UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS X SMK SWASTA AL-BUKHARY RANTAUPRAPAT TAHUN AJARAN 2014/2015.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SISWA DENGANMENERAPKAN MODEL
QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS X SMK
SWASTA AL-BUKHARY RANTAUPRAPAT
TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh :
Miska Aini Harahap
NIM 4113311032
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN

2015

i

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Dengan Menerapkan Model Quantum Teaching Pada Siswa
SMK Swasta Al-Bukhary Rantauprapat Tahun Ajaran 2014/2015”, disusun untuk
melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Prof.Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran yang membangun kepada penulis
sejak penyusunan proposal, peneliti sampai dengan selesainya penulisan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.Yasifati Hia M.Si,
M.Pd, Bapak Drs.Syafari,M.Pd, Ibu Faiz Ahyaningsih S.si,M.Si selaku Dosen

Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang membangun mulai
dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof.Dian Armanto M.Pd.Ph.D selaku
Pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran
perkuliahan. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, M.Si selaku Rektor
UNIMED, Bapak Prof.Drs.Motlan, M. Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED,
Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul
Amry, M.Si selaku ketua jurusan, sekretaris jurusan, dan ketua program studi
pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh Bapak,Ibu Dosen dan Staf
Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membatu penulis.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Safrida S.Pd selaku Kepala
Sekolah SMK Swasta Al-Bukhary Rantauprapat, Ibu Rahmayani, S.Pd selaku
guru matematika,serta Bapak Munawir S.Pd selaku tata usaha yang telah banyak
membantu penulis dalam penelitian skripsi ini dan terima kasih juga kepada para
staf Pegawai,serta siswa- siswi SMK Swasta Al-Bukhary Rantauprapat.
Teristimewa ucapan terima kasih dan hormat yang setulus-tulusnya kepada
Ibunda tercinta Dra.Siti Anah Munthe yang telah memberikan dukungan moril
dan materil serta berkat doa Ibunda penulis dapat menjadi sarjana
Pendidikan.Adinda tercinta dan tersayang Nurjannah Harahap A.Md, Muchlis
Ahmad Rindan Harahap yang telah banyak memberi dukungan dan doa demi

kesuksesan penulisan skripsi ini.Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada teman seperjuangan Yuni Hartati Harahap S.Pd, Rukiah Harahap
S.Pd,Ridha Novira Nasution,Yuli S.Pd. Serta sahabat tersayang yang selama ini
menjadi sahabat yang luar biasa bagi penulis, Afrodhita Munthe S.Pd, Elfrina

v

Afrida Rambe, Febry Dahyana Nasution, Dinaria Ambarita S.Pd, Indah
Nurlia,Nurmahrani Lubis S.Pd,Rizqi Purnama Sari S.Pd, Zoelhamdi, Wahyuni
Mutya Sari S.Pd, Mesri Melisa Simatupang S.Pd. serta rekan-rekan seperjuangan
kelas EKS 2011,Teman-Teman PPL angkatan 11 SMK N I Tanjung Pura, terima
kasih juga buat My Hubby (Khairul Saleh Pohan A.md) yang telah banyak
memberi semangat doa dukungan moril dan materil kepada penulis dan untuk
semua Anak Kos Mak Mora(KakAna, Riza, Siska, Echa, Kiki, Mitha, Masni,
Azma, Masda, Dinda, Firsa, Putri, Dewi, Ulfa) yang telah banyak memberi
dukungan doa dan menemani selama 4 tahun di Kos Mak Mora.Dan sahabatsahabat yang tidak bisa penulis cantumkan namanya satu persatu namun
senantiasa memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari dan masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi
ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,

Juni 2015

Penulis,

Miska Aini Harahap
NIM. 4113311032

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL
QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS X SMK
SWASTA AL-BUKHARY RANTAUPRAPAT
TAHUN AJARAN 2014/2015
Miska Aini Harahap (4113311032)

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model
pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa kelas X SMK Swasta Al-Bukhary Rantauprapat Tahun
Ajaran 2014/2015.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Swasta AlBukhary Rantauprapat yang berjumlah 32 orang dan objek penelitian ini adalah
penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas
2 siklus. Sebelum memberikan tindakan, diberikan tes awal dan setiap akhir siklus
diberikan tes kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah
mengalami peningkatan. Hal ini dilihat dari peningkatan rata-rata pemecahan
masalah matematika siswa dari tes awal, siklus I, dan siklus II, yakni dari 44,97
dengan tingkat kemampuan sangat rendah di tes awal menjadi 66,63 dengan
tingkat kemampuan sedang di siklus I dan menjadi 83,89 dengan tingkat
kemampuan tinggi di siklus II.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa kelas X SMK Swasta Al-Bukhary Rantauprapat.


vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv


Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

xi

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah


1

1.2. Identifikasi Masalah

7

1.3. Batasan Masalah

8

1.4. Rumusan Masalah

8

1.5. Tujuan Penelitian

8

1.6. Manfaat Penelitian


8

1.7. Defenisi Operasional

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis

10

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika

10

2.1.2. Masalah dalam Matematika

12

2.1.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika


13

2.1.3.1 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah

15

2.1.4. Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

17

2.1.5. Model Pembelajaran

17

2.1.6. Model Quantum Teaching

18

2.1.7. Materi Barisan dan Deret Aritmatika


22

2.2. Hasil Penelitian Relevan

34

2.3. Kerangka Konseptual

35

2.4. Hipotesis Tindakan

36

vii

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian

37

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

37

3.3. Subjek dan Objek Penelitian

37

3.2.1

Subjek Penelitian

37

3.2.2

Objek Penelitian

37

3.4. Prosedur Penelitian

37

3.5. Instrument dan Tehnik Pengumpulan Data

43

3.5.1

Instrumen

43

3.5.2

Teknik Analisis Data

45

3.6. Indikator Keberhasilan

47

3.7. Paparan Data

48

3.8. Penarikan Kesimpulan

48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

49

4.1.1. Siklus I

49

4.1.2. Siklus II

66

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

80

4.2.1

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

81

4.2.2

Kemampuan Peneliti Mengelola Pembelajaran

82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

84

5.2. Saran

84

DAFTAR PUSTAKA

86

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Tabel Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah Matematika

44

Tabel 3.2. Tingkat Penugasan Pemecahan Masalah Siswa

46

Tabel 3.3. Tabel Kriteria Rata-rata Penilaian Observasi

47

Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Awal

50

Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus
I
Tabel 4.3. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada TKPM I

53
54

Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada TKPM siklus I
(Merencanakan Pemecahan Masalah)

54

Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada TKPM siklus I
(Melaksanakan Pemecahan Masalah)

55

Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada TKPM siklus I
(Memeriksa Kembali)

56

Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada TKPM siklus I

57

Tabel 4.8. Kajian Hasil Refleksi Pada Siklus I

61

Tabel 4.9. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus
II

69

Tabel 4.10. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus
II (Memahami Masalah)

70

Tabel 4.11. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus
II (Merencanakan Pemecahan Masalah

71

Tabel 4.12. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus
II (Melaksanakan Pemecahan Masalah)

71

Tabel 4.13. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus
II(Memeriksa Kembali)

72

Tabel 4.14. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada TKPM siklus II

73

Tabel 4.15. Kinerja Hasil Refleksi Siklus II

75

Tabel 4.16. Hasil Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah

81

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas

38

Gambar 4.1 Kesulitan Siswa Pada Langkah Memahami Masalah

59

Gambar 4.2 Kesulitan Siswa Pada Langkah Merencanakan
Pemecahan Masalah

59

Gambar 4.3 Kesulitan Siswa Pada Langkah Menyelesaiakan
Pemecahan Masalah
Gambar 4.4 Kesulitan Siswa pada Langkah Memeriksa Kembali

60
60

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Siklus I
Lembar Aktivitas Siswa 1 Siklus I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Siklus I
Lembar Aktivitas Siswa 2 Siklus I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Siklus II
Lembar Aktivitas Siswa 1 Siklus II
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Siklus II
Lembar Aktivitas Siswa 2 Siklus II
Pemodan Penskoran
Kisi-kisi TKPM I
TKPM I
Alternatif Penyelesaian TKPM I
Lembar Validasi TKPM I
TKPM II
Alternatif Penyelesaian TKPM II
Lembar Validasi TKPM II
Tabulasi Nilai Tes Awal KPM
Tabulasi Nilai TKPM Matematika Berdasarkan Langkah
Penyelesaian Masalah
Tabulasi Nilai TKPM Matematika Siklus I
Tabulasi Nilai TKPM Matematika Siklus I Berdasarkan
Langkah Penyelesaian Masalah
Tabulasi Nilai TKPM Matematika Siklus II
Tabulasi Nilai TKPM Matematika Siklus II Berdasarkan
Langkah Penyelesaian Masalah
Lembar Observasi Guru Siklus I
Lembar Observasi Guru Siklus II
Dokumentasi Penelitian

88
94
103
109
111
124
133
140
147
149
150
155
159
162
167
170
173
175
176
178
179
180
181
189
197

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya.
Tanpa adanya pendidikan manusia akan sulit berkembang bahkan akan
terbelakang. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia
adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Berbagai upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan telah dan terus dilakukan. Namun, indikator
kearah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Salah
satu cara untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah dengan melakukan
perbaikan dalam proses pembelajaran, maka perlu diadakan upaya dalam
perbaikan pembelajaran seiring dengan perkembangan zaman yang menuntut
siswa untuk berwawasan luas.
Mata pelajaran matematika ada di setiap tingkatan sekolah, mulai dari
tingkatan yang paling rendah TK (matematika awal seperti mengenal angka dan
berhitung sederhana), SD, SMP maupun SMA dan SMK. Seperti menurut Cocroft
dalam (Abdurrahman, 2010 : 253) bahwa :
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segala segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan bidang
keterampilan bidang matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana
komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk
menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan
logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan (6) memberikan kepuasan
terhadap usaha memecahkan yang menantang.
Menyadari pentingnya matematika, maka belajar matematika seharusnya
menjadi kebutuhan dan kegiatan yang menyenangkan. Namun pada kenyataannya
belajar matematika sering dianggap sesuatu yang menakutkan dan membosankan,
hal ini terjadi karena selama ini belajar matematika hanya cenderung menghitung
angka yang seolah – olah tidak ada makna dan kaitannya dengan peningkatan
kemampuan berpikir untuk memecahkan berbagai soal. Padahal dengan belajar
matematika kita dilatih untuk senantiasa berpikir logis dan kritis dalam
memecahkan permasalahan, serta dapat melatih kejujuran, ketekunan, dan
keuletan.

1

2

Banyak manfaat yang akan diperoleh dari belajar matematika. Baik itu
untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk dasar ilmu-ilmu lainnya. Akan tetapi
banyak pula siswa yang tidak suka pada pelajaran matematika. Banyak juga anak
yang beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan
membosankan.
Namun, pembelajaran terhadap matematika bagi kebanyakan pelajar
tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi seperti dalam hal ketelitian,
visualisasi, kecepatan dan ketepatan dalam menghitung. Hambatan-hambatan ini
menciptakan sugesti buruk terhadap Matematika sebagai pelajaran yang sulit dan
juga menimbulkan rasa malas untuk mempelajarinya. Reaksi berantai ini terus
berlanjut dan semakin memperkuat anggapan bahwa „Matematika adalah
pelajaran yang sulit dan menakutkan‟.
Seperti yang diungkapkan Cornelius (dalam Abdurrahman, 2010:253)
bahwa alasan perlunya belajar matematika adalah sebagai berikut :
Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan
(1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan
dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas
dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan
budaya.
Berdasarkan

kutipan

disimpulkan

bahwa

melalui

pembelajaran

matematika diharapkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan
berpikir, bernalar, mengkomunikasikan gagasannya serta dapat mengembangkan
aktivitas kreatif dalam memecahkan masalah. Ini menunjukkan bahwa
matematika memiliki manfaat dalam mengembangkan kemampuan siswa
sehingga perlu untuk dipelajari. Sejalan dengan hal itu.
Namun pada kenyataannya, kualitas pendidikan matematika masih
memprihatinkan dilihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Mutu
akademik antarbangsa melalui Programme For International Student Assessment
(PISA) 2003 menunjukkan bahwa peringkat matematika Indonesia berada di
deretan 39 dari 41 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari
deretan penghuni papan bawah (dalam Kunandar, 2009:1).

3

Dari kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa kualitas
pendidikan matematika masih rendah dan belum sesuai dengan yang diharapkan.
Rendahnya prestasi belajar matematika di sekolah telah menjadi masalah nasional
yang harus diperhatikan oleh berbagai kalangan. Untuk mengatasi rendahnya nilai
matematika tersebut, para pendidik berusaha mengadakan perbaikan dan
peningkatan disegala segi yang menyangkut pendidikan matematika.
Sedangkan berdasarkan hasil belajar matematika, Lenner (dalam
Abdurrahman, 2010:253) mengemukakan bahwa : “kurikulum bidang studi
matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, dan
(3) pemecahan masalah”.
Dari pernyataan di atas, salah satu aspek yang ditekankan dalam
kurikulum adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat
penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa
dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta
keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang
bersifat tidak rutin.
Cooney (dalam Hudojo, 2005:130) mengatakan bahwa :
Mengajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah memungkinkan
siswa itu menjadi lebih analitik di dalam mengambil keputusan didalam
kehidupan. Namun hal tersebut dianggap bagian yang paling sulit dalam
mempelajarinya maupun bagi guru dalam mengerjakannya. Suatu masalah
biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk
menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus
dikerjakan untuk menyelesaikannya.
Mengingat pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam berbagai ilmu pengetahuan, maka kualitas pembelajaran yang diberikan
oleh guru merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, pemilihan model dan
metode pembelajaran matematika yang tepat akan membuat matematika disukai
oleh siswa. Pembelajaran matematika yang dilakukan di sekolah selama ini
kurang memberi motivasi kepada siswa untuk terlibat langsung dalam
pembentukan pengetahuan matematika mereka. Siswa lebih tergantung pada guru
sehingga sikap ketergantungan inilah yang yang menjadi karakteristik seseorang

4

secara tidak sadar telah dibiarkan tumbuh dan berkembang melalui gaya
pembelajaran tersebut. Padahal yang diinginkan adalah siswa yang mandiri,
mampu untuk memunculkan ide-ide dan gagasan yang kreatif serta mampu
menghadapi tantangan atau permasalahan yang sedang dihadapai.
Berdasarkan uraian di atas, maka pemecahan masalah merupakan suatu
tujuan dalam pembelajaran matematika, suatu pendekatan pembelajaran
matematika serta merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam
matematika yang harus dimiliki oleh siswa. Selanjutnya kemampuan pemecahan
masalah dalam penelitian ini adalah daya berpikir siswa dalam menyelesaikan
masalah matematika pada suatu kegiatan yang mementingkan prosedur yang
ditempuh siswa guna memperoleh solusi permasalahan yang mereka hadapi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, kemampuan pemecahan masalah
harus dimiliki siswa untuk melatih agar siswa terbiasa menghadapi berbagai
permasalahan, baik masalah dalam matematika, masalah dalam bidang studi lain
ataupun masalah dalam kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks. Oleh
sebab itu, kemampuan siswa untuk memecahkan masalah matematis perlu terus
dilatih sehingga ia dapat memecahkan masalah yang ia hadapi.
Pemecahan

masalah

matematika

merupakan

salah

satu

kegiatan

matematika yang dianggap penting baik oleh para guru maupun siswa di semua
tingkatan mulai dari SD sampai SMA. Namun hal tersebut dianggap bagian yang
paling sulit dalam mempelajarinya maupun bagi guru dalam mengajarkannya.
Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk
menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus
dikerjakan untuk menyelesaikannya.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menumbuhkan sendiri
minat belajar siswa untuk tertarik belajar. Oleh karena itu peneliti ingin
melakukan penelitian dengan menerapkan pembelajaran Quantum Teaching
dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Quantum Teaching adalah pembelajaran yang memadukan antara berbagai
sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang mempengaruhi proses
dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan

5

serta munculnya emosi positif sebagai keterlibatan otak dapat menciptakan sebuah
interaksi yang baik dalam proses belajar yang akhirnya dapat menimbulkan
motivasi yang tinggi kepada seseorang sehingga akan memberikan kepercayaan
dirinya sendiri. DePorter (2010:122) mengemukakan bahwa :
Quantum teaching terletak pada kemampuan anda untuk menjembatani
jurang antara dunia kita dan dunia mereka. Hal ini akan memudahkan anda
membangun jalinan, menyelesaikan bahan pelajaran lebih cepat, membuat
hasil belajar lebih melekat, dan memastikan terjadinya pengalihan
pengetahuan. Hubungan dinamis yang tercipta berguna untuk menarik
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang
ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup
unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa.
Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi
ilmu yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Quantum
Teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang
efektif, merancang pembelajaran menyampaikan isi dan memudahkan proses
belajar.
Menurut Deporter (2010:127) menyatakan bahwa :
Kerangka pembelajaran TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) dalam model pembelajaran
Quantum Teaching mencerminkan gaya mengajar progresif dan menjamin
siswa menjadi tertarik, karena kerangka TANDUR memastikan bahwa
mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan isi pelajaran nyata bagi diri
mereka dan mencapai sukses.
Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti berupa tes diagnostik
awal yang berkaitan dengan hasil belajar pada pokok bahasan baris dan deret
kepada 32 siswa kelas X SMK Swasta Al-Bukhary Rantauprapat terdapat
beberapa kesalahan sehingga siswa sulit menerima pembelajaran ini. Hanya 0
orang siswa (0%)

dengan tingkat kemampuan sangat tinggi, 2 orang siswa

(6,25%) dengan tingkat kemampuan tinggi, 6 orang siswa (18,75%) dengan
tingkat kemampuan sedang, 4 orang siswa (12,5%) dengan tingkat kemampuan
rendah, dan 20 siswa (62,5%) dengan tingkat kemampuan sangat rendah.
Berdasarkan data kesulitan siswa pada tes diagnostik diketahui kesulitan-kesulitan
yang dialami siswa dalam menyelesaikan tes diagnostik adalah :

6

1. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami makna soal sehingga siswa
tidak mampu menentukan apa yang diketahui dan apa yang akan ditanya
dari soal yang diberikan.
2. Siswa mengalami kesulitan dalam memisalkan dan mengubah kalimat
soal ke dalam kalimat matematika (membuat model)
3. Siswa mengalami kesulitan dalam mengaitkan antara apa yang diketahui
dengan apa yang ditanya dari soal.
4. Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika yang
akan digunakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Dari hasil wawancara peneliti dengan ibu Rahmayani S.Pd, sebagai guru
matematika SMK Swasta Al-Bukhary RantauPrapat, mengatakan bahwa: “Siswa
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang membutuhkan pemecahan
masalah, jika soal yang diberikan sedikit bervariasi maka siswa sulit
mengerjakannya. Hal ini disebabkan kurangnya kreativitas siswa untuk
menyelesaikan soal serta cara belajar siswa yang kurang baik”.
Banyaknya siswa yang tidak mampu menyelesaikan soal dikarenakan
proses pembelajaran yang kurang bermakna sehingga menyebabkan rendahnya
kemampuan siswa memecahkan masalah. Dengan demikian, tugas guru bukan
sekedar mengajarkan ilmu semata kepada siswa, tetapi membantu siswa belajar.
Tekanan pembelajarannya harus pada aktivitas siswa untuk belajar, aktif secara
mental maupun fisik.
Banyak manfaat yang akan diperoleh dari belajar matematika. Baik itu
untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk dasar ilmu-ilmu lainnya. Salah satu
cara yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah
dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching. Model Quantum
Teaching lebih menekankan pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas,
interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Quantum
teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik,menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum,menyampaikan isi, dan
memudahkan proses belajar.

7

Menurut Deporter (2010 : 37) bahwa : “model Quantum teaching hampir
sama dengan sebuah simfoni. Jika Anda menonton sebuah simfoni, ada banyak
unsur yang menjadi faktor pengalaman musik anda. Kita dapat membagi unsurunsur tersebut menjadi dua kategori : konteks dan isi”.
Quantum Teaching adalah pembelajaran yang memadukan antara berbagai
sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang mempengaruhi proses
dan pemahaman pemecahan masalah siswa. Lingkungan belajar yang nyaman dan
menyenangkan serta munculnya emosi positif sebagai keterlibatan otak dapat
menciptakan sebuah interaksi yang baik dalam proses belajar yang akhirnya dapat
menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang sehingga akan
memberikan kepercayaan diri untuk mencetuskan ide-ide kreatif atau gagasan dari
hasil pemikirannya. Deporter ( 2010 : 31) mengungkapkan bahwa : “Quantum
Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Dan
Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang
memaksimalkan momen belajar.”
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul : “Upaya meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Quantum
Teaching pada siswa kelas X SMK Swasta Al-Bukhary Rantauprapat Tahun
Ajaran 2014/2015 ”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Matematika masih dianggap sulit bagi siswa
2. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
3. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas masih terpusat pada guru.
4. Siswa kurang mampu menerjemahkan persoalan atau masalah kehidupan
sehari-hari kedalam model matematika.

8

1.3. Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
peneliti membatasi masalah yang akan dikaji agar hasil penelitian ini dapat lebih
terarah dan jelas. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada
penerapan model pembelajaran Quantum Teaching untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi barisan dan deret
di SMK Swasta Al-Bukhary Rantauprapat.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah yang di kemukakan di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan
dalam penelitian ini adalah : “Apakah model pembelajaran Quantum Teaching
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada
materi barisan dan deret di SMK Swasta Al-Bukhary Rantauprapat?”
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang akan diteliti, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada materi barisan dan deret dengan menerapkan model
quantum teaching pada siswa kelas X SMK Swasta Al-Bukhary Rantauprapat
Tahun Ajaran 2014/2015.
1.6. Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berguna terhadap
peningkatan kualitas pendidikan, terutama bagi :
1. Bagi Pihak sekolah sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam
rangka perbaikan kualitas pembelajaran termasuk dalam meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah pada siswa.
2. Bagi Guru matematika khususnya untuk menambah variasi model
pembelajaran. Penelitian ini diharapkan mampu memperluas wawasan dan
pengetahuan guru mengenai model pembelajaran Quantum teaching
sebagai pembelajaran alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah pada siswa.

9

3. Bagi Siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
pada siswa terutama dalam menyelesaikan permasalahan matematika.
4. Bagi Peneliti sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan
pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching dalam
menjalankan tugas sebagai pengajar kelak dan dapat menjadi referensi
bagi penelitian selanjunya yang lebih baik.
1.7. Defenisi Operasional
Penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa Dengan Menerapkan Model Quantum Teaching Pada
Siswa Kelas X SMK Swasta Al-Bukhary Rantauprapat Tahun Ajaran 2014 / 2015.
Istilah -istilah yang memerlukan penjelasan adalah sebagai berikut:
1. Model pembelajran Quantum Teaching terdiri dari dua kata “Quantum”
dan “Teaching”.Kata Quantum dipinjam dari dunia ilmu fisika yang berarti
interaksi yang mengubah energy menjadi cahaya.Sedangkan Teaching
yang dalam bahasa Indonesia berarti

mengajarkan.sehingga didapat

pengertian Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam – macam
interaksi menjadi cahaya yang terjadi dalam kegiatan belajar.
2. Pemecahan masalah sebagai proses inti dan utama dalam kurikulum
matematika,berarti pembelajaran pemecahan masalah lebih mengutamakan
proses strategi yang dilakukan siswa dalam menyelesaikannya daripada
hanya sekedar hasil.Sehingga keterampilan proses

dan strategi dalam

memecahkan masalah tersebut menjadi kemampuan dasar dalam belajar
matematika.Langkah kerja pemecahan masalah menurut Polya adalah :




Pemahaman Pada masalah



Melaksanakan rencana penyelesaian



Membuat rencana pemecahan masalah

Meninjau kembali solusi yang didapatkan

84

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah berdasarkan
analisis data,diperoleh bahwa pemecahan masalah matematika siswa mengalami
peningkatan dari tes awal, siklus I dan siklus II.Hal ini dari peningkatan rata-rata
pemecahan masalah matematika siswa dari tes awal, siklus I, dan siklus II, yakni
dari 44,97 dengan tingkat kemampuan sangat rendah di tes awal menjadi 66,63
dengan tingkat kemampun rendah di siklus I dan menjadi 83,89 dengan tingkat
kemampuan tinggi di siklus II.Berdasarkan analisis penelitian diperoleh bahwa
dengan menerapkan model Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada materi barisan dan deret di kelas X
SMK Swasta Al-Bukhary Rantauprapat.
5.2. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah:
1. Kepada guru, khususnya guru matematika, menggunakan model pembelajaran
Quantum Teaching ini dapat menjadi salah satu alternative untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, khususnya
materi barisan dan deret.
2. Disarankan kepada guru untuk menggunakan metode pebelajaran diskusi
karena dapat meningkatkan kemampuan social anak dalam berdiskusi dan
bertanya, salah satu pertimbangan yang penting adalah pembentukan
kelompok yang dapat membantu siswa dalam penyelesaian kemampuan
pemecahan masalah dan membuat suatu media agar siswa tertarik untuk
belajar.
3. Kepada siswa SMK Swasta Al-Bukhary disarankan lebih berani dalam
menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh
perangkat pembelajaran sebagai acuan, dan siswa akan lebih efektif karena
guru lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran.

84

85

4. Kepada peneliti selanjutnya agar hasil dan prangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran Quantum Teaching
materi barisan dan deret dan materi yang lain dan dapat dikembangkan untuk
penelitian selanjutnya.

86

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2010),PendidikanBagiAnakBerkesulitanBelajar,
Cipta, Jakarta.

Rineka

Arikunto, S., dkk., (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
DePorter,Bobbi. dkk, (2010), Quantum TeachingOrchestrating Student Success,
Terjemahan Ary Nilandari , Penerbit Mizan Pustaka, Bandung.
Djamarah, S.B., dan Aswin Z, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
Hudojo,

H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika,Universitas Negeri Malang (UM PRESS), Malang.

Kunandar, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, PT.RAJAGRAFINDO PERSADA,
Jakarta
Penilaian kemampuan pengetahuan siswa menggunakan skala 1–4
(kelipatan0.33).http://PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanRepubli
kIndonesia Nomor 81A Tahun 2013. com/ (diakses 22Septemeber 2014)
Purwanto, (2011), EVALUASI HASIL BELAJAR, Penerbit Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Sardiman, A.M (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar ,
Rajagrafindo, Jakarta.

PT

Soejono, (2009), Peranan Psikologi Dalam Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta,
Jakarta.
Somarno, dkk (2003), Perbandingan Sistem Komunikasi, Universitas Terbuka,
Jakarta.
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit
RinekaCipta, Jakarta.
Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D), Penerbit Alfabeta, Bandung.
Suherman, dkk. (2010). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Penerbit
Universitas Terbuka: Jakarta.

87

Sumarno, (2003). Model Pembelajaran Generatif. Jakarta : Rineka Cipta
Sutawidjaja, dkk., (1998), Pendidikan Matematika III, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Jakarta.
Suprijono, dkk, (2009), Strategi Pembelajaran, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA KEUANGAN BERDASARKAN MODEL POLYA SISWA SMK NEGERI 6 JEMBER

0 37 19

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MELALUI MODEL SSCS DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS VIII SKRIPSI

8 111 483

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PBL DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII

7 60 285

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA

3 63 422

View of PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LAPS-HEURISTIC DIKELAS X SMAN 2 BATANG ANAI

0 0 12

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN 7E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

0 0 16

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP PLUS AL-AMANAH BOJONEGORO

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI KPK DAN FPB MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS IV SD N SALATIGA 09 KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 20162017

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI 1 SENTOLO KULON PROGO

0 0 10

PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL RECIPROCAL TEACHING DI SMP SWASTA AL-WASHLIYAH 8 MEDAN TAHUN AJARAN 20172018

1 2 203