19 Metode ini terbagi dalam 5 tahapan besar yaitu Identifikasi kebutuhan sistem gis,
Analisa sistem gis, Desain sistem gis, Implementasi, Operasional dan pemeliharaan sistem. Masing-masing tahapan akan dijelaskan lebih detail dalam
subbab-subbab dibawah ini[12].
4.5.1 Identifikasi Kebutuhan Sistem GIS
Tujuan tahap ini adalah untuk menentukan ruang lingkup kebutuhan informasi dan pengetahuan bagi pengguna dan administrator. Kebutuhan
dikumpulkan dari hasil konsultasi dengan pengguna akhir serta menganalisa kebutuhan sistem. Sistem yang digunakan menggunakan GIS.
GIS saat ini memberikan kontribusi yang besar terhadap berbagai aspek pengelolaan hutan dan melaporkan hasil pemantauan kehutanan dan
bertanggung jawab untuk pertumbuhan yang signifikan dalam penggunaan GIS. Untuk menggunakan GIS di bidang kehutanan adalah kemampuan
untuk memperbarui inventarisasi hutan secara teratur dan biaya berkurang. Sebagai manajemen untuk kehutanan menjadi lebih beragam, sehingga
pentingnya meningkatkan teknologi GIS Langkah awal pada tahap ini adalah mengumpulkan informasi tentang
kebutuhan sistem dari Dinas Kehutanan. Langkah kedua yaitu mencari referensi mengenai pemantauan pertumbuhan pohon yang ditanam ,
kegiatan apa saja yang dilakukan untuk memantau pertumbuhan pohon khususnya dalam pengolahan data pohon. Kebutuhan dari sistem itu
sendiri adalah input data-data historis dimana pada sistem ini adalah data- data penanaman pohon dan penebangan pohon dari dinas kehutanan. Input
data-data tersebut dilakukan oleh user. User yang dibutuhkan pada sistem ini adalah pihak dinas kehutanan. Data-data tersebut yang akan diproses
oleh sistem. Proses yang dibutuhkan pada sistem ini untuk mengetahui pertumbuhan pohon dengan menggunakan pengideraan jauh di propinsi
Jawa tengah .
20
4.5.1 Analisis Sistem GIS Yang Ada
Dalam Analisis sistem ini menggunakan Software ArcInfo, dimana proses dilakukan dengan cara tumpang susun overlay. Sedangkan pada analisis
berikutnya adalah dengan proses analisa spasial - tabuler dalam penentuan keberhasilan reboisasi. Untuk menentukan keberhasilan reboisasi
menggunakan warna-warna peta citra satelit pada contoh gambar dibawah ini.
Gambar 3.2. Gambar Peta Citra SAtelit Tabel 3.1 Klasifikasi Keberhasilan Tanaman Reboisasi
No .
Jenis Liputan Lahan Unsur Interpretasi
1. Hutan Primer
Warna Hijau Tua, Rona Gelap,Teksrur Kasar, Situs dan Asosiasi pada daerah
topografi bergelombang sampai bergunung
2. Hutan Sekunder
Mempunyai unsur-unsur yang hampir sama dengan hutan primer, tetapi dapat
dibedakan dari warna yang lebih muda hijau dan berona agak cerah..
3. Tanaman Reboisasi
Warna hijau muda, Rona agak terang, pola teratur dan tekstur halus
4. Alang-Alang
Warna kuning , rona terang, pola tidak teratur, tekstur sedang dan berasosiasi
sporadis dengan semak belukar
5. Semak Belukar
Warna hijau muda, tekstur agak kasar, pola tidak teratur dan berasosiasi dengan alang-
alang
21 Citra Landsat TM Thematic Mapper merupakan salah satu jenis citra
multispectral, Citra Landsat TM merupakan sensor citra penginderaan jauh yang sering digunakan pada saat ini, citra ini mempunyai 7 Saluran yang
terdiri dari spectrum tampak pada saluran 1,2, dan 3 spektrum inframerah dekat pada saluran 4,5, dan 7 spektrum inframerah termal pada saluran 6.
Resolusi spasial pada saluran 1-5 dan 7 mencapai 30 meter, sedangkan untuk saluran 6 resolusi spasial mencapai 60 meter. Seiring dengan kemajuan
teknologi informasi spasial suatu wilayah dapat dilakukan dengan mudah. Penggunaan data pengideraan jauh dan SIG sistem informasi Geografis
dalam ekstraksi informasi mengenai keruangan dan kewilayahan dapat digunakan untuk pengkajian wilayah secara menyeluruh dalam hubungannya
dengan sumberdaya air. Keterbatasan-keterbatasan data permukaan yang memerlukan suatu pengkaitan obyek dengan mudah, cepat dan akurat dapat
dianalisis dengan menggunakan data penginderaan jauh. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut
atribut-atributnya. Unsure-unsur yang terdapat dipermukaan bumi dapat diuraikan ke dalam bentuk beberapa layer atau coverage data spasial. Dengan
layers ini permukaan bumi dapat direkontruksi kembali atau dimodelkan dalam bentuk nyata real world tiga dimensi dengan menggunakan data
ketinggian berikut layers tematik yang diperlukan [4]. 6.
Lahan Terbuka Warna kuning kemerahan, rona terang
7. Pemukiman
Warna merah muda hingga tua dengan bercak putih dan hijau, rona agak terang,
berasosiasi dengan jaringan infrastruktur, pola teratur.
8. Tubuh Air
Warna hitam dengan rona gelap 9.
Sawah warna kehijauan hingga biru, rona agak
gelap, pola teratur, bentuk blok berpetak- petak
10. Tegalan Warna kuning kehijauan, rona agak cerah,
pola tidak teratur dan umumnya berasosiasi dengan pemukiman
22
4.5.2. Keberhasilan Tanaman