3 16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Propinsi, dan Pemerintahan Daerah KabupatenKota Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737;
19. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal ;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 8 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Lombok Barat
Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 8 ;
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
dan BUPATI LOMBOK BARAT
MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENANAMAN MODAL
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksudkan dengan :
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Lombok Barat. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati ialah Bupati Lombok Barat.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah. 5. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh
penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia.
6. Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. 7. Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha
di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan
dengan penanam modal dalam negeri.
4 8. Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan
penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing.
9. Penanam modal dalam negeri adalah perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan
penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia. 10. Penanam modal asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing,
danatau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di Wilayah Negara Republik Indonesia.
11. Modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan uang yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis.
12. Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing danatau badan hukum
Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing. 13. Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia,
perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum.
14. Pelayanan perizinan terpadu satu pintu adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perijinan yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari Bupati
yang memiliki kewenangan perijinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam
satu tempat.
15. Badan Koordinasi Penanaman Modal yang selanjutnya disingkat dengan BKPM adalah instansi pemerintah pusat yang menangani penanaman modal.
16. Instansi Penanaman Modal Propinsi selanjutnya disingkat IPMP adalah instansi pemerintah propinsi yang menangani penanaman modal didaerah propinsi
17. Instansi Penanaman Modal Kabupaten selanjutnya disingkat IPMK adalah Instansi pemerintah kabupaten yang menangani kegiatan penanaman modal di daerah
kabupaten. 18. SP adalah surat persetujuan yang dikeluarkan oleh BKPM Pusat atas permohonan
dari badan hukum, perusahaan dan atau perorangan. 19. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat
daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaranpengguna barang. 20. AMDAL adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
21. UKL-UPL adalah Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
22. Izin Usaha Tetap selanjutnya disingkat IUT adalah Izin yang wajib dimiliki oleh Perusahaan untuk melaksanakan kegiatan produksi komersial baik produksi
barang maupun produksi jasa sebagai pelaksanaan atas surat persetujuan modal yang sebelumnya telah diperolaeh perusahaan.
23. Pengendalian adalah upaya atau kegiatan yang dilakukan guna mencegah, mengurangi terjadinya penyimpangan dan melaksanakan pengenaan sanksi
penyimpangan atas ketentuan yang telah ditetapkan dalam surat persetujuan penanaman modal.
24. Pengawasan adalah semua upaya atau kegiatan pemeriksaan perusahaan penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing dalam hal
penggunaan fasilitas fiskal dan ketentuan penanaman modal yang telah ditetapkan. 25. Pemeriksaan adalah semua upaya pemantauan yang dilakukan oleh Tim secara
detil terhadap kegiatan perusahaan penanaman modal didaerah. 26. Laporan Kegiatan Penanaman Modal yang selanjutnya disingkat LKPM adalah
Laporan berkala yang disampaikan perusahaan mengenai perkembangan penanaman modal.
5 27. Usaha Kecil Menengah selanjutnya disingkat UKM adalah usaha kecil menengah
yang ada di daerah. 28. Kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama antara penanam modal dengan usaha
kecil menengah di daerah dengan mengedepankan prinsip saling menguntungkan.
BAB II KEBIJAKAN DAERAH DI BIDANG PENANAMAN MODAL