50
1. Kapal yang diuji oleh Setiyanto 2002 memiliki titik berat yang rendah, yaitu 0,9 meter dengan tinggi geladak 2,6 meter sehingga kualitas stabilitasnya jauh
lebih baik; 2. Kapal yang diuji oleh Susanto 2010 menggunakan asumsi saat kapal tiba di
fishing base dengan komposisi berat 20 hasil tangkapan, 10 perbekalan, bahan bakar dan lain-lain; dan
3. Kondisi dua pada kapal yang diuji oleh Susanto 2010 menggunakan asumsi saat kapal tiba di fishing ground, yaitu kapal berangkat dari fishing ground
dengan hasil tangkapan penuh 50 perbekalan dan BBM. Saat kondisi ini diaplikasikan pada perhitungan, maka margin pada semua faktor terkurangi
antara 11 hingga 16 . Margin yang ada diperkirakan tidak akan berbeda jauh bila asumsi yang dipakai adalah hasil tangkapan penuh, BBM dan
perbekalan penuh, dan es dalam kondisi penuh
Pengujian yang dilakukan pada kapal uji hanya menganalisis terbatas pada aspek teknis dan ekonomis. Berdasarkan perspektif keselamatan, desain ke-1
sangat tidak dianjurkan pada kapal kecil, karena merujuk pada Guidelines for the Use of Gas as Fuel for Ships yang dikeluarkan oleh Germanischer Llyodd GL,
dinyatakan bahwa
... „Gas dalam keadaan cair dapat disimpan di tempat tertutup dengan tekanan kerja
maksimum sebesar 10 bar. Tempat penyimpanan gas bertekanan compressed gas pada ruangan tertutup dan tempat tabung gas yang dapat menahan tekanan lebih dari 10 bar di tempat tertutup
tidak dibenarkan. Hal ini dapat diterima bila memiliki pertimbangan khusus dan telah menerima izin dari GL. Pertimbangan-pertimbangan yang dimaksud adalah:
1. Memenuhi, yaitu terdapat sistem yang dapat menurunkan tekanan di dalam tangki
penyimpanan gas saat terjadi kebakaran yang dapat mempengaruhi tangki.
2. Seluruh permukaan pada ruangan tempat peyimpanan tangki gas dilengkapi dengan
perlindungan panas sehingga terhindar dari keluarnya gas bertekanan tinggi dan kondensasi,kecuali bulkheads didesain untuk temperatur sangat rendah yang dapat terjadi
saat terjadi kebocoran gas.
3. Sistem pemadam kebakaran yang permanen terpasang di ruang penyimpanan tangki
Analisis Multi Kriteria pada Potensi Stabilitas
Berdasarkan pengujian pada kapal gillnet dengan tiga desain general arrangement menggunakan software desain kapal, didapatkan hasil bahwa
kualitas stabilitas statis pada setiap desain memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh IMO. Kriteria yang ditetapkan oleh IMO adalah luas area di bawah kurva
stabilitas statis sampai sudut oleng 30°, luas area di bawah kurva stabilitas statis sampai sudut oleng 40°, luas area antara sudut oleng 30° sampai 40°, nilai
maksimum righting lever GZ pada sudut diatas 30°, sudut maksimum stabilitas, dan nilai initial GM GM awal. Hasil pengujian yang didapatkan akan diberi skor
dan bobot sesuai dengan hasil yang didapatkan.
Matriks sebanding berpasang akan digunakan dalam menentukan bobot yang akan diberikan pada setiap variabel, dan penentuan skor akan mengacu pada
rumusan yang telah dijelaskan dalam metode penelitian. Penentuan bobot akan disajikan dalam Tabel 32.
51
Tabel 32 Perhitungan bobot pada potensi stabilitas
Variabel Luas
Area 0°-
30° Luas
Area 0°-
40° Luas
Area 30°-
40° Maks
GZ Sudut
Maks GZ
GM Awal
Matriks Dinormalisasi VP
Luas area 0°-30°
1 1
1 0,13
0,14 0,25
0,05 0,05
0,05 0,06
0,04 0,03
0,05 Luas area
0°-40° 1
1 1
0,13 0,14
0,25 0,05
0,05 0,05
0,06 0,04
0,03 0,05
Luas area 30°-40°
1 1
1 0,13
0,14 0,25
0,05 0,05
0,05 0,06
0,04 0,03
0,05 Maks GZ
7 7
7 1
2 4
0,35 0,35
0,35 0,47
0,53 0,46
0,42 Sudut
maks GZ 6
6 6
0.50 1
3 0,30
0,30 0,30
0,23 0,27
0,34 0,29
GM awal 4
4 4
0,25 0,33
1 0,20
0,20 0,20
0,12 0,09
0,11 0,15
Jumlah 20
20 20
2,13 3,76
8,75 1
1 1
1 1
1 1
Hasil pengujian yang telah dianalisis dengan mengggunakan metode multi criteria analysis akan disajikan dalam Tabel 33.
Tabel 33 Multi criteria analysis potensi stabilitas kapal
Keterangan : Std adalah standar minimal yang ditetapkan oleh IMO Skr adalah nilai skor pada tiap-tiap loadcasedesain
Jml adalah nilai kualitas dari kriteria stabilitas Tabel 33 memperlihatkan bahwa Desain ke-2 single fuel memiliki
keunggulan pada luas area 30° sampai 40°, dan nilai maksimal GZ. Hal ini menunjukkan bahwa Desain ke-2 memiliki lengan penegak yang lebih besar
dibandingkan dua desain lainnya. Desain ke-1 dual fuel, CNG kit diletakkan di bawah tidak memiliki keunggulan dibanding dua desain lainnya. Desain ke-3
memiliki keunggulan pada luas area 30° sampai 40°. Ketiga desain memiliki kualitas stabilitas statis yang hampir serupa.
Kriteria stabilitas
desain ke-1
desain ke-2
desain ke-3
std skr
1 skr
2 skr
3 bobot jml 1
jml 2
jml 3
Luas area 0° sampai 30°
3,19 3,44
3,32 3,15
2 2
2 0,05
0,10 0,10
0,10
Luas area 0° sampai 40°
5,71 6,14
5,92 5,16
3 3
3 0,05
0,15 0,15
0,15
Luas area 30° sampai 40°
2,51 2,69
2.60 1,72
4 5
5 0,05
0,20 0,25
0,25
Nilai maks GZ pada 30°
0,34 0,35
0,34 0,20
5 6
5 0,42
2,10 2,52
2,10
Sudut pada maks GZ
60 60
59,5 25
7 7
7 0,29
2,03 2,03
2,03
Nilai GM untuk kapal ikan
0,40 0,43
0,41 0,35
3 3
3 0,15
0,45 0,45
0,45 Jml
5,03 5,5
5,08
52
Analisis diatas memperlihatkan bahwa secara keseluruhan desain ke-2 lebih unggul dibandingkan dengan desain ke-1 dan desain ke-3 dalam potensi stabilitas
dengan nilai 5,5 dari nilai maksimal sebesar 7. Desain ke-3 memiliki nilai 5,08 dan desain ke-1 memiliki nilai 5,03. Dua potensi operasional mesin dan stabilitas
kapal saat dikombinasikan menunjukkan bahwa keunggulan tertinggi terdapat pada kapal yang menggunakan dual fuel dengan CNG kit diletakkan di atas
geladak dengan nilai sebesar 8,51 dari nilai maksimal sebesar 14. Kapal saat menggunakan dual fuel dengan CNG kit diletakkan di bawah ada di posisi kedua
dengan nilai sebesar 8,46, sedangkan posisi terakhir adalah kapal yang menggunakan single fuel dengan nilai sebesar 7,5.
4 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pada potensi operasional mesin, penggunaan dual fuel pada mesin Dongfeng ZS1100 lebih unggul secara teknis dan ekonomis jika dibandingkan
dengan penggunaan single fuel. Pada potensi stabilitas, penggunaan single fuel lebih unggul jika dibandingkan dengan penggunaan dual fuel dengan penempatan
CNG kit dibawah geladak dan penggunaan dual fuel dengan penempatan CNG kit diatas geladak. Pada potensi kombinasi, kombinasi yang paling unggul adalah saat
kapal menggunakan dual fuel dengan CNG kit diletakkan di atas geladak.
Saran
1. Mesin diesel perlu terlebih dahulu dipanaskan sebelum pengujian dilaksanakan;
2. Mesin diesel dual fuel harus dalam keadaan putaran mesin yang stabil sebelum pengujian dilaksanakan;
3. Rasio kompresi pada mesin diesel sebaiknya diturunkan hingga mencapai 16:1 hingga 19:1 agar daya mesin tidak berkurang saat menggunakan
dual fuel; 4. Perlu ditambahkan penutup pada rangka CNG kit untuk mengurangi
paparan panas pada tabung CNG saat digunakan pada operasi penangkapan di siang hari;
5. Perlu ditambahkan quick releasing valve atau pressure valve pada instalasi CNG untuk meningkatkan keselamatan di dalam kapal;
6. Ketersediaan kemudahan dalam memperoleh dan kestabilan harga CNG serta spare part dari CNG kit yang didukung dengan sosialisasi terus-
menerus harus dilakukan agar nelayan memiliki ketertarikan untuk menggunakan dual fuel;
7. Perlu ditambahkan kriteria emisi dan reliabilitas pada kriteria teknis dan ekonomis;
8. Pada kriteria stabilitas dapat dikembangkan hingga meneliti seakeeping pada tiap skema instalasi; dan
53
9. Penelitian pengembangan yang dapat dilakukan adalah analisis ekonomi