20. Bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan bentuk negara yang dipilih sebagai komitmen bersama. Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah pilihan yang tepat untuk mewadahi kemajemukan bangsa. Oleh karena itu komitmen kebangsaan akan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia menjadi suatu keniscayaan yang harus dipahami oleh seluruh komponen bangsa dan tidak dapat diganggu
gugat. 21. Bahwa Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan negara sebagai modal
untuk bersatu. Kemajemukan bangsa merupakan kekayaan, kekuatan, yang sekaligus juga menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia, baik kini
maupun yank akan datang. Oleh karena itu kemajemukan itu harus
dihargai, dijunjung tinggi, diterima dan dihormati serta diwujudkan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
22.
Oleh karenanya DPR berpendapat bahwa Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dipandang sebagai sesuatu yang harus
dipahami oleh para penyelenggara negara bersama seluruh masyarakat dan menjadi panduan dalam kehidupan berpolitik, menjalankan
pemerintahan, menegakkan hukum, mengatur perekonomian negara, interaksi sosial kemasyarakatan, dan berbagai dimensi kehidupan
bernegara dan berbangsa Iainnya. Dengan pengamalan prinsip Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, diyakini bangsa Indonesia
akan mampu mewujudkan diri sebagai bangsa yang adil, makmur, sejahtera, dan bermartabat.
[2 .5 ] Menimbang bahwa Mahkamah telah mendengar keterangan lisan dan
menerima keterangan tertulis dari Majelis Permusyawaratan Rakyat pada persidangan tanggal 17 Februari 2014 yang pada pokoknya sebagai berikut:
1. Tentang Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara
a. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara secara yuridis konstitusional tertuang dalam alinea ke empat Pembukaan Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 UUD 1945. Pancasila adalah norma fundamental Negara staatfundamentalnorm yang telah menjadi konsensus
nasional sejak Indonesia merdeka. Pancasila sebagai dasar negara adalah dasar, landasan dan cita-cita moral dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, yang tidak hanya menjadi cita hukum rechtidee Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetapi merupakan perjuangan politik dalam
mewujudkan tujuan negara. Oleh karena itu nilai-nilai Pancasila harus menjiwai, menjadi dasar dan tercermin dalam setiap nafas kehidupan
berbangsa dan bernegara. b. Dalam kedudukanya sebagai dasar negara, Pancasila adalah sumber dari
segala sumber hukum negara. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan menyatakan
bahwa Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara. Selanjutnya dalam penjelasan Pasal 2, dinyatakan bahwa Penempatan
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah sesuai dengan Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea keempat yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratanperwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara
serta sekaligus dasar filosofis negara sehingga setiap materi muatan peraturan perundangan-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila. c. Mencermati makna yang terkandung dalam Pancasila sebagai dasar negara
norma fundamental negara, maka menjadi keniscayaan Pancasila harus menjadi dasar pengaturan yang tertuang dalam pasal-pasal UUD 945.
Pancasila harus menjadi sumber dari segala sumber hukum dalam setiap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pancasila adalah
landasan pembangunan hukum nasional yang dicita-citakan ius constituendum maupun landasan hukum yang berlaku saat ini ius
constitutum. d. Berdasarkan fakta yuridis konstitusional tentang kedudukan Pancasila
sebagai dasar negara sebagaimana telah diuraikan, maka Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai lembaga negara yang memilki
kewenangan mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar sesuai ketentuan Pasal 3 ayat 1 UUD 1945, menegaskan kepada Pemohon
bahwa kedudukan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara adalah final dan konstitusional. Oleh karenanya meskipun reformasi konstitusi
dilakukan, Majelis Permusyawaratan Rakyat sepakat tidak mengubah pembukaan UUD 1945 yang memuat Pancasila sebagai dasar negara,
meskipun ketentuan pasal-pasal UUD 1945 mengalami perubahan.
2. Tentang Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara