Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 3.4 Pengaturan dengan tahanan seri pada jangkar dan medan shunt Dengan mengatur tahanan variabel untuk medan shunt
1
R serta pada jangkar
2
R diatas, maka pengaturan kecepatan dapat dilakukan.
BAB IV PENGATURAN KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN
SERI DENGAN MENGGUNAKAN RHEOSTAT
IV.1 Umum
Pengaturan kecepatan motor arus searah dengan metode pengaturan tahanan seri pada jangkar dan medan shunt merupakan kombinasi dari tahanan
luar yang dihubungkan secara seri terhadap jangkar dan medan shunt. Pengaturan kecepatan yang dibahas dalam hal ini yakni pengaturan
kecepatan motor DC dengan pengaturan tahanan seri pada medan shunt, pengaturan tahanan seri pada jangkar serta pengaturan tahanan seri pada jangkar
dan pada medan shunt.
Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.
USU Repository © 2009
R
sh
+ -
Ra I
s
I
a
I
sh
I
L
V
t
Ea Rs
R
1
IV.2 Pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan seri untuk pengaturan tahanan seri pada medan shunt.
Gambar rangkaiannya sbb :
Gambar 4.1 Pengaturan dengan tahanan seri pada medan shunt Maka berlaku persamaan :
1
R R
Vt I
sh sh
+ =
ampere…………………………………………………..4. 1
sh L
a
I I
I −
= ampere
1
R R
I Vt
sh sh
+ =
volt Rs
Ra Ia
Vt Ea
+ −
= volt.......................................................................4. 2
Maka :
1
Rs Ra
Ia R
R I
Ea
sh sh
+ −
+ =
volt
1
Rs Ra
Ia R
R Ia
I Ea
sh L
+ −
+ −
=
volt
1 1
Rs Ra
Ia R
R Ia
R R
I Ea
sh sh
L
+ −
+ −
+ =
volt
} {
1 1
Rs Ra
R R
Ia R
R I
Ea
sh sh
L
+ +
+ −
+ =
volt
1 1
Rs Ra
R R
Ia R
R I
Ea
sh sh
L
+ +
+ −
+ =
volt
] [
. .
1
Rs Ra
R R
Ia R
R I
n C
sh sh
L
+ +
+ −
+ =
φ volt
Sehingga : ]
[ .
1
1 1
Rs Ra
R R
Ia R
R I
C n
sh sh
L
+ +
+ −
+ =
φ rpm ………………………4. 3
Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.
USU Repository © 2009
R
sh
+ -
Ra I
s
I
a
I
sh
I
L
V
t
Ea Rs
R
2
Artinya : Dengan penambahan R
1
akan merubah putaran motor n karena fluks φ akan berubah maka pengaturan kecepatan dapat dilakukan di
laboratorium.
IV.3 Pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan seri untuk pengaturan tahanan seri pada Jangkar.
Gambar rangkaiannya sbb:
Gambar 4.2 Pengaturan dengan menambah tahanan seri pada jangkar
Maka berlaku persamaan :
sh L
a
I I
I −
= ampere
sh sh
R Vt
I =
ampere……………………………………………………….4. 4
Vt = Ish . Rsh volt
2
R R
R I
Vt E
s a
a a
+ +
− =
volt…………………………………………4. 5 maka :
2
R Rs
Ra Ia
R I
Ea
sh sh
+ +
− =
volt
2
R Rs
Ra Ia
R Ia
I Ea
sh L
+ +
− −
= volt
Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.
USU Repository © 2009
Rsh R
2
Rs R
1
Ia Is
Ish
I
L
V
t
Ea
+ -
Ra
2
R Rs
Ra Ia
R Ia
R I
Ea
sh sh
L
+ +
− −
=
volt
} {
2
R Rs
Ra R
Ia R
I Ea
sh sh
L
+ +
+ −
=
volt
2
R Rs
Ra R
Ia R
I Ea
sh sh
L
+ +
+ −
=
volt
] [
. .
2
R Rs
Ra R
Ia R
I n
C
sh sh
L
+ +
+ −
=
φ volt
Sehingga ]
[ .
1
2
R Rs
Ra R
Ia R
I C
n
sh sh
L
+ +
+ −
= φ
rpm .............................................4. 6 Artinya : Dengan penambahan R
2
akan merubah putaran motor n karena fluks φ akan berubah maka pengaturan kecepatan dapat dilakukan di
laboratorium.
IV.4 Pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan seri untuk pengaturan tahanan seri pada jangkar dan Medan Shunt.
Gambar rangkaiannya sbb:
Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 4.3 Pengaturan dengan tahanan seri pada jangkar dan medan shunt Maka diperoleh persamaan :
sh L
a
I I
I −
= ampere
1
R R
Vt I
sh sh
+ =
ampere.................................................................................4. 7
1
R R
I Vt
sh sh
+ =
2
R Rs
Ra Ia
Vt Ea
+ +
− =
Volt ...............................................................4. 8 maka :
2 1
R Rs
Ra Ia
R R
I Ea
sh sh
+ +
− +
= volt
2 1
R Rs
Ra Ia
R R
Ia I
Ea
sh L
+ +
− +
− =
volt
2 1
1
R Rs
Ra Ia
R R
Ia R
R I
Ea
sh sh
L
+ +
− +
− +
= volt
} {
2 1
1
R Rs
Ra R
R Ia
R R
I Ea
sh sh
L
+ +
+ +
− +
= volt
2 1
1
R Rs
Ra R
R Ia
R R
I Ea
sh sh
L
+ +
+ +
− +
= volt
] [
. .
2 1
R Rs
Ra R
R Ia
R R
I n
C
sh sh
L
+ +
+ +
− +
= φ
volt Sehingga:
] [
. 1
2 1
1
R Rs
Ra R
R Ia
R R
I C
n
sh sh
L
+ +
+ +
− +
= φ
rpm ……………………4. 9 Artinya : Dengan penambahan R
1
dan R
2
akan merubah harga putaran motor n karena fluks
φ berubah maka pengaturan kecepatan dapat dilakukan
dilaboratorium.
Pada metode ini motor arus searah penguatan kompon panjang dapat bekerja dibawah dan diatas kecepatan nominal. Dengan penambahan tahanan R
2
Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.
USU Repository © 2009
pada jangkar untuk kerja diatas kecepatan nominal sedangkan penambahan tahanan R
1
pada medan shunt untuk kerja dibawah kecepatan nominal. Dengan demikian metode ini memberikan pengaturan yang lebih baik dibandingkan
dengan hanya menambah tahanan pada medan shunt.
BAB V ANALISIS PENGATURAN KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH