PENGARUH INTENSITAS MORAL, KARAKTER PERSONAL DAN KARAKTER ORGANISASI TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR (STUDI EMPIRIS PADA KAP MALANG)

(1)

i

PENGARUH INTENSITAS MORAL, KARAKTER PERSONAL

DAN KARAKTER ORGANISASI TERHADAP

SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR

(STUDI EMPIRIS PADA KAP MALANG)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Fithriyani Rahmah 201010170311019

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang laun, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Malang, 30 Januari 2014 Mahasiswa

Fithriyani Rahmah 201010170311019


(5)

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur tidak akan pernah berhenti penulis persembahkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta perlindungan dan kesehatan sehingga dengan segala keterbatasan yang ada, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Intensitas Moral, Karakter Personal dan Karakter Organisasi terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris pada KAP Malang)”. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan pada Nabi akhir zaman, Nabiyullah Muhammad SAW, yang telah menjadi telada bagi penulis. Dan juga bagi segenap keluarga dan para sahabatnya, para syuhada‟ dan kaum muslimin. Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana Ekonomi di Universitas Muhammadiyah Malang, dan lebih dari itu, penelitian ini merupakan suatu karya ilmiah yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa dukungan, bantuan, bimbingan, doa, kritik, dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak terkait yang telah memberikan kontribusi terhadap skripsi ini:

1. Ayah dan ibunda tercinta atas segala bentuk motivasi, perhatian dan dukungannya serta do‟a kalian hingga tercapainya satu dari ribuan cita-cita saya, you’re my everything n my greatest love, semoga Allah hapuskan dosa-dosanya, terjauhkan dari fitnah dunia dan akhirat dan terutama selamat dunia dan akhirat, Aamiin.

2. Kakak ku yang sangat saya kagumi, Alif Zain M & Defitra Azwir yang selalu memberikan pengarahan ketika dibutuhkan, memotivasi ketika down, dan mengayomi serta menjadi panutan penulis hingga dapat menyelesaikan pendidikan ini, you’re all the best!!.


(6)

3. Ibu Dr. Masiyah Kholmi, M.M., Ak dan bapak Ach. Syaiful Hidayat A., S.E.,M.Sc., selaku dosen pembimbing I dan II yang dengan ketulusan hati dan kesabaran memberikan bimbingan, arahan, dan masukan bagi penulis dalam kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

4. Segenap jajaran pimpinan Universitas Muhammadiyah Malang, jajaran pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, jajaran pimpinan dan dosen Jurusan Akuntansi yang baik secara langsung maupun tidak langsung turut memperlancar proses penyusunan skripsi ini.

5. Keluarga besar Laboratorium Akuntansi, dimulai dari Ibu Dra. Sri Wahjuni Lathifah, M.M., Ak.; Ibu Lintang Purnamasar, S.E dan Bapak Luthfirrahman AM, S.E. yang telah membimbing penulis dan memberikan pengalaman serta kesempatan untuk belajar „lebih‟ dibandingkan dengan yang lain. My precious friends: teh firda, teh ochie “princess”, luluk, devi n fira “JJ”, millah “nyumm”, mella dan ihda serta dani “my partner”, faruq, putra, andre dan tito yang selalu mensupport, memotivasi dan menemani saya serta menghiasinya dengan kenangan-kenangan yang takkan terlupa selama di laboratorium akuntansi. Adek-adek asisten 2011: lucky, uni‟, anis, panca dan ravy, joko dan easty, azizah, nurina dan rian, hans, gobel dan eya yang siap membantu ketika dibutuhkan. Semoga persaudaraan ini tetap langgeng hingga akhir.

6. Untuk sahabat-sahabat baik saya, Yogi Indra Pambudi, Yustika Saputri, Maisyatul Hasanah, poppy n neng ulies, vivin, kokom, septi, ines, nurina dan teman-teman lain angkatan 2010 yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis serta kenangan yang tidak akan terlupakan selama masa perkuliahan ini.

7. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis menyadari akan keterbatasan penulis untuk menghasilkan skripsi yang baik. Namun, penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Aamiin.

Malang, 30 Januari 2014 Penulis


(7)

vii

ABSTRAK

PENGARUH INTENSITAS MORAL, KARAKTER PERSONAL, DAN KARAKTER ORGANISASI TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA

AUDITOR

(STUDI EMPIRIS PADA KAP MALANG)

Fithriyani R.

Masiyah K., Dr., M.M., Ak. Ach. Syaiful H.A., S.E.,M.Sc.

Banyaknya kasus yang melibatkan auditor sebagai pihak independen mengakibatkan adanya degradasi kepercayaan publik dan komitmen terhadap kode etik semakin dipertanyakan. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan pengaruh intensitas moral, karakter personal, dan karakter organisasi terhadap sensitivitas etika auditor pada KAP Malang tahun 2013. Pengukuran sensitivitas etika ini melalui tiga skenario yaitu mengesampingkan pendapat pribadi, waktu kerja yang tidak dilaporkan, dan ketidakpatuhan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 33 responden, di mana data tersebut diperoleh dari kuesioner yang disebarkan. Analisisnya didasarkan pada hasil jawaban kuesioner menggunakan regresi linier berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan secara simultan terdapat pengaruh signifikan antara intensitas moral, karakter personal dan karakter organisasi terhadap sensitivitas etika dengan signifikasi 0,041.

Kata kunci: sensitivitas etika, auditor, intensitas moral, karakter personal, karakter organisasi.


(8)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF MORAL INTENSITY, PERSONAL

CHARACTERISTIC, AND ORGANIZATIONAL CHARACTERISTIC UPON

AUDITOR’S ETHICAL SENSITIVITY

(Empirical Studies on KAP Malang)

Some corporate problems involved auditors have diminished the public’s trust in public accountant’s ability and commitment of ethics code was hesitated. The purpose of this study to examine the influence of moral intensity, personal characteristic also organizational characteristic upon auditor’s ethical sensitivity in public accountant office in Malang 2013. The measurements of ethical sensitivity using three scenarios are subordination of judgment, underreporting time and non-compliance. The sample in this research counted 33 respondents which obtained by distributed questionnaire. The analysis is based on respondent’s answers by multiple linier regressions. The result of hypothesis test shows that moral intensity, personal characteristic and organizational characteristic affect auditor’s ethical sensitivity significantly.

Key words: ethical sensitivity, moral intensity, auditors, personal characteristic, organizational characteristic.


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN ORISINALITAS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ... A. Penelitian Terdahulu ... 6

B. Landasan Teori ... 7

1. Pengambilan Keputusan dan Model etika ... 7

2. Sensitivitas Etika ... 9

3. Intensitas Moral ... 10

4. Karakter Personal ... 14

5. Budaya Etis Organisasi ... 15

C. Rerangka Pemikiran ... 17


(10)

III.METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian ... 20

B. Jenis Penelitian ... 20

C. Populasi dan Sampel ... 20

D. Jenis dan Sumber Data ... 21

E. Teknik Pengumpulan Data ... 21

F. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ... 22

G. Instrument Penelitian ... 25

H. Teknik Analisis Data ... 25

IV.HASIL PENELITIAN ... A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 30

B. Karakteristik Responden ... 32

C. Teknik Analisis Data ... 37

1. Uji Ketepatan Data ... 37

2. Tabulasi Data dan Statistik Deskriptif ... 40

3. Uji Asumsi Klasik ... 45

4. Uji Hipotesis ... 47

D. Pembahasan ... 50

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... A. Kesimpulan ... 56

B. Keterbatasan Penelitian ... 56

C. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Empat model tahapan etika ... 8

Tabel 4.1 Kantor Akuntan Publik di Malang ... 30

Tabel 4.2 Data penyebaran kuesioner ... 31

Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan asal KAP ... 33

Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 33

Tabel 4.5 Karakteristik responden berdasarkan usia ... 34

Tabel 4.6 Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja 35 Tabel 4.7 Karakteristik responden berdasarkan posisi kerja ... 35

Tabel 4.8 Karakteristik responden berdasarkan pelatihan etika ... 36

Tabel 4.9 Hasil uji validitas ... 38

Tabel 4.10 Hasil uji reliabilitas indicator sensitivitas etika ... 39

Tabel 4.11 Hasil uji reliabilitas indicator intensitas moral ... 39

Tabel 4.12 Hasil uji reliabilitas indicator karakter organisasi ... 40

Tabel 4.13 Penyusunan variabel dummy ... 41

Tabel 4.14 Descriptive Statistic ... 42

Tabel 4.15 Uji multikolinieritas variabel independen ... 46

Tabel 4.16 Uji Heteroskedastisitas ... 47


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Uji Ketepatan Data

Lampiran 3 Tabulasi data dan statistic deskriptif Lampiran 4 Uji Asumsi Klasik


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dua dekade terakhir ini, kasus mengenai pembuatan keputusan tanpa memperhatikan kode etik profesi yang banyak merugikan pemakai laporan keuangan melibatkan akuntan publik yang seharusnya menjadi pihak independen. Kasus yang paling fenomenal mengenai perusahaan Enron pada tahun 2000 – 2001, dalam kasus tersebut diketahui terjadinya perilaku moral hazard yang melibatkan salah satu kantor akuntan publik the big five Arthur Anderson. Kasus berupa manipulasi pembukuan atau laporan keuangan pernah terjadi di Indonesia seperti yang dilakukan PT Bank Lippo, Tbk yang menerbitkan laporan keuangan ganda yang mana semuanya dinyatakan telah diaudit pada tahun 2002 dan kasus PT Telkom terkait dengan hasil opini auditor atas laporan keuangan yang tidak diakui oleh SEC (pemegang otoritas pasar modal Amerika Serikat) sehingga harus diaudit ulang oleh KAP yang berbeda.

Selain itu, ✁sus penggelapan paja yang melibat ✁✂ KAP “KPMG Sidharta &

Harsono” yang menyaran ✁n ✄pada ☎✆ennya (PT. Easman Christensen/PTEC) untu

melakukan penyuapan kepada aparat perpajakan Indonesia untuk mendapatkan keringanan atas jumlah kewajiban pajak yang harus dibayarnya. Dengan adanya kasus yang melibatkan auditor tersebut, berdampak pada degradasi kepercayaan publik serta komitmen terhadap kode etik seorang auditor semakin dipertanyakan.


(14)

2

Banyaknya pelanggaran kode etik profesional yang dilakukan oleh auditor membuat diperlukannya suatu kemampuan auditor untuk mempertimbangkan etika dan perilaku dalam pelaksanaan audit.

Audit merupakan tugas yang diberikan oleh pemegang kepentingan (entitas), maka kemungkinan akan terjadi benturan-benturan kepentingan etis antara auditor dan entitas (klien). Misalnya dalam pengaturan audit, dapat terjadi ketidak sepakatan antara auditor dan klien terhadap beberapa aspek fungsi dan tujuan pemeriksaan. Jika memenuhi tuntutan klien berarti melanggar standar, namun dengan tidak memenuhi kebutuhan klien bisa menghasilkan sanksi oleh klien berupa kemungkinan penghentian penugasan. Perbedaan tujuan antara entitas (klien) dan auditor inilah yang bisa menjadi suatu celah adanya penyimpangan etis auditor. Dalam situasi konflik seperti ini, maka pertimbangan profesional berlandaskan pada nilai dan keyakinan individu, kesadaran moral memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan akhir (Arianti, 2012). Oleh karena itu, AICPA (American Institute of Certified Publik Accountant) mensyaratkan auditor untuk melatih sensitivitas profesional yang dimilikinya dan mempertimbangkan moral dalam semua aktivitasnya (Anderson dan Ellyson (1986) dalam Aziza, 2008).

Menurut Rest (1986) pengambilan keputusan etis terbagi kedalam empat model tahapan, yaitu sensitivitas etika, penentuan pertimbangan, pertimbangan yang mendalam, dan karakter moral. Untuk tingkat dasar yang dimiliki seorang profesional (auditor) yaitu tingkat kepekaan terhadap suatu masalah etis yang biasa disebut


(15)

3

sensitivitas etika tidak pernah sama. Agar dapat melatih sensitivitasnya dalam hal pertimbangan etika, auditor harus dapat mengakui terdapat masalah etika dalam pekerjaannya. Menurut Hunt dan Vitell (1986), kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka akan adanya masalah etika dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dimana profesi itu berada, lingkungan profesinya, lingkungan organisasi atau tempat ia bekerja serta pengalaman pribadinya. Selain itu, dengan diterapkannya kode etik atau konsensus sosial hanya sebagai upaya untuk memastikan etika yang menjadi kesepakatan bersama diketahui dan meminimalisir tingkat pelanggaran etis.

Peneliti tertarik untuk meneliti tentang sensitivitas etika auditor publik karena dalam menjalani profesinya, selain kewajiban melaksanakan standar etika yang berlaku, auditor juga dituntut untuk lebih peka memahami adanya isu-isu etis dalam pekerjaannya. Dari kasus yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa isu etika bisa terjadi di manapun dan kapanpun. Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas etika auditor telah banyak dilakukan, seperti Dickerson (2009) yang menyatakan bahwa intensitas moral dan karakter personal berpengaruh terhadap sensitivitas etika sedangkan karakter organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas etika auditor, dan Jones (2003) menyatakan bahwa karakter personal dan karakter organisasi berpengaruh positif terhadap sensitivitas etika, akan tetapi penelitian yang dilakukan oleh Falah (2007) dan Kartikasari (2012) menyatakan bahwa karakter organisasi dan orientasi etika tidak berpengaruh secara


(16)

4

langsung terhadap sensitivitas etika auditor di Bawasda dan Inspektorat Jawa Tengah. Selain itu, terdapat penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi integritas auditor oleh Megasari (2007) serta pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja auditor oleh Anggraini (2011) yang dilakukan di KAP Malang. Sehingga, berdasarkan berbagai kasus yang berkaitan dengan opini auditor diatas dan hasil penelitian terdahulu, maka dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Intensitas Moral, Karakter Personal, dan Karakter Organisasi Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris pada KAP MALANG).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan, maka dalam penelitian ini masalah dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah intensitas moral, karakter personal, dan karakter organisasi berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor di KAP Malang?

2. Faktor manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor di KAP Malang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk membuktikan adanya pengaruh intensitas moral, karakter personal dan karakter organisasi terhadap sensitivitas etika auditor di KAP Malang.


(17)

5

2. Untuk menguji faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor di KAP Malang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi akademisi, penelitian ini akan berguna untuk menambah bukti terkait dengan tingkat sensitivitas etika yang dimiliki oleh auditor.

2. Penelitian ini berguna bagi Kantor Akuntan Publik di Malang khususnya, sebagai bahan evaluasi untuk mengenali dan melakukan perbaikan atas faktor-faktor yang dimungkinkan mempengaruhi sensitivitas etika pemeriksa (auditor).


(1)

xii Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Uji Ketepatan Data

Lampiran 3 Tabulasi data dan statistic deskriptif Lampiran 4 Uji Asumsi Klasik


(2)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pada dua dekade terakhir ini, kasus mengenai pembuatan keputusan tanpa memperhatikan kode etik profesi yang banyak merugikan pemakai laporan keuangan melibatkan akuntan publik yang seharusnya menjadi pihak independen. Kasus yang paling fenomenal mengenai perusahaan Enron pada tahun 2000 – 2001, dalam kasus tersebut diketahui terjadinya perilaku moral hazard yang melibatkan salah satu kantor akuntan publik the big five Arthur Anderson. Kasus berupa manipulasi pembukuan atau laporan keuangan pernah terjadi di Indonesia seperti yang dilakukan PT Bank Lippo, Tbk yang menerbitkan laporan keuangan ganda yang mana semuanya dinyatakan telah diaudit pada tahun 2002 dan kasus PT Telkom terkait dengan hasil opini auditor atas laporan keuangan yang tidak diakui oleh SEC (pemegang otoritas pasar modal Amerika Serikat) sehingga harus diaudit ulang oleh KAP yang berbeda. Selain itu, ✁sus penggelapan paja yang melibat ✁✂ KAP “KPMG Sidharta &

Harsono” yang menyaran ✁n ✄pada ☎✆ennya (PT. Easman Christensen/PTEC) untu melakukan penyuapan kepada aparat perpajakan Indonesia untuk mendapatkan keringanan atas jumlah kewajiban pajak yang harus dibayarnya. Dengan adanya kasus yang melibatkan auditor tersebut, berdampak pada degradasi kepercayaan publik serta komitmen terhadap kode etik seorang auditor semakin dipertanyakan.


(3)

Banyaknya pelanggaran kode etik profesional yang dilakukan oleh auditor membuat diperlukannya suatu kemampuan auditor untuk mempertimbangkan etika dan perilaku dalam pelaksanaan audit.

Audit merupakan tugas yang diberikan oleh pemegang kepentingan (entitas), maka kemungkinan akan terjadi benturan-benturan kepentingan etis antara auditor dan entitas (klien). Misalnya dalam pengaturan audit, dapat terjadi ketidak sepakatan antara auditor dan klien terhadap beberapa aspek fungsi dan tujuan pemeriksaan. Jika memenuhi tuntutan klien berarti melanggar standar, namun dengan tidak memenuhi kebutuhan klien bisa menghasilkan sanksi oleh klien berupa kemungkinan penghentian penugasan. Perbedaan tujuan antara entitas (klien) dan auditor inilah yang bisa menjadi suatu celah adanya penyimpangan etis auditor. Dalam situasi konflik seperti ini, maka pertimbangan profesional berlandaskan pada nilai dan keyakinan individu, kesadaran moral memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan akhir (Arianti, 2012). Oleh karena itu, AICPA (American Institute of Certified Publik Accountant) mensyaratkan auditor untuk melatih sensitivitas profesional yang dimilikinya dan mempertimbangkan moral dalam semua aktivitasnya (Anderson dan Ellyson (1986) dalam Aziza, 2008).

Menurut Rest (1986) pengambilan keputusan etis terbagi kedalam empat model tahapan, yaitu sensitivitas etika, penentuan pertimbangan, pertimbangan yang mendalam, dan karakter moral. Untuk tingkat dasar yang dimiliki seorang profesional (auditor) yaitu tingkat kepekaan terhadap suatu masalah etis yang biasa disebut


(4)

sensitivitas etika tidak pernah sama. Agar dapat melatih sensitivitasnya dalam hal pertimbangan etika, auditor harus dapat mengakui terdapat masalah etika dalam pekerjaannya. Menurut Hunt dan Vitell (1986), kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka akan adanya masalah etika dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dimana profesi itu berada, lingkungan profesinya, lingkungan organisasi atau tempat ia bekerja serta pengalaman pribadinya. Selain itu, dengan diterapkannya kode etik atau konsensus sosial hanya sebagai upaya untuk memastikan etika yang menjadi kesepakatan bersama diketahui dan meminimalisir tingkat pelanggaran etis.

Peneliti tertarik untuk meneliti tentang sensitivitas etika auditor publik karena dalam menjalani profesinya, selain kewajiban melaksanakan standar etika yang berlaku, auditor juga dituntut untuk lebih peka memahami adanya isu-isu etis dalam pekerjaannya. Dari kasus yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa isu etika bisa terjadi di manapun dan kapanpun. Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas etika auditor telah banyak dilakukan, seperti Dickerson (2009) yang menyatakan bahwa intensitas moral dan karakter personal berpengaruh terhadap sensitivitas etika sedangkan karakter organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas etika auditor, dan Jones (2003) menyatakan bahwa karakter personal dan karakter organisasi berpengaruh positif terhadap sensitivitas etika, akan tetapi penelitian yang dilakukan oleh Falah (2007) dan Kartikasari (2012) menyatakan bahwa karakter organisasi dan orientasi etika tidak berpengaruh secara


(5)

langsung terhadap sensitivitas etika auditor di Bawasda dan Inspektorat Jawa Tengah. Selain itu, terdapat penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi integritas auditor oleh Megasari (2007) serta pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja auditor oleh Anggraini (2011) yang dilakukan di KAP Malang. Sehingga, berdasarkan berbagai kasus yang berkaitan dengan opini auditor diatas dan hasil penelitian terdahulu, maka dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Intensitas Moral, Karakter Personal, dan Karakter Organisasi Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris pada KAP MALANG).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan, maka dalam penelitian ini masalah dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah intensitas moral, karakter personal, dan karakter organisasi berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor di KAP Malang?

2. Faktor manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor di KAP Malang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk membuktikan adanya pengaruh intensitas moral, karakter personal dan karakter organisasi terhadap sensitivitas etika auditor di KAP Malang.


(6)

2. Untuk menguji faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor di KAP Malang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi akademisi, penelitian ini akan berguna untuk menambah bukti terkait dengan tingkat sensitivitas etika yang dimiliki oleh auditor.

2. Penelitian ini berguna bagi Kantor Akuntan Publik di Malang khususnya, sebagai bahan evaluasi untuk mengenali dan melakukan perbaikan atas faktor-faktor yang dimungkinkan mempengaruhi sensitivitas etika pemeriksa (auditor).


Dokumen yang terkait

Pengaruh budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor

2 29 133

PENGARUH ETIKA AUDITOR, PERILAKU DISFUNGSIONAL,INDEPENDENSI, DAN PENGALAMAN Pengaruh Etika Auditor, Perilaku Disfungsional, Independensi, dan Pengalaman Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di Surakarta dan Semarang).

0 4 19

PENGARUH ETIKA AUDITOR, PENGALAMAN, Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman, Due Professional Care, dan Perilaku Disfungsional terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di Jawa Tengah dan DIY).

0 2 20

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP SENSITIVITAS Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

0 1 17

PENDAHULUAN Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

0 2 10

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

2 7 14

Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkatan Materialitas (Studi Empiris pada Auditor di KAP Wilayah Bandung).

0 2 26

PENGARUH ETIKA AUDITOR, PENGALAMAN, MORALITAS INDIVIDU DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI (STUDI PADA AUDITOR KAP DI SEMARANG) - Unika Repository

0 0 21

Pengaruh Idealisme, Relativisme, Pengalaman, dan Intensitas Moral Terhadap Sensitivitas Etika Auditor - Unika Repository

0 0 15

Pengaruh Idealisme, Relativisme, Pengalaman, dan Intensitas Moral Terhadap Sensitivitas Etika Auditor - Unika Repository

0 0 53