Lewat MBS, Lebih Mudah Kelola Sumber Daya Sekolah
Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id
Lewat MBS, Lebih Mudah Kelola Sumber Daya Sekolah
Tanggal: 2011-12-10
Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan Seminar
Strategi Pengembangan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah (MBS), Sabtu (10/12).
Dekan FKIP UMM, Drs. Fauzan, M.Pd dalam sambutannya mengatakan MBS ini sebenarnya muncul pertama
di Amerika didasarkan pada kegelisahan para penyelenggara pendidikan dalam rangka mencari keunggulan lokal. “Jadi
dengan program MBS ini, sekolah diberi keleluasan untuk mengelola sumber daya sekolah guna meningkatkan mutu
sekolah,” ungkap Fauzan.
Lebih lanjut, Fauzan juga mengemukakan, MBS sebenarnya ingin menjawab pola pikir pengembangan
manajemen sekolah yang semula manajemen berbasis kepala sekolah bergeser menjadi manajamen masyarakat
berbasis sekolah dimana masyarakat ikut dilibatkan dalam pembangunannya.
Seminar diikuti oleh kepala sekolah, guru dan pelatih MBS se-Malang Raya. Tujuannya, memberikan
pengetahuan mengenai penerapan MBS guna meningkatkan mutu pendidikan. “Peningkatan kualitas proses belajar
mengajar perlu di tingkatkan, melalui MBS ini. Diharapkan sekolah dapat meningkatkan mutunya,” kata salah seorang
pemateri, Dr. Syaifuddin.
Anggota Tim Pengembang MBS PGSD UMM, Dr. Endang Poerwanti mengatakan bahwa Menejemen Berbasis
Sekolah (MBS) ini sebenarnya dapat diterapkan tidak hanya di tingkat sekolah dasar (SD) saja. “Semua tingkat sekolah
baik itu SMP maupun SMA sebenarnya juga bisa menerapkan MBS ini tetapi karena kami selaku pengembang berasal
dari PGSD jadi pada seminar ini kami hanya mengundang guru-guru SD saja,” ungkap Endang.
Endang menguraikan, program MBS ini memiliki tiga pilar. Yaitu, model pembelajaran pakem yang aktif, kreatif
serta efektif, menejemen yang handal, dan partisipasi masyarakat.
Endang juga mengatakan bahwa dalam menjalankan program MBS, sekolah-sekolah akan didampingi oleh
dosen UMM selama tiga bulan. “Selama dosen UMM itu berada di sekolah, mereka akan mempelajari mengenai
sekolah tersebut agar nantinya penerapan MBS ini dapat dilakukan di sekolah tersebut,” ujarnya.
Rina Wahyu Setyaningrum, M.Ed, salah satu pemateri dalam seminar ini mengatakan bahwa kunci sukses MBS salah
satunya adalah guru yang profesional. “Indikator dari guru profesional adalah berpenampilan rapi, menguasai materi
dan teknik pengajaran,” tutur Rina. (vid/ayu/nas)
page 1 / 1
Arsip Berita
www.umm.ac.id
Lewat MBS, Lebih Mudah Kelola Sumber Daya Sekolah
Tanggal: 2011-12-10
Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan Seminar
Strategi Pengembangan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah (MBS), Sabtu (10/12).
Dekan FKIP UMM, Drs. Fauzan, M.Pd dalam sambutannya mengatakan MBS ini sebenarnya muncul pertama
di Amerika didasarkan pada kegelisahan para penyelenggara pendidikan dalam rangka mencari keunggulan lokal. “Jadi
dengan program MBS ini, sekolah diberi keleluasan untuk mengelola sumber daya sekolah guna meningkatkan mutu
sekolah,” ungkap Fauzan.
Lebih lanjut, Fauzan juga mengemukakan, MBS sebenarnya ingin menjawab pola pikir pengembangan
manajemen sekolah yang semula manajemen berbasis kepala sekolah bergeser menjadi manajamen masyarakat
berbasis sekolah dimana masyarakat ikut dilibatkan dalam pembangunannya.
Seminar diikuti oleh kepala sekolah, guru dan pelatih MBS se-Malang Raya. Tujuannya, memberikan
pengetahuan mengenai penerapan MBS guna meningkatkan mutu pendidikan. “Peningkatan kualitas proses belajar
mengajar perlu di tingkatkan, melalui MBS ini. Diharapkan sekolah dapat meningkatkan mutunya,” kata salah seorang
pemateri, Dr. Syaifuddin.
Anggota Tim Pengembang MBS PGSD UMM, Dr. Endang Poerwanti mengatakan bahwa Menejemen Berbasis
Sekolah (MBS) ini sebenarnya dapat diterapkan tidak hanya di tingkat sekolah dasar (SD) saja. “Semua tingkat sekolah
baik itu SMP maupun SMA sebenarnya juga bisa menerapkan MBS ini tetapi karena kami selaku pengembang berasal
dari PGSD jadi pada seminar ini kami hanya mengundang guru-guru SD saja,” ungkap Endang.
Endang menguraikan, program MBS ini memiliki tiga pilar. Yaitu, model pembelajaran pakem yang aktif, kreatif
serta efektif, menejemen yang handal, dan partisipasi masyarakat.
Endang juga mengatakan bahwa dalam menjalankan program MBS, sekolah-sekolah akan didampingi oleh
dosen UMM selama tiga bulan. “Selama dosen UMM itu berada di sekolah, mereka akan mempelajari mengenai
sekolah tersebut agar nantinya penerapan MBS ini dapat dilakukan di sekolah tersebut,” ujarnya.
Rina Wahyu Setyaningrum, M.Ed, salah satu pemateri dalam seminar ini mengatakan bahwa kunci sukses MBS salah
satunya adalah guru yang profesional. “Indikator dari guru profesional adalah berpenampilan rapi, menguasai materi
dan teknik pengajaran,” tutur Rina. (vid/ayu/nas)
page 1 / 1