Korupsi OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN PEMBERITAAN PERSIDANGAN KASUS KORUPSI PENGADAAN BUKU AJAR SLEMAN 2004 DI SURAT KABAR HARIAN JOGJA.

37 BAB II OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN

A. Korupsi

Dari segi semantik, korupsi berasal dari bahasa Inggris, yaitu corrupt, yang berasal dari perpaduan dua kata dalam bahasa latin yaitu com yang berarti bersama-sama dan rumpere yang berarti pecah atau jebol. Istilah korupsi juga bisa dinyatakan sebagai suatu perbuatan tidak jujur atau penyelewengan yang dilakukan karena adanya suatu pemberian. sumber dari: http:www.transparansi.or.id?pilih=lihataboutcorruptionid=3 , 17 Juni 2009. Secara hukum pengertian korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi. sumber dari: http:www.transparansi.or.id?pilih=lihataboutcorruptionid=3 , 17 Juni 2009. Suatu tindakan dapat dikategorikan sebagai tindak korupsi jika mengandung unsur-unsur berikut: 1. adanya pelaku atau beberapa orang pelaku; 2. adanya tindakan yang melanggar norma-norma yang berlaku, baik aspek moralagama, etika, ataupun aspek hukum; 3. adanya unsur merugikan keuangan atau kekayaan negara atau masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung; 4. adanya unsur memperoleh keuntungan pribadi atau kelompokgolongan tertentu Said Suhendra, 2002:99. Tindak korupsi bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri. Perilaku korupsi menyangkut berbagai hal yang sifatnya kompleks. Faktor-faktor penyebabnya bisa dari internal pelaku-pelaku korupsi, tetapi bisa juga bisa berasal dari situasi 38 lingkungan yang kondusif bagi seseorang untuk melakukan korupsi. Berikut ini adalah aspek-aspek penyebab seseorang berbuat Korupsi: http:www.transparansi.or.id?pilih=lihataboutcorruptionid=4, 17 Juni 2009 Menurut Dr. Sarlito W. Sarwono, ada dua aspek penyebab korupsi dalam http:www.transparansi.or.id?pilih=lihataboutcorruptionid=4 , yang diakses pada 17 Juni 2009 yakni: a. Dorongan dari dalam diri sendiri keinginan, hasrat, kehendak dan sebagainya, b. Rangsangan dari luar dorongan teman-teman, adanya kesempatan, kurang kontrol dan sebagainya Dr. Andi Hamzah dalam disertasinya yang terdapat pada website http:www.transparansi.or.id?pilih=lihataboutcorruptionid=4 , yang diakses pada 17 Juni 2009 menyebutkan beberapa penyebab korupsi, yakni: a. Kurangnya gaji pegawai negeri dibandingkan dengan kebutuhan yang makin meningkat, b. Latar belakang kebudayaan atau kultur Indonesia yang merupakan sumber atau sebab meluasnya korupsi, c. Manajemen yang kurang baik dan kontrol yang kurang efektif dan efisien, yang memberikan peluang orang untuk korupsi, d. Modernisasi pengembangbiakan korupsi Analisa yang lebih detil lagi tentang penyebab korupsi diutarakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP dalam bukunya berjudul Strategi Pemberantasan Korupsi dalam website mengenai korupsi: 39 http:www.transparansi.or.id?pilih=lihataboutcorruptionid=4 , yang diakses pada 17 Juni 2009 antara lain: 1. Aspek Individu Pelaku a. Sifat tamak b. Moral yang kurang kuat c. Penghasilan yang kurang mencukupi d. Kebutuhan hidup yang mendesak e. Gaya hidup yang konsumtif f. Malas atau tidak mau kerja g. Ajaran agama yang kurang diterapkan 2. Aspek Organisasi a. Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan b. Tidak adanya kultur organisasi yang benar c. Sistem akuntabilitas yang benar di instansi pemerintah yang kurang memadai d. Kelemahan sistem pengendalian manajemen e. Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam organisasi 3. Aspek tempat individu dan organisasi berada a. Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi Korupsi bisa ditimbulkan oleh budaya masyarakat. Misalnya, masyarakat menghargai seseorang karena kekayaan yang dimilikinya. Sikap ini seringkali membuat masyarakat tidak kritis pada kondisi, misalnya dari mana kekayaan itu didapatkan. 40 b. Masyarakat kurang menyadari sebagai korban utama korupsi Masyarakat masih kurang menyadari bila yang paling dirugikan dalam korupsi itu masyarakat. Anggapan masyarakat umum yang rugi oleh korupsi itu adalah negara. Padahal bila negara rugi, yang rugi adalah masyarakat juga karena proses anggaran pembangunan bisa berkurang karena dikorupsi. c. Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi Setiap korupsi pasti melibatkan anggota masyarakat. Hal ini kurang disadari oleh masyarakat sendiri. Bahkan seringkali masyarakat sudah terbiasa terlibat pada kegiatan korupsi sehari-hari dengan cara-cara terbuka namun tidak disadari. d. Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dan diberantas bila masyarakat ikut aktif. Pada umumnya masyarakat berpandangan masalah korupsi itu tanggung jawab pemerintah. Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi itu bisa diberantas hanya bila masyarakat ikut melakukannya. e. Aspek peraturan perundang-undangan korupsi mudah timbul karena adanya kelemahan di dalam peraturan perundang-undangan yang dapat mencakup adanya peraturan yang monopolistik yang hanya menguntungkan kroni penguasa, kualitas peraturan yang kurang memadai, peraturan yang kurang disosialisasikan, sangsi yang terlalu ringan, penerapan sangsi yang tidak konsisten dan 41 pandang bulu, serta lemahnya bidang evaluasi dan revisi peraturan perundang-undangan.

B. Kasus Korupsi Buku Ajar Sleman

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI PEREMPUAN DALAM BERITA KASUS ANGELINA SONDAKH (KORUPSI WISMA ATLET) PADA SURAT KABAR HARIAN TRIBUN JOGJA DAN HARIAN JOGJA

0 3 137

PROFIL SURAT KABAR HARIAN JOGJA STUDI KASUS KOLOM PROFIL BELIA PADA SURAT KABAR HARIAN JOGJA (Upaya Surat Kabar Harian Jogja dalam Memberikan Semangat kepada Anak-anak melalui Kolom Profil Belia).

1 11 9

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN HIV AIDS DALAM PEMBERITAAN SURAT KABAR (KOMPAS, SUARA MERDEKA, DAN HARIAN JOGJA) PERIODE 1 & 2 DESEMBER 2012.

11 189 16

DESKRIPSI OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN KOMPETISI SURAT KABAR LOKAL BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN BIRO IKLAN PADA LAYANAN JASA MEDIA SURAT KABAR (Kompetisi Kedaulatan Rakyat, Radar Jogja, Bernas Jogja, Kompas Jogja, Harian Jogja Berdasarkan Perhitungan Super

0 3 41

PENDAHULUAN RELOKASI PASAR NGASEM DALAM SURAT KABAR (Analisis Framing Pemberitaan Relokasi Pasar Ngasem Dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Surat Kabar Harian Jogja).

0 2 25

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN RELOKASI PASAR NGASEM DALAM SURAT KABAR (Analisis Framing Pemberitaan Relokasi Pasar Ngasem Dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Surat Kabar Harian Jogja).

0 3 11

KESIMPULAN DAN SARAN RELOKASI PASAR NGASEM DALAM SURAT KABAR (Analisis Framing Pemberitaan Relokasi Pasar Ngasem Dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Surat Kabar Harian Jogja).

0 2 88

PEMBERITAAN PERSIDANGAN KASUS KORUPSI PENGADAAN BUKU AJAR SLEMAN 2004 DI SURAT KABAR HARIAN JOGJA PEMBERITAAN PERSIDANGAN KASUS KORUPSI PENGADAAN BUKU AJAR SLEMAN 2004 DI SURAT KABAR HARIAN JOGJA.

0 2 16

PENDAHULUAN PEMBERITAAN PERSIDANGAN KASUS KORUPSI PENGADAAN BUKU AJAR SLEMAN 2004 DI SURAT KABAR HARIAN JOGJA.

0 5 36

PENUTUP PEMBERITAAN PERSIDANGAN KASUS KORUPSI PENGADAAN BUKU AJAR SLEMAN 2004 DI SURAT KABAR HARIAN JOGJA.

0 2 29