5 Karakter
yang terkorespondensi dengan 48
dan 153 adalah 0 dan
TM
. Maka karakter
pada plainteks
berubah menjadi karakter 0
TM
pada cipherteks. Blok plainteks P
2
dienkripsi sebagai berikut:
P
2
= 56
48 C
2
= K.P
2
= 1
1 2
56 48
mod 256 =
48 152
Karakter yang
terkorespondensi dengan 48 dan 152 adalah 0 dan
~
. Maka karakter
pada plainteks
berubah menjadi karakter 0
~
pada cipherteks. Blok plainteks P
3
dienkripsi sebagai berikut:
P
3
= 56
55 C
3
= K.P
3
= 1
1 2
56 55
mod 256 =
55 166
Karakter yang
terkorespondensi dengan 55 dan 166 adalah 7 dan ¦. Maka
karakter pada
plainteks berubah menjadi karakter 7¦
pada cipherteks. Blok plainteks P
4
dienkripsi sebagai berikut:
P
4
= 56
56 C
4
= K.P
4
= 1
1 2
56 56
mod 256 =
56 168
Karakter yang
terkorespondensi dengan 56 dan 168 adalah 8 dan ¨ . Maka
karakter pada
plainteks berubah menjadi karakter 8¨
pada cipherteks. Blok plainteks P
5
dienkripsi sebagai berikut:
P
5
= 55
54 C
5
= K.P
5
= 1
1 2
55 54
mod 256 =
54 163
Karakter yang
terkorespondensi dengan 54 dan 163 adalah 6 dan £. Maka
karakter pada
plainteks berubah menjadi karakter 6£
pada cipherteks.
5. Setelah melakukan enkripsi pada
semua blok plainteks P maka dapat dihasilkan ciperteks C adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.4
Tabel Database Nilai Kalkulus I Pada Data Record Yang Telah
Dienkripsi
2.4 Proses Deskripsi Data
Proses dekripsi pada hill cipher hampir sama dengan proses enkripsi,
tetapi matriks kunci harus dibalik invers
terlebih dahulu.
Secara sistematis,
proses dekripsi
pada algoritma hill cipher sebagai berikut:
� = � . � K
-1
. C = K
-1
. K . P
6 K
-1
. C = 1 . P P = K
-1
. C Menjadi persamaan proses dekripsi:
P = K
-1
. C Dengan menggunakan kunci K =
1 1
2 , maka proses dikripsi yang
dilakukan adalah pada hasil enkrips atau cipherteks nilai pada mata kuliah
Kalkulus I proses dekripsi adalah sebagai berikut:
1. Setiap huruf pada cipherteks yang
berupa karakter
Kode ASCII
dikonversikan kedalam
bentuk desimal.
C
1
= 0TM maka menjadi,
C
1
= 48
153 C
2
= 0
~
maka menjadi, C
2
= 48
152 C
3
= 7¦ maka menjadi,
C
3
= 55
166 C
4
= 8¨ maka menjadi,
C
4
= 56
168 C
5
= 6£ maka menjadi,
C
5
= 54
163 2.
Setelah dikonversikan maka kunci K terlebih dahulu di invers maka
menjadi:
� = ⇒ K
−1
= 1
− −
− � =
1 1
2 ⇒ K
−1
1 0.2
− 1.1 2
−1 −1
= 1
− 1 2
−1 −1
= 1
−1 2
−1 −1
= −
2 1
1
Maka K
-1
= −
2 1
1 3.
Selanjutnya ciperteks didekripsi dengan mnggunakan kunci K
-1
. Proses dekripsi dilakukan blok per
blok seperti pada proses enkripsi. C
1
= 0
TM
maka menjadi, C
1
= 48
153 Dekripsi:
P
1
= �
−1
. �
P
1
= −
2 1
1 48
153 mod 256
= 57
48 Karakter yang terkorespondensi
dengan 57 dan 48 adalah 9 dan 0. C
2
= 0
~
maka menjadi, C
2
= 48
152 Dekripsi:
P
2
= �
−1
. �
P
2
= −
2 1
1 48
152 mod 256
= 56
48 Karakter yang terkorespondensi
dengan 56 dan 48 adalah 8 dan 0.
C
3
= 7¦ maka menjadi,
C
3
= 55
166 Dekripsi:
P
3
= �
−1
. �
P
3
= −
2 1
1 55
166 mod 256
= 56
55 Karakter yang terkorespondensi
dengan 56 dan 55 adalah 8 dan 7.
C
4
= 8¨ maka menjadi,
C
4
= 56
168 Dekripsi:
P
4
= �
−1
. �
P
4
= −
2 1
1 56
168 mod 256
= 56
56 Karakter yang terkorespondensi
dengan 56 dan 56 adalah 8 dan 8. C
5
= 6£ maka menjadi,
C
5
= 54
163 Dekripsi:
P
1
= �
−1
. �
7 P
1
= −
2 1
1 54
163 mod 256
= 55
54 Karakter yang terkorespondensi
dengan 55 dan 54 adalah 7 dan 6.
4. Setelah semua blok selesai
didekripsi, maka didapatkan basil plainteks sesuai dengan
nilai yang telah diinputkan sebagai berikut:
Tabel 2.5 Hasil Dekripsi Nilai Mahasiswa
Selanjutnya dari
hasil nilai
deskripsi tersebut akan konversikan ke dalam nilai huruf sesuai standart range
dari universitas. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah data nilai akhir semester pada program studi TI-S1
tahun ajaran 20142015 meliputi data mahasiswa, nilai mahasiswa, mata
kuliah yang diambil. Pada data tersebut sebelumnya
akan dilakukan
pengelompokan terhadap data nilai mahasiswa per setiap mata kuliah.
4.1 Perhitungan Hill Cipher