SIMULASI KONTROL PENERANGAN DAN INSTRUMEN PADA MOBIL MENGGUNAKAN MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER

ABSTRAK
SIMULASI KONTROL PENERANGAN DAN INSTRUMEN PADA
MOBIL MENGGUNAKAN MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER
Oleh
Hidayat

Sistem kontrol penerangan dan instrumen pada mobil memiliki jalur kabel yang
rumit, yaitu menggunakan kabel untuk masing-masing peralatan elektriknya,
seperti lampu besar depan, lampu rem, lampu senja dan klakson, yang
membutuhkan banyak kabel untuk mengaktifkan semua komponen tersebut.
Banyaknya kabel pada saat perawatan atau perbaikan, merepotkan ketika ada jalur
kabel yang putus atau rusak akibat konsleting, oleh karena itu diperlukan suatu
sistem yang lebih sederhana serta mudah dalam perawatan yaitu dengan
menggunakan multiplexer dan demultiplexer.
Multiplexer merupakan rangkaian penggabungan data. Data dari setiap keluaran
saklar pada ruang kemudi digabungkan menjadi satu kabel penghubung dan
disambungkan ke sisi depan dan belakang. Pada bagian depan dan belakang
terdapat rangkaian demultiplexer yang merupakan rangkaian pemisah data. Data
dari ruang kemudi diterima dan dipisahkan kembali sesuai dalam bentuk aslinya
berupa deret pararel. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
Time Divison Multiplexer (TDM) yaitu penggiliran waktu pemakaian saluran

transmisi dengan mengalokasikan waktu 11.30 ms untuk setiap saluran.
Dalam penelitian ini dihasilkan suatu sistem yang lebih sederhana dalam
menghantar data dari jumlah kabel yang banyak menjadi lebih sedikit. Tiga buah
kabel yang sebelumnya lima belas kabel digunakan untuk mengontrol mati
hidupnya sistem penerangan dan instrumen pada mobil. Tiga kabel tersebut
meliputi satu kabel data pengontrol dan dua kabel sumber tegangan.
Kata kunci : sistem, data, multiplexer,demultiplexer.

ABSTRACT

CONTROL SIMULATION LIGHTING AND INSTRUMENTS IN CAR
USING MULTIPLEXER AND DEMULTIPLEXER
By

Hidayat

Control systems lighting and instruments on the cable car has a complicated path,
ie use a cable for each of the electric equipment, such as front headlight, brake
lights, dusk light and horn, which requires a lot of wiring to activate all of these
components. The number of cables during maintenance or repair, troublesome

when there are cable lines are broken or damaged by the surge, therefore we need
a system that is simple and easy to maintain by using a multiplexer and
demultiplexer.
Multiplexer is a series of data merging. Data from each output switch in the
wheelhouse combined into a single cable connecting and connected to the front
side and rear. At the front and rear there is a demultiplexer circuit is a series of
data separator. Data from the wheelhouse is received and separated again in its
original form appropriate form parallel rows. The method used in this study using
Time Division Multiplexer (TDM) is the rotation time of the transmission channel
usage by allocating time 11.30 ms for each channel.
In this study produced a more simple system of sending data from a number of
cables that are becoming fewer. Three cables were prior fifteen wires used to
control the dead life lighting system and instruments on the car. The three-wire
controller includes a data cable and two cables voltage source.
Keywords: system, data, multiplexers, demultiplexers.

v

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Serang, Banten pada tanggal 03
November 1985, anak ketiga dari lima bersaudara, dari
pasangan Bapak Ibrahim (Alm) dan Ibu Rohanah (Alm)

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh penulis yaitu pendidikan Sekolah
Dasar (SD) Negeri Genurit Kramatwatu diselesaikan pada tahun 1998, Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 2 Kramatwatu diselesaikan pada tahun
2001, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI 2 Serang diselesaikan pada
tahun 2004. Ma’had A’ly Darul Fatah Bandar Lampung stara diploma II Jurusan
Bahasa Arab diselesaikan pada Tahun 2008.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Teknik Elektro, Fakultas
Teknik, Universitas Lampung pada tahun 2006. Selama menjadi mahasiswa,
Penulis aktif di Himatro yang merupakan organisasi di Jurusan Teknik Elektro,
serta aktif di Himpunan Mahasiswa Serang-Banten (HIMSAC). Pada Tahun 2011
tanggal 01 Maret s/d 04 April melaksanakan Kerja Praktek di PT. Indonesia
Power, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya dengan judul Kerja
Praktek “Pemeliharaan Transformator Tenaga 500 KV Unit 5-7 PLTU
Suralaya”.


Kupersembahkan Karya Kecil dan
Sederhana Ini Untuk Keluarga

Abah dan Ema (Alm)
Do a kami selalu panjatkan
Semoga Rabb menempatkan di tempat yang mulia
Allahumma Aamiin
Teteh dan Kaka
Rohila. S. Pd
Rohmat. S.T

Keluarga yang di lampung

Keluarga Besar Mamah/Ibu Edi Ridwan. S.H
atas do a serta dukungann dan semangat
yang diberikan...

KETEKUNAN AKAN
MENGHANTARKAN KITA PADA
KEBERHASILAN

Sikap ramah, akhlah dan iman yang baik
memudahkan kita mencapai impian

Barang siapa yang mengerjakan
kebaikan seberat zarrah, niscaya ia akan
melihat (balasan)nya, Dan barang siapa yang mengerjakan
kejahatan seberat zarrah, niscaya ia akan melihat (balasan)nya
〖 Al Qur an. Az Zalzalah : 7-8 〗

"Sungguh kita semua adalah musafir
Dan kita tidak akan berhenti dari safar hingga
kita sampai pada tujuan terakhir
SURGA atau NERAKA".

HIDUP MULIA ATAU MATI SYAHID .

SANWACANA

Bismilahirohmanirohim


Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala atas segala karunia, hidayah serta nikmat yang diberikan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi tugas akhir yang berjudul “Simulasi Kontrol
Penerangan dan Instrumen pada Mobil Menggunakan Multiplekser dan
Demultiplekser”. Penyusunan skripsi merupakan syarat memperoleh gelar Sarjana
Teknik pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung.

Dalam penyusun

skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan baik ilmu,

materiil, petunjuk, bimbingan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:

1.

Prof. Dr. Suharno, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Lampung.


2.

Agus Trisanto, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lampung, dan dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, pengetahuan, pelajaran, diskusi, kritik dan
saran serta dukungan moril-materiil kepada penulis selama penyelesaian
tugas akhir ini.

3.

Dr. Eng. Endah Komalasai. selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, penjelasan, diskusi serta
motifasi dan selalu mendukung penulis dalam penyelesaian karya tulis
skripsi penulis.

4.

Ir. Abdul Haris, S.T.,M.T. selaku dosen penguji, dan pembimbing
Akademik yang telah memberikan pelajaran, kritik dan saran dalam
penyelesaian tugas akhir ini serta semua ilmu yang telah Bapak berikan.


5.

Herlinawati, S.T.,M.T. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lampung;

6.

Seluruh dosen mata-kuliah Jurusan Teknik Elektro atas semua ilmu,
didikan, dan bimbingan yang penulis peroleh selama perkuliahan.

7.

Mbak Ning, mas Daryono dan Jajaran Staf Administrasi Jurusan Teknik
Elektro Universitas Lampung

8.

Teman-teman Elektro Unila Non Reguler Angkatan 2006


khususnya

konsentrasi Sistem Energi Elektrik Herli, Mumuh, Sandi, Heru, Jemi, Insan,
dll atas kebersamaan dalam melewati pahit manis dalam perjuangan kuliah.
thanks for all;
Semoga Allah SWT membalas semua amal baik yang telah dilakukan. Penulis
berharap tugas akhir ini berguna bagi yang memerlukan.
Bandar Lampung,

Agustus 2014
Penulis

Hidayat

xii

DAFTAR ISI

Hal
..................................................................................................


i

HALAMAN DEPAN......................................................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................

iv

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................

v

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................


vii

SANWACANA ...............................................................................................

viii

DAFTAR ISI...................................................................................................

xii

DAFTAR TABEL .........................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................

xv

ABSTRAK

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah.............................................................
1.2 Tujuan Penelitian .............................................................................
1.3 Manfaat Penelitian ...........................................................................
1.4 Rumusan Masalah .............................................................................
1.5 Batasan Masalah …...........................................................................
1.6 Hipotesis ….......................................................................................
1.7 Sistematika Penulisan … ..................................................................

II.

1
2
2
3
3
3
3

TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.2
2.3
2.4

Sistem Kendali (control system) ......................................................
Sistem Kelistrikan Mobil .................................................................
Sistem Penerangan dan Instrumen ...................................................
Diagram Sistem Kelistrikan .............................................................

5
7
8
10

xiii

2.5 Sistem Kontrol Kelistrikan Konvensional .......................................
2.6 Sistem Catu Daya.............................................................................
2.7 LED ..................................................................................................
2.8 IC Multiplexer..................................................................................
2.9 IC Demultiplexer..............................................................................
2.10 Resistor……………………………………………………..……
2.11 Counter…………………………………………………………..
2.12 Clock…………………………………………………………….
III.

12
13
15
17
17
18
19
20

METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian . .........................................................
3.2 Alat dan Bahan..................................................................................
3.3 Metode Penelitian…..........................................................................
3.4 Blok Diagram… ................................................................................
3.5 Perancangan Alat… ..........................................................................
3.6 Pembuatan Alat… .............................................................................
3.7 Diagram Alir Penelitian ...................................................................
3.8 Diagram Alir Kontrol penerangan dan Instrumen… ........................

22
22
23
26
29
34
35
36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ..................................................................................................
4.1.1 Gambar Detail Rangkaian…………………………………….
4.1.2 Prinsip Kerja Rangkaian………………………………………
4.1.3 Uji Respon Fungsional………………………………………..
4.1.4 Perhitungan…………………………………………………..
4.2 Pembahasan
4.2.1 Sistem pengiriman data pada rangkaian pemancar……………
4.2.2 Sistem start osilator pada rangkaian penerima………………..
V.

37
37
41
42
46
47
50

SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ...........................................................................................
5.2 Saran..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

53
53

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

Hal

3.1 Tabel Kebenaran IC Multiplexer ................................................................... 24
4.1 Uji respon fungsional..................................................................................... 42
4.2 Kondisi perubahan saklar .............................................................................. 45
4.3 Penyilangan saklar ......................................................................................... 46

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Hal

2.1 Sistem kontrol lup terbuka .............................................................................5
2.2 Sistem kontrol lup tertutup.............................................................................6
2.3 Rangkaian sen dan hazard..............................................................................10
2.4 Rangkaian lampu kepala ................................................................................10
2.5 Rangkaian kelakson .......................................................................................11
2.6 Rangkaian lampu rem ....................................................................................11
2.7 Rangkaian lampu kota....................................................................................12
2.8 Rangkaian elektrik mobil konvensional.........................................................13
2.9 Penyearah gelombang dengan dua dioda .......................................................14
2.10 Output penyearah gelombang penuh............................................................15
2.11 Simbol dan bentuk fisik dari LED ...............................................................16
2.12 IC Multiplexer ..............................................................................................17
2.13 IC Demultiplexer
.............................18
2.14 Konfigurasi pin IC Counter .........................................................................19
2.15 Grafikkeluaran IC Counter ..........................................................................20
2.16 Konfigurasi IC Clock ...................................................................................20
2.17 Rangkaian IC Clock .....................................................................................21
3.1 Diagram blok multiplexer dengan tiga garis kontrol pilih.............................23
3.2 Hubungan antara sisi pengirim dan penerima ...............................................25
3.3 Blok diagram kontrol penerangan dan instrumen .........................................26
3.4 Rangkaian pusat control kemudi ...................................................................29
3.5 Rangkaian sisi depan .....................................................................................31
3.6 Rangkaian driver sisi depan...........................................................................32
3.7 Rangkaian demultiplexer sisi belakang .........................................................33
3.8 Rangkaian driver sisi belakang......................................................................34
3.9 Diagram alir penelitian ..................................................................................35
3.10 Diagram alir kontrol penerangan dan instrumen ...........................................36
4.1 Rangkaian kemudi .........................................................................................37
4.2 Rangkaian penerima sisi depan .....................................................................39
4.3 Rangkaian penerima sisi belakang ................................................................40
4.4 Gelombang data penyinkron..........................................................................43
4.5 Gelombang sen kiri hidup..............................................................................44
4.6 Transfer data dari rangkaian pengirim...........................................................48
4.7 Transfer data rangkaian penerima sisi depan dan belakang ..........................49
Output one shot sebagai kontrol IC Clock

1

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dijaman perkembangan teknologi sekarang ini, hampir sebagian besar pekerjaan
manusia di bantu oleh mesin seperti robot, motor dan mobil. Mobil adalah salah
satu alat transportasi darat yang penting bagi manusia. Memiliki mobil bagi
sebagian besar kalangan masyarakat pada saat ini bagaikan suatu hal yang pokok
dimana dapat membantu dalam beraktifitas khususnya dalam bekerja. Mobil
dilengkapi dengan berbagai sistem di antaranya sistem penerangan dan
instrumen. Sistem ini sangat membantu pengendara pada siang maupun malam
hari. Umumnya mobil mempunyai sistem kontrol penerangan dan instrumen yang
cukup rumit, yaitu menggunakan kabel untuk masing-masing peralatan
elektriknya, seperti lampu besar depan, lampu rem, lampu senja, wiper
(pembersih kaca depan dan belakang), dan klakson, yang membutuhkan banyak
kabel untuk mengaktifkan semua komponen tersebut. Banyaknya kabel tentu
sangat merepotkan pada saat perawatan atau perbaikan ketika ada jalur kabel
yang putus atau rusak akibat konsleting. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem
yang lebih efisien dan efektif serta mudah dalam perawatan yaitu dengan
menggunakan multiplexer dan demultiplexer.

2

Multiplexer

merupakan

suatu

teknik

elektrik

yang

berfungsi

untuk

menyederhanakan penghantar data dari jumlah yang banyak menjadi lebih
sedikit. Sedangkan demultiplexer merupakan kebalikan dari multiplexer yaitu
untuk mengembalikan jumlah penghantar data dari jumlah yang sedikit menjadi
lebih banyak. Metode multiplexer dan demultiplexer ini digunakan pada sisi
pemancar dan penerima baik bagian depan maupun belakang mobil untuk
menghasilkan jumlah penghantar data yang lebih sederhana dan mudah dalam
perawatan dan pengoperasiannya. Hal ini karena menggunakan satu kabel data
untuk mengontrol semua sistem eletrik pada mobil, tanpa mengubah sistem kerja
dari peralatan itu sendiri.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah :
1. Menghasilkan suatu alat kontrol penerangan dan instrumen yang lebih
sederhana

pada

mobil

dengan

menggunakan

multiplexer

dan

demultiplexer.
2. Menghasilkan peralatan kontrol penerangan dan instrumen yang lebih
praktis.

1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian tugas akhir ini adalah :
1. Mempermudah dalam perawatan karena hanya menggunakan satu kabel
data pengontrol pada sisi depan dan belakang.
2. Lebih mudah dalam mendeteksi kerusakan ketika ada jalur kabel yang
putus / rusak akibat konsleting.

3

1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penyusunana tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimana membuat alat kontrol penerangan dan instrumen pada mobil
yang lebih sederhana ?
2. Bagaimana membuat peralatan elektrik mobil yang lebih praktis ?

1.5 Pembatasan Masalah
Ruang lingkup rancang bangun dan penelitian ini adalah penggunaan
multiplexer dan demultiplexer pada sistem kontrol peralatan elektrik pada
mobil antara sisi depan, belakang, dan kemudi, dan tidak mencakup sistem
audio dan lampu penerangan di dalam ruang mobil.

1.6 Hipotesis
Hipotesis atau perkiraan tentang hasil akhir penelitian tugas akhir ini adalah :
Perakitan sistem instrumen dan penerangan konvensional cukup rumit
karena menggunakan kabel untuk setiap peralatan elektriknya sehingga
kurang efisien. Sistem ini dapat diganti dengan sistem yang lebih baik yaitu
sitem satu kabel penghubung pada peralatan elektriknya. Sistem kontrol
komponen listrik dengan multiplexer dan demultiplexer menghasilkan sistem
yang lebih sederhana dan mudah dalam perawatan.

1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari Tugas Akhir adalah sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan,
manfaat, hipotesis dan sistematika penulisan.

4

II.TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memuat landasan teori dasar yang mendukung dalam perancangan
perangkat.
III.METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang waktu dan tempat, alat dan bahan, perancangan
dengan menggunakan multiplexer dan demultiplexer, pembuatan dan
diagram alir penelitian.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan pengujian dan analisa terhadap kinerja perangkat yang
telah di rancang
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi simpulan dan saran dari hasil perancangan yang telah
dilakukan yang ingin disampaikan untuk penyempurnaan penelitian ini
maupun untuk penelitian berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

5

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem kontrol (control system)
Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,
memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem.[1] Sistem kontrol terbagi
menjadi 2 bagian yaitu :
1. Sistem kontrol lup terbuka (Open loop control system)
Sistem kontrol lup terbuka adalah suatu sistem yang keluarannya tidak
mempunyai pengaruh terhadap aksi kontrol. Artinya, sistem kontrol terbuka
keluarannya tidak dapat digunakan sebagai umpan balik dalam masukan.
Sistem kontrol lup terbuka dapat dilihat pada gambar 2.1

Masukan

Keluaran
Kontroler

Plant

Gambar 2.1 Sistem kontrol lup terbuka[1]
Gambar 2.1 menunjukan sistem kontrol lup terbuka yang terdiri dari :
1. Kontroler yaitu masukan untuk mengubah perubah yang dikendalikan
menjadi nilai acuan.
2. Plant adalah sistem suatu variabel yang dikendalikan.
Dalam suatu sistem kontrol terbuka, keluaran tidak dapat dibandingkan
dengan masukan acuan. Jadi, untuk setiap masukan acuan berhubungan

6

dengan operasi tertentu, sebagai akibat ketetapan dari sistem tergantung
kalibrasi. Dengan adanya gangguan, Sistem kontrol lup terbuka tidak dapat
melaksanakan tugas sesuai yang diharapkan. Sistem kontrol lup terbuka
dapat digunakan hanya jika hubungan antara masukan dan keluaran
diketahui dan tidak terdapat gangguan internal maupun eksternal.
2. Sistem lup tertutup (Closed loop control system)
Sistem kontrol lup tertutup adalah sistem kontrol yang sinyal keluarannya
mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengontrolan. Sistem kontrol lup
tertutup juga merupakan sistem kontrol berumpan balik yaitu untuk
memperkecil kesalahan sistem. Sistem kontrol lup tertutup dapat dilihat pada
gambar 2.2
Masukan

Keluaran

Kontroler

Plant

Sensor

Gambar 2.2 Sistem kontrol lup tetutup[1]
Prinsip kerja dari sistem kontrol lup tertutup tidak jauh berbeda dengan lup
terbuka, dimana pada lup tertutup terdapat penambahan berupa sensor pada
keluarannya. Sensor ini memberikan umpan balik kepada masukan setiap
terjadinya perubahan keluaran agar keluarannya selalau konstan. Sebagai
contoh umumnya mesin bekerja diawasi oleh operator untuk menjaga agar
sistem tetap pada keadaan yang diinginkan, dan ketika terjadi perubahan
pada sistem, operator akan melakukan langkah – langkah awal pengaturan
sehingga sistem kembali bekerja pada keadaan yang diinginkan. Dengan

7

sistem ini, peran operator dapat digantikan dengan memasang sensor yang
akan selalu memberikan umpan balik setiap perubahan yang terjadi.
2.2 Sistem Kelistrikan Mobil
Sistem kelistrikan mobil merupakan bagian yang sangat penting pada suatu
kendaraan, karena kinerja sistem ini berhubungan dengan sistem yang lain. [2]
Berikut ini adalah komponen kelistrikan mobil :
1. Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber arus searah (Direct Current/ DC) pada
sistem kelistrikan otomotif. Peran baterai sangat penting, hal ini digunakan
sebagai pemicu awal untuk menghidupkan mesin. Baterai yang umum
digunakan sebagai sumber tenaga pada sistem kelistrikan otomotif adalah
berkapasitas tegangan 12 V, 45 Ah. Baterai mempunyai 2 kutub, yaitu kutub
positif (+) dan kutub negatif (-).
2. Sekring (fuse)
Sekring adalah suatu komponen kelistrikan yang berfungsi untuk membatasi
beban arus yang berlebihan. Selain itu, untuk menghindari kerusakan pada
rangkaian saat terjadi konsleting atau hubungan singkat. Dengan adanya
sekring rangkaian kelistrikan, bola lampu, kabel-kabel, relay, fleser, dan yang
lainnya tidak akan rusak bila terjadi kelebihan arus atau terjadi hubungan
singkat karena sekring akan putus terlebih dahulu.

3. Pengedip (Flase)
Pengedip digunakan untuk memutus dan menghubungkan arus secara
otomatis pada rangkaian lampu tanda belok sehingga lampu akan berkedip.

8

4. Relay
Relay adalah saklar elektrik yang digunakan untuk memutus dan
menghubungkan arus secara elektrik. Cara kerjanya, apabila dialiri arus listrik
maka kumparan di dalam relay berubah menjadi magnet sehingga kontak
poin akan terhubung, dan apabila aliran listrik di putus maka kontak poin
akan tertarik terbuka.

Ada dua jenis relay yang umum digunakan yaitu relay jenis terbuka dan
tertutup. Relay terbuka akan bekerja apabila dialiri arus listrik maka kontak
poin akan terhubung sedangkan untuk relay tertutup apabila dialiri arus listrik
kontak poin akan terputus.

2.3 Sistem Penerangan dan Instrumen
Sistem penerangan dan instrumen pada mobil digunakan untuk menerangi
pengendara baik di malam hari maupun di siang hari.[3] Komponen sistem
penerangan dan instrumen serta pemberi isyarat antara lain :

1. Lampu sen kiri
Lampu sen kiri berfungsi untuk memberi tanda kepada pengemudi lain
bahwa mobil akan membelok ke kiri.
2. Lampu sen kanan
Lampu sen kanan berfungsi untuk memberi tanda kepada pengemudi lain
bahwa mobil akan membelok ke kanan.
3. Lampu senja,
Lampu senja berfungsi sebagai penerang dan penanda bagi kemudi lain
akan adanya mobil ini pada saat senja.

9

4. Lampu besar pendek
Lampu besar pendek berfungsi sebagai penerang jalan jarak pendek bagi
pengendara pada saat perjalanan malam hari.
5. Lampu besar panjang
Lampu besar panjang berfungsi sebagai penerang jalan jarak jauh bagi
pengendara pada saat perjalanan malam hari. Lampu ini juga biasanya
digunakan

sebagai

lampu

isyarat/tembak

ketika

mobil

hendak

mendahulai.
6. Lampu mundur (Artret)
Lampu mundur berfungsi sebagai penanda bagi pengemudi lain bahwa
kendaraan

sedang

berjalan

mundur.

Umumnya

lampu

mundur

dikombinasikan dengan sensor suara.
7. Lampu rem
Lampu rem berfungsi sebagai penanda bagi pengemudi lain bahwa
kendaraan ini sedang mengerem (akan berhenti).
8. Wiper
Wiper berfungsi untuk membersihkan kaca, baik bagian depan maupun
bagian belakang dari debu dan kotoran yang menghalangi pandangan
pengemudi.
9. Motor air wiper
Motor air wiper ini berfungsi untuk menyiram kaca, baik bagian depan
maupun belakang sehingga mudah dibersihkan oleh wiper.
10. Klakson
Klakson berfungsi sebagai bel bagi pengemudi lain untuk minggir atau
berhati-hati dengan adanya kendaraan ini.

10

11. Spedometer
Spedometer merupakan alat pengukur kecepatan kendaraan sehingga
pengemudi dapat mengetahui kecepatan kendaraan yang dijalankan.

2.4

Diagram sistem kelistrikan
Diagram sistem kelistrikan pada mobil yang umum digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Rangkaian Sen dan hazard

Gambar 2.3 Rangkaian sen dan hazard[4]
Gambar 2.3 merupakan rangkian sen dan hazard yang terdiri dari komponen
flasher dan switch yang di rangkai seri dan dihubungkan dengan baterai.
2. Rangkaian Lampu Kepala

Gambar 2.4 Rangkaian lampu kepala[4]
Gambar 2.4 merupakan rangkian lampu kepala yang terdiri dari komponen
fuse, switch dan relay yang di rangkai seri dan dihubungkan dengan baterai.

11

3. Rangkaian Kelakson

Gambar 2.5 Rangkaian klakson[4]
Gambar 2.5 merupakan rangkian klakson yang terdiri dari komponen fuse,
switch tombol, kunci kontak dan relay

yang di rangkai seri dan

dihubungkan dengan baterai.

4. Rangkaian Lampu rem

Gambar 2.6 Rangkaian lampu rem[4]
Gambar 2.6 merupakan rangkian lampu rem yang terdiri dari komponen
fuse, saklar rem dan relay yang di rangkai seri dan dihubungkan dengan
baterai.

12

5. Rangkaian Lampu kota

Gambar 2.7.Rangkaian lampu kota[4]
Gambar 2.7 merupakan rangkian lampu kota yang terdiri dari komponen
fuse, switch dan relay

yang di rangkai seri dan dihubungkan dengan

baterai.
2.5 Sistem Kontrol Kelistrikan Konvensional
Sistem kontrol ini berfungsi untuk mengontrol semua kelistrikan pada mobil
dari sistem penerangan sampai instrumen. Semua komponen kelistrikan dan
instrumen

umumnya

dirangkai

secara

konvensional

yaitu

dengan

menggunakan kabel pada setiap komponen elektriknya, sehingga hal ini
membutuhkan banyak rangkaian kabel dari ruang kemudi menuju sisi depan
dan belakang. Banyaknya kabel tentu sangat merepotkan pada saat perakitan
maupun perawatan ketika ada jalur yang rusak. Oleh karena itu perlu adanya
suatu rangkaian yang bisa menyederhanakan jumlah penghantar kabel yang
lebih sedikit. Gambar 2.8 merupakan rangkaian konvensional komponen
elektrik

13

SISI BELAKANG

SISI DEPAN

SEN KIRI

SEN KIRI

SEN KANAN

SEN KANAN

LAMPU SENJA

LAMPU SENJA

LAMPU REM

LAMPU BESAR
PENDEK

LAMPU ARTRE
LAMPU BESAR
PANJANG

WIPER
AIR WIPER

WIPER1
WIPER2
HAZARD
AIR WIPER

SWITCH KLAKSON

SWITCH LAMNPU ARTRE

SWITCH LAMPU REM

SWITCH WIPER 3

SWITCH WIPER 2

SWITCH WIPER 1

SWITCH AIR WIPER
BELAKANG

SWITCH AIR WIPER
DEPAN

SWITCH WIPER
BELAKANG

SWITCH LAMPU BESAR
PANJANG

SWITCH LAMPU BESAR
PENDEK

SWITCH LAMPU SENJA

SWITCH SEN KANAN

SWITCH SEN KIRI

KLAKSON

Pusat kontrol kemudi

Gambar 2.8 Rangkaian elektrik mobil konvensional

2.6 Catu Daya (Power Supply)
1. Prinsip kerja catu daya
Catu daya merupakan pemberi sumber daya bagi perangkat elektronika.
Perangkat elektronika ini menggunakan arus searah yang stabil agar dapat
digunakan dengan baik. Baterai adalah sumber catu daya arus searah yang
paling baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar,
sumber dari baterai tidak cukup. Sumber catu daya yang besar adalah sumber
bolak-balik dari pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu

14

sumber AC dan inverter yang dapat mengubah arus bolak-balik menjadi arus
searah. [5]
2. Penyearah (Rectifier) dengan dua dioda
Gambar 2.9 memperlihatkan Penyearah gelombang dengan dua dioda
menggunakan tranformator CT (Center Tap).

Gambar 2.9 Penyearah gelombang dengan dua dioda[5]
Prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh dengan dua dioda
diperlihatkan pada gambar 2.9. Transformator CT dapat memberikan output
tegangan

bolak-balik pada kedua terminal output sekunder terhadap

terminal CT dengan level tegangan yang berbeda fasa 180°. Pada saat
terminal output transformator pada dioda pertama (D1) memberikan sinyal
puncak positif maka terminal output pada dioda kedua (D2) memberikan
sinyal puncak negatif. Pada kondisi ini D1 pada posisi forward dan D2 pada
posisi reverse. Sehingga sisi puncak positif dilewatkan melalui D1. Sehingga
terminal output pada D2 memberikan sinyal puncak positif, maka terminal
output transformator pada D1 memberikan sinyal puncak negatif D1 posisi
reverse dan D2 pada posisi forward. Sehingga sinyal puncak positif
dilewatkan melalui D2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.9
tentang penyearah gelombang penuh.

15

Gambar 2.10 output penyearah gelombang penuh[5]
3. Pengaturan Tegangan (voltage regulator)
Pengatur tegangan berfungsi menyediakan suatu tegangan keluaran searah
tetap yang tidak dipengaruhi oleh perubahan tegangan masukan, arus beban
keluaran, dan suhu. Pengatur tegangan adalah salah satu bagian dari
rangkaian catu daya searah. Dimana tegangan masukannya berasal dari
tegangan keluaran filter, setelah melalui proses

penyearahan tegangan

menjadi searah. Pengaturan tegangan ini bekerja dengan menurunkan
tegangan menggunakan transformator step down

menjadi 5 V. Yang

sebelumnya telah disearahkan dengan 2 buah dioda (dioda bridge) kemudian
difilter oleh kapasitor. Tegangan yang telah difilter (disaring) masih belum
stabil dan belum menghasilkan tegangan 5 V. Di sinilah IC regulator
dipasang untuk menurunkan dan menstabilkan tegangan menjadi 5 V.
Kapasitor dipasang sebagai penghilang noise (ripple bolak-balik yang masih
terbawa).

2.7 LED (Light Emitting Dioda)
LED adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat mendapat arus
bias maju (forward bias). LED merupakan salah satu jenis dioda yang hanya

16

dapat dialiri arus listrik satu arah. LED akan memancarkan cahaya apabila
diberikan tegangan listrik dengan konfigurasi forward bias. Berbeda dengan
dioda pada umumnya, kemampuan mengalirkan arus pada LED cukup
rendah yaitu maksimal 20 mA. Apabila LED dialiri arus lebih besar dari 20
mA maka LED akan rusak, sehingga pada rangkaian LED dipasang sebuah
resistor sebagai pembatas arus. Simbol dan bentuk fisik dari LED dapat
dilihat pada gambar 2.11

Gambar 2.11 Simbol dan bentuk fisik dari LED[6]
LED memiliki 2 buah kaki yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Kaki anoda
memiliki ciri fisik lebih panjang dari kaki katoda pada saat masih baru,
kemudian kaki katoda pada LED ditandai dengan bagian bodi pada LED.
Kaki anoda dan kaki katoda pada LED disimbolkan seperti pada gambar
2.11. Pemasangan LED agar dapat menyala adalah dengan memberikan
tegangan bias maju yaitu dengan memberikan tegangan positif ke kaki anoda
dan tegangan negatif ke kaki katoda. Konsep pembatas arus pada dioda
adalah dengan memasangkan resistor secara seri pada salah satu kaki LED
agar arus yang mengalir tidak melebihi batas yang dianjurkan yang
menyebabkan LED terbakar.

17

2.8 IC multiplexer
IC multiplexer berfungsi untuk mengubah data masukan dari ruang kemudi
berupa deret paralel menjadi deret serial. Yang tujuannya untuk mentransfer
data secara serial, kemudian data serial tersebut di transfer ke sisi bagian
depan dan belakang kendaraan, sehingga dapat menghemat media transfer
data. Gambar 2.12 memperlihatkan IC multiplexer

Gambar 2.12 IC multiplexer[7]
IC multiplexer miliki komponen inputan paralel dalam bentuk data digital
dari 0 sampai 7, dan 1 data keluaran dalam bentuk deret digital yaitu X, dan
komponen pembuka alamat masing-masing input yaitu : A, B, dan C. IC ini
menggunakan catu daya kerja 3 sampai 18 Volt
2.9 IC Demultiplexer
IC demultiplexer berfungsi untuk mengubah data masukan berupa deret
serial, menjadi deret pararel. yang tujuannya untuk mendapatkan data secara
pararel. sesuai dengan data input aslinya yang merupakan inputan dari IC
multiplexer. Lambang QA sampai QH merupakan keluaran IC demultiplexer
yang digunakan untuk proses kontrol selanjutnya, proses ini dikenal dengan

18

nama SIPO (Serial input Paralel Output). SIPO digunakan untuk membuka
data yang ditransfer secara serial oleh suatu media penghantar, baik berupa
gelombang cahaya, maupun suara. Konfigurasi pin IC demultiplexer dapat di
lihat pada gambar 2.13

Gambar 2.13 konfigurasi pin demultiplexer[8]
IC demultiplexer terdapat 2 buah inputan yaitu pin 1 dan 2 atau A dan B,
komponen keluarannya yaitu QA sampai QH, clear, dan clock. IC ini
bekerja pada tegangan 5 volt, dengan sifat logika clear adalah aktif rendah,
clock aktif tinggi, dan input aktif tinggi.
2.10. Resistor
Resistor adalah salah satu komponen elekronika yang berfungsi untuk
menahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian/sistem elekronika.[9]
Resistor mempunyai harga resistansi yang cukup banyak, mulai dari
beberapa ohm di belakang koma sampai beberapa mega ohm didepan koma.
Rating daya yang tertinggi ada yang mencapai beberapa ratus watt dan yang
terendah 0,1watt. Rating daya ini sangat penting untuk di ketahui, sebab ia
menunjukkan daya maksimum yang bisa dialiri arus listrik tanpa

19

menimbulkan panas yang berlebihan yang dapat mengakibatkan kerusakan
pada resistor tersebut.
2.11 Counter
Counter digital adalah suatu teknik penghitungan data input yang berupa
clock atau pulsa menjadi keluaran dalam bentuk desimal, maupun biner.
Untuk counter dalam bentuk desimal dapat menghitung pulsa bilangan
biner sampai 10 (1010), sedangkan untuk jenis counter

biner dapat

menghitung pulsa sampai keluaran mencapai hitungan biner 16 (1111) dan
kembali lagi ke hitungan 0 (0000). Berikut adalah konfigurasi pin IC
Counter yang merupakan salah satu jenis IC Counter biner desimal dapat di
lihat pada gambar 2.14

Gambar 2.14 : Konfigurasi pin IC Counter[10]
IC Counter memiliki dua bagian, yaitu bagian A dan B, yang masing-masing
memiliki fasilitas clock, reset, enable, dan empat bit data output counter.
Grafik keluaran sistem counter dapat dilihat pada gambar 2.15.

20

Gambar 2.15 Grafik keluaran IC Counter[10]
2.12 Clock
Clock adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi menghasilkan
pulsa dalam satuan waktu. Sistem kerjanya adalah dengan memanfaatkan
proses pengisian dan pembuangan suatu kapasitor yang dirangkai dengan
resistor. Konfigurasi IC clock dapat di lihat pada gambar 2.16

Gambar 2.16 Konfigurasi IC clock[11]

IC Clock bekerja pada tegangan 5 sampai 18 V. Memiliki pin output yang
berupa pulsa yaitu pada pin 3, selain itu terdapat juga fasilitas reset. Untuk
menghasilkan clock/pulsa secara periodik, IC ini dikombinasikan dengan
komponen resistor dan kapasitor seperti tampak pada gambar 2.17.

21

Gambar 2.17. Rangkaian IC clock/pulsa[11]

Nilai frekuensi yang dihasilkan dari IC clock dapat ditentukan dari
kombinasi RA,RB,dan C sebagai berikut :

F 

1,44
Hz
(R A  2 R B) x C

………….……..……………………… (2.1)

di mana :
F

: Frekwensi

RA

: Resistor A

RB

: Resistor B

C

: Kapasitor

Sedangkan untuk periode dapat dihitung dengan :
………….….……..………………….………… (2.2)

22

III.

3.1

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik
Elektro Universitas Lampung. Penelitian di mulai pada bulan Oktober
2012 dan berakhir pada bulan Agustus 2014.

3.2

Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
1. Alat
a. Solder serta peralatan pembersih
b. Tinol
c. Pelarut
d. Tang
e. Obeng
f. Kabel penghubung
2. Bahan
a. Led
b. PCB.
c. Relay.

23

d. IC Multiplexer
e. IC Demultipleker
f. IC Counter
g. IC Inverter
h. IC Clock
i. IC Osilator
j. 1 Unit sistem penerangan dan Instrumen pada mobil
k. Tranformator CT 3 A

3.3

Metode penelitian
Didalam pengiriman data ada kalanya diperlukan pengiriman lebih dari satu
sumber data secara serentak melalui satu media transmisi. Hal ini tentu
sangat efektif mengingat kemampuan kapasitas saluran data akan informasi.
Proses pengiriman data secara serentak dikenal sebagai sistem multiplexer.
Multiplexer adalah sirkuit umum yang menerima beberapa masukan sinyal,
kemudian dari beberapa masukan itu akan di pilih hanya satu output
tunggal, output tunggal ini yang disebut dengan sinyal pilih atau garis
kontrol pilih.[12]
D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
A
B
C

F

Gambar 3.1 diagram blok dari multiplexer dengan tiga garis kontrol pilih

Diagram blok multiplexer ditunjukkan pada Gambar 3.1 Garis kontrol A, B,
dan C menentukan delapan input lainnya, baris (D0 sampai D7) yang

24

diarahkan ke output (F). Nilai dari tiga garis kontrol diambil bersamaan
kemudian diinterpretasikan sebagai nomor biner yang menentukan baris
input untuk rute ke output. Tiga digit biner yang mewakili delapan inputan
yang berbeda adalah nilai : 000, 001, 010, 011, 100, 101, 110, dan 111.
Nilai-nilai ini hanya menghitung dalam bentuk biner dari D0 sampai D7.
Tabel kebenaran berikut ini menunjukkan bagaimana jalur input kontrol
menentukan output untuk multiplexer ini
Tabel 3.1 kebenaran IC Multiplexer
A
0
0
0
0
1
1
1
1

B
0
0
1
1
0
0
1
1

C
0
1
0
1
0
1
0
1

F
D0
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7

Multiplexer diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu : FDM (Frequency
Division Multiplexer) dan TDM (Time Divison Multiplexer.)[13] Pada
penelitian ini digunakan multiplexer dengan menggunakan TDM (Time
Divison Multiplexer). Secara umum TDM menerapkan prinsip penggiliran
waktu pemakaian saluran transmisi dengan mengalokasikan satu slot waktu
(time slot) bagi setiap saluran. Terminal atau channel yang digunakan
secara bersamaan membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran. Waktu
yang digunakan cukup untuk menghantar satu bit dari setiap channel secara
bergiliran. Menggunakan metoda multiplexer akan mengambil satu karakter
(jajaran bitnya) dari setiap channel secara bergiliran dan meletakkan pada
kabel yang dipakai bersama-sama sehingga sampai ke ujung multiplexer

25

untuk dipisahkan kembali melalui port masing-masing. Multiplexer
digunakan pada sisi ruang kemudi yang berfungsi sebagai penggabungan
data dari masing-masing saluran. Kemudian data tersebut dikirim melalui
satu kabel penghubung kebagian depan dan belakang.

Sedangkan

demultiplexer digunakan pada sisi depan dan belakang yang berfungsi
sebagai pemisahan data dalam bentuk aslinya.

Hubungan antara sisi pengirim dan penerima data yang menerapkan teknik
TDM dijelaskan secara skematik pada gambar 3.2 berikut.

1

1

Frame
2

2

3

3

16

...

...

Arah transmisi

16

Gambar 3.2 Hubungan antara sisi pengirim dan penerima

Data masukan dari multiplexer yang berupa saklar-saklar pada ruang
kemudi, saklar ini berfungsi untuk menyalakan atau mematikan komponen
elektrik mobil sisi depan dan belakang. Sedangkan demultiplexer pada
bagian depan dan belakang akan mengikuti pergerakan yang terjadi pada
multiplexer yang di atur dengan nyala atau matinya saklar pada ruang
kemudi. Prinsip kerjanya adalah pengiriman data secara bergantian dari
data pertama sampai data terakhir.

26

3.4

Blok Diagram Penelitian
Blok diagram pada penelitian dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut

SATUKABEL
KONTROL
KOMPONEN
ELEKTRIK
SISI DEPAN

DEMULTI PLEXER
DRIVER

DEMULTI PLEXER

SISI DEPAN

SISI BELAKANG

OSCILATOR

OSCILATOR

DRIVER

KOMPONEN
ELEKTRIK
SISI BELAKANG

MULTIPLEXER

OSCILATOR

SWITCHPUSAT
KONTROL

Gambar 3.3 Blok diagram kontrol penerangan dan instrumen pada mobil

Pada gambar 3.3 terlihat bahwa sistem kontrol terdiri dari dua bagian utama
yaitu pusat kontrol kemudi dan sisi depan belakang.
1.

Pusat kontrol pada kemudi terdiri dari :
a) Saklar kontrol, yaitu saklar aktual yang mengaktifkan semua
komponen elektrik mobil pada sisi depan dan belakang, diantaranya :
 Saklar lampu sen kiri
 Saklar lampu senja
 Saklar lampu besar pendek
 Switch lampu besar panjang
 Saklar air wiper belakang
 Saklar lampu rem

27

 Saklar lampu artret
 Saklar lampu sen kanan
 Saklar wiper 1
 Saklar wiper 2
 Saklar Klakson
 Saklar air wiper depan
 Saklar lampu hazard
 Saklar wiper belakang
b) Multiplexer merupakan rangkaian penggabungan data, dari keluaran
setiap saklar pada ruang kemudi di ubah menjadi satu kabel data
sebagai penghubung sisi depan dan belakang. Multiplexer yang
digunakan sebagai masukan dari keluaran saklar ini memiliki delapan
masukan data.
c) Oscilator merupakan komponen elektrik yang berfungsi menghasilkan
pulsa secara periodik. Pulsa ini dihasilkan dengan rangkaian
kombinasi antara resistor dan kapasitor yang di rangkai secara seri.
Rangkaian osilator berfungsi untuk mengeluarkan data secara serial
dari IC multiplexer. Data keluaran dari proses multiplexer pada pusat
kontrol kemudi dialirkan melalui satu penampang kabel data
penghantar yang ditarik ke sisi depan dan belakang mobil.

2.

Sisi depan dan belakang mobil terdiri dari :
a)

Demultiplexer merupakan rangkaian pemisahan data dalam bentuk
aslinya dari keluaran multiplexer. Demultiplexer digunakan pada
bagian depan dan belakang.

28

b)

Driver, adalah komponen elektrik yang berfungsi untuk mengontrol
daya yang lebih besar dengan menggunakan daya yang lebih kecil.
Driver disini adalah kombinasi antara transistor dengan relay, yang
akan menyalakan objek beban dengan daya yang lebih besar dari
daya kontrolnya. Driver pada rangkaian ini menggabungkan antara
kontrol IC Demultiplexer yang mempunyai kemampuan arus kecil
dengan arus beban komponen elektrik mobil sisi depan dan belakang.

c)

Bagian komponen elektrik sisi depan dan belakang mobil yang
dikontrol oleh relay adalah :
 Sen kiri
 Lampu senja
 Lampu besar pendek
 Lampu besar panjang
 Air wiper belakang
 Lampu rem
 Lampu artret
 Wiper belakang
 Lampu hazard
 Air wiper depan
 Klakson
 Lampu hazard
 Sen kanan
 Wiper dua

29

3.5

Perancangan Alat

Berdasarkan spesifikasi rancangan perangkat yang digunakan dalam tugas akhir
ini adalah sebagai berikut :
Pusat kontrol pada kemudi dengan multiplexer.

1.

Switch sen kiri
13

Switch sen kanan

16

14
15
12

Swich Air Wiper Depan

3
1 IC MULTIPLEXER

Switch lampu senja

5

9

2

10

Switch lampu besar pendek

11
8

Switch lampu besar panjang

Switch wiper belakang

Ke input demultiplexer
Sisi depan dan belakang
IC OR

Switch air wiper belakang
13

Switch wiper 1

16

14
15

Switch wiper 2

12
3
1 IC MULTIPLEXER

Switch wiper 3

5

9

2

10

Switch lampu rem

11
8

Switch lampu artret

Switch klakson

2

16

1

3
4

1 Kohm 10 Kohm
8

7

6

IC COUNTER

5
11

IC CLOCK
12
4

3

1

8

2

13

10 nF

Gambar 3.4 Rangkaian pusat kontrol kemudi

30

Gambar 3.4 merupakan rangkaian pusat kontrol kemudi. Rangkaian ini terdiri
dari susunan saklar yang dinyatakan sebagai saklar nyata pada ruang kemudi.
Saklar-saklar ini dihubungkan secara paralel dengan sumber tegangan 5 Volt, dan
keluarannya dimasukkan dalam IC multiplexer. Data yang masuk pada IC
multiplexer akan dibuka satu persatu melalui counter pada pin 11, 10, dan 9 yang
dilambangkan dengan A, B, dan C. Data pada A,B dan C ini bekerja secara biner,
mulai dari data (000) sampai dengan data (111) yang akan membuka saklar sen
kiri sampai saklar air wiper depan. Ketika salah satu saklar dihidupkan maka
akan terjadi pengiriman data sehingga berlogika “1”, dan ketika saklar dimatikan
maka tidak terjadi pengiriman data sehingga berlogika “0”.

Pusat kontrol kemudi dilengkapi dengan rangkaian IC clock yang dirangkai
dengan kombinasi antara dua buah resistor yaitu resistor satu (Ra), resirtor dua
(Rb), dan satu buah kapasitor yang berfungsi sebagai penghasil pulsa periodik
untuk proses multiplexer. Variabel resistor dua (Rb) berfungsi sebagai pengatur
nilai frekuensi multiplexer yang nilai minimalnya disesuaikan dengan daya
tangkap kedipan mata manusia (15 Hz). Karena prinsip kerja dari alat ini adalah
transfer data secara bergilir/bergantian dari data pertama sampai data terakhir.
Ketika semua saklar dihidupkan (semua komponen elektrik mobil diaktifkan)
maka akan terjadi pengiriman data secara berderet, yang menyebabkan semua
data pada IC multiplexer akan berlogika “1”.Data-data ini yang kemudian
ditransfer melalui satu kabel ke bagian depan dan belakang mobil.

31

2.

Sisi depan mobil, dengan demultiplexer terlihat pada gambar 3.5

Dari output multiplexer
Pusat kontrol kemudi

1

14

2

3

Ke a

4

Ke b

5

Ke c

IC DEMULTIPLEXER6

Ke d

10

Ke e

11

Ke f

12

Ke g

7

13

Ke h

1

14

2

3

Ke i

4

Ke j

1 Kohm 10 Kohm
8

7

6

IC CLOCK
8
4

3

1

2
10 nF

IC DEMULTIPLEXER

8

7

Gambar 3.5 : Rangkaian pada sisi depan mobil
Rangkaian sisi depan mobil terdapat rangkaian oscilator yang berfungsi
memasukkan data serial ke dalam IC demultiplexer. IC ini mempunyai komponen
dan frekuensi yang sama yang terdapat pada sisi kemudi, sehingga data yang
dipancarkan pada sisi kemudi dapat diterjemahkan dengan tepat oleh rangkaian
pada sisi depan, dan komponen yang menyala sama seperti yang diharapkan pada
pusat kontrol kemudi. Rangkaian driver sisi depan mobil terlihat pada gambar 3.6

32

relay

relay
Lampu
besar
pendek

Lampu
sen kiri

a

f
BC547

BC547

f. Lampu besar pendek

a. Lampu sen kiri

relay

relay
Lampu
Sen
kanan

b

Lampu
besar
panjang

g
BC547

BC547

g. Lampu besar panjang

b. Lampu sen kanan

relay

relay

Lampu
senja

c

Wiper 1

h
BC547

BC547

c. Lampu senja

h. Wiper 1

relay

relay

Lampu
Klakson

Hajard

i

d

BC547

BC547

d. Klakson

i. Lampu hazard

relay

relay

Air wiper

Wiper 2

j

e

BC547

BC547

e. Wiper depan 2

j. Air wiper

Gambar 3.6 : Rangkaian driver sisi depan mobil

Gambar 3.6 merupakan rangkaian driver sisi depan dengan 10 rangkaian kontrol
yang terdiri dari resistor, transistor dan relay yang di rangkai secara seri.

33

3.

Sisi belakang mobil, dengan menggunakan demultiplexer, memiliki

prinsip kerja dan komponen yang sama pada sisi depan. sehingga data yang di
kirim dari ruang kemudi dapat diterjemahkan dengan tepat oleh rangkaian pada
sisi belakang, dan komponen yang menyala sama seperti yang diharapkan pada
pusat kontrol kemudi. Rangkaian demultiplexer sisi belakang mobil dapat
dilihatkan pada gambar 3.7

Dari output multiplexer
Pusat kontrol kemudi

1

14

2

3

Ke a

4

Ke b

5

Ke c

ICDEMULTIPLEXER6

Ke d

10

Ke e

11

Ke f

12

Ke g

1Kohm 10Kohm
8

7

6

ICCLOCK
8
4

3

1

2
10nF

7

Gambar 3.7 : Rangkaian demultiplexer sisi belakang mobil

Pada rangkaian sisi belakang juga terdapat rangkaian oscilator yang memiliki
fungsi yang sama yaitu untuk memasukkan data dari pengirim ke dalam IC
demultiplexer. IC demultiplexer yang digunakan hanya satu buah karena sudah
mencukupi dari jumlah keluaran. Berbeda pada rangkaian depan yang
menggunakan dua buah IC karena

keluaran yang dibutuhkan lebih banyak.

Sedangkan untuk Rangkaian driver sisi belakangnya dapat di lihat pada gambar
3.8

34

relay

relay
Lam pu
W iper

sen kiri

a

e
BC 547

BC 547

a. Lam pu sen kiri

e. W iper

relay

relay
Lam pu
Sen
kanan

b

Air
W iper

f
BC 547

BC 547

b. Lam pu sen kanan

f. Air wiper

relay

relay

Lam pu
senja

c

Lam pu
rem

g
BC 547

BC 547

g. Lam pu rem

c. Lam pu senja

relay
Lam pu
atret

d
BC 547

d. Lam pu atret

Gambar 3.8 : Rangkaian driver sisi belakang mobil
Gambar 3.8 merupakan rangkaian driver sisi depan dengan 7 rangkaian kontrol
yang terdiri dari resistor, transistor dan relay yang di rangkai secara seri

3.6.

Pembuatan Alat
Beberapa tahap proses pembuatan perangkat adalah sebagai berikut :

1.

Menggambar rangkaian elektronik.

35

2.

Menggambar rangkaian per blok, meliputi sisi kemudi, penerima depan
dan belakang menggunakan software Diptrace pada komputer dan
mencetak rangkaian pada PCB.

3.

Melakukan pemasangan komponen dan penyolderan pada papan PCB yang
telah tercetak.

4.

Melakukan pengecekan rangkaian per blok.

5.

Menghubungkan jalur kabel antara ruang kemudi, sisi depan dan sisi
belakang

3.7

Diagram alir penelitian
Diagram alir penelitia