Keadaan Regional Kenampakan Nikel Laterit

dengan Desa Labota, sebelah barat berbatasan dengan Teluk Maili dan sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Bahodopi.

2.2 Keadaan Regional

Berdasarkan pembagian morfologi regional Daerah Bungku menurut Simandjuntak dkk 1994 dapat dibagi menjadi lima satuan, yaitu morfologi pegunungan, morfologi dataran menengah, morfologi dataran rendah, morfologi perbukitan menggelombang dan morfologi kars. Menurut Simandjuntak dkk 1994 stratigrafi Lembar Bungku dapat dikelompokan menjadi dua Mandala, yaitu: a. Mandala Geologi Bungku Timur Mandala Geologi Sulawesi Timur ini atau juga disebut Lajur Ofiolit Sulawesi Timur, tersusun oleh batuan utramafik dan sedikit batuan sedimen pelagos, berturut turut dari tua ke muda adalah sebagai berikut : 1. Komplek ultramafik 2. Formasi matano 3. Formasi tomata 4. Aluvium b. Mandala Banggai Sula Mandala Banggai Sula tersusun oleh formasi yang berturut-turut dari tua kemuda yaitu: 1. Formasi Tokala 2. Formasi Nanaka 3. Formasi Masiku 4. Formasi Solodik

2.3 Kenampakan Nikel Laterit

Pembentukan endapan nikel laterit berasal dari batuan peridotit yang mengalami serpentinisasi kemudian tersingkap kepermukaan, pada kondisi iklim tropis dengan musim panas dan hujan berganti-ganti kemudian mengalami pelapukan secara terus menerus yang mengakibatkan batuan menjadi rentan terhadap proses pelapukan. Sirkulasi air permukaan yang mengabsorpsi CO 2 dari atmosfir mempercepat proses pelapukan dan pelapukan menjadi lebih intensif pula. Pelapukan 5 lebih lanjut, laterit akan larut dan terbawa oleh air tanah kemudian mengalami proses presipitasi Priono 1985. Bijih nikel laterit merupakan hasil proses pelapukan weathering batuan ultra basa peridotite yang ada di permukaan bumi. Proses pelapukan terjadi karena pergantian musim panas dan dingin secara silih berganti, mengakibatkan batuan pecah dan mengalami pelapukan. Vinogradov, 1907. Menurut Waheed 2002, lithologi nikel laterit dibedakan dalam beberapa zona berdasarkan daya larut mineral dan kondisi aliran air tanah. Lapisan pertama atau top soil dan biasa juga disebut zona iron capping yang kaya akan unsur hara dan rendah akan kadar nikelnya, sekitar 1,3 ketebalan berkisar 6-12 meter. Pada zona kedua biasa juga disebut limonite dengan kandungan nikelnya berisar 1,4 dengan kedalaman berkisar 2-3 meter. Proses pelapukan dan pencucian yang terjadi akan menyebabkan unsur Fe, Cr, Al, Ni dan Co terkayakan di zona limonite dan terikat sebagai mineral – mineral oxida hidroksida, seperti limonite, hematit, dan Goetit. Dan zona yang berikutnya adalah lapisan saprolite yang kaya akan kandungan unsur nikelnya berkisar 1,75 dan ketebalan lapisan berkisar 5-7 meter kedasar bad rock. Adapun kenampakan lithologi ore dapat dilihat pada gambar 2.2. Gambar 2.1. Keadaan lithologi ore laterit Wahedd 2002 6

2.4 Gambaran Umum Proses Produksi PT. SMI