3.3.4. Melihat biji yang sudah dikenai berkas elektron menggunakan mikroskop kamera.
Untuk melihat biji yang sudah dikenai berkas elektron digunakan mikroskop kamera merek olympus DP.12. Mikroskop ini merupakan mikroskop yang secara
otomatis dapat melihat gambar hasil perbesaran pada layar yang sudah diatur. Hasil perbesaran yang sudah diatur tersebut diolah dalam perangkat komputer.
3.3.5.Menanam biji tanaman yang sudah dikenai berkas elektron. Untuk melihat pertumbuhan biji yang sudah dikenai berkas elektron ditanam
dalam palstik polybag, dengan cara mengisikan kantung polibag tersebut dengan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Siapkan lahan yang dijadikan tempat
penyemaian agar mudah dalam pengawasan dan dapat teramati dengan baik. Dalam mengisikan tanah dan pupuk tersebut kedalam polibag menjadi 5 untuk
masing-masing perlakuan dosis dan satu sebagai kontrol dengan ketinggian setengah tinggi polibag. Setelah ditanam dilakukan penyiraman pada polibag tersebut. Diamati
tumbuhan tersebut selama satu bulan terhitung dari menanam. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian.
4.1.1. Data biji. Sebelum dikenai berkas elektron sampel berupa biji tanaman dilakukan
pengukuran massa jenisnya dahulu, dengan menggunakan gelas ukur untuk mengetahui volume dan timbangan digital Scout Pro untuk mengetahui massanya
hasil pengukuran ditunjukkan pada tabel 4.1. Selengkapnya dari perhitungan massa jenis biji terlampir di lampiran 1. Berikut hasil perhitungan massa jenis biji .
No. Jenis biji tanaman Massa biji gr
Volume ml Massa jenis grml
1. Kangkung 3,1
2,5 1,24±0,02
2. Sawi 0,7
0,7 1,04±0,05
Tabel 4.1. Data volume, massa, dan massa jenis tiap-tiap biji.
4.1.2. Kalibrasi alat.
Sebelum alat
Spectrophotometer Genesys 5 digunakan perlu dilakukan kalibrasi agar memperoleh perhitungan standar untuk mendeteksi dosis. Data dicari
dari CTA yang sudah diketahui dosisnya secara pasti. Kemudian dicari absorbansi dari setiap dosis yang sudah diketahui tersebut yang kemudian dapat dicari respon
dari dosis tersebut. Hasil kalibrasi dapat dilihat pada gambar 4.1. Hasil selengkapnya dapat ditunjukkan dalam lampiran 2.
19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R = 0,659 D - 1,4211
-10 10
20 30
40 50
60 70
80
20 40
60 80
100 120
Dosis kalibrasi kGy R
e s
p ons
e c
m
Respons cm Linear Respons cm
Gambar 4.1. Grafik hubungan respon dosimeter terhadap dosis kalibrasi pada spectrophotometer Genesys 5.
4.1.3. Data arus berkas elektron yang digunakan untuk memancarkan berkas elektron. Dalam
memancarkan berkas
elektron pada penelitian ini menggunakan arus berkas elektron yang berbeda hal ini dilakukan agar dapat menghasilkan dosis yang
bervariasi. Data dosis dari mesin berkas elektron ini diperoleh dari pengukuran pada CTA dosimeter yang dilihat absorbansinya pada Spectrophotometer Genesys 5. Dari
nilai absorbansi yang diperoleh kemudian dimasukkan dalam persamaan kalibrasi alat untuk mendapatkan nilai dosis yang dipakai hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2.
Dari tabel 4.2 dapat dibuat grafik hubungan dosis berkas elektron kGy terhadap arus berkas elektron mA seperti pada gambar 4.2. Data pengukuran absorbansi ada pada
lampiran 4.
No. Arus berkas
elektron mA Absorbansi A
Respons cm
-1
Dosis berkas
elektronkGy 1. 0,6
0,2 10,2
18±1 2. 1,0
0,3 18,1
30±1 3. 1,8
0,5 30,9
49±2 4. 2,7
0,6 42,6
67±1 5. 3,8
0,8 59,3
92±1
Tabel 4.2. Data hubungan arus berkas elektron mA terhadap dosis berkas elektron kGy dengan kecepatan konveyer 2,7 cmdetik dan energi 277,2 keV.
D = 22,684A + 6,2851
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
Arus berkas elektron mA D
o si
s b
er kas el
ekt ro
n k
G
Dosis berkas elektron kGy
Linear Dosis berkas elektron kGy
Gambar 4.2. Grafik hubungan dosis berkas elektron kGy terhadap arus berkas elektron mA dengan kecepatan konveyer 2,7 cmdet dan energi 277,2 keV.
4.1.4. Pengaruh berkas elektron pada biji yang dilihat pada mikroskop. 4.1.4.1. Hasil pengaruh berkas elektron pada biji kangkung dilihat pada mikroskop.
Gambar biji ini diperbesar dengan menggunakan mikroskop kamera olympus DP 12 dengan perbesaran 20 kali. Gambar 4.3 merupakan biji kontrol tanpa pengaruh
berkas elektron. Sedangkan pada gambar 4.4, gambar 4.5, gambar 4.6, gambar 4.7, dan gambar 4.8 merupakan biji kangkung yang sudah dikenai berkas elektron dengan
dosis 18±1 kGy, 30±1 kGy, 49±2 kGy, 67±1 kGy, dan 92±1 kGy. Gambar 4.3 merupakan sampel biji kangkung tanpa dikenai berkas elektron.
Gambar 4.4 adalah sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron 18±1 kGy. Terlihat dari gambar 4.4 memiliki warna yang lebih tua dan bintik hitam yang sedikit
karena dosis yang digunakan pada biji kangkung pada gambar 4.4 masih kecil.
Gambar 4.3. Sampel biji kangkung tanpa dosis berkas elektron.
Gambar 4.4. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 18±1 kGy
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada gambar 4.5 terlihat mulai adanya bercak-bercak kehitaman pada biji hal ini dimungkinkan karena pengaruh dosis yang diberikan dari mesin berkas elektron
sebesar 30±1 kGy. Pada permukaan biji juga terlihat adanya seperti bekas terbakar. Terlihat pada gambar seperti adanya kawasan berkas elektron yang menumbuk
permukaan biji kangkung.
Gambar 4.5. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 30±1 kGy.
Pada gambar 4.6 merupakan sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 49±2 kGy terlihat bercak hitam pada permukaan biji semakin besar
dan meluas. Terlihat pula pada gambar tersebut bintik-bintik hitam dan bercak hitam yang semakin besar. Hal ini menandakan adanya berkas elektron yang sampai ke biji
kangkung.
Gambar 4.6 Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 49±2
kGy. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI