a. BKPM, untuk antarmuka sistem interface dari BKPM ke Kementerian TeknisLPND,
PDPPM, dan PDKPM; b. Kementerian TeknisLPND, untuk jaringan dan keterhubungan dari Kementerian
TeknisLPND ke BKPM; c. Pemerintah Provinsi, untuk jaringan dan keterhubungan dari PDPPM ke BKPM; dan
d. Pemerintah kabupatenkota, untuk jaringan dan keterhubungan dari PDKPM ke BKPM.
Pasal 27
Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan SPIPISE sebagaimana dimaksud dalam Bab ini diatur dengan Peraturan Kepala BKPM.
BAB IX PEMBIAYAAN
Pasal 28
1 Biaya yang diperlukan BKPM untuk penyelenggaraan PTSP di bidang
Penanaman Modal dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 2 Biaya yang diperlukan PDPPM dan PDKPM untuk penyelenggaraan PTSP di bidang
Penanaman Modal dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah masing- masing.
Pasal 29
Segala penerimaan negara yang timbul dari pelayanan Perizinan dan Nonperizinan yang merupakan urusan pemerintahan di bidang Penanaman Modal yang menjadi kewenangan
Pemerintah diserahkan kepada KementerianLPND sesuai ketentuan peraturan perundangundangan di bidang penerimaan negara bukan pajak.
BAB X PELAPORAN
Pasal 30
1 Kepala BKPM menyampaikan laporan penyelenggaraan PTSP di bidang
Penanaman Modal secara nasional kepada Presiden dengan tembusan Menteri TeknisKepala LPND yang membina urusan Pemerintah di sektorbidang usaha Penanaman
Modal setiap tahun paling lambat bulan April tahun berikutnya. 2 Dalam rangka penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, kepala PDPPM
dan kepala PDKPM menyampaikan data dan informasi kepada Kepala BKPM mengenai penyelenggaraan PTSP di bidang Penanaman Modal di daerah masing-masing yang tidak
dapat diperoleh melalui SPIPISE, paling lambat 2 dua bulan sebelum laporan kepada Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
3 Dalam hal interkoneksi dengan SPIPISE belum terbangun, kepala PDPPM dan kepala PDKPM wajib menyampaikan laporan data perkembangan dan informasi Penanaman Modal
secara berkala kepada Kepala BKPM dengan tembusan kepada Menteri TeknisKepala LPND yang membina urusan Pemerintah di sektorbidang usaha Penanaman Modal.
4 Ketentuan lebih lanjut tentang pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 diatur dengan Peraturan Kepala BKPM.
BAB XI KOORDINASI PENYELENGGARAAN PTSP
Pasal 31
Dalam rangka koordinasi pelaksanaan kebijakan dan pelayanan Penanaman Modal di PTSP, BKPM melaksanakan koordinasi dengan Kementerian TeknisLPND, PDPPM, dan PDKPM.
Pasal 32 1
PDPPM dan PDKPM merupakan perangkat daerah yang menyelenggarakan fungsi utama koordinasi di bidang Penanaman Modal di pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupatenkota. 2 Fungsi utama sebagaimana dimaksud pada ayat 1, terdiri atas fungsi PTSP di bidang
Penanaman Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 1 dan Pasal 12 ayat 1 dan fungsi lain sebagai berikut:
a. melaksanakan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang Penanaman Modal di daerah; b. mengkaji dan mengusulkan kebijakan pelayanan Penanaman Modal di daerah;
c. memberikan insentif daerah danatau kemudahan Penanaman Modal di daerah; d. membuat peta Penanaman Modal daerah;
e. mengembangkan peluang dan potensi Penanaman Modal di daerah dengan
memberdayakan badan usaha; f. mempromosikan Penanaman Modal daerah;
g. mengembangkan sektor usaha Penanaman Modal daerah melalui pembinaan Penanaman Modal, antara lain meningkatkan kemitraan, meningkatkan daya saing,
menciptakan persaingan usaha yang sehat, dan menyebarkan informasi yang seluasluasnya dalam lingkup penyelenggaraan Penanaman Modal; dan
h. membantu penyelesaian berbagai hambatan dan konsultasi permasalahan yang dihadapi Penanam Modal dalam menjalankan kegiatan Penanaman Modal di daerah.
3 Pembentukan, tugas, fungsi, dan tata kerja PDPPM dan PDKPM sebagai perangkat
daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1, diatur dengan Peraturan Daerah.
BAB XII KETENTUAN PERALIHAN