Bahan Pengisi Filler Air Laut Karet sol

3. Aspal emulsi, adalah suatu jenis aspal yang terdiri dari aspal keras, air, dan bahan pengemulsi dimana pada suhu normal dan tekanan normal berbentuk cair.

2.4. Bahan Pengisi Filler

Menurut Departemen Pekerjaan Umum pada Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton Laston Untuk Jalan Raya, SKBI-2.4.26.1987, bahan pengisi filler adalah bahan berbutir halus yang lolos ayakan No.30 dimana persentase berat butir yang lolos ayakan No.200 minimal 65.

2.5. Air Laut

Menurut Wikipedia 2010 Air laut adalah air yang berasal dari laut atau samudera yang memiliki kadar garam rata-rata 3,5, artinya dalam 1 liter air laut terdapat 35 gram garam. Perbedaan utama antara air laut dan air tawar adalah, adanya kandungan garam dalam air laut, sedangkan pada air tawar tidak mengandung garam.

2.6. Karet sol

Menurut Artikata 2012 Sol diartikan sebagai koloid yang memiliki fase cair kontinyu yang solid dan tersuspensi dalam cairan. Sol merupakan Campuran cairan kolid dengan cairan, larutankoloid cair, atau suspensi. Menurut Leather Safety Shoes 2012 PU Polyurethane adalah senyawa yang terdiri dari banyak gelembung udara kecil untuk memberikan penyerapan kejutan yang tidak ada duanya dan daya tahan. PU Sol banyak diproduksi karena kekautan ikatan yang tinggi, pegangan yang sangat baik dan tahan terhadap air. Menurut Malcom 2001 dalam Karya Ilmiah Universitas Sumatra Utara, Karet merupakan politerpena yang disintesis secara alami melalui polimerisasi enzimatik isopentilpirofosfat. Unit ulangnya adalah sama sebagaimana 1,4- poliisoprena. Dimana isoprena merupakan produk degradasi utama karet. Bentuk utama dari karet alam, yang terdiri dari 97 cis-1,4-isoprena, dikenal sebagai Hevea Rubber. Hampir semua karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari 32-35 karet dan sekitar 5 senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein, sterol ester dan garam. Lateks biasa dikonversikan ke karet busa dengan aerasi mekanik yang diikuti oleh vulkanisasi. Menurut Stichting 1983 dalam Karya Ilmiah Universitas Sumatra Utara 2010, untuk melindungi barang dari karet terhadap oksidasi, maka hamper selalu ditambahkan antioksidan. Antioksidan-antioksidan ini dibagi menjadi dua golongan: 1. Yang menyebabkan perubahan warna dari barang karet. Ini hanya dapat dipakai dalam campuran yang berwarna tua atau hitam 2. Yang tidak menyebabkan perubahan warna dan dapat dipakai untuk barang yang berwarna muda atau putih Sifat-sifat karet alam warnanya agak kecoklat-coklatan, tembus cahaya atau setengah tembus cahaya, dengan berat jenis 0,91-093. Sifat mekaniknya tergantung pada derajat vulkanisasi, sehingga dapat dihasilkan banyak jenis sampai jenis yang kaku seperti ebonite. Temperatur penggunaan yang paling tinggi sekitar 99 o C, melunak pada 130 o C dan terurai sekitar 200 o C. Sifat kimianya jelek terhadap ketahanan minyak dan ketahanan pelarut. Zat tersebut dapat larut dalam hidrokarbon, ester asam asetat, dan sebagainya. Karet yang kenyal agar mudah didegradasi oleh sinar UV dan ozon. Menurut Marthan 1998 dalam Karya Ilmiah Universitas Sumatra Utara 2010, sol sepatu adalah permukaan sepatu yang langsung bersentuhan dengan lantai. Sol biasanya tercetak terpisah atau mempunyai rancangan yang dibuat oleh sebuah calendar. Sol sepatu merupakan salah satu faktor penentu kualitas sepatu. Sol sepatu boots dibuat dari kompon keras hard sol. Umumnya, sepatu boots dibuat dengan warna dasar hitam. Karena itu pembuatan sol sepatu boots digunakan bahan yang sifatnya keras dan bahan pengisi dari hitam arang. Syarat utama yang harus dimiliki oleh sol adalah ketahanan, kelenturan, kekerasan, daya tarik, kondisi penyimpanan serta bagian atas sol yang melekat Dalam pembuatan sol sepatu kompon merupakan campuran karet mentah dengan beberapa bahan kimia ZnO, St acid, chemisil, paraffinic oil, TiO2, SP, sulfur, MBTS, DPG,DEG, CaCO3 yang terlebih dahulu diramu dengan mencampurkannya menggunakan open mill atau banburi untuk mendapatkan kompon karet yang siap divulkanisasi. Kedalam kompon ditambahkan bahan pengisi dengan tujuan untuk meningkatkan sifat mekanik, memperbaiki karakteristik pengolahan dan menurunkan biaya. Menurut Profil Industri Kecil 1986 dalam Karya Ilmiah Universitas Sumatra Utara 2010, penggunaan sol karet di Indonesia ini sangat besar, dari data hasil survei potensi industri alas kaki, diperkirakan 50 dari konsumsi sol di Indonesia adalah sol karet. Menurut SBP Board Of Consultants and Engineers 1987 dalam Karya Ilmiah Universitas Sumatra Utara, Sebenarnya formula sol sepatu sangat bervariasi, tergantung pada kualitas dan karakteristik tertentu yang perlu dipertimbangkan tetapi umunya formula dasarnya tertera pada Tabel 2.1. : Tabel 2.1. Formula Kompon Sol Sepatu Secara Umum Bahan-bahan: Kompon: Karet alam 50 sampai 100 ZnO 3 sampai 5 Asam lemak 0,5 sampai 2,5 Antioksidan 0 sampai 1 Bahan-bahan : Kompon : Belerang sulfur 2 sampai 4 Pigmen pewarna 80 sampai 200 Resin atau Oli 5 sampai 30 Pencepat 0,5 sampai 1,5 2.7. Pengaruh Kehadiran Air Pada Perkerasan Jalan 2.7.1.