Implementasi Aplikasi Android untuk Pencarian Lokasi WiFi Terdekat dengan Algoritme Haversine dan Great Circle (Studi Kasus: Jaringan Nirkabel IPB)

IMPLEMENTASI APLIKASI ANDROID UNTUK PENCARIAN
LOKASI WIFI TERDEKAT DENGAN ALGORITME
HAVERSINE DAN GREAT CIRCLE (STUDI KASUS:
JARINGAN NIRKABEL IPB)

MUHAMMAD LINGGA PRAJA

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Implementasi Aplikasi
Android untuk Pencarian Lokasi WiFi Terdekat dengan Algoritme Haversine dan
Great Circle (Studi Kasus: Jaringan Nirkabel IPB) adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2015
Muhammad Lingga Praja
NIM G64100077

ABSTRAK
MUHAMMAD LINGGA PRAJA. Implementasi Aplikasi Android untuk
Pencarian Lokasi WiFi Terdekat dengan Algoritme Haversine dan Great Circle
(Studi Kasus: Jaringan Nirkabel IPB). Dibimbing oleh HERU SUKOCO.
Teknologi wireless (WiFi) telah menjadi standar dalam dunia teknologi
informasi. Pertukaran data melalui media transmisi udara dapat membantu manusia
dalam bertukar informasi secara dinamis, fleksibel, dan cepat. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengembangkan database dan aplikasi berbasis Android
untuk mengelola perangkat WiFi. Tujuan tersebut memfasilitasi pengguna untuk
memilih koneksi WiFi terbaik di sekitar Institut Pertanian Bogor (IPB). Jarak dan
daya transmisi sinyal adalah parameter yang digunakan dalam memilih koneksi
terbaik. Informasi jarak dan sistem navigasi menuju titik akses point WiFi dihitung
dengan algoritma haversine dan great Circle. Android API menghitung nilai

frekuensi dan kekuatan sinyal WiFi. Persentase rasio dari jarak antara haversine dan
great circle adalah 61.84%. Pengguna menggunakan rasio tersebut untuk
mempertimbangkan posisi terbaik ketika mencari titik akses WiFi. Semua fungsi
dalam pengembangan sistem berjalan dengan baik.
Kata kunci: Android, API, great circle, haversine, WiFi

ABSTRACT
MUHAMMAD LINGGA PRAJA. Android Application Implementation for nearby
IEEE 802.11 WiFi Standard Locations Search using Haversine and Great Circle
Algorithms (Study Case: IPB Wireless Network). Supervised by HERU SUKOCO.
Wireless technology has become a standard in the world of computer network
technology. Data exchange occurs through the air transmission medium that can
assist human beings in exchanging information dynamically, flexible, and fast. The
purpose of this research is to develop a database and an Android-based application
to manage WiFi devices. It facilitates users in choosing the best WiFi connection
around the Bogor Agricultural University. Distance and signal transmission power
are the parameters used in selecting the best connection. Distance information and
navigation systems to the WiFi signal access point are calculated using haversine
and great circle algorithms. The Android's API calculates the values of frequency
and power of WiFi signals. The percentage ratio of the distance between haversine

and great circle is 61.84%. The users utilize such information to consider the best
WiFi access point position. The evaluation results indicate that all features in the
system run satisfactorily.
Keywords: Android, API, great circle, haversine, WiFi

IMPLEMENTASI APLIKASI ANDROID UNTUK PENCARIAN
LOKASI WIFI TERDEKAT DENGAN ALGORITME
HAVERSINE DAN GREAT CIRCLE (STUDI KASUS:
JARINGAN NIRKABEL IPB)

MUHAMMAD LINGGA PRAJA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji:
1 Dr Ir Sri Wahjuni, MT
2 Vektor Dewanto, ST MEng

Judul Skripsi : Implementasi Aplikasi Android untuk Pencarian Lokasi WiFi
Terdekat dengan Algoritme Haversine dan Great Circle (Studi
Kasus: Jaringan Nirkabel IPB)
Nama
: Muhammad Lingga Praja
NIM
: G64100077

Disetujui oleh

DrEng Heru Sukoco, SSi MT
Pembimbing


Diketahui oleh

Dr Ir Agus Buono, MSi MKom
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2013 ini ialah
Android, dengan judul Implementasi Aplikasi Android untuk Pencarian Lokasi
WiFi Terdekat dengan Algoritme Haversine dan Great Circle (Studi Kasus:
Jaringan Nirkabel IPB).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak DrEng Heru Sukoco, SSi MT
selaku pembimbing. Penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Hasan dan
Bapak Mahfudin dari DIDSI IPB, yang telah memberi masukan dan saran dalam
pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu,
seluruh keluarga, serta teman teman seperjuangan, atas segala doa dan kasih

sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2015
Muhammad Lingga Praja

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN.


1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian


2

TINJAUAN PUSTAKA

3

METODE

8

Perencanaan

8

Kebutuhan

8

Analisis dan Desain


9

Implementasi

10

Pengujian dan Evaluasi

10

Penyebaran

10

HASIL DAN PEMBAHASAN

11

Kebutuhan


11

Analisis dan Desain

12

SIMPULAN DAN SARAN

16

Kesimpulan

16

Saran

16

DAFTAR PUSTAKA


18

LAMPIRAN

19

RIWAYAT HIDUP

24

DAFTAR TABEL
1 Fungsi Kebutuhan
2 Pengujian Fungsi

11
15

DAFTAR GAMBAR
1 Ilustrasi Haversine berbasis trigonometri (Rick 1999)
2 Cara kerja WiFi
3 Proses Trilateration (Lee 1999)
4 Iterative model (Basili 1975)
5 Rancangan Fisik ERD model ImWiFi
6 Use case diagram ImWiFi
7 Antarmuka perangkat lunak imWiFi
8 Hasil pengujian fungsi ke-3
9 Hasil pengujian fungsi ke-1 dan ke-2
10 Hasil pengujian fungsi ke-4 dan fungsi bantuan

4
6
7
8
9
12
13
15
15
16

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Activity diagram imWiFi
Class diagram imWiFi
Sequence diagram memilihDaftarWiFi
Sequence diagram memilihPetaWiFi
Sequence diagram memilihPindaiWiFi
Sequence diagram memilihBantuan
Sequence diagram memilihKeluar
Data titik akses sinyal WiFi di SQLite

19
20
21
21
22
22
22
23

PENDAHULUAN
Latar Belakang
WiFi adalah singkatan dari wireless fidelity. Umumnya, WiFi mengacu pada
banyak jenis wireless local area network (WLAN) IEEE 802.11. WiFi adalah
standar industri untuk produk seperti yang didefinisikan oleh WiFi Alliance dan
sesuai dengan standar IEEE 802.11. WLAN memperluas jangkauan local area
network (LAN) dengan menyediakan konektivitas nirkabel. WLAN telah menjadi
sangat popular dalam menyediakan konektivitas Internet protocol (IP) di
perumahan, kantor, dan lingkungan kampus. WLAN telah mengalami pertumbuhan
yang fenomenal dan sekarang menjadi bagian penting dari jaringan komputer
(Varma 2012).
Teknologi wireless merupakan teknologi yang tidak menggunakan kabel atau
nirkabel. Teknologi ini menggunakan media transmisi udara, dan tetap ada batasan
jarak tertentu seberapa jauh peralatan yang menggunakan teknologi wireless dapat
saling berkomunikasi dalam melakukan pertukaran data, yaitu jarak jangkauan dari
satu titik pemancar WiFi. Penggunaan teknologi nirkabel dengan kasus dan aplikasi
yang berbeda akan menghasilkan bermacam-macam teknologi wireless yang
berbeda-beda pula. Masing masing teknologi wireless akan memiliki karakteristik
kinerja dan pengoptimalan untuk tugas dan konteks tertentu. Terdapat beberapa
jenis teknologi wireless, di antaranya personal area network (PAN), local area
network (LAN), metropolitan area network (MAN), wide area network (WAN).
Pada saat ini implementasi teknologi wireless sudah banyak digunakan, beberapa
diantaranya adalah WiFi, Bluetooth, ZigBee, NFC, WiMAX, LTE, HSPA, EV-DO,
earlier 3G standards, satellite services, dan masih banyak lagi (Grigorik 2013).
Penggunaan teknologi wireless sudah menjadi standar dalam dunia teknologi
informasi, penggunaan peripheral komputer secara wireless juga sudah menjadi
teknologi umum, seperti keyboard dan mouse wireless dengan menggunakan
Infrared, Bluetooth, atau radio frequency (Witono 2006).
Frambayu (2014) pernah melakukan penelitian mengenai pencarian jarak titik
akses sinyal wireless fidelity (WiFi) dengan location based service (LBS).
Penelitian tersebut melakukan pengujian pencarian jarak dengan rumus haversine
dan diuji pada perangkat smartphone Android.
Penelitian ini akan mengembangkan sebuah aplikasi berbasis mobile dengan
menggunakan rumus great circle dan Android WiFi Manager Library. Global
positioning system (GPS) atau assisted global positioning system (A-GPS) akan
membantu dalam mengakuisisi komponen yang dibutuhkan aplikasi yang berbasis
location based service (LBS) ini. Selain GPS atau A-GPS, base tranceiver station
(BTS) juga akan membantu dalam penentuan posisi. A-GPS dan BTS akan
berkolaborasi untuk menentukan titik posisi di Google Maps. Jaringan internet dari
operator seluler yang digunakan akan disalurkan oleh BTS untuk memperbaiki
koordinat atau posisi sehingga receiver GPS dapat memproses lebih cepat, akurat,
dan efisien(Soyoung dan Yu 2011). WiFi Manager bekerja dalam menangkap
sinyal WiFi dalam jarak jangkauan tertentu, fungsi calculateSignalLevel akan
menghitung seberapa besar kekuatan pancar dari suatu titik WiFi. Selain itu, WiFi
Manager dapat menampilkan SSID, WiFi capabilities, dan frekuensinya.

2
Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dipecahkan berdasarkan pada latar belakang yang
ada, yaitu perhitungan kekuatan pancaran jaringan WiFi yang dikelola resmi oleh
Direktorat Integrasi Data Sistem Informasi (DIDSI) IPB.
1 Apakah pengelolaan dan manajemen terhadap perangkat-perangkat WiFi di IPB
telah dilakukan?
2 Bagaimanakah model pengelolaannya selama ini untuk pemeliharaan dan jika
ada perangkat yang bermasalah?
3 Bagaimanakah pengaturan yang telah dilakukan terhadap alat alat yang akan
dipasang?
4 Bagaimanakan seorang pengguna terkoneksi ke perangkat-perangkat WiFi?

Tujuan Penelitian
Membuat basis data untuk manajemen perangkat WiFi dan aplikasi Android
untuk memudahkan pengguna memilih koneksi WiFi terbaik menurut jarak dan
daya pancar sinyal. Selain itu, pengguna dapat melihat posisi dan letak perangkatperangkat WiFi yang tersedia melalui peta Google.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan pengguna dapat:
1 Memudahkan pengguna memilih koneksi WiFi di sekitarnya menurut jarak dan
daya pancar sinyal.
2 Memudahkan perangkat-perangkat WiFi pemilik atau administrator mengelola.
3 Memudahkan pengguna dalam memilih akses sinyal WiFi dengan peta online
yang berupa Google Maps.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan pada jaringan WiFi Institut Pertanian Bogor (IPB) di
kampus Dramaga yang dikelola resmi oleh Direktorat Integrasi Data dan Sistem
Informasi (DIDSI). Smartphone berbasis Android akan digunakan dengan versi
Android minimum 4.2 (API level 17) dan akan di targetkan ke Android versi 4.4
(API Level 19). Penelitian dibatasi oleh peta online dari Google Maps dan akurasi
posisi A-GPS sebagai pendeteksi lokasi pengguna. Titik akses sinyal WiFi yang
digunakan hanya ada dalam lingkup IPB Dramaga. Google Place API dan Google
Direction menyediakan data akses sinyal WiFi dan informasi jarak terdekat titik
WiFi. Ketinggian dan kedalaman titik WiFi diabaikan karena efek ellipsoidal tidak
diperhatikan. Representasi data berupa data offline dan data online dengan
memanfaatkan fasilitas library Google berupa penambahan akses pengguna
internet.

3

TINJAUAN PUSTAKA
Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Semua model proses perangkat lunak dapat mengkomodasi aktifitas kegiatan
kerangkat kerja umum, tetapi masing-masing berlaku penekanan yang berbeda
untuk masing-masing kegiatan dan mendefinisikan aliran proses yang memanggil
setiap kegiatan kerangka kerja dalam cara yang berbeda (Pressman 2010).
Metode pengembangan perangkat lunak iteratif merupakan proses
pengembangan perangkat lunak untuk menanggapi kelemahan dari model
waterfall. Kegiatan analisis, desain, implementasi dan pengujian dilakukan dengan
cara yang lebih fleksibel dibandingkan model waterfall.
Setiap iterasi metode iteratif mencakup beberapa atau sebagian besar disiplin
ilmu pengembangan, yaitu kebutuhan, analisis, desain, implementasi, dan
sebagainya. Setiap iterasi juga memiliki tujuan yang didefinisikan dan
menghasilkan sebagian implementasi dari sistem akhir. Setiap iterasi yang berhasil
dilakukan berdasarkan dari iterasi sebelumnya akan memperbaiki sistem hingga
produk akhir selesai. Penekanan pada iterasi awal dilakukan pada tahap kebutuhan
serta analisis dan desain. Penekanan pada tahap akhir dilakukan pada implementasi
dan pengujian (Cockburn 2008).
Layanan Berbasis Lokasi
Location based service (LBS) adalah konsep yang menunjukkan aplikasi
yang terintegrasi dengan lokasi geografis misalnya koordinat spasial dengan
bantuan berbagai layanan. Layanan LBS digunakan terutama pada tiga area, yaitu
area militer dan industri pemerintah, layanan darurat dan sector komersial (Schiller
dan Voisard 2004).
Terdapat lima kegiatan yang didasari kebutuhan pengguna terhadap informasi
geografis, yaitu mengetahui di mana dia berada (locating), mencari seseorang, suatu
objek, atau kejadian (searching), menanyakan arah untuk mencapai suatu lokasi
(navigating), menanyakan properti dari suatu lokasi (identifying), dan mencari
suatu kejadian pada atau sekitar suatu lokasi (checking).
Rumus Haversine
Rumus haversine adalah persamaan yang penting pada navigasi, memberikan
jarak lingkaran besar antara dua titik pada permukaan bola (Bumi) berdasarkan
bujur dan lintang. Rumus haversine mengabaikan efek ellipsoidal, ketinggian bukit
dan kedalaman lembah di permukaan bumi. Rumus haversine cukup akurat untuk
sebagian besar perhitungan (Ingole dan Nichat 2013). Berikut adalah rumus
haversine pada Persamaan 1.
a = sin2

∆�� �

+cos (latitude1) cos (latitude2) sin2
c = 2 × arctan2 √� √ − �
d = R × c (km)

∆�

��

(1)

4
dengan:
R
d
Δlatitude
Δlongitude

= radius bumi (rata rata radius = 6371 kilometer)
= jarak antara 2 titik (km)
= longitude2 – longitude1 ( ̊ )
= longitude2 – longitude1 ( ̊ )

Sebagian besar komputer memerlukan argumen dari fungsi trigonometri
untuk menyatakan persamaan dalam bentuk radian. Nilai satuan latitude dan
longitude adalah derajat, menit, dan detik. Satuan tersebut harus diubah ke radian
untuk diolah oleh rumus haversine. Satuan latitude dan longitude akan diubah
terlebih dahulu ke derajat decimal, lalu diubah ke radian dengan cara mengalikan
nilai derajat dengan pi/180 = . 7
9 radians/degree. Nilai a merupakan
kuadrat dari setengah panjang antar dua titik. Nilai c merupakan jarak sudut dalam
satuan radians. Rumus haversine digunakan pada penelitian ini untuk melakukan
perhitungan jangkauan pencarian titik akses sinyal WiFi dengan posisi terdekat di
sekitar sensor pengguna. Rumus ini juga digunakan untuk substitusi perhitungan
jarak antara posisi titik akses sinyal WiFi dan posisi sensor pengguna jika
perhitungan jarak menggunakan Google Maps API tidak dapat dilakukan. Ilustrasi
cara kerja rumus haversine dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Ilustrasi haversine berbasis trigonometri (Rick 1999)
Nilai titik AC adalah √a, sedangkan nilai OC adalah √OA2-AC2 dan
disederhanakan menjadi √1-a. Nilai tan sudut AOC =
arctan

√�
√ −�

dengan c adalah sudut AOB.

√�
√ −�

atau c =



Rumus Great Circle
Rumus great circle atau orthodromic adalah persamaan yang penting dalam
hal navigasi, yang memberikan jarak terpendek antara dua titik pada permukaan
bola (bumi) berdasarkan latitude dan longitude dan dihitung sepanjang jalur
permukaan tersebut. Bentuk bumi yang diasumsikan bulat atau sphere membuat
geometri perhitungan jaraknya berbeda dengan geometri Euclidean. Pada geometri
bola jarak antara dua titik menggunakan geodesics yang pada bidang bola adalah

5
lingkaran sempurna atau great circle. Perhitungan ini tidak memasukkan ketinggian
(Carter 2002). Rumus haversine pada dasarnya mirip dengan rumus great circle,
hanya saja jarak antara dua titik hanya berdasar garis lurus diantara dua titik dan
mengabaikan ketinggian maupun kedalaman di permukaan bumi. Sudut pada rumus
haversine menggunakan satuan radian untuk menggunakan fungsi trigonometri
(Gintoro et al. 2010). Bentuk bumi sebenarnya hampir bulat, sehingga rumus jarak
great circle memberikan nilai benar sebesar 0.5 % atau lebih untuk jarak antar titik
pada permukaan bumi (Admiralty 1987). Berikut adalah rumus great circle pada
Persamaan 2.
Δσ
d

= cos-1[cosδ1 cosδ2 (λ1 – λ2) + sinδ1 sinδ2]
= R × Δσ

dengan:
δ1
δ2
λ1
λ2
λ1 - λ2
Δσ
R
d

= latitude titik 1
= latitude titik 2
= longitude titik 1
= longitude titik 2
= perbedaan bujur
= sudut pusat antara latitude dan longitude
= Radius bumi (rata rata radius = 6371 kilometer)
= jarak antara 2 titik

(2)

Rumus great circle digunakan dalam penelitian ini untuk menghitung jarak
antara dua titik pada Google Maps yang memperhatikan geodesics, dikarenakan
pada Google Maps penghitungan jarak bukan menggunakan Euclidean geometry
yang hanya memperhatikan garis lurus antara dua titik.
Android
Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat telepon pintar berbasis
Linux yang dikeluarkan oleh Google pada bulan November 2007, bersifat open
source sehingga para pengembang dapat membuat aplikasi sendiri untuk perangkat
telepon pintar sesuai kebutuhan. Pemrograman perangkat ini menggunakan bahasa
pemrograman extensible markup language (XML) dan Java yang dikhususkan
untuk telepon pintar ini, sehingga aplikasi yang dibuat tidak dapat dijalankan pada
perangkat telepon pintar yang lainnya seperti Symbian OS dan Blackberry OS yang
juga mendukung aplikasi berbasis Java.
Android memungkinkan pengguna menghamparkan data di peta khusus
Google menggunakan Google Maps API. Pengguna dimungkinkan membuat
aplikasi web atau seluler menarik dengan platform pemetaan canggih dari Google,
termasuk basis data citra satelit serta petunjuk arah mengemudi.
Android memiliki sebuah library pengembangan yang dinamakan
android.net.wifi.WifiManager. WiFiManager merupakan salah satu class yang ada
pada packages android.net.wifi.WifiManager yang dapat digunakan untuk
mengetahui kekuatan pancaran WiFi yang ada di sekitar pengguna. Metode yang
digunakan untuk menghitung kekuatan pancaran WiFi adalah calculateSignalLevel.
Berikut ini adalah rumus perhitungan calculateSignalLevel.

6
public static int calculateSignalLevel(int rssi,int numLevels) {
if (rssi ≤ MIN_RSSI ) {
return 0; }
else if (rssi≥MAX_RSSI ){ return numLevels-1; }
else {
int partitionSize = (MAX_RSSI - MIN_RSSI ) - (numLevels- 1);
return (rssi - MIN_RSSI ) / partitionSize; } }

RSSI adalah indikasi tingkat daya yang diterima oleh antena. Umumnya,
semakin tinggi tingkat RSSI adalah semakin kuat sinyal, nilai kuat sinyal diukur
dalam desibel dari 0 ke -120. Semakin dekat nilai sinyal ke 0, maka sinyal semakin
kuat (Premachandran 2010). NumLevels adalah jumlah level yang perlu
dipertimbangkan dalam level yang dihitung. NumLevels pada aplikasi ImWifi di
representasikan pada rentang nilai MINRSSI yang bernilai -100 hingga MAXRSSI yang
bernilai -55. Nilai kekuatan sinyal tidak akan dihitung oleh metode
calculateSignalLevel apabila RSSI yang diperoleh diluar rentang NumLevels.
Metode calculateSignalLevel menggunakan nilai RSSI dan NumLevels untuk
menggambarkan kekuatan pancaran sinyal dari access point WiFi. Skema cara kerja
smartphone dan wireless access point dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Cara kerja WiFi
Versi Android yang digunakan pada pengembangan aplikasi imWiFi ini
adalah 4.4 KitKat (API 19).
Global Positioning System
Global positioning system (GPS) merupakan suatu kumpulan satelit yang
berjumlah 24 satelit membentuk ruas angkasa dan mengorbit sekitar 12000 mil di
atas bumi dan terus bergerak membuat dua orbit lengkap dalam waktu kurang dari
24 jam. Sinyal berjalan pada media yang dapat terlihat, sinyal dapat melewati awan,
gelas dan plastik, tetapi tidak akan bisa menembus benda padat seperti gedung dan
pegunungan (Lee 1999).
Setidaknya ada empat satelit GPS yang terlihat dimanapun posisi seseorang
berada, masing masing mengirimkan informasi posisi dan waktu yang akurat secara
kontinu. Sinyal tersebut memiliki kecepatan cahaya yang kemudian ditangkap oleh
receiver GPS yang menghitung seberapa jauh masing masing satelit didasarkan
pada berapa lama waktu untuk pesan tiba (Blewitt 1997).

7
Untuk mengetahui detail bagaimana GPS menentukan lokasi, berikut
merupakan proses trilateration pada Gambar 3.

Gambar 3 Proses trilateration (Lee 1999)
Bila mengetahui jarak posisi seseorang dari satelit A, maka seseorang tersebut
berada di dalam lingkaran merah. Jika dilakukan hal yang sama dengan satelit B
dan C maka akan diketahui posisi sesorang tersebut dengan melihat di mana
lingkaran tersebut berpotongan. Semakin banyak satelit yang ada di atas cakrawala
maka akan lebih akurat GPS menentukan lokasi seseorang tersebut berada.
GPS memiliki suatu kelemahan, yaitu lemahnya chip penerima sinyal GPS
dari satelit. Assisted global positioning system (A-GPS) menutupi kelemahan GPS
dengan menggunakan bantuan menara BTS yang memiliki unit penerima GPS
untuk mempercepat proses penentuan lokasi. Menara BTS secara kontinu
mengunduh informasi satelit dan komputasi data. Informasi satelit dan komputasi
data dari menara BTS akan diteruskan ke smartphone ketika diminta. Kondisi
perkotaan yang padat dengan gedung dan bangunan tinggi lainnya menyebabkan
sinyal GPS tidak dapat diterima dengan baik, penggunaan A-GPS dinilai cocok
untuk kondisi perkotaan dikarenakan informasi satelit dapat diperoleh dari menara
BTS tanpa harus mengambil informasi langsung dari satelit.
XML
Extensible Markup Language (XML) adalah bahasa markup untuk keperluan
umum yang disarankan oleh World Wide Web Consumtion (W3C) untuk membuat
dokumen markup keperluan pertukaran data antar sistem yang beraneka ragam.
XML merupakan kelanjutan hyper text markup language (HTML) yang merupakan
bahasa standar untuk melacak internet. XML dikembangkan mulai tahun 1996 dan
mendapatkan pengakuan dari W3C pada bulan Februari 1998. Teknologi yang
digunakan pada XML sebenarnya bukan teknologi baru, tetapi merupakan turunan
dari SGML yang telah dikembangkan pada awal 80-an dan telah banyak digunakan
pada dokumentasi teknis proyek-proyek berskala besar. Seperti halnya HTML,
XML juga menggunakan elemen yang ditandai dengan tag pembuka (diawali
dengan ''), tag penutup (diawali dengan '')
dan atribut elemen (parameter yang dinyatakan dalam tag pembuka misalnya ).

8

METODE
Pada penelitian ini tugas akhir ini difokuskan pada pengembangan komponen
aplikasi LBS serta perhitungan kekuatan pancaran WiFi. Metode yang digunakan
adalah iterative model. Adapun tahapan metode ini yaitu perencanaan, kebutuhan
analisis, desain, implementasi, pengujian, dan evaluasi. Tahapan ini disebut satu
iterasi dan berulang sebanyak iterasi yang diperlukan. Setiap pengulangan
menghasilkan perangkat lunak versi baru. Pengulangan tersebut berhenti setelah
semua kebutuhan pengguna dipenuhi. Tahapan metode ini dapat dilihat pada
Gambar 4.

Gambar 4 Iterative model (Basili dan Turner 1975)
Perencanaan
Tahap perencanaan ditentukan oleh sumber daya manusia, deskripsi kerja,
dan penjadwalan. Sumber daya manusia adalah developer, reviewer, dan user.
Developer adalah aktor yang bekerja membangun perangkat lunak, sedangkan
reviewer adalah aktor yang bekerja mengevaluasi kesesuaian perangkat lunak
dengan kebutuhan. User adalah aktor yang menggunakan perangkat lunak tersebut.
Reviewer adalah pembimbing tugas akhir sebagai representasi dari pengguna.
Pengulas mengevaluasi perangkat lunak berdasarkan kebutuhan pengguna yang
telah ditentukan. Penjadwalan pengembangan perangkat lunak ditentukan antara
pengembang dan pengulas.
Kebutuhan
Kebutuhan sistem perangkat lunak ini secara pokok dibagi menjadi dua, yaitu
kebutuhan pengguna dan kebutuhan sistem. Kebutuhan pengguna menampilkan
kebutuhan fungsi apa saja yang disasarkan untuk pengguna. Sedangkan kebutuhan
sistem sistem berupa definisi perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan
untuk pengembangan sistem. Kebutuhan sistem ini kemudian dibahas secara detail
di tahap implementasi. Selain itu kebutuhan data dibutuhkan dengan cara
mengumpulkan data kebutuhan pengguna untuk kemudian dilakukan pendefinisian
dan analisis.

9
Tahap ini menghasilkan perangkat lunak dan fungsi-fungsi pada perangkat
lunak. Data berupa latitude longitude titik akses sinyal WiFi. Perhitungan jarak
terdekat menerapkan rumus haversine dan rumus great circle. Rumus haversine
mengasumsikan bahwa bumi itu bulat, tidak elips. Penerapan rumus haversine
digunakan untuk keperluan pengguna mendapatkan posisi langsung (line of sight)
antara perangkat mobile dan titik WiFi. Rumus great circle diaplikasikan pada
Google Map, rumus ini digunakan untuk keperluan pengguna menentukan rute
mana yang harus ditempuh dari posisi pengguna menuju titik WiFi. Pengumpulan
data latitude longitude didapatkan dari sampel data titik akses sinyal WiFi dengan
survei yang dilakukan secara manual. Data pokok berupa koordinat lokasi dengan
atribut pokok adalah profil titik akses WiFi, yaitu: SSID, MAC, security, signal
strength, latitude, dan longitude.
Analisis dan Desain
Arsitektur perangkat lunak dan komponen fungsional perangkat lunak
dirancang untuk memenuhi kebutuhan pada tahap sebelumnya. Komponen
fungsional terdiri atas diagram pengembangan, desain database dan desain
tampilan antarmuka. Diagram pengembangan yang dibuat adalah use case diagram
dan activity diagram. Use case diagram dikembangkan untuk menggambarkan
fungsi-fungsi aplikasi yang dapat digunakan oleh pengguna, sedangkan activity
diagram untuk menggambarkan proses bisnis yang terjadi pada perangkat lunak.
Sistem manajemen basis data yang digunakan adalah SQLite untuk mengatasi
kebutuhan online data. Pada iterasi selanjutnya, dapat dirancang dari desain baru
atau kelanjutan dari desain sebelumnya. Tahap analisis dan desain membentuk
dasar sistem. Data yang didapatkan akan dimasukkan ke dalam basis data. Data
yang diperoleh berupa longitude dan latitude. Selisih nilai dari longitude dan
latitude adalah data jarak yang kemudian akan di olah kembali pada rumus
perhitungan haversine dan great circle. Rancangan model data yang terdiri atas
Google API ImWiFi model dan SQLite & MySQL ImWiFi dapat dilihat pada
Gambar 5 (Frambayu 2014).

Gambar 5 Rancangan fisik ERD model ImWiFi

10

Implementasi
Implementasi pada sistem terlebih dahulu ditentukan sumber daya fisiknya,
yaitu perangkat keras dan perangkat lunak pengembangan, Perangkat keras
pengembangan dapat berupa notebook PC, desktop PC, dan perangkat pendukung
lainnya seperti tetikus. Perangkat lunak pengembangan berupa software
development kit (SDK), integrated development environment (IDE), database
designer, dan perangkat lunak desain grafis.
Sumber daya fisik yang telah ditentukan kemudian diintegrasikan dengan
data dan komponen fungsional. Perancangan integrasi tersebut dilakukan melalui
kegiatan pemrograman dengan data dan komponen fungsional yang telah dirancang
pada tahap analisis dan desain. Kegiatan ini menghasilkan perangkat lunak
(deployment) LBS yang siap diuji.

Pengujian dan Evaluasi
Pengujian dilakukan untuk mengetahui kesesuaian fungsi-fungsi perangkat
lunak yang dibuat dengan kebutuhan pengguna. Perangkat lunak diuji terlebih
dahulu oleh pengembang. Kemudian, perangkat lunak diuji dan dievaluasi oleh
pengulas. Dari kegiatan tersebut akan didapatkan perubahan atau penambahan
persyaratan yang diajukan pengulas sampai kebutuhan pengguna terpenuhi.
Perangkat lunak akan diuji menggunakan telepon pintar Android yang memiliki AGPS.
Pengujian jarak lokasi penempatan titik akses sinyal dapat dihitung dengan
perbandingan rumus haversine pada fitur daftar WiFi dan great circle pada Google
Map. Hasil perhitungan jarak dari rumus haversine dan great circle dibandingkan
yang kemudian akan menghasilkan persentase perbandingan jarak antar keduanya.
Perhitungan persentase perbandingan jarak diolah dengan cara komparasi pada
Persamaan 3.
Presentase perbandingan jarak =





� ��



×

%

(3)

Tabel perhitungan persentase perbandingan jarak kemudian digabungkan
dengan perhitungan galat menggunakan galat mean squared error (MSE) untuk
membandingkan galat hasil jarak dari rumus haversine dan great circle.
Perhitungan MSE ini mengukur perbedaan rata-rata kuadrat antara estimator �^
dan parameter �, secara umum setiap peningkatan fungsi dari jarak absolut |� ^ −
� | akan berfungsi untuk mengukur kualitas dari estimator. Berikut ini rumus
perhitungan galat MSE pada Persamaan 4.
Mean squared error = ∑�=

� ��� ��� −�


�� �� ����

2

(4)

Representasi nilai akurasi jarak dan nilai galat MSE memberi ilustrasi
seberapa mirip rumus haversine terhadap great circle dalam hal pencarian jarak.

11
Jarak pada rumus haversine akan semakin mirip dengan jarak yang dihasilkan
rumus great circle apabila nilai persentase akurasi jarak besar dan nilai galat MSE
kecil.
Penyebaran
Pada tahap ini merupakan tahap iterasi terakhir dari metode pengembangan
sistem. Sistem aplikasi yang sudah siap dipublikasikan tersebut disebarkan ke pihak
yang terkait. Pihak yang terkait di sini adalah dosen, Departemen Ilmu Komputer
dan perpustakaan. Proses penyebaran sistem aplikasi ini adalah dengan
memberikan sistem aplikasi yang telah dimasukkan ke dalam compact disc.
Kepingan compact disc ini kemudian disebarkan kepada pihak-pihak yang terkait.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kebutuhan
Data diperoleh melalui proses survei. Data pokok berupa koordinat lokasi
dengan atribut pokok adalah profil titik akses WiFi, yaitu local ID, SSID, MAC,
latitude, longitude. Survei data dilakukan secara manual dengan bantuan pihak
yang terkait dan pihak DIDSI IPB, Dramaga. Survei menggunakan aplikasi Heat
Mapper dan WiFi Explorer. Teknis survei dengan Heat Mapper adalah dengan
memasukan gambar peta kampus IPB, Dramaga dan Teknis survei dengan WiFi
Explorer adalah dengan menyalakan aplikasi WiFi Explorer pada telepon pintar
Android dan berjalan mengitari area kampus yang ditentukan. Data yang telah
didapatkan kemudian dimasukkan ke dalam database untuk kebutuhan selanjutnya.
Fungsi fitur-fitur yang ditawarkan dapat dilihat pada Tabel 1.

No
Fungsi
DPPLDaftar
imWiFi.U- WiFi
0001
DPPLPeta
imWiFi.U0002
DPPLimWiFi.U0003
DPPLimWiFi.U0004

Rute ke
WiFi
Pindai
WiFi

Tabel 1 Fungsi kebutuhan
Data input
Data output
Memilih daftar Tampilan
daftar WiFi
Memilih peta

Tampilan
peta dengan
marker titik
WiFi
Tampilan rute

Menekan
tombol Start
Navigation
Memilih Pindai Tampilan
WiFi
daftar WiFi
disekitar

Keterangan
Menampilkan
daftar titik akses
sinyal WiFi
Menampilkan titik
akses sinyal WiFi
di Google Maps
Menampilkan rute
ke titik WiFi yang
dituju
Menampilkan
daftar akses sinyal
WiFi disekitar

12
Pada tahapan ini ditentukan sumber daya fisik, yaitu perangkat keras
pengembangan dan perangkat lunak pengembangan. Perangkat keras pengembangan
perangkat lunak antara lain:
 Prosesor Intel Core 2 Duo 2.2 GHz
 RAM 3 GB DDR2
 VGA Intel GMA 4500MHD
 A-GPS untuk komponen akuisisi posisi pada telepon pintar Asus Zenfone 5
 Kartu SIM Telkomsel untuk jaringan komunikasi GSM







Perangkat lunak pengembangan sistem antara lain:
Sistem operasi Microsoft Windows 7 Ultimate
Integrated development environment (IDE) Eclipse Juno
SQLite Manager untuk database management system (DBMS) SQLite
PHPMyAdmin untuk DBMS MySQL
Java Development Kit (JDK) dan Java Runtime Environment (JRE) 7.0
Android Software Development Kit (SDK)
Analisis dan Desain

Pada tahap analisis dan desain, telah dibuat diagram pengembangan, desain
model data, dan antarmuka aplikasi untuk memenuhi tahap kebutuhan.
A Diagram Pengembangan
1 Use case diagram
Diagram ini menggambarkan fungsi-fungsi perangkat lunak yang bisa
digunakan pengguna. Fungsi-fungsi pada use case diagram perangkat lunak
yang akan dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Use case diagram ImWiFi

13
Fungsi-fungsi yang dapat dilakukan oleh pengguna yaitu Menampilkan daftar
WiFi, Menampilkan peta WiFi, Menampilkan pindai WiFi, Menampilkan
bantuan, dan keluar. Pada fitur Menampilkan peta WiFi pengguna juga dapat
menampilkan semua titik WiFi, memilih titik WiFi, menampilkan rute titik wifi,
dan menampilkan pelacakan titik WiFi. Pada fitur Menampilkan pindai wifi
pengguna juga dapat menampilkan info wifi.
2 Activity diagram
Diagram ini menggambarkan proses bisnis perangkat lunak. Proses bisnis yang
dibuat disesuaikan dengan fungsi pada use case diagram dan dapat dilihat pada
Lampiran 1.
3 Class diagram
Diagram ini menggambarkan tipe objek perangkat lunak serta hubungan antar
kelas-kelasnya. Kelas yang dibuat disesuaikan dengan atribut operasi di
dalamnya dan dapan dilihat pada Lampiran 2.
4 Sequence diagram
Diagram ini menggambarkan proses bisnis pernagkat lunak secara berurutan.
Proses bisnis yang dibuat telah disesuaikan dengan fungsi-fungsi pada use case
diagram. Masing-masing proses bisnis pada sequence diagram dapat dilihat
pada Lampiran 3, 4, 5, 6, dan 7.
B

Desain Model Data
Data model dari aplikasi ImWiFi ini terdiri atas Google API ImWiFi model
dan SQLite & MySQL ImWiFi. Google API model digunakan untuk pemodelan
akses data titik akses sinyal pada server Google API. Model ini terdiri atas tiga
komponen, yaitu Place, PlaceDetails, dan PlaceList. Komponen Place digunakan
untuk pengaksesan atribut data titik akses sinyal pada Google Place API, seperti
nama titik akses sinyal (SSID), lokasi penempatan, dan koordinat titik akses sinyal
tersebut. PlaceDetails merupakan komponen untuk pengaksesan rincian data titik
akses sinyal. Sedangkan PlaceList untuk pengaksesan data titik akses sinyal secara
keseluruhan yang nantinya ditampilkan dalam bentuk daftar.
SQLite ImWiFi Model dibuat untuk penambahan data secara offline sebagai
penggunaan pribadi dari pengguna seperti tercantum pada Lampiran 8. Sementara
itu, MySQL ImWiFi Model digunakan untuk penambahan data titik akses sinyal
secara online dan dibuat untuk berbagi data titik akses sinyal dengan pengguna lain.
C

Desain antarmuka perangkat lunak
Rancangan antarmuka perangkat lunak yang akan dikembangkan seperti pada
Gambar 7.
Menu Utama

Titik WiFi di peta Rute ke titik WiFi

Pindai WiFi

Gambar 7 Antarmuka perangkat lunak imWiFi

14
Desain antarmuka perangkat lunak terdiri atas Menu utama, Titik WiFi di peta,
Rute ke titik WiFi, dan Pindai WiFi. Menu Utama menampilkan Daftar Wifi, Peta
Wifi, Pindai Wifi, bantuan, dan keluar. Titik WiFi di peta terdapat di dalam menu Peta
Wifi. Fitur ini menampilkan titik-titik access point WiFi di IPB yang ada dalam peta
Google. Rute ke titik WiFi merupakan bagian dari menu Peta Wifi. Fitur ini
menampilkan rute antar dua titik access point. Pindai WiFi merupakan fitur yang dapat
menampilkan WiFi yang ada dalam jangkauan smarpthone pengguna. Fitur ini
menampilkan informasi dari masing-masing access point yang terdiri dari SSID,
BSSID, Capabilities, Frequency, dan Level dalam satuan dBm.
Perangkat lunak yang dikembangkan berjalan pada perangkat Android API v19
(KitKat) menggunakan bahasa Java. Aplikasi ini diberi nama ImWiFi. Lingkungan
pengembangan aplikasi dioperasikan pada Eclipse Juno. ImWiFi project pada Eclipse
memiliki struktur yang terdiri atas:
1 Gen berisi R.java. R.java sendiri berisi id alamat widget, class, attribute, dan
drawable.
2 Src berisi apps packsges yang terdiri atas com.mtower.adha, com.mtower.adha.db,
com.mtower.adha.model,
com.mtower.adha.radar,
com.mtower.adha.ui,
com.mtower.adha.utilities, com.mtower.adha.webservice.
3 Google APIs berisi Android library dan map library.
4 Android Dependencies berisi external library, seperti annotation, json, dan lainnya.
5 Asset berisi dbimWiFi.sqlite sebagai database internal.
6 Libs berisi berkas apk yang ada setiap kali dilakukan deployment. Berkas apk
merupakan installer perangkat lunak pada Android.
7 Res berisi drawable dan layout. Drawable berisi image ikon dan image antarmuka.
8 AndroidManifest.xml merupakan berkas berisi deskripsi perangkat lunak, perizinan
akses ke hardware telepon pintar, dan daftar activity.
9 GreenDroid merupakan library tambahan untuk tampilan antarmuka.
10 Radar merupakan library tambahan untuk fungsi GeoUtils.
Kegiatan pengkodean yang pertama dilakukan adalah membuat layout
antarmuka aplikasi dengan XML. Aplikasi ini memiliki delapan layout, yaitu layout
opening, layout beranda, layout list titik akses sinyal, layout titik akses sinyal pada
Google Maps, layout pindai WiFi, layout bantuan, dan layout keluar.
Enam packages berisi class untuk implementasi fungsi-fungsi pada aplikasi
telah dirancang. Enam packages tersebut yaitu packages ImWiFi, packages database,
packages model, packages Radar, packages tampilan antarmuka, packages pengaturan
utilities, packages koneksi. Packages ImWiFi berisi class activity utama untuk
menampilkan daftar titik akses sinyal terdekat, menampilkan rincian titik akses sinyal,
dan menampilkan titik akses pada Google Maps. Packages database digunakan untuk
pengaturan pemanggilan database pada SQLite. Packages model merupakan
inisialisasi atribut dari data-data titik akses sinyal. Packages Radar adalah kode atau
library yang dibutuhkan sebagai metode dasar geospasial. Packages tampilan
antarmuka adalah kode dengan tipe Java sebagai activity dari layout-nya. Packages
utilities merupakan packages inti yang berfungsi untuk algoritme haversine. Packages
koneksi digunakan untuk pengecekan koneksi internet dan GPS.

15
Pengujian dan Evaluasi
Pengujian dilakukan untuk mengetahui kesesuaian fungsi-fungsi perangkat
lunak yang dibuat dengan kebutuhan pengguna. Aplikasi ImWiFi dipasang pada
perangkat telepon pintar dengan sistem operasi Android, yaitu Asus Zenfone 5 yang
memiliki A-GPS. Berikut hasil dari pengujian fungsi imWiFi pada Tabel 2.
No
1
2
3
4

Nama fungsi
Daftar WiFi
Peta
Rute ke WiFi
Pindai WiFi

Tabel 2 Pengujian Fungsi
Hasil
Keterangan
Berhasil Berhasil menampilkan daftar WiFi
Berhasil Berhasil menampilkan peta dan titik WiFi
Berhasil Berhasil menampilkan rute ke WiFi
Berhasil Berhasil menampilkan hasil pindai WiFi

Berikut merupakan hasil pengujian fungsi ke-1, fungsi ke-2, fungsi ke-3, fungsi ke4, dan fungsi bantuan, dapat dilihat pada Gambar 8a, 8b, 9, 10a dan 10b.
Daftar WiFi

(a)

Peta

(b)
Gambar 8 Hasil pengujian fungsi ke-1 dan ke-2

Rute ke titik WiFi

Pelacakan titik WiFi

Gambar 9 Hasil pengujian fungsi ke-3

16
Kekuatan sinyal WiFi

Bantuan

(a)

(b)

Gambar 10 Hasil pengujian fungsi ke-4 dan fungsi bantuan
Tingkat keberhasilan pengembangan perangkat lunak dihitung dari
keberhasilan fungsi-fungsi yang ada pada perangkat lunak berjalan sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Seluruh fungsi yang dibutuhkan berjalan dengan baik.
Total fitur keseluruhan yang dimiliki oleh aplikasi ImWiFi adalah empat fitur,
dan fitur yang berhasil di uji adalah empat fitur, dengan begitu tingkat keberhasilan
penelitian ini adalah 100%.
Tabel persentase perbandingan jarak serta galat MSE menggunakan rumus
haversine dan great circle dapat dilihat pada Tabel 3.

SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini telah berhasil mengembangkan perangkat lunak LBS pada
Android dan diberi nama ImWiFi. Perangkat lunak ini menggunakan GPS atau AGPS untuk mengakuisisi lokasi pengguna. Berdasarkan hasil pengujian, tingkat
keberhasilan pengembangan perangkat lunak mencapai 100% dan memiliki fungsi
yang dibutuhkan pengguna. Persentase untuk perhitungan perbandingan jarak
menggunakan rumus haversine dan great circle adalah sebesar 61.84% dan
perhitungan galat MSE menghasilkan nilai sebesar 11.8122.
Saran
Penambahan fitur jarak pancar dari wireless device pada fitur Pindai WiFi
untuk mengetahui hubungan daya pancar dengan jaraknya dan penggunaan konsep
green energy dalam hal penggunaan daya GPS dan WiFi pada saat diam atau idle.
Penambahan jalur gedung gedung di IPB untuk pengembangan versi selanjutnya
untuk memudahkan pengguna melakukan navigasi menuju titik titik WiFi.

17
Tabel 3 Perbandingan jarak menggunakan rumus Haversine dan Great Circle
Rumus
Rumus
haversine
great
Akurasi jarak (%)
Galat MSE
(km)
circle (km)
Ilkomstudent
5.33
8.7
61.26436
11.3569
stk4
5.32
8.8
60.45454
12.1104
NCC-IPB
5.32
8.8
60.45454
12.1104
PHYSIC01
5.34
8.9
60.00000
12.6736
CISCO
5.35
9.4
56.91489
16.4025
PTN_Perpustakaan
5.52
8.6
64.18604
9.4864
ESL-2
5.59
8.7
64.25287
9.6721
Dep.ESL1
5.59
8.8
63.52272
10.3041
Dept.AGB3
5.62
8.8
63.86363
10.1124
Dept. Manajemen
5.63
8.8
63.97727
10.0489
Departemen Manajemen
5.65
8.8
64.20454
9.9225
Dept.ESL1
5.59
8.7
64.25287
9.6721
JNE_IPB
5.60
8.8
63.63636
10.2400
Sekretariat Dept.AGB
5.62
8.8
63.86363
10.1124
IKK FEMA 3
5.53
9.3
59.46236
14.2129
SKPM TOP 3
5.54
9.3
59.56989
14.1376
TIN 4
5.65
8.9
63.48314
10.5625
TIN 6
5.65
8.9
63.48314
10.5625
DEPT ITP
5.63
9.2
61.19565
12.7449
Teknik Bioinformatika 1
5.66
9.0
62.88888
11.1556
BEM-FATETA-IPB
5.65
9.0
62.77777
11.2225
Hotspot_TMB01
5.61
9.3
60.32258
13.6161
Kantin GM
5.50
9.3
59.13978
14.4400
IKK FEMA
5.55
9.3
59.67741
14.0625
GM_Audit
5.51
9.3
59.24731
14.3641
Rata – Rata Perbandingan jarak
61.84385
11.8122

No SSID
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
a

Hasil Rumus Haversine diperoleh dari persamaan 1; bHasil Rumus Great Circle diperoleh dari persamaan 2; cHasil
Akurasi Jarak diperoleh dari persamaan 3; dHasil Galat MSE diperoleh dari persamaan 4.

18

DAFTAR PUSTAKA
Basili VR, Turner AU. 1975. Iterative enhancement, a practical technique for
software development. IEEE Transactions on Software Engineering,
1(4):390-396.
Blewitt G. 1997. Basic of the GPS Technique. Di dalam: Geodesic Application of
GPS. hlm 10-54.
Carter C. 2002. Great circle distance [Internet]. [diunduh 26 Mar 2015]. Tersedia
pada: http://inventeksys.com/GPS_Facts_Great_Circle_Distances.pdf.
Cockburn A. 2008. Using both incremental and iterative development [Internet].
[diunduh 2015 Feb 13]. Tersedia pada: http://www.crosstalkonline.org/
storage/issue-archives/2008/200805/200805-Cockburn.pdf.
Frambayu C. 2014. Pencarian jarak titik akses sinyal wireless fidelity (WiFi)
dengan location base service (LBS) pada Android di area IPB Dramaga
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Gintoro, Suharto IW, Rachman F, Halim D. 2010. Analisis dan perancangan sistem
pencarian taksi terdekat dengan pelanggan menggunakan layanan berbasis
lokasi. Di dalam: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.
Yogyakarta (ID).
Grigorik I. 2013. High performance browser networking [Internet]. [diunduh 2015
Feb 24]. Tersedia pada: http://it-ebooks.info/book/3059/.
Ingole PV, Nichat MK. 2013. Landmark based shortest path detection by using
Dijkstra algorithm and haversine formula. IJERA. 3(3):162-165.
Lee D. 1999. What is GPS? [Internet]. [diunduh 2015 Jan 5]. Tersedia pada:
http://www8.garmin.com/aboutGPS/.
[MOD] Ministry of Defence. 1997. Admiralty Manual of Navigation. London (GB):
Ministry of Defence.
Premachandran R. SNR, RSSI, EIRP and free space path loss [Internet]. [diunduh
2015 Jan 4]. Tersedia pada: https://supportforums.cisco.com/document/
49506/snr-rssi-eirp-and-free-space-path-loss.
Pressman RS. 2010. Software Engineering: A Practitioner’s Approach. New York
(US): McGraw-Hill.
Rick. 1999. Deriving the haversine formula [Internet]. [diunduh 2015 Feb 24].
Tersedia pada: http://mathforum.org/library/drmath/view/51879.html.
Schiller J, Voisard A. 2004. Location-Based Services. San Francisco (US): Morgan
Kaufmann.
Soyoung H, Yu D. 2012. GPS localization improvement of smartphones using
built-in sensors. International Journal of Smart Home. 6(3):1-7.
Varma VK. 2012. Wireless fidelity-WiFi [Internet]. [diunduh 2015 Mar 23].
Tersedia pada: www.ieee.org/about/technologies/emerging/wifi.pdf
Weisstein E. 2015. Great Circle [Internet]. [diunduh 2015 Mar 30]. Tersedia pada:
http://mathworld.wolfram.com/GreatCircle.html.
Witono T. 2006. Linux-based access point dalam wireless LAN. Jurnal Informatika.
2(2):93-107.

19
Lampiran 1 Activity diagram imWiFi

20
Lampiran 2 Class diagram imWiFi

21
Lampiran 3 Sequence diagram memilihDaftarWiFi

Lampiran 4 Sequence diagram memilihPetaWiFi

22
Lampiran 5 Sequence diagram memilihPindaiWiFi

Lampiran 6 Sequence diagram memilihBantuan

Lampiran 7 Sequence diagram memilihKeluar

23

Lampiran 8 Data titik akses sinyal WiFi di SQLite

24

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Palembang pada 15 Oktober 1993 dari pasangan Ramlan
Haryanto Tawil dan Ardiani. Penulis adalah putra tunggal. Tahun 2010 penulis
lulus dari SMA Negeri 2 Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi
masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Undangan Seleksi Masuk IPB dan
diterima di Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif menjadi anggota Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) MAX!! dari tahun 2010–2014. Kegiatan lain penulis adalah
mengikuti pelatihan teknologi informatika yang ada seperti, Pelatihan Develop
Samsung SmartTV dan Pelatihan CISCO CCNA. Dari pelatihan CISCO CCNA,
penulis mengikuti babak penyisihan NetRiders CCNA Indonesia 2014. Selain
pelatihan-pelatihan, penulis juga aktif dalam mengurus UKM MAX!! di dalam
mengadakan acara internal kampus maupun eksternal kampus. Penulis aktif
mengurus dalam manajerial kepemilikan alat UKM MAX!! pada tahun 2012–2013.