sehingga akan memperjelas pihak keuangan, membantu pihak perpustakaan dalam mengontrol koleksi buku mereka.
Modal dan Nilai Balik Modal
Komponen investasi didapatkan dari hasil proses accounting pada tahapan klasifikasi biaya, sedangkan total penjualan didapatkan dari hasil proses charging.
Investasi : 268.960.000 Total Penjualan : 223.110.092 Hasil ROI : Penjualan/ Investasi *100%.
Maka didapatkan hasil 82%, dimana semakin besar nilai ROI maka semain baik bagi sebuah perusahaan. Berdasarkan buku “Manajemen Biaya Penekanan Strategis”.
4.3.3 Prosedur Penyusunan Anggaran
Keluaran ini merupakan sebuah standar dan prosedur yang dibuat untuk mengatur suatu penyusunan anggaran, prosedur ini dibuat untuk membantu PPTI dalam menyusun anggaran yang dibuat oleh PPTI. Hasil dari keluaran ini dapat dilihat pada gambar 4.11 dan gambar 4.12.
(71)
44
(72)
45
4.3.4 Kebijakan Biaya Layanan TI
Hasil dari kebijakan biaya layanan TI didapatkan melalui proses ketiga yaitu charging yang meliputi : jenis layanan yang dikenakan biaya, level penarikan biaya, dan besar nominal biaya. Pada gambar 4.13 dan gambar 4.14 adalah hasil dari pembuatan kebijakan biaya layanan TI pada PPTI Stikom Surabaya.
(73)
46
Gambar 4.14 Isi Pembuatan Kebijakan Biaya Layanan TI 4.4 Pembahasan Hasil
Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang penyusunan dokumen serta akan diuraikan keluaran utama dari proses Financial Management, dimana keluaran utama dari penelitian ini antara lain meliputi pembuatan dokumen cost model, pembuatan dokumen business case yang mencakup 5 layanan besar, 2 dokumen kebijakan yang terdiri atas kebijakan penyimpangan anggaran serta kebijakan biaya layanan TI, serta 1 dokumen standar dan 1 dokumen prosedur tentang penyusunan anggaran layanan TI pada PPTI Stikom Surabaya. Penjelasan
(74)
PEMETAAN HASIL FINANCIAL MANAGEMENT
(75)
Pada gambar 4.15 dijabarkan tentang hasil pemetaaan maupun relasi dari setiap hasil yang sudah dihasilkan pada proses financial management. Pada gambar 4.15 terlihat bahwa keluaran cost model merupakan sumber dari setiap keluaran yang terkait, dimana dari proses pembuatan cost model akan dihasilkan 5 dokumen business case dan dimana dari 5 dokumen business case yang sudah ada maka dihasilkan pula sebuah kebijakan tentang manajemen biaya yang pembuatannya didasarkan pada dokumen business case. Selain menjadi pemicu dari pembuatan dokumen business case,dari pembuatan cost model juga dihasilkan sebuah kebijakan tentang penyimpangan anggaran lalu dari kebijakan penyimpangan anggaran tersebut maka dibuatlah sebuah standar tentang penyusunan anggaran untuk akan menjadi acuan pembuatan anggaran dari PPTI, maka dari standar yang sudah dihasilkan maka akan dibuat pula sebuah dokumen prosedur terkait penyusunan anggaran dan dari pembuatan prosedur penyusunan anggaran maka akan dihasilkan 4 form terkait yang nantinya akan digunakan dalam proses menjalankan prosedur tersebut.
(1)
46
Gambar 4.14 Isi Pembuatan Kebijakan Biaya Layanan TI 4.4 Pembahasan Hasil
Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang penyusunan dokumen serta akan diuraikan keluaran utama dari proses Financial Management, dimana keluaran utama dari penelitian ini antara lain meliputi pembuatan dokumen cost model, pembuatan dokumen business case yang mencakup 5 layanan besar, 2 dokumen kebijakan yang terdiri atas kebijakan penyimpangan anggaran serta kebijakan biaya layanan TI, serta 1 dokumen standar dan 1 dokumen prosedur tentang penyusunan anggaran layanan TI pada PPTI Stikom Surabaya. Penjelasan
(2)
47
PEMETAAN HASIL FINANCIAL MANAGEMENT
(3)
Pada gambar 4.15 dijabarkan tentang hasil pemetaaan maupun relasi dari setiap hasil yang sudah dihasilkan pada proses financial management. Pada gambar 4.15 terlihat bahwa keluaran cost model merupakan sumber dari setiap keluaran yang terkait, dimana dari proses pembuatan cost model akan dihasilkan 5 dokumen business case dan dimana dari 5 dokumen business case yang sudah ada maka dihasilkan pula sebuah kebijakan tentang manajemen biaya yang pembuatannya didasarkan pada dokumen business case. Selain menjadi pemicu dari pembuatan dokumen business case,dari pembuatan cost model juga dihasilkan sebuah kebijakan tentang penyimpangan anggaran lalu dari kebijakan penyimpangan anggaran tersebut maka dibuatlah sebuah standar tentang penyusunan anggaran untuk akan menjadi acuan pembuatan anggaran dari PPTI, maka dari standar yang sudah dihasilkan maka akan dibuat pula sebuah dokumen prosedur terkait penyusunan anggaran dan dari pembuatan prosedur penyusunan anggaran maka akan dihasilkan 4 form terkait yang nantinya akan digunakan dalam proses menjalankan prosedur tersebut.
(4)
1 BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa pada bagian PPTI Stikom Surabaya, saat ini masih sangat membutuhkan beberapa proses pembaharuan dan perbaikan terkait dengan manajemen keuangan yang berdasarkan pada kebutuhan layanan TI yang disediakan oleh pihak PPTI. Berdasarkan hasil perencanaan keuangan ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu perencanaan keuangan yang dirancang ini menghasilkan beberapa dokumen antara lain : dokumen cost model yang terdiri atas 5 layanan TI, dokumen business case yang terdiri atas 5 layanan, SOP penyusunan anggaran, serta dokumen kebijakan biaya layanan yang didasarkan pada kerangka kerja ITIL v3.
5.2. Saran
Dalam rangka peningkatan kinerja perusahaan yang dapat mendukung proses bisnis perusahaan, maka dengan ini penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :
a. Pada penelitian kedepannya, pembuatan biaya pada chart of account tidak hanya dibatasi pada 1 bagian, namun dapat dijabarkan ke bagian yang lainnya dan dapat dikembangkan untuk analisis biaya.
b. Demi menjamin transparansi dana pada PPTI, maka sebaiknya PPTI pada periode mendatang membuat dokumen cost model berdasarkan dari keluaran dari penelitian ini.
(5)
c. Diharapkan dengan pembuatan laporan tugas akhir ini, maka pihak PPTI mulai bisa untuk memulai penerapan hal- hal yang mendukung terkait dengan pembuatan dokumen “IT Service Portfolio”.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Cannon, D. (2011). ITIL Service Strategy. London: TSO.
Cartlidge, A. (2007). An Introductory Overview of ITIL V3. UK: itSMF.
Evans, Macfarlane, Ivor. (2001). A Dictionary of IT Service Management : Terms, Acronyms, and Abbreviations. itSMF.
Piscopo, M. (2015). Business Case Template. Retrieved from www.projectmanagementdocs.com:
Diakses pada 17 Maret 2016, pukul 17.20 WIB
Tathagati, A. (2014). Step by Step Membuat SOP (Standard Operating Procedure). Sleman: Efata Publishing .