Praktik Copy-Paste dalam Penyusunan Standar Kompetensi Kerja

TELAAH PENDIDIKAN

Praktik Copy-Paste
dalam Penyusunan Standar
Kompetensi Kerja
MUHAMMAD SAYUTI

w.

pd

fsp

litm
erg
er.
co
m)

Secara global, model standar kompetensi dan kerangka
kualifikasi kerja telah menjadi isu penting untuk menjembatani

kesenjangan berkepanjangan antara dunia pendidikan dan
dunia kerja. Paling tidak ada 70 negara yang telah dan sedang
mengembangkan model kualifikasi dan standar kompetensi
(Chakroun, 2010), di antaranya adalah Afrika Selatan, Australia,
Jerman, Inggris, Malaysia, Pilipina, Selandia Baru, dan
Skotlandia. Meski tujuan yang ingin mereka capai adalah
sama, namun konteks khas dari masing-masing negara
menyebabkan variasi dalam wujud standar kualifikasi dan
kompetensi yang mereka kembangkan.
SKKNI adalah “uraian kemampuan yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja minimal yang harus
dimiliki seseorang untuk menduduki jabatan tertentu yang
berlaku secara nasional” (Kepmen no 227/2003). Lebih lanjut
disebutkan bahwa SKKNI “menjadi acuan bagi

De
mo
(

Kerja di kota besar seperti Makassar ini

membutuhkan kompetensi kerja.

Vi
sit

htt
p:/
/w
w

Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) mungkin tidak
banyak dikenal oleh 100-an juta
angkatan kerja di Indonesia. SKKNI
adalah dokumen penting
ketenagakerjaan dan kependidikan
yang merupakan hasil dari Keputusan
Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi nomor 227 tahun 2003
(revisi tahun 2004 dan 2007) sebagai

turunan dari Undang Undang nomor
13/2003 tentang Ketenagakerjaan.

50

25 MUHARAM - 9 SHAFAR 1432 H

TELAAH PENDIDIKAN

De
mo
(

Vi
sit

htt
p:/
/w
w


w.

pd

fsp

litm
erg
er.
co
m)

cultural borrowing (peminjaman budaya) yang juga terjadi di
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan profesi serta uji
kompetensi dan sertifikasi profesi yang secara teknis dikerjakan bidang pendidikan. Dalam kajian pendidikan perbandingan
(comparative education) keprihatinan tentang cultural
oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang penetapannya
borrowing ini sudah cukup lama muncul (Watson, 1994).
dilakukan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).

Cultural borrowing awalnya dimulai dari keinginan negara maju
SKKNI berisi dua hal pokok, yaitu kompetensi teknis dan
untuk meminjamkan sistem pendidikan yang mereka gunakan
keterampilan generik/kompetensi kunci. Kemendiknas,
ke negara yang terbelakang atau sedang berkembang.
kemenakertrans, kementrian lain yang terkait, asosiasi profesi
Sebaliknya, praktik ini bisa juga dimulai oleh negara
serta pemangku kepentingan lain yang terkait merancang
SKKNI untuk kemudian disyahkan oleh Menakertrans dalam
berkembang yang ingin mengadopsi sistem pendidikan negara
bentuk Kepmen. Selanjutnya, Lembaga Sertifikasi Profesi
maju. Cerita kegagalan praktik peminjaman ini sering
(LSP) akan melakukan ujian untuk memastikan bahwa
disebabkan oleh perbedaan banyak aspek dari ke dua belah
seseorang yang berminat untuk mendapatkan sertifikat profesi
pihak yang seringkali tidak bisa dikejar dalam waktu singkat.
dinyatakan kompeten atau tidak untuk sebuah profesi. Misalnya, Gray dan Paryono (2004) mengingatkan tiga aspek penting
untuk menjadi pemeriksa hasil penjelasan terdapat Keputusan
yang harus dipertimbangkan dalam membandingkan atau
Menakertrans nomor 42 tahun 2009 tentang Penetapan SKKNI

mengadopsi suatu sistem dari negara lain, ketiganya adalah
Sub Bidang Welding Inspector. Ribuan kompetensi sub bidang
input-proses-output. Input terdiri atas iklim pemerintahan, kondisi
akan menyusul di masa yang akan
datang. Sektor pendidikan,
Tabel Perbandingan antara Aspek Keterampilan Generik di SKKNI dan
termasuk sekolah kejuruan dan
Generic Skills di Mayer Key Competencies Australia
Balai Latihan Kerja (BLK) pada
Keterampilan
Generik
dalam
Generic Skills dalam Mayer Key
gilirannya wajib merujuk SKKNI
Kepmen tentang SKKNI (2004)
Competencies Australia (1992)
dalam pengembangan kurikulum
Mengumpulkan, mengorganisir dan
Collecting, analysing and organising
serta dalam mengembangkan

menganalisa informasi
information
Mengkomunikasikan ide-ide dan
Communicating ideas and
pembelajaran berbasis kompetensi.
informasi
information
Tulisan ini akan fokus untuk
Merencanakan dan mengorganisir
Planning and organising activities
mengkaji keterampilan generik yang
aktifitas-aktifitas
menjadi bagian tidak terpisahkan
Bekerja dengan orang lain dan
Working with others and in teams
dengan SKKNI. Keterampilan
kelompok
Menggunakan ide-ide dan tehnik
Using mathematical ideas and
generik sendiri masih merupakan

metematika
techniques
istilah baru di Indonesia. Istilah yang
Memecahkan masalah
Solving problems
lebih luas digunakan adalah softsMenggunakan teknologi (Kepmen
Using technology (Mayer, 1992)
kills sebagai lawan dari hard-skills.
2004)
Temuan yang menarik untuk
diungkap adalah tujuh aspek
keterampilan generik dalam SKKNI hanya merupakan
alam, modal SDM, modal sosial dan status ekonomi. Proses
terjemahan dari model Mayer Key Competencies di Australia
akan menyangkut keadaan pendidikan di suatu negara baik
(Mayer, 1992). Lebih menarik lagi jika dicermati bahwa di
yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta.
Australia, model Mayer tersebut telah diganti dengan
Sementara output terkait dengan keadaan dan kualitas angkatan
Employability Skills Framework pada tahun 2001. Banyak

kerja serta tingkat migrasinya. Menurut keduanya, proses
pertanyaan yang patut diajukan atas pilihan untuk hanya
meminjam sebuah model kebijakan yang terkait dengan
sekedar menerjemahkan satu model standar kompetensi agar
pendidikan ketenagakerjaan akan efektif jika kesemua aspek di
bisa diterapkan di Indonesia yang situasinya sangat berbeda
atas dipertimbangkan. Oleh karenanya mengopi konsep dan
dengan negara asalnya. Di antaranya, adalah apakah telah
sistem dari sebuah negara tidaklah semudah mengopi dan
dilakukan kajian yang mendalam yang melibatkan pemangku
paste sebuah dokumen. Banyak aspek yang harus dilihat agar
kepentingan langsung dari SKKNI sebelum menyusun daftar
kebijakan tertentu benar-benar efektif. Praktik copy-paste aspek
keterampilan generik versi SKKNI? Apakah aspirasi para
keterampilan dalam dokumen pemerintah sekelas SKKNI ini
pemangku kepentingan itu memang seratus persen sama
tentu sangat mengherankan dalam konteks dilakukan oleh
dengan tujuh aspek keterampilan generik versi Australia? Kalau
negara, yang sesungguhnya memiliki infrastruktur untuk
pun tim penyusun SKKNI memang ingin mengopi model Mayer,

melakukan kajian secara komprehensif sebelum mengambil
apakah tidak ada ikhtiar untuk melakukan modifikasi agar
kebijakan.l
perbedaan infrastruktur, sistem pendidikan ketenagakerjaan,
______________________________________________________
sistem pemerintahan serta lingkungan bisnis dan industri di
Penulis adalah Dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Indonesia-Australia bisa dijembatani?
sedang belajar tentang Pendidikan Kejuruan di Universitas
Praktik mengopi semacam ini menjadi bagian dari istilah
Newcastle Australia.
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 96 | 1 - 15 JANUARI 2011

51