LKP : Monitoring IP CAM F-Series Memanfaatkan Modem Speedy.

(1)

MONITORING IP CAM F-SERIES MEMANFAATKAN

MODEM SPEEDY

Oleh :

Nama : Alfius Samuel Sutopo

NIM : 08.41020.0078

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

2011

STIKOM


(2)

iii

!

" ! # $ % &

$

$ '

STIKOM


(3)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI..………. iii

KATA PENGANTAR…..….……….. iv

DAFTAR ISI.………... vi

DAFTAR GAMBAR……….. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah..……….. 1

1.2 Perumusan Masalah………... 2

1.3 Batasan Masalah……… 2

1.4 Tujuan………... 2

1.5 Kontribusi……….. 2

1.6 Sistematika Penulisan……….…...……… 3

BAB II GAMBARAN UMUM STIKOM SURABAYA 2.1 Sejarah dan Perkembangan…………...………. 4

2.2 Lokasi………..………... 5

2.3 Jenis Usaha……….5

STIKOM


(4)

vii

2.4 Visi, Misi Dan Komitmen STIKOM Surabaya………..5

2.4.1 Visi STIKOM Surabaya……….. 5

2.4.2 Misi STIKOM Surabaya……….. 5

2.4.3 Komitmen STIKOM Surabaya……….... 6

2.4.4 Struktur Organisasi……….. 6

BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Router………..……….. 7

3.2 Jaringan Komputer…….……… 8

3.2.1 Gateway……….………... 11

3.2.2 Proxy Server…….…..…….………. 11

3.2.3 Firewall………..………... 12

3.3 Mikrotik Router OS………... 13

3.3.1 Sejarah Mikrotik Router OS……… 13

3.3.2 Jenis-jenis Mikrotik………. 14

3.3.3. Fitur –Fitur Mikrotik………... 14

3.4 DynDNS………... 17

3.4.1 DNS Server……….. 17

3.4.2 Dynamic DNS……….. 20

3.5 IP Private………... 22

3.6 NAT………... 24

3.7 IP Camera F-Series………... 27

STIKOM


(5)

viii BAB IV METODE KERJA PRAKTEK

4.1 Dynamic DNS……….………...30

4.2 IP Camera………... 33

4.3 Mikrotik OS Script………. 34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil………... 37

5.1.1 Topologi Jaringan……… 38

5.1.2 Pemanggilan Hostname………... 38

5.1.3 Tampilan IP Camera………38

5.2 Pembahasan………..38

5.2.1 IP Camera……… 39

5.2.2 Remote Computer……….40

BAB VI PENUTUP, KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan………... 41

6.2 Saran……….. 41

DAFTAR PUSTAKA……….. xi

LAMPIRAN……… xii

Lampiran 1 : Kartu Bimbingan KP……….. xii

STIKOM


(6)

ix

Lampiran 2 : Biodata Acuan Kerja……….. xiii Lampiran 3 : Garis Besar Rencana Kerja Mingguan………xiv

STIKOM


(7)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi sekarang ini begitu pesat, perkembangan apapun harus selalu diikuti. Perkembangan teknologi selalu mengarah ke sebuah perubahan yang lebih efisien dan fleksibel. Seperti halnya IP Camera yang saat ini sangat sering digunakan dan pemilik tidak selalu ada di tempat untuk mellihat dan mengawasi hasil monitoring dari IP Camera tersebut.

Penggunaan IP Camera tidak hanya di rumah pribadi, namun juga di perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pengawasan 24 jam. Oleh karena itu tak heran banyak perusahaan yang juga memanfaatkan penggunaan IP Camera untuk mengawasi kondisi kantor pada malam hari. Akan tetapi, banyak perusahaan mengalami kesulitan karena tidak ada operator yang mampu menjaga selama 24 jam di kantor. Oleh karena itu, solusi yang paling tepat adalah mengontrol IP Camera dengan memanfaatkan jaringan internet,dalam hal ini memanfaatkan layanan modem Speedy sehingga IP Camera bisa dikontrol dari rumah. Hal ini bisa mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh banyak perusahaan karena mereka tidak perlu lagi mencari operator untuk menjaga kantor selama 24 jam.

STIKOM


(8)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang diketahui di atas terdapat rumusan masalah dalam laporan kerja praktek yaitu :

1. Bagaimana memonitoring IP Camera menggunakan modem Speedy. 2. Perancangan sistem monitoring yang memungkinkan pengguna

mengontrol IP Camera dari jarak jauh. 1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah kerja praktek yaitu :

1. Memonitoring IP Camera jarak jauh dengan fasilitas modem Speedy. 2. Menggunakan IP Camera F-Series.

1.4 Tujuan

Tujuan dari kerja praktek ini adalah :

1. Memonitoring IP Camera menggunakan modem Speedy.

2. Merancang sebuah sistem monitoring yang memungkinkan pengguna mengontrol IP Camera dari jarak jauh.

1.5 Kontribusi

Adapun kontribusi dari kerja praktek ini terhadap instansi PT. Cybersama Technology, kami hanya merancang sebuah sistem Monitoring IP Camera melalui jaringan internet untuk memudahkan pengguna IP Camera nantinya.

STIKOM


(9)

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang uraian mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, kontribusi, serta sistematika penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM PT. CYBERSAMA TECHNOLOGY

Bab ini berisi sejarah dan perkembangan, lokasi, jenis usaha, visi, misi dan komitmen PT. Cybersama Technology sebagai tempat kerja praktek.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang teori penunjang yang digunakan sebagai acuan dalam kerja praktek tersebut.

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK

Bab ini membahas tentang metode yang digunakan dalam pengerjaan kerja praktek dari tahap awal sampai penulisan laporan.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang proses pembuatan program serta menampilkan foto-foto alat yang kita kerjakan.

BAB VI PENUTUP

Bab ini adalah bagian terakhir dari laporan kerja praktek yang membahas tentang kesimpulan dari keseluruhan hasil kerja praktek serta saran disesuaikan dengan hasil dan pembahasan pada bab – bab yang sebelumnya.

STIKOM


(10)

4

BAB II

GAMBARAN UMUM PT. CYBERSAMA TECHNOLOGY

Pada bab dua penulis menerangkan tentang gambaran umum PT. Cybersama Technology yang terdiri dari sejarah berdirinya PT. Cybersama Technology dan perkembangannya.

2.1 Sejarah dan Perkembangan

PT. Cybersama Technology berdiri bulan September 1998. Seiring dengan waktu yang terus berjalan dan keterlibatan penuh orang-orang dalam team dengan beragam latar belakang akademis, pengalaman dan keahlian yang spesifik dibidangnya maka dengan optimis PT. Cybersama Technology akan terus fokus dan peduli terhadap perkembangan dan pemanfaatan Teknologi Informasi.

Market yang terus berkembang berkat kepercayaan mitra bisnis secara otomatis memperluas jaringan penjualan produk yang bervariasi dan terintegrasi. Jaringan penjualan produk PT. Cybersama Technology saat ini berada di sebagian besar pulau jawa ( Jakarta, Bogor, Cikampek, Bandung, Tasikmalaya, Cirebon, Surabaya, Malang, Semarang dll.) , Bangka Belitung, Lombok dan Bali. Saat ini PT. Cybersama Technology masih aktif mencari partner distribusi di seluruh wilayah indonesia.

Berdasarkan pengalaman dan penempaan terus menerus dibidang penanganan market yang telah diraih dan yang akan diraih telah membuat PT Cybersama Technology begitu sensitif dan peka akan satu kata yaitu tanggung jawab dan profesionalisme.

STIKOM


(11)

Sarana dan prasarana telah dihadirkan saat ini dan akan ditingkatkan seperti sumber daya manusia, armada pengiriman, media komunikasi, service center, tools dan lab, kesejahteraan karyawan, recruitment, training dan lain-lain.

2.2 Lokasi

Lokasi kerja praktek diselenggarakan di kantor PT. Cybersama Technology yang bealamat di Harco Mangga Dua Blok P/26, Jl. Arteri Mangga Dua Pademangan – Jakarta Pusat

2.3 Jenis Usaha

Adapun PT. Cybersama bekerja di bidang Bussiness and Office Automation, Software Development , Bulid and Maintanance IT Infrastrucuture, Computer Hardware, dan Website and Multimedia

2.4 Visi, Misi dan Komitmen PT. Cybersama Technology 2.4.1 Visi PT. Cybersama Technology

Tercapainya ”Connected World” , dimana setiap bit informasi akan tersedia kapan saja, dimana saja, dan melalui media apapun.

2.4.2 Misi PT. Cybersama Technology

1. Menyediakan solusi Teknologi Informasi yang lengkap dengan harga yang terjangkau bagi bisnis dan profesional.

2. Menciptakan kemungkinan solusi terbaik untuk setiap kebutuhan bisnis yang unik dengan inovasi kreatif yang didukung oleh seni teknologi.

STIKOM


(12)

2.4.3 Komitmen PT. Cybersama Technology

Dengan orang-orang yang ber-variasi dengan banyak kemampuan yang bekerja bersama sebagai satu tim yang solid, PT. Cybersama Technology ingin mengubah teknologi menjadi kinerja dan hasil bisnis yang benar-benar nyata.

2.5 Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Cybersama Technology

STIKOM


(13)

7

BAB III

TEORI PENUNJANG

Pada bab tiga penulis menjelaskan tentang teori penunjang yang berisikan pengertian dan cara kerja router mikrotik serta pengertian dari DynDNS.

3.1 Router

Router adalah perangkat yang akan melewatkan paket IP dari suatu jaringan ke jaringan yang lain, menggunakan metode addressing dan protocol tertentu untuk melewatkan paket data tersebut. (http://wikipedia.org ; diakses : maret 2011)

Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari system ke system lain. Proses routing dilakukan secara hop by hop. IP tidak mengetahui jalur keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP address dari router berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke host tujuan. Fungsi : (http://iahhaku.blogspot.com ; diakses : maret 2011)

 Membaca alamat logika / ip address source & destination untuk menentukan outing dari suatu LAN ke LAN lainnya.

 Menyimpan routing table untuk menentukan rute terbaik antara LAN ke WAN.

 Perangkat di layer 3 OSI Layer.

 Bisa berupa “box” atau sebuah OS yang menjalankan sebuah daemon routing.

Interfaces Ethernet, Serial, ISDN BRI.

STIKOM


(14)

Gambar 3.1 Router dan Fungsinya (Sumber : www.wikipedia.org )

3.2 Jaringan Komputer

Jaringan komputer merupakan sekelompok komputer otonom yang saling dihubungkan satu sama lainnya, menggunakan suatu media dan protocol komunikasi tertentu, sehingga dapat saling berbagi data dan informasi. (http://iahhaku.blogspot.com ; diakses : maret 2011)

Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih efisien antar pemakai (mail dan teleconference). Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling menggunakan protocol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat berbagi data, informasi, program aplikasi dan perangkat keras seperti printer, scanner, CD-Drive maupun harddisk serta memungkinkan komunikasi secara elektronik. Sedangkan pada Aplikasi home user, memungkinkan komunikasi antar pengguna lebih efisien (chat), interaktif entertainment lebih multimedia (games, video,dan lain-lain).

STIKOM


(15)

Klasifikasi Jaringan Komputer :

- LAN (Local Area Network) : Jaringan komputer yang saling terhubung ke suatu komputer server dengan menggunakan topologi tertentu, biasanya digunakan dalam kawasan satu gedung atau kawasan yang jaraknya tidak lebih dari 1 km.

Gmabar 3.2 Local Area Network (Sumber : www.cisco.com)

- MAN (Metropolitan Area Network) : Jaringan komputer yang saling terkoneksi dalam satu kawasan kota yang jaraknya bisa lebih dari 1 km. Pilihan untuk membangun jaringan komputer antar kantor dalam suatu kota, kampus dalam satu kota.

STIKOM


(16)

Gambar 3.3 Metropolitan Area Network (Sumber : www.cisco.com)

- WAN (Wide Area Network) : Jaringan komputer yang menghubungkan banyak LAN ke dalam suatu jaringan terpadu, antara satu jaringan dengan jaringan lain dapat berjarak ribuan kilometer atau terpisahkan letak geografi dengan menggunakan metode komunikasi tertentu.

Gambar 3.4 Wide Area Network (Sumber : www.cisco.com)

STIKOM


(17)

Secara garis besar ada beberapa tahapan dalam membangun jaringan LAN, diantaranya ; (http://iahhaku.blogspot.com ; diakses : maret 2011)

- Menentukan teknologi tipe jaringannya (Ethernet, Fast Ethernet, Token Ring, FDDI)

- Memilih model perkabelan (Fiber, UTP, Coaxial)

- Menentukan bentuk topologi jaringan (Bus, Ring, dan Star) - Menentukan teknologi Client/Server atau Peer to Peer

- Memilih Sistem Operasi Server (Windows NT, 2000, XP, atau Linux) 3.2.1 Gateway

Pintu gerbang sebagai keluar-masuknya paket data dari local network menuju outer network. Tujuannya agar client pada local network dapat berkomunikasi dengan internet. Router dapat disetting menjadi Gateway dimana ia menjadi penghubung antara jaringan local dengan jaringan luar. (http://iahhaku.blogspot.com ; diakses : maret 2011)

3.2.2 Proxy Server

Sebuah fasilitas untuk menghubungkan diri ke internet secara bersama-sama. Memenuhi permintaan user untuk layanan Internet (http, FTP,Telnet) dan mengirimkannya sesuai dengan kebijakan. Bertindak sebagai gateway menuju layanan. Mewakili paket data dari dalam dan dari luar. Menangani semua komunikasi internet – ekternal. Bertindak sebagai gateway antara mesin internal dan eksternal. Proxy server mengevaluasi dan mengontrol permintaan dari client, jika sesuai policy dilewatkan jika tidak di deny/drop. (http://iahhaku.blogspot.com ; diakses : maret 2011)

STIKOM


(18)

3.2.3 Firewall

Sistem keamanan yang menggunakan device atau sistem yang diletakkan di dua jaringan dengan fungsi utama melakukan filtering terhadap akses yang akan masuk. Berupa seperangkat hardware atau software, bisa juga berupa seperangkat aturan dan prosedur yang ditetapkan oleh organisasi.

Firewal juga dapat disebut sebagai sistem atau perangkat yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggapnya aman untuk melaluinya dan mencegah lalu lintas jaringan yang tidak aman. Umumnya firewall diimplementasikan dalam sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang (gateway) antara jaringan local dan jaringan lainnya. Firewall juga umumnya digunakan untuk mengontrol akses terhadap siapa saja yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari hak luar. Saat ini, istilah firewall menjadi istilah generic yang merujuk pada sistem yang mengatur komunikasi antar dua jaringan yang berbeda. (http://cisco.com ; diakses : maret 2011)

Gambar 3.5 Mekasnisme Firewall (Sumber : www.cisco.com)

STIKOM


(19)

3.3 Mikrotik Router OS

MikroTik RouterOS™, merupakan sistem operasi Linux base yang diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows Application (WinBox). (http://mikrotik.com ; diakses : maret 2011)

Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standard komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.

3.3.1 Sejarah MikroTik OS

MikroTik adalah sebuah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia, bersebelahan dengan Rusia. (http://mikrotik.com ; diakses : maret 2011) Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan Arnis Riekstins. John rully adalah seorang berkewarganegaraan Amerika yang berimigrasi ke Latvia. Di Latvia ia bejumpa dengan Arnis, Seorang darjana Fisika dan Mekanik sekitar tahun 1995. John dan Arnis mulai me-routing dunia pada tahun 1996 (misi MikroTik adalah merouting seluruh dunia). Mulai dengan sistem Linux dan MS-DOS yang dikombinasikan dengan teknologi Wireless-LAN (WLAN) Aeronet berkecepatan 2 Mbps di Moldova, negara tetangga Latvia, baru kemudian melayani lima pelanggannya di Latvia.

Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (W-ISP), tetapi membuat program router yang handal dan dapat dijalankan diseluruh dunia. Latvia hanya merupakan tempat eksperimen John dan Arnis, karena saat ini mereka sudah membantu negara-negara lain termasuk Srilanka yang

STIKOM


(20)

melayani sekitar 400 pengguna. Linux yang pertama kali digunakan adalah Kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama-sama dengan bantuan 5-15 orang staff Research and Development (R&D) MikroTik yang sekarang menguasai dunia routing di negara-negara berkembang. Menurut Arnis, selain staf di lingkungan MikroTik, mereka juga merekrut tenega-tenaga lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif mengembangkan MikroTik secara marathon.

3.3.2 Jenis-jenis MikroTik

Terdapat beberapa jenis mikrotik yaitu : (http://mikrotik.com ; diakses : maret 2011)

1. MikroTik RouterOS yang berbentuk software yang dapat di-download di www.mikrotik.com. Dapat diinstal pada kompuetr rumahan (PC).

2. BUILT-IN Hardware MikroTik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam board router yang didalamnya sudah terinstal MikroTik RouterOS.

3.3.3 Fitur-Fitur MikroTik

Terdapat beberapa fitur MikroTik yaitu : (http://mikrotik.com ; diakses : maret 2011)

1. Address List : Pengelompokan IP Address berdasarkan nama

2. Asynchronous : Mendukung serial PPP dial-in / dial-out, dengan otentikasi CHAP, PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on demand, modem pool hingga 128 ports.

3. Bonding : Mendukung dalam pengkombinasian beberapa antarmuka ethernet ke dalam 1 pipa pada koneksi cepat.

STIKOM


(21)

4. Bridge : Mendukung fungsi bridge spinning tree, multiple bridge interface, bridging firewalling.

5. Data Rate Management : QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst, PCQ, RED, SFQ, FIFO queue, CIR, MIR, limit antar peer to peer

6. DHCP : Mendukung DHCP tiap antarmuka; DHCP Relay; DHCP Client, multiple network DHCP; static and dynamic DHCP leases. 7. Firewall dan NAT : Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer,

source NAT dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address, range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol seperti ICMP, TCP Flags dan MSS.

8. Hotspot : Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS. Mendukung limit data rate, SSL ,HTTPS.

9. IPSec : Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellmann groups 1, 2, 5; MD5 dan algoritma SHA1 hashing; algoritma enkirpsi menggunakan DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256; Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP groups 1, 2,5

10.ISDN : mendukung ISDN dial-in/dial-out. Dengan otentikasi PAP, CHAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius. Mendukung 128K bundle, Cisco HDLC, x751, x75ui, x75bui line protokol.

11.M3P : MikroTik Protokol Paket Packer untuk wireless links dan ethernet.

12.MNDP : MikroTik Discovery Neighbour Protokol, juga mendukung Cisco Discovery Protokol (CDP).

STIKOM


(22)

13.Monitoring / Accounting : Laporan Traffic IP, log, statistik graph yang dapat diakses melalui HTTP.

14.NTP : Network Time Protokol untuk server dan clients; sinkronisasi menggunakan system GPS.

15.Poin to Point Tunneling Protocol : PPTP, PPPoE dan L2TP Access Consentrator; protokol otentikasi menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan Radius; enkripsi MPPE; kompresi untuk PPoE; limit data rate.

16.Proxy : Cache untuk FTP dan HTTP proxy server, HTTPS proxy; transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol SOCKS; mendukung parent proxy; static DNS.

17.Routing : Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4. 18.SDSL : Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur

koneksi dan jaringan.

19.Simple Tunnel : Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).

20.SNMP : Simple Network Monitoring Protocol mode akses read-only. 21.Synchronous : V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media ttypes; sync-PPP, Cisco HDLC; Frame Relay line protokol; ANSI-617d (ANDI atau annex D) dan Q933a (CCITT atau annex A); Frame Relay jenis LMI.

22.Tool : Ping, Traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet sniffer; Dinamik DNS update.

23.UPnP : Mendukung antarmuka Universal Plug and Play.

STIKOM


(23)

24.VLAN : Mendukung Virtual LAN IEEE 802.1q untuk jaringan ethernet dan wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.

25.VoIP : Mendukung aplikasi voice over IP.

26.VRRP : Mendukung Virtual Router Redudant Protocol.

27.WinBox : Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi MikroTik RouterOS.

3.4 DynDNS

3.4.1 DNS Server

Domain Name System (DNS) adalah distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang mengunakan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). (http://cisco.com ; diakses : maret 2011)

Fungsi dari DNS adalah menerjemahkan nama komputer ke IP address (memetakan). Client DNS disebut dengan resolvers dan DNS server disebut dengan name servers. Resolvers atau client mengirimkan permintaan ke name server berupa queries. Name server akan memproses dengan cara mengecek ke local database DNS, menghubungi name server lainnya atau akan mengirimkan message failure jika ternyata permintaan dari client tidak ditemukan.

Proses tersebut disebut dengan Forward Lookup Query, yaitu permintaan dari client dengan cara memetakan nama komputer (host) ke IP address.

STIKOM


(24)

DNS biasa digunakan pada aplikasi yang terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail, dimana DNS membantu memetakan host name sebuah komputer ke IP address. Selain digunakan di Internet, DNS juga dapat di implementasikan ke private network atau intranet dimana DNS memiliki keunggulan seperti:(http://cisco.com ; diakses : maret 2011)

1. Mudah, DNS sangat mudah karena user tidak lagi direpotkan untuk mengingat IP address sebuah komputer cukup host name (nama Komputer).

2. Konsisten, IP address sebuah komputer bisa berubah tapi host name tidak berubah.

3. Simple, user hanya menggunakan satu nama domain untuk mencari baik di Internet maupun di Intranet.

DNS dapat disamakan fungsinya dengan buku telepon. Dimana setiap komputer di jaringan Internet memiliki host name (nama komputer) dan Internet Protocol (IP) address. Secara umum, setiap client yang akan mengkoneksikan komputer yang satu ke komputer yang lain, akan menggunakan host name. Lalu komputer anda akan menghubungi DNS server untuk mencek host name yang anda minta tersebut berapa IP address-nya. IP address ini yang digunakan untuk mengkoneksikan komputer anda dengan komputer lainnya.

Domain Name Space merupakan sebuah hirarki pengelompokan domain berdasarkan nama, yang terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya:

STIKOM


(25)

1. Root-Level Domains

Domain ditentukan berdasarkan tingkatan kemampuan yang ada di struktur hirarki yang disebut dengan level. Level paling atas di hirarki disebut dengan root domain. Root domain di ekspresikan berdasarkan periode dimana lambang untuk root domain adalah (“.”).

2. Top-Level Domains

Pada bagian dibawah ini adalah contoh dari top-level domains:

 com : Organisasi Komersial

 edu : Institusi pendidikan atau universitas  org : Organisasi non-profit

 net : Networks (backbone Internet)  gov : Organisasi pemerintah non militer  mil : Organisasi pemerintah militer  num : No telpon

 arpa : Reverse DNS

Top-level domains dapat berisi second-level domains dan hosts.

3. Second-Level Domains

Second-level domains dapat berisi host dan domain lain, yang disebut dengan subdomain. Untuk contoh: Domain Bujangan, bujangan.com, bujanganalways.com terdapat komputer (host) seperti server1.bujangan.com dan subdomain training.bujangan.com.

STIKOM


(26)

Subdomain training.bujangan.com juga terdapat computer atau sering disebut sebagai host seperti client1.training.bujangan.com. 4. Host Names

Domain name yang digunakan dengan host name akan menciptakan fully qualified domain name (FQDN) untuk setiap komputer. Sebagai contoh, jika terdapat fileserver1.detik.com, dimana fileserver1 adalah host name dan detik.com adalah domain name.

3.4.2 Dynamic DNS

Dynamic DNS merupakan suatu metode / protokol / jaringan pelayanan yang menyediakan kemampuan untuk perangkat jaringan, seperti router atau sistem komputer menggunakan Internet Protocol Suite, untuk memberitahu sebuah nama Domain Name System (DNS) server yang berubah secara real time dan konfigurasi DNS yang meliputi nama host, alamat, dan informasi lainnya. (http://wikipedia.org ; diakses : maret 2011)

Dynamic DNS adalah lapisan yang ditambahkan di atas sistem DNS standar yang memungkinkan nama domain untuk mengikuti alamat IP secara otomatis dengan memiliki catatan DNS yang akan berubah ketika ada perubahan alamat IP. Jika perubahan IP dan catatan DNS tidak diperbaharui maka setiap orang yang mencoba untuk menemukan komputer tersebut tidak akan berhasil. Pembaharuan otomatis catatan DNS bisa dilakukan dengan menggunakan software / klien hardware atau URL bookmarked atau dengan mengirim informasi ke server ketika ada perubahan IP. Alamat IP yang baru akan ditulis ke dalam catatan DNS dan alamat IP tersebut akan dipublikasikan secara global.

STIKOM


(27)

Provider Dynamic DNS menawarkan program perangkat lunak klien yang mengotomatisasi penemuan dan pendaftaran alamat IP publik klien. Program client dijalankan pada komputer atau perangkat dalam jaringan pribadi. Terhubung ke sistem penyedia layanan dan sistem itu akan menghubungkan alamat umum dan alamat IP dari jaringan asal dengan hostname dalam sistem nama domain. Tergantung pada penyedia, nama host adalah terdaftar dalam domain yang dimiliki oleh operator atau nama domain sendiri pelanggan. Layanan ini memunginakan adanya sejumlah mekanisme. Seringkali ada permintaan untuk layanan HTTP karena lingkungan yang terbatas.

Kebanyakan Router System networking sudah memiliki fitur ini dan sudah dibangun ke dalam firmware router tersebut. Salah satu router awal yang mendukung Dynamic DNS adalah UMAX UGate-3000 pada tahun 1999, yang mendukung layanan TZO.COM dinamis DNS. Contohnya adalah pengguna perumahan yang ingin mengakses komputer pribadi mereka di rumah saat bepergian. Jika komputer rumah memiliki alamat IP tetap statis, pengguna dapat terhubung langsung menggunakan alamat ini, namun banyak penyedia jaringan sering memaksa perubahan alamat IP dikonfigurasi dalam peralatan pelanggan mereka. Dengan DNS dinamis, komputer rumah dapat secara otomatis mengasosiasikan alamat IP dengan nama domain. Akibatnya pengguna remote dapat menyelesaikan nama host yang digunakan untuk masuk layanan DNS dinamis ke alamat saat ini komputer rumah dengan query DNS. Jika sebuah program remote control seperti VNC server dapat disimpan berjalan pada host di jaringan pribadi,

STIKOM


(28)

pengguna dapat terhubung ke jaringan rumah dengan sebuah program klien VNC.

Dalam jaringan Microsoft Windows, DNS dinamis adalah bagian integral dari Active Directory. Dalam upaya untuk mengamankan komunikasi Internet saat ini pasti melibatkan hal-hal yang dinamis melalui Internet. Karena itu dynamic DNS sering disalahgunakan untuk merancang pelanggaran keamanan. metode berbasis standar dalam protokol DNSSEC, seperti TSIG, metode untuk mengamankan update DNS sudah dikembangkan, namun tidak banyak digunakan.

3.5 IP Private

Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap Internetwork IP. Pada kasus Internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke Internet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global terhadap Internet. Karena perkembangan Internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke Internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global.

Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi, para desainer Internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan organisasi, kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus terhubung secara langsung ke Internet. Host-host yang membutuhkan sekumpulan layanan Internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail, biasanya mengakses layanan Internet tersebut melalui

STIKOM


(29)

gateway yang berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya, kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy, router, firewall, atau translator alamat jaringan) yang terhubung secara langsung ke Internet.

Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung ke Internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer Internet mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi atau Private Address. Karena di antara ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan menduplikasi alamat publik, dan tidak pula sebaliknya.

Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di dalam tiga blok alamat berikut:

 10.0.0.0/8  172.16.0.0/12  192.168.0.0/16

STIKOM


(30)

3.6 NAT (Network Address Translation)

Network Address Translation atau yang lebih biasa disebut dengan NAT adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan (security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan.

Saat ini, protokol IP yang banyak digunakan adalah IP versi 4 (IPv4). Dengan panjang alamat 4 byte berarti terdapat 2 pangkat 32 = 4.294.967.296 alamat IP yang tersedia. Jumlah ini secara teoretis adalah jumlah komputer yang dapat langsung koneksi ke internet. Karena keterbatasan inilah sebagian besar ISP (Internet Service Provider) hanya akan mengalokasikan satu alamat untuk satu penggna dan alamat ini bersifat dinamik, dalam arti alamat IP yang diberikan akan berbeda setiap kali user melakukan koneksi ke internet. Hal ini akan menyulitkan untuk bisnis golongan menengah ke bawah. Di satu sisi mereka membutuhkan banyak komputer yang terkoneksi ke internet, akan tetapi di sisi lain hanya tersedia satu alamat IP yang berarti hanya ada satu komputer yang bisa terkoneksi ke internet. Hal ini bisa diatasi dengan metode NAT. Dengan NAT gateway yang dijalankan di salah satu komputer, satu alamat IP tersebut dapat dibagi ke beberapa komputer yang lain dan mereka bisa melakukan koneksi ke internet secara bersamaan.

Ketika suatu komputer terkoneksi ke internet, komputer tersebut tidak saja dapat mengakses, misalnya ke server suatu situs tertentu, tetapi komputer tersebut juga sangat mungkin untuk diakses oleh komputer lain yang juga terkoneksi ke internet. Jika disalahgunakan, hal tersebut bisa sangat berbahaya. Data-data penting bisa saja dilihat atau bahkan dicuri oleh orang yang tak bertanggungjawab. NAT

STIKOM


(31)

secara otomatis akan memberikan proteksi seperti halnya firewall dengan hanya mengizinkan koneksi yang berasal dari dalam jaringan. Hal ini berarti tingkat keamanan suatu jaringan akan meningkat, karena kemungkinan koneksi dari luar ke dalam jaringan menjadi relatif sangat kecil.

Dengan NAT, suatu jaringan yang besar dapat dipecah-pecah menjadi jaringan yang lebih kecil. Bagian-bagian kecil tersebut masing-masing memiliki satu alamat IP, sehingga dapat menambahkan atau mengurangi jumlah komputer tanpa memengaruhi jaringan secara keseluruhan. Selain itu, pada gateway NAT modern terdapat server DHCP yang dapat mengkonfigurasi komputer client secara otomatis. Hal ini sangat menguntungkan bagi admin jaringan karena untuk mengubah konfigurasi jaringan, admin hanya perlu mengubah pada komputer server dan perubahan ini akan terjadi pada semua komputer client. Selain itu gateway NAT mampu membatasi akses ke internet, juga mampu mencatat semua traffic, dari dan ke internet. Secara keseluruhan, dengan segala kelebihan gateway NAT tersebut, admin jaringan akan sangat terbantu dalam melakukan tugas-tugasnya.

NAT dikelompokkan ke dalam beberapa jenis sebagai berikut : (http://wikipedia.org ; diakses : April 2011)

STIKOM


(32)

1. Full Cone NAT

Gambar 3.6 Full Cone NAT 2. Restricted Cone NAT

Gambar 3.7 Restricted Cone NAT

STIKOM


(33)

3. Port Restricted cone NAT

Gambar 3.8 Port Restricted Cone NAT 4. Symmetric NAT

Gambar 3.9 Symmetric Cone NAT

3.7 IP Camera F-Series

IP Camera F-series adalah kamera pengintai yang dapat diakses menggunakan jaringan TCP/IP network. Kamera ini memiliki slot untuk RJ-45 ethernet, dimana apabila terhubung ke jaringan akan mendapatkan IP address sendiri, yang mana kita dapat mengakses untuk melihat kamera tersebut dari komputer-komputer yang terhubung ke jaringan melalui Internet Explorer.(cukup ketikkan IP

STIKOM


(34)

address dari kamera tersebut pada Internet Explorer)

Selain melalui RJ-45, Kamera ini juga bisa difungsikan sebagai web camera dengan menggunakan kabel USB yang telah disediakan dalam paket. Kamera ini menggunakan sensor low-lux, yang memungkinkan kita melihat hasil kamera meskipun dalam kondisi cukup gelap. IP Camera ini memiliki built-in Microphone, yang memungkinkan kita untuk juga mendengarkan suara di sekitar kamera tersebut.

Software dari kamera tersebut memungkinkan kita untuk merekam hasil dari kamera tersebut secara real-time. Dan software-nya support sampai 16 kamera.

Gambar 3.10 Skema Penggunaan Grand IP Camera. Spesifikasi dari IP Camera F-series adalah sebagai berikut :

- High Resolution Image Processor (640*480:15fps,320x240:30 fps). - Ethernet RJ-45, 10/100 Base-T auto-sensed

- Remote view through the IE browser just typing IP address - Low-lux Sensor provide image in the dark.

- USB 1.1 Interface: Compatible with Microsoft MSN and NetMeeting - Support 4,9,16 Cameras (Movie Recording)

STIKOM


(35)

29

BAB IV

METODE KERJA PRAKTEK

Pada bab empat menjelaskan tentang metode dalam pengerjaan kerja praktek dan urutan cara memonitoring IP Camera dengan memanfaatkan jaringan internet.

Metode yang digunakan dalam pengerjaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara, yaitu bertanya secara langsung kepada penyelia untuk mendapatkan data-data serta informasi yang berhubungan dengan kerja praktek.

2. Studi literatur, yaitu dengan mempelajari dan membaca buku, maupun literatur lainnya yang berkaitan dengan objek kerja praktek termasuk permasalahan yang dihadapi.

Penulis juga melampirkan beberapa cara pengaturan script mikrotik dan pendaftaran domain untuk DynDNS untuk membantu dalam melakukan pengaturan monitoring IP Camera.

4.1 Dynamic DNS

Untuk mendaftarkan domain DynDNS, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Masuk ke website resmi DynDNS , www.dyndns.com

STIKOM


(36)

Gambar 4.1 Tampilan www.dyndns.com

2. Klik pada perintah “Create Free Hostname”.

Gambar 4.2 Tampilan www.dyndns.com Maka tampilan yang akan muncul adalah sebagai berikut :

STIKOM


(37)

Gambar 4.3 Tampilan www.dyndns.com

3. Isikan kolom Hostname dengan nama unik sesuai dengan keinginan. Untuk extension-nya, pilih salah satu sesuai keinginan (tidak

berpengaruh). Semakin mudah diingat hostname kita, semakin memudahkan kita dalam mengaksesnya nanti dalam implementasi.

4. Untuk kolom “Service Type” , pilih pilihan “Host with IP address”.

5. Isikan IP kita di kolom “IP Address”.

6. Klik perintah “Add to Cart” dan akan muncul tampilan seperti ini :

Gambar 4.4 Tampilan www.dyndns.com Gambar 4.4 Tampilan www.dyndns.com

STIKOM


(38)

Dalam form tersebut disebutkan bahwa biaya pendaftaran hostname adalah 0$ yang berarti kita telah mendaftarkan hostname kita untuk hostname yang gratis.

4.2 IP Camera

Untuk mengkonfigurasi IP Camera F-Series ,langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Akses IP dari IP Camera yang digunakan (Akses secara LAN)

Gambar 4.5 Tampilan IP Camera b. Pilih pilihan Setting di kanan bawah.

c. Pilih pilihan DDNS Service Settings sehingga muncul tampilan seperti ini :

STIKOM


(39)

Gambar 4.6 Tampilan menu setting IP Camera

d. Isi kolom DDNS Service sesuai dengan service yang didaftarkan di DynDNS sebelumnnya. (misal : dyndns.org) e. Isi kolom DDNS user dengan nama Host Name yang telah

terdaftar di DynDNS.com.

f. Isi kolom password dengan password yang telah dibuat sebelumnya.

g. Isi kolom DDNS or Proxy Server dengan user.ipcam.hk (default).

h. Isi kolom DDNS port dengan 1112. 4.3 MikroTik OS Script

Langkah selanjutnya adalah menulis script untuk router mikroTik. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

Pilih pilihan script pada IP Camera setting. Tuliskan script di bawah ini :

STIKOM


(40)

:local ddnsuser "<username>"

:local ddnspass "<passwordnya>"

:local theinterface "pppoe-speedy"

:local ddnshost "user.ipcam.hk"

:local ipddns [:resolve $ddnshost];

:local ipfresh [ /ip address get [/ip address find

interface=$theinterface ] address ]

:if ([ :typeof $ipfresh ] = nil ) do={

:log info ("DynDNS: No ip address on $theinterface .")

} else={

:for i from=( [:len $ipfresh] - 1) to=0 do={

:if ( [:pick $ipfresh $i] = "/") do={

:set ipfresh [:pick $ipfresh 0 $i];

}

}

:if ($ipddns != $ipfresh) do={

:log info ("DynDNS: IP-DynDNS = $ipddns")

:log info ("DynDNS: IP-Fresh = $ipfresh")

:log info "DynDNS: Update IP needed, Sending

UPDATE...!"

:local str

"/nic/update?hostname=$ddnshost&myip=$ipfresh&wildcard=

NOCHG&mx=NOCHG&backmx=NOCHG"

/tool fetch address=members.dyndns.org src-path=$str

mode=http user=$ddnsuser password=$ddnspass

dst-path=("/DynDNS.".$ddnshost)

:delay 1

:local str [/file find name="DynDNS.$ddnshost"];

STIKOM


(41)

/file remove $str

:global ipddns $ipfresh

:log info "DynDNS: IP alterado para $ipfresh!"

} else={

:log info "DynDNS: Nao Necessita Ser Alterado";

}

}

 Setelah script tersebut dituliskan, langkah selanjutnya hostname yang telah didaftarkan sebelumnya sudah bisa diakses untuk mengontrol IP Camera.

STIKOM


(42)

36

Remote Computer

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan percobaan seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

5.1 Hasil

5.1.1 Topologi Jaringan

Gambar 5.1 Topologi Jaringan 5.1.2 Pemanggilan Hostname

Pemanggilan Hostname dilakukan dari browser ( Internet Explorer atau Mozilla Firefox). Pengaksesan dilakukan dengan menuliskan nama Host diikuti dengan nama Server. (contoh : cybersama.dyndns.biz)

Ip Private Speedy IP Camera

IP Camera

Switch

Modem Speedy

Modem Speedy

STIKOM


(43)

Gambar 5.2 Pengaksesan Host name 5.1.3 Tampilan IP Camera

Hasil yang diperoleh setelah melakukan pemanggilan hostname adalah kita bisa melihat tampilan dari Default Application yang dimiliki oleh IP Camera F-series sebagai berikut :

S

Gambar 5.3 Tampilan monitoring IP Camera

Dari tampilan di atas bisa dilihat bahwa selain ada tampilan monitoring yang dilakukan oleh IP Camera, juga terdapat beberapa perintah yang digunakan untuk mengontrol IP Camera. Perintah-perintah yang ada antara lain :

1. Move Up : Menggerakkan kamera ke atas. 2. Move Down : Menggerakkan kamera ke bawah.

STIKOM


(44)

3. Move Right : Menggerakkan kamera ke kanan. 4. Move Left : Menggerakkan kamera ke kiri.

5. Move Center : Menggerakkan kamera ke titik tengah.

6. Horizontal Patrol : Menggerakkan kamera ke kanan dan ke kiri secara continue.

7. Vertical Patrol : Menggerakkan kamera ke atas dan ke bawah secara continue.

8. Set turn speed : Mengatur kecepatan gerak kamera.

9. Mirror vertically : Mengubah sudut pandang vertical kamera sebesar 180 derajat.

10. Mirror Horizontally : Mengubah sudut pandang vertical kamera sebesar 180 derajat.

11. Resolution : Mengatur resolusi kamera.

12. Mode : Mengatur mode pencahayaan kamera. 13. Brightness : Mengatur tingkat kecerahan kamera. 14. Contrast : Mengatur tingkat ketajaman kamera. 15. Options : Pengaturan-pengaturan kamera.

Dengan berbagai macam perintah diatas, IP Camera tidak hanya bisa dimonitoring, namun juga bisa dikontrol dari jarak jauh dengan sangat mudah.

5.2 Pembahasan 5.2.1 IP Camera

IP dari IP Camera awalnya adalah “192.168.1.101”. IP tersebut adalah Default IP Private dari provider IP Camera itu sendiri. Beberapa kamera yang ada dihubungkan melalui switch karena semua kamera tersebut

STIKOM


(45)

Mikrotik Script

Modem First Media Modem Speedy

berada di dalam satu jaringan. Lalu switch dihubungkan ke router Speedy dan kemudian dilakukan pengaturan DynDNS di dalamnya.

IP Camera hanya dapat diakses menggunakan modem Speedy karena IP yang didapat dari modem Speedy adalah IP Private sehingga hanya modem Speedy yang dapat mengaksesnya.

Gambar 5.4 Koneksi antara modem dengan IP Camera

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa IP Camera hanya dapat diakses oleh modem Speedy karena IP yang dihasilkan oleh modem Speedy yang terhubung dengan IP Camera adalah IP Private sehingga yang bisa mengakses dalam satu jaringan hanya modem-modem Speedy lainnya yang berada di dalam satu jaringan dengan modem Speedy yang diakses. 5.2.2 Remote Computer

IP Private

IP Private Speedy

Modem Speedy

STIKOM


(46)

Remote Computer adalah komputer yang digunakan untuk memonitoring IP Camera dari jarak jauh. Komputer tersebut terhubung dengan modem Speedy yang terdapat di rumah pribadi. Karena IP yang dihasilkan oleh modem Speedy yang terhubung dengan IP Camera adalah IP Private, maka semua modem Speedy bisa mengaksesnya. Oleh karena itu, Remote Computer bisa mengakses IP Camera secara langsung dengan memanggil hostnamenya (cybersama.dyndns.biz)

STIKOM


(47)

41

BAB VI

PENUTUP

Berdasarkan percobaan serta hasil yang telah didapatkan dari kerja praktek ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut :

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan – kesimpulan yang dapat disimpulkan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Metode DynDNS dapat digunakan untuk mengatasi masalah Dynamic IP yang dimiliki oleh kebanyakan modem.

2. Pemilihan IP Camera F-series sangat cocok untuk digunakan sebagai security tool karena sudah dilengkapi dengan DDNS setting.

3. Dengan kerja praktek yang dilakukan di PT. Cybersama Technology, dapat membatu menigkatkan tingkat keamanan perusahaan yang semula menjadi masalah utama.

5.2 Saran

Ada beberapa kekurangan di dalam kerja praktek ini, sehingga ada beberapa hal yang perlu dikembangkan antara lain :

1. Implementasi IP Camera lebih baik apabila fleksibel untuk semua jenis jaringan, tidak hanya satu provider saja.

2. Hostname yang terdaftar secara Pro (tidak gratis) akan menigkatkan efisiensi karena update dilakukan otomatis oleh server.

STIKOM


(48)

xi

(Online).(http://www.mikrotik.com/sejarah-mikrotik-OS/, diakses Maret 2011).

(Online).(http://iahhaku.blogspot.com/fungsi-dan-kegunaan-router-adalah/, diakses Maret 2011).

(Online).(http://telinks.wordpress.com/2008/12/06/Network-Address-Translation/, diakses 8 Februari 2011).

(Online).(http://www.wikipedia.org/router-dan-fungsinya/, diakses Maret 2011).

(Online).(http://www.cisco.com/, diakses Maret 2011).

STIKOM


(1)

Gambar 5.2 Pengaksesan Host name 5.1.3 Tampilan IP Camera

Hasil yang diperoleh setelah melakukan pemanggilan hostname adalah kita bisa melihat tampilan dari Default Application yang dimiliki oleh IP Camera F-series sebagai berikut :

S

Gambar 5.3 Tampilan monitoring IP Camera

Dari tampilan di atas bisa dilihat bahwa selain ada tampilan monitoring yang dilakukan oleh IP Camera, juga terdapat beberapa perintah yang digunakan untuk mengontrol IP Camera. Perintah-perintah yang ada antara lain :

1. Move Up : Menggerakkan kamera ke atas. 2. Move Down : Menggerakkan kamera ke bawah.

STIKOM


(2)

38 3. Move Right : Menggerakkan kamera ke kanan.

4. Move Left : Menggerakkan kamera ke kiri.

5. Move Center : Menggerakkan kamera ke titik tengah.

6. Horizontal Patrol : Menggerakkan kamera ke kanan dan ke kiri secara continue.

7. Vertical Patrol : Menggerakkan kamera ke atas dan ke bawah secara continue.

8. Set turn speed : Mengatur kecepatan gerak kamera.

9. Mirror vertically : Mengubah sudut pandang vertical kamera sebesar 180 derajat.

10. Mirror Horizontally : Mengubah sudut pandang vertical kamera sebesar 180 derajat.

11. Resolution : Mengatur resolusi kamera.

12. Mode : Mengatur mode pencahayaan kamera. 13. Brightness : Mengatur tingkat kecerahan kamera. 14. Contrast : Mengatur tingkat ketajaman kamera. 15. Options : Pengaturan-pengaturan kamera.

Dengan berbagai macam perintah diatas, IP Camera tidak hanya bisa dimonitoring, namun juga bisa dikontrol dari jarak jauh dengan sangat mudah.

5.2 Pembahasan 5.2.1 IP Camera

IP dari IP Camera awalnya adalah “192.168.1.101”. IP tersebut adalah Default IP Private dari provider IP Camera itu sendiri. Beberapa kamera yang ada dihubungkan melalui switch karena semua kamera tersebut

STIKOM


(3)

Mikrotik Script

Modem First Media Modem Speedy

berada di dalam satu jaringan. Lalu switch dihubungkan ke router Speedy dan kemudian dilakukan pengaturan DynDNS di dalamnya.

IP Camera hanya dapat diakses menggunakan modem Speedy

karena IP yang didapat dari modem Speedy adalah IP Private sehingga hanya modem Speedy yang dapat mengaksesnya.

Gambar 5.4 Koneksi antara modem dengan IP Camera

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa IP Camera hanya dapat diakses oleh modem Speedy karena IP yang dihasilkan oleh modem

Speedy yang terhubung dengan IP Camera adalah IP Private sehingga yang

bisa mengakses dalam satu jaringan hanya modem-modem Speedy lainnya yang berada di dalam satu jaringan dengan modem Speedy yang diakses. 5.2.2 Remote Computer

IP Private

IP Private Speedy

Modem Speedy

STIKOM


(4)

40

Remote Computer adalah komputer yang digunakan untuk

memonitoring IP Camera dari jarak jauh. Komputer tersebut terhubung dengan modem Speedy yang terdapat di rumah pribadi. Karena IP yang dihasilkan oleh modem Speedy yang terhubung dengan IP Camera adalah IP

Private, maka semua modem Speedy bisa mengaksesnya. Oleh karena itu, Remote Computer bisa mengakses IP Camera secara langsung dengan

memanggil hostnamenya (cybersama.dyndns.biz)

STIKOM


(5)

41

BAB VI

PENUTUP

Berdasarkan percobaan serta hasil yang telah didapatkan dari kerja praktek ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut :

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan – kesimpulan yang dapat disimpulkan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Metode DynDNS dapat digunakan untuk mengatasi masalah Dynamic

IP yang dimiliki oleh kebanyakan modem.

2. Pemilihan IP Camera F-series sangat cocok untuk digunakan sebagai

security tool karena sudah dilengkapi dengan DDNS setting.

3. Dengan kerja praktek yang dilakukan di PT. Cybersama Technology, dapat membatu menigkatkan tingkat keamanan perusahaan yang semula menjadi masalah utama.

5.2 Saran

Ada beberapa kekurangan di dalam kerja praktek ini, sehingga ada beberapa hal yang perlu dikembangkan antara lain :

1. Implementasi IP Camera lebih baik apabila fleksibel untuk semua jenis jaringan, tidak hanya satu provider saja.

2. Hostname yang terdaftar secara Pro (tidak gratis) akan menigkatkan efisiensi karena update dilakukan otomatis oleh server.

STIKOM


(6)

xi

DAFTAR PUSTAKA

(Online).(http://www.mikrotik.com/sejarah-mikrotik-OS/, diakses Maret 2011).

(Online).(http://iahhaku.blogspot.com/fungsi-dan-kegunaan-router-adalah/, diakses Maret 2011).

(Online).(http://telinks.wordpress.com/2008/12/06/Network-Address-Translation/, diakses 8 Februari 2011).

(Online).(http://www.wikipedia.org/router-dan-fungsinya/, diakses Maret 2011).

(Online).(http://www.cisco.com/, diakses Maret 2011).

STIKOM