Sistem upacara keagamaan yang berhubungan dengan dunia gaib Suatu umat yang menganut religi.

9 muslim. Kutipan di atas tergambar bahwa Ayyas mengalami getaran jiwa ketika melakukan shalat matanya berkaca-kaca karena mendapatkan dan merasa kenyamanan yang ada di dalam dirinya . 3.4.2 Sistem kepercayaan atau bayangan-bayangan manusia tentang bentuk dunia, alam, alam gaib, hidup, maut, dan sebagainya. Sistem kepercayaan dalam suatu religi itu mengandung banyangan orang akan wujudnya dunia gaib, ialah tentang wujud dewa-dewa theogoni, makhluk-makhluk halus, kekuatan sakti, tentang apakah yang terjadi dengan manusia yang sudah mati, tentang wujud dunia dan akhirat, dan sering kali tentang terjadinya dan wujud bumi dan alam semesta Koentjaraningrat, 1990:230. “Ayyas dicekam ketakutan sekaligus kesedihan. Ia takut kalau shalat Subuhnya yang dilakukan tidak pada waktunya samasekali tidak diterima oleh Allah Ta‟ala. Jika shalatnya tidak diterima Allah, bagaimana nasibnya kelak di akhirat? Ia selalu ingat, shalat adalah amal kebajikan pertama sekali yang kelak akan dihitung oleh Allah. Nabi Muhammad Saw . Menjelaskan, jika shalat seorang hamba dinilai baik oleh Allah, maka baiklah seluruh amal perbuatannya, dan jika shalatnya dinilai buruk oleh Allah, maka buruklah seluruh amal perbuatannya.” Bumi Cinta, 2010:186 Dalam kutipan di atas Shalat Subuh merupakan salah satu simbol umat muslim dalam melakukan ibadah shalat wajib lima waktu. Shalat subuh juga menjadi simbol karena umat muslim sangat mendirikan shalat Subuh tersebut. Shalat subuh menjadi istimewa karena sering sekali umat islam melewatkan shalat subuh karena terlelap tidur. Demikian Ayyas juga takut karena tidak melaksanakan shalat subuh sesuai waktunya.

3.4.3 Sistem upacara keagamaan yang berhubungan dengan dunia gaib

berdasarkan sistem kepercayaan tersebut. Kelakuan keagamaan yang dilaksanakan menurut tata kelakuan yang baku disebut upacara keagamaan atau religius ceremonies, atau rites. Tiap upacara keagamaan dapat terbagi ke dalam empat komponen, 1 tempat upacara, 2 saat upacara, 3 benda-benda dan alat-alat upacara, 4 orang-orang yang melakukan dan memimpin upacara Koentjaraningrat, 1990:241. “Di moskwa benar-benar ada masjid. Dan yang ada di hadapanya adalah masjid yang cukup indah. Bangunan berwarna biru toska, kubah bulat, menara runcing dengan ujung bulan sabit. Itulah masjid agung bagi umat Islam di kota Moskwa. Masjid paling besar di antara lima masjid. Orang-orang menyebutnya Moskovsky Soborni Mechet atau Masjid Agung Moskwa .” Bumi Cinta, 2010:108 10 Berdasarkan kutipan novel di atas, masjid merupakan simbol rumah ibadah yang dimiliki umat manusia. Kubah bulat juga termasuk salah satu simbol yang selalu dimiliki oleh masjid. Keduanya merupakan simbol keagungan rumah Allah yang selalu indah untuk dipandang dan didatangi.

3.3.4 Suatu umat yang menganut religi.

Mengenai umat yang menganut agama atau religi, adalah sub-unsur mengenai umat yang menganut agama atau religi yang bersangkutan. Secara khusus sub-unsur itu meliputi misalnya soal-soal pengikut sesuatu agama, hubungannya satu dengan yang lain, hubungannya dengan para pemimpin agama, baik dalam saat adanya upacara keagamaan maupun dalam kehidupan sehari-hari; dan meliputi soal-soal seperti organisasi dari para umat, kewajiban, serta hak-hak para warganya Koentjoroningrat, 1990:378-379. “Manusia harus mengerjakan shalat, puasa, membayar zakat, shadaqah dan itu bukan suatu keinginan. Tapi kewajiban dan tuntutan yang diajarkan agama .” Bumi Cinta, 2010:336-337 Shalat, puasa, membayar zakat, shadaqah merupakan simbol umat islam. Keempatnya merupakan simbol keutuhan ketakwaan umat islam kepada Allah. Menyempurnakan iman yang dimiliki di dalam jiwa masing-masing makhluknya.

3.5 Implementasi Nilai Religius Novel Bumi Cinta pada Pembelajaran Sastra

Dokumen yang terkait

Aspek Religius dalam Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy: Tinjauan Semiotik

0 5 12

ASPEK RELIGI PADA NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY: TINJAUAN SEMIOTIK SERTA IMPLEMENTASINYA Aspek Religi Pada Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy: Tinjauan Semiotik Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di SMA.

0 9 12

PENDAHULUAN Aspek Religi Pada Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy: Tinjauan Semiotik Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di SMA.

0 4 7

DAFTAR PUSTAKA Aspek Religi Pada Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy: Tinjauan Semiotik Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di SMA.

0 3 4

ASPEK MORAL DALAM TOKOH NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY TINJAUAN: PSIKOLOGI SASTRA Aspek Moral Dalam Tokoh Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy Tinjauan: Psikologi Sastra.

0 2 12

ASPEK MORAL DALAM TOKOH NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY TINJAUAN: PSIKOLOGI SASTRA Aspek Moral Dalam Tokoh Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy Tinjauan: Psikologi Sastra.

0 2 15

MAKNA RELIGI NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY: Makna Religi Novel Ketika Cinta Bertasbih Karya Habiburrahman El Shirazy: Analisis Semiotik Dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di Madrasah Aliyah.

0 0 13

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH AYYAS DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY: ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH AYYAS DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

0 1 12

ASPEK RELIGIUS DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY: TINJAUAN Aspek Religius Dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy Kajian Semiotik.

0 6 11

BAB 1 PENDAHULUAN Aspek Religius Dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy Kajian Semiotik.

2 5 19