Perbandingan Fungsi Pengawas Notaris Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang Nomor 30

Perbandingan Fungsi Pengawas Notaris Sebelum Dan Sesudah Berlakunya
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004
( Suatu Penelitian Di Kota Medan )
Sri Endang Erlitna. S
Program Studi Magister Kenotariatan
Program Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Kehidupan Perekonomian dan sosial budaya yang semakin berkembang dalam
masyarakat, memegang peranan yang penting terhadap berkembangnya jasa Notaris bagi
masyarakat yang membutuhkan pelayanan akan produk-produk akta dari Notaris. Notaris sebagai
pejabat umum satu-satunya yang berwenang dalam pembuatan akta yang bersifat otentik
merupakan lembaga kepercayaan dari masyarakat yang tidak boleh terlepas dari rambu-rambu
peraturannya, yaitu Undangundang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (dahulu
Peraturan Jabatan Notaris yang termuat dalam ordonantie staatblad 1860 Nomor 3). Notaris
dalam menjalankan jabatan dan tugasnya sebagai pejabat umum harus memiliki rasa tanggung
jawab terhadap Negara dan masyarakat meskipun Notaris bukanlah Pegawai Negeri. Sebagai
pejabat umum, dalam melaksanakan tugasnya Notaris juga harus diawasi agar tidak menyimpang
dari peraturan perundang-undangan yang berlaku baginya dan juga harus mampu bertanggung
jawab dalam pembuatan suatu akta otentik yang berlaku bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Pengawasan yang dilakukan terhadap Notaris pada saat berlakunya Peraturan Jabatan Notaris

berada pada Hakim Pengawas yang ditunjuk oleh Pengadilan Negeri untuk melakukan
pengawasan terhadap segala perbuatan dan tingkah laku dari Notaris. Akan tetapi untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas dari Notaris sebagai pejabat umum maka dikeluarkanlah
suatu peraturan baru yang berlaku bagi Notaris, yaitu Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004.
Dengan berlakunya Undang-undang tersebut maka kewenangan Pengadilan Negeri sebagai
pengawas Notaris dalam menjalankan tugasnya bcrakhir yang kemudian digantikan olch
Pengawas yang discbut Majelis Pengawas. Sehubungan dengan hal itu maka timbul permasalahan
bagaimana pengawas melakukan pengawasan bagi Notaris dalam pelaksanaan tugasnya sebelum
berlakunya Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004, dan Apakah manfaat pengawasan bagi
Notaris dalam melaksanakan tugasnya serta bagaimana paradigma pengawasan sesudah
berlakunya Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004.
Untuk menjawab permasalahan tersebut dilakukan penelitian yang bersifat deskriptif
dengan analisis. Lokasi Peneltian di Kota Medan dan responden ditetapkan steara purposive yaitu
21 orang Notaris dan 1 orang Hakim pada Pengadilan Negeri Medan sebagai Narasumber. Data
yang dipcroleh melalui kepustakaan dan lapangan yaitu dengan cara mewawancarai sejumlah
orang yang terkait.
Hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa pengawasan sebelum berlakunya Undangundang nomor 30 Tahun 2004 adalah dilakukan oleh Pengadilan Negeri yaitu Hakim Pengawas
dan sistem pengawasan yang dilakukan adalah bersifat preventif dan represif Pengawasan yang
dilakukan oleh Hakim Pengawas selama ini dirasakan manfaatnya oleh Notaris akan tetapi
pengawasan yang dilakukan belum sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum memenuhi

sasaran yang dikehendaki oleh Notaris, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan hakim

1
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara

pengawas akan kebutuhan dari Notaris saat ini dan kemungkinan hal itu dikarenakan hakim
pengawas tidak atau kurang mengerti akan perbuatan Notaris khususnya terhadap pembuatan akta
yang bersifat otentik, sehingga pengawasan yang dirasakan sebelum berlakunya Undang-undang
Nomor 30 Tahun 2004 bahwa pengawas yaitu Hakim pengawas hanya mengawasi Notaris selama
ini sebatas untuk memenuhi peraturan pcrundang-undangan yang berlaku bagi Pengawas Notaris.
Dengan kurang efektifnya pengawasan yang dilakukan oleh Hakim Pengawas pada Pengadilan
Negeri maka demi peningkatan kualitas dan kuantitas dari Notaris dalam menjalankan tugasnya
maka dikeluarkanlah Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004, tentang Jabatan Notaris, yang mana
dengan berlakunya undang-undang ini maka pengawas Notaris bukan lagi dari unsur
pemerintahan saja akan tetapi juga berasal dari unsur organisasi Notaris dan ahli/akademis, yang
disebut Majelis Pengawas dan sifat dari pengawasan yang akan dilakukan adalah secara preventif
dan kuratif sehingga dengan adanya Majelis Pengawas yang dibentuk untuk mengawasi Notaris
dalam menjalankan tugasnya, Notaris mampu melaksanakan tugas dan jabatannya secara
professional.
Kata Kunci:


Perbandingan Fungsi Pengawasan Notaris
Sebelurn dan sesudah berlakunya Undang-undang
Nomor 30 Tahun 2004
Majelis Pengawas

2
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara