1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keamanan data merupakan hal penting dalam menjaga kerahasiaan data-data tertentu yang hanya boleh diketahui oleh pihak yang memiliki hak
saja. Seringkali pemindahan data dari suatu tempat ke tempat lain menghadapi ancaman usaha-usaha pihak lain yang ingin mendapatkan data tersebut.
Apabila pengiriman data dilakukan melalui jaringan, maka kemungkinan data tersebut diketahui oleh pihak yang tidak berhak, menjadi besar [1].
“Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi seperti
kerahasiaan, integritas data, serta otentikasi” Alfred J. Menezes, 2001. Berdasarkan terminologi, kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga
kerahasiaan pesan dengan cara mengubahnya dari satu bentuk ke bentuk lainnya yang tidak dapat dimengerti lagi artinya. Kriptografi disebut ilmu,
karena didalamnya menggunakan berbagai metode rumusan, dan sebagai seni, karena didalamnya membutuhkan teknik khusus dalam mendesainnya.
Rinaldi Munir, 2006 [2]. Proses pengamanan ini melibatkan algoritma dan kunci. Kunci enkripsi ini dapat dengan mudah mengembalikan plaintext dari
chipertext. Oleh karena itu diperlukan algoritma kriptografi yang kuat. Dengan berkembangnya teknologi serta imu penyandian, orang dengan mudah
dapat memperoleh kunci penyandian dengan berbagai cara.
Berbagai macam algoritma telah diciptakan untuk mengamankan data. Algoritma transposisi columnar adalah salah satu sandi transposisi
sederhana. Transposisi columnar merupakan salah satu algoritma kriptografi klasik. Columnar transposition merupakan salah satu bagian dari cipher
transposisi dengan metode kriptografi dimana pesan dituliskan berderet dari suatu panjang yang ditetapkan, lalu dibaca kembali kolom per kolom dengan
urutan pembacaan berdasarkan suatu kata kunci. Panjang deret ditentukan oleh panjang kata kunci. Urutan pembacaan kolom berdasarkan urutan kolom.
Berbagai metode kriptanalisis terus dikembangkan. Sebagaimana sebuah ilmu, kriptografi berkembang menjadi sesuatu yang jauh lebih
kompleks, apalagi setelah ditemukannya komputer yang memungkinkan manusia untuk memecahkan sebuah sandi dengan mencoba segala
kemungkinan brute force attack [3]. Misalnya jika kunci yang digunakan adalah 2
128
, maka brute force attack akan mencoba semua kunci yang mungkin yaitu sebanyak 2
128
. Sedangkan dengan menggunakan metode kasiski, kemungkinan panjang kunci bisa ditebak. Metode Kasiski merupakan
suatu metode dimana dapat membantu menemukan panjang kunci dari Vigenere Cipher. Metode Kasiski memanfaatkan keuntungan bahasa inggris
tidak hanya pengulangan 1 huruf tapi juga pengulangan pasangan huruf atau tripel. Dalam Tugas Akhir ini penulis melakukan penelitian proses
kriptanalisis terhadap algoritma transposisi Columnar dengan menggunakan metode Brute Force Attack untuk mencari kunci dan metode kasiski untuk
mengestimasi panjang kunci.
1.2 Rumusan Masalah