Sistem Pemerintahan Kekuriaan Pada Masyarakat Mandailing Dan Prospeknya Bagi Penyelenggaraan...

SISTEM PEMERINTAHAN KEKURIAAN PADA
MASYARAKAT MANDAILING DAN PROSPEKNYA BAGI
PENYELENGGARAAN OYONOMI PEMERINTAHAN DESA
(Studi : Di Desa Pidoli Dolok dan Desa Tamiang)

TESIS
Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Program Pascasarjana (S-2) di
Universitas Sumatera Utara

Oleh :

AFIFA RANGKUTI
992105104 / ILMU HUKUM

KOMSENTRASI HUKUM TATA NEGARA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2002
Afifa Rangkuti : Sistem Pemerintahan Kekuriaan Pada Masyarakat Mandailing Dan Prospeknya…, 2002
USU Repository © 2007


INTISARI
SISTEM PEMERINTAHAN KEKURIAAN PADA MASYARAKAT
MANDAILING DAN BAGI PENYELENGGARAAN
OTONOMI PEMERINTAHAN DESA
( Studi : Desa Pidoli Dolok dan Desa Tamiang )
Afifa Rangkuti*
Prof. DR. H.M. Solly Lubis, SH**
Prof. Muhammad Abduh, SH**
Prof. Hj. Rehngna Purba, SH. MS**
Penyeragaman pemerintahan desa berdasarkan UU No.5 tahun 1979 pada
mulanya untuk memudahkan pembinaan. Namun akibat penyeragaman justru
menimbulkan dampak negatif bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
desa. Dihapusnya UU No. 5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, diberlakukannya
UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Secara eksplisit UU No. 22 tahun
1999 ini mengakui serta menghormati hak asal-usul daerah/desa disesuaikan dengan
sosial kultur dan hukum adat setempat, UU ini memberikan peluang bagi daerah/desa
yang masih kuat akar budayanya untuk kembali ke sistem pemerintahan yang sudah ada
terlebih dahulu sepanjang masih relevan dan exsis untuk penyelenggaraan pemerintahan
desa saat ini . Sehingga pengaturan mengenai pemerintahan desa adalah

keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan
masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pemerintahan
Kekuriaan pada masyarakat Mandailing, untuk mengetahui exsistensi serta nilai positip
sistem pemerintahan Kekuriaan terhadap pelaksanaan/penyelenggaraan otonomi
pemerintahan desa, untuk mengetahui aspek-aspek mana dari sistem pemerintahan
Kekurain yang dapat dikembangkan untuk pemerintahan dan pembangunan desa dalam
rangka pelaksanaan UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Desa dan PP No. 76
tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa.

Penelitian ini di Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal Propinsi Sumatera
Utara, merupakan penelitian normative yang bersifat kualitatif dengan pendekatan histories
(sejarah). Penelitian Lapangan dilakukan wawancara dengan anak Kuria, tokoh-tokoh adat
yang memang mengetahui tentang system Pemerintahan Kuriaan serta cara-cara Kuria
memerintah di Mandailing. Sehingga respnden tidak diperlukan. Data dikumpulkan dengan
menggunakan metode wawancara secara langsung pada informan-informan. Pengumpulan
data digunakan empat langkah yaitu inventarisasi, identifikasi, klasifikasi, generalisasi.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara induktif.

*
**


FAkultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan
Guru Besar Program Pascasarjana dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara, Medan

Afifa Rangkuti : Sistem Pemerintahan Kekuriaan Pada Masyarakat Mandailing Dan Prospeknya…, 2002
USU Repository © 2007

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemerintahan Kekuriaan sudah tertata
dengan baik dari aspek pemerintahan, aspek hukum, aspek ekonomi, aspek sosial budaya
dan sejak dulu telah menunjukkan nuasa demokratisasi dalam sistem pemerintahan di
huta/desa. Existensi dari sistem pemerintahan Kekuriaan saat ini memang sudah tidak
dipedomani, namun nilai-nilai positif dari sistem pemerintahan Kekuriaan terhadap
pelaksanaan/penyelenggaraan otonomi pemerintahan dsa dari aspek pemerintahan
Lembaga Kerapatan Adat Sopo Godang merupakan lembaga pemerintahan di Mandailing
yang dinilai akomodatif karena keberhasilan lembaga ini mernerbitkan peraturan
/kebijakan (policy) di huta/ desa. Dari aspek hukum bahwa mekanisme penyelesaian
sengketa diutamakan secara ADR (Alternatif Dispute Resolution). Dari aspek ekonomi
bahawa sifat kegotong-royangan dalam membangun ekonomi rakyat sangat diutamakan.
Aspek social budaya sampai saat ini di masyarakat Mandailing masih patuh kepada

budaya/kebiasaan yang berlaku di daerah setempat.
Untuk pembentukan peraturan perundang-undang khususnya tentang pemerintahan
desa, hendaknya memperhatikan system budaya (culture) masyarakat yang masih kental
adapt istiadatnya. Lembaga yang masih relevan keberadaannya hendaknya dihidupkan
kembali dan juga pengetua adapt yang eksistensinya masih diakui, untuk mendorong
pemerintahan dan pembangunan desa agar masyarakat tumbuh kearah kemajuan yang
dinamis.

Kata Kunci

:

- Sistem
- Pemerintahan
- Kekuriaan
- Masyarakat Mandailing

Afifa Rangkuti : Sistem Pemerintahan Kekuriaan Pada Masyarakat Mandailing Dan Prospeknya…, 2002
USU Repository © 2007


ABSTRACT
KEKURIAAN GOVERMENT SYSTEM AT MANDALING SOCIETY
AND ITS PROSPECT FOR THE INPLEMENTATION
OF RURAL AUTONOMY GOVERMENT
(Study : At Pidoli Dolok Village and Tamiang Village)
Afifa Rangkuti*
Prof. DR.H.M Sony Lubis, SM.**
Prof Muhammad Abduh., SH**
Prof. Hj.Rehngena Purba, SH.MS**
Initially, the uniformity of rural government based on Constitution Number 5 of
1979 is for the sake of facilitating its maintenance. As the result of its uniformity, it
caused negative effect for the implementation of government and rural.
Development The elimination of Constitution Number 5 of 1979 regarding rural
government, and the forming of Constitution Number 22 of 1999 about regional
governmental, Constitution -Number 22 or 1999 acknowledges and appreciates
explicitly the right of village derivative and adjusted with social cultural and local law
tradition. This constitution gives chance for those strong villages with us cultural t o
return for the previous rule as long as it has relevance and exist for the
implementation of the present governmental. The regulation about rural government is
such as miscellanous, participation, original participation, democratization, and. so ciety

empowerment. The objective of this research is to know Keku riaan governmental
system at Mandailing society, to know its existence and positive value of Kekuriaan
governmental system toward the implementation of rural governmental autonomy, to
know the aspects of Kekuriaan which can be developed for rural d ev elop ment in
the implementatio n of Constitution Numb er 22 of 1999 and. Government
Regulation Number 76 of 2001 about General Manual of Village Control.
This research is carried out at regional II Mandailing Natal, North Sumatera
Province and as normative qualitative research with historical approach. On this
research, it is required those informants recognizing about Kekuriaan Governmental system
and its Kuria way to govern in Mandailing. In this case, the respondents are not
required anymore. The data is collected is using direct interview method on the informants. F o ur
s t e p s i n c o lle c t io n d a t a a r e i m p l e m e n t e d , n a m e l y i n v e n t a r i z a t i o n ,
i d e n t i f i c a t i o n , classification, generalization. Then, the data is analyzed inductively.
The result of research shows that Kekuriaan governmental system has been well
coordinated seeing from governmental aspect, law aspect, economy aspect, and

* Law Faculty of North Sumatera University, Medan
** The Lectures at Master Program and Law Faculty of North Sumatera University, Medan

Afifa Rangkuti : Sistem Pemerintahan Kekuriaan Pada Masyarakat Mandailing Dan Prospeknya…, 2002

USU Repository © 2007

social cultural aspect. In addition, since the previous time, Pie democratization
manner has been shown in rural governmental. Actually, tile existence or Kekuriaan
governmental system is not used as guidelines anymore at the present time, but its
positive value from Kekuriaan toward the implementation or rural autonomy from
governmental aspects that Lembaga Kerapatan Adat Sopo Godang is as the
governmental institution in Mandailing. This institution is considered accommodative;
since this institution is succeed in publishing the policy at village. Seeing from law
aspect, it is such that the dispute solution mechanism is through Alternative Dispute
Resolution (ADR), from economy aspect, it is seen that working togetherness in
building so ciety economical is as first priority . Fo r so cial cultural asp ect. The
Mandailing society is still loyal to the prevailed local social cultural.
In order to form the regulation, particularly about rural government, strong
social-culture of local society must be considered. Those institutions which have
important relevance should be upgraded and also that public figure of tradition with
high reputation for supporting the village development for directing the society into
more dynamical progress.

Keywords:


-

System
Government
Kekuriaan
Mandailing Society

Afifa Rangkuti : Sistem Pemerintahan Kekuriaan Pada Masyarakat Mandailing Dan Prospeknya…, 2002
USU Repository © 2007