Studi Karakteristik Massa Air Asal Samudera Pasifik di Perairan Timur Indonesia Pada Bulan November - Desember 1996.

STUDI KARAKTERISTIK MASSA AIR
ASAL SAMUDERA PASIFIK
D I PERAIRAN TIMUR INDONESIA
PADA BULAN NOVEMBER - DESEMBER 1996

Oleh :
Surya Kusbiandany
C 31.0318

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Mernperoleh Gelar Sarjana
Di Fakuitas Perikanan dan Ilrnu Kelautan
Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000

S K R I P S I


ludul

: STUDI KARAKTERISTIK'
MASSA AIR ASAL SAMUDERA
PASIFIK D I PERAIRAN TIMUR INDONESIA PADA BULAN
NOVEMBER - DESEMBER 1996

Narna

: Surya Kusbiandany

Nomor Pokok

: C 31.0318

lurusan/PS

: I l m u dan Teknologi Kelautan


Mengetahui,
I.Komisi Pembirnbing

&
Dr. I r . Mulia Purba. M.Sc
Ketua

-

11. Fakultas
Perikanan dan
.
..
~

Dr. Ir. Richardus Kaswadii, M.Sc

Ketua program Studi

Tanggal Lulus : 18 l u l i 2000


I

Anggota

. . .

.

~

Ada ptasi dari Komik "Une Aventure D'Asterix le Gaulois"
ASTERIX ET LE CHAUDRON by Goscinny and Uderzo

SURYA KUSBIANDANY. C 31.0318. Studi Karakteristik Massa Air Asal
Sarnudera Pasifik Di Perairan Timur Indonesia Pada Bulan November Desernber 1996. Di bawah birnbingan Dr. I r . MULIA PURBA, M.Sc dan

RINGKASAN
Secara geografis perairan Indonesia berbatasan langsung dengan
dua sarnudera besar dunia yaitu Samudera Pasifik dan Samudera. Adanya

pergerakan massa air tersebut rnenyebabkan terciptanya kondisi
oseanografi yang khas pada tiap wilayah laut: di perairan Indonesia,
khususnya di perairan tirnur.
Penelitian mengenai karakteristik massa air ini dilakukan di wilayah
perairan timur Indonesia yang tercakup dalarn wilayah survei ARLINDO
96. Data ARLINDO 96 diperoleh dari pelayaran ARLINDO CIRCULATION
96 di perairan kawasan t i m u r ~ndonesiayang meliputi perairan Selat
Makassar bagian selatan, Laut Flores, Selat Kambing (antara Alor dan
Wetar), Laut Banda, Laut Manui (Banda Utara), Selat Sanana, Laut
Seram, dan Selat Lifomatola. Analisis data dilakukan terhadap sebaran
menegak dan rnelintang suhu dan salinitas, diagram T-S (suhu-salinitas),
diagram T - 0 (suhu-oksigen) dan percarnpuran rnassa air menggunakan
metode perhitungan Mamayev.
Suhu perrnukaan di perairan Selat Makassar (TRl), Laut ~ l o r e s(TR2)
hingga Laut Banda (TR3) bervariasi antara 29.2 "C hingga 31.1 OC.
Sernakin ke arah timur, suhu perairan cenderung rnengalami penurunan.
Di Selat Lifornatola/Laut Buru (TR4) suhu perrnukaan berkisar antara 29.5
OC sarnpai 30.3 dan di perairan Lantasan Alor rnerniliki suhu perrnukaan
sebesar 29.6 OC sarnpai 30.5 'C.
Lapisan termoklin di Selat Makassar berada pada kedalarnan antara

60 m sampai 250 rn dengan terjadi penurunan suhu dari 28.0 OC menjadi
sekitar 12.0 OC pada kedalaman 250 rn. Lapisan termoklin di Laut Flores
terbentuk mulai dari kedalaman 40 rn sampai kedalaman sekitar 250 rn.
Lapisan terrmoklin di Laut Banda berada pada kedalaman 60 rn sarnpai
270 m dengap perubahan suhu rnulai dari 28.0 "C hingga menjadi sekitar
13.0 OC.
Lapisan terrnoklin di ketiga wilayah perairan lintasan utarna Arlindo
ini relatif tidak begitu tebal. Batas atas terrnoklin berada dekat dengan
lapisan perrnukaan laut, bahkan di Laut Flores batas atas termoklinnya

berada pada kedalarnan sekitar 4 0 m . Penurunan suhu pada lapisan
termoklin di ketiga perairan ini dirnulai dari isoterm 2 8 O C hingga isoterrn
1 2 - 13 OC.
Di perairan Selat Lifornatola/Laut Buru dan Lantasan Alor diternukan
pula adanya lapisan terrnoklin, nilai S-rnaks rnassa air subtropik dan Srnin rnassa air ugahari. Di Selat Lifornatola/Laut Buru ditemukan adanya
lapisan terrnoklin pada kedalaman sekitar 40 - 80 rn hingga 250 m
dengan suhu antara 28.0 O C hingga 1 4 OC. Lapisan terrnoklin di Lantasan
Alor berada pada kedalarnan 40 - 60 rn rn hingga 240 rn dengan
perubahan suhu pada l a p i s a n terrnoklin dirnulai pada isoterrn 28 O C
hingga 13 - 1 4 OC.

Di sernua perairan yang diarnati, lapisan subterrnoklin berada di bawah lapisan terrnoklin. Pada lapisan sub-terrnoklin
ini penurunan suhu perairan relatif berlangsung lambat.
Salinitas permukaan di wilayah perairan Selat Makassar dan di Laut
Flores berkisar antara 33.5 psu sarnpai 34.1' psu dan 33.95 psu sarnpai
34.2 psu. Di Laut Banda, salinitas permukaannya berkisar antara 34.15
psu sarnpai 34.3 psu, lebih tinggi sekitar 0.2 - 0.6 psu dibandingkan
dengan salinitas perrnukaan di Selat Makassar. Salinitas permukaan di
perairan Selat Lifornatola/Laut Buru berkisar antara 33.7 psu sarnpai 34.2
psu. Salinitas perrnukaan di perairan Lantasan Alor berkisar antara 34.0
psu sarnpai 34.3 psu. Dibandingkan perairan lainnya, perairan Selat
Lifornatola/Laut Buru rnernpunyai kisaran salinitas perrnukaan yang relatif
besar, yaitu sebesar 0.7 psu.

-

Keberadaan nilai ekstrirn salinitas (S-rnaks dan S-rnin) lebih jelas
terlihat di Selat Makassar dari pada di Laut Flores. Hal ini karena Selat
Makassar berada relatif lebih dekat dengan jalur rnasuknya rnassa air
.
SamuderaPasifik k e perairan Indonesia.

~

,

Massa air Tirta Upa-Subtropik Pasifik Utara (TSPU) di Selat Makassar
diternukan pada kedalaman antara 100 m sarnpai 250 m (pada p =
24.50). Massa air TSPU ini rnempunyai suhu 17.8 OC sampai 20.1 OC dan
kandungan oksigen terlarut sebesar 3.41 rnl/l sampai 4.04 ml/l. Di Laut
Flores, lapisan S-maks (TSPU) ini di ternukan pada isopiknal yang lebih
besar, yaitu pada at = 25.00 dengan nilai S-rnaks sebesar 34.55 psu
sarnpai 34.61 psu, lebih rendah dibandingkan S-maks Selat Makassar.
Kandungan oksigen terlarut di perairan ini juga lebih rendah dibandingkan
di Selat Makassar, yaitu sebesar 3.13 rnl/l sarnpai 3.50 rnl/l. Di bawah
lapisan inti S-rnaks (TSPU) Selat Makassar, terdapat lapisan inti S-rnin
pada isopiknal antara a, = 26.50 sarnpai at = 27.00. Adanya lapisan

dengan ciri S-min ini menandakan kehadiran massa air Tirta Upa-Ugahari
Pasifik Utara (TUPU) di Selat Makassar. TUPU ditemukan pada kedalaman
antara 275 m sampai 500 m dengan nilai salinitas 34.43 psu sampai
34.48 psu, suhu 9.37 O C sampai 11.08 O C dan kandungan oksigen terlarut

2.7 ml/l sampai 3.4 m i l l .
Lapisan S-min TUPU di Laut Flores berada pada isopiknal lebih dari
0, = 26.50 (kedalaman 300 m sampai 375 m), dengan salinitas berkisar
antara 34.37 psu sampai 34.49 psu. Massa air ini mempunyai suhu
antara 9.37 OC sampai 10.97 O C dan kandungan oksigen terlarut 2.68 ml/l
sampai 2.88 ml/l.
Di perairan Selat Lifomatola (Laut Maluku bagian selatan) ditemukan
S-maks pada ot = 24.50 sampai q = 25.00 dengan nilai salinitas lebih
Lapisan inti S-min yang lemah di perairan Selat
dari 34.75 psu.
Lifomatola masih dapat dikenali pada Q = 27.00 pada kisaran suhu 6 "C
sarnpai 7 O C dengan salinitas sebesar 34.55 psu sampai 34.57 psu.
Kehadiran lapisan S-min di perairan Selat Lifomatola juga diikuti
dengan kehadiran lapisan 0 - m i n pada isoterm yang sama, yaitu 6 OC
sampai 7 O C dengan kandungan oksigen terlarutnya sebesar 2.4 ml/l
sampai 2.5 ml/l. Massa air ini merupakan bagian dari Tirta Dalam Pasifik
Utara (North Pacific Deep Water).
Di Laut Buru, ditemukan lapisan S-maks pada ot = 24.50, bahkan di
beberapa stasiun ditemukan nilai S-maks yang tinggi, yaitu lebih dari
34.6 psu, pada isopiknal ot = 23.00 sampai ot = 25.00 dengan perubahan

salinitas yang kecil atau hampir homogen. Lapisan S-min yang lemah di
Laut Buru diternukan pada ok = 26.00 dengan salinitas sebesar 34.54 psu
sarnpai 34.57 psu.
Lapisan S-maks di perairan Lantasan P.lor ditemukannya pada
isopiknal ot = 23.50 sampai 26.50 dengan kisaran salinitas 34.54 psu
sampai 34.66 psu dan- suhu 13-.5-"C sampai 19.5 O C . -Kisaran yang besar
pada ot dan suhu pada lapisan S-maks ini menandakan ketidakseragaman
massa air yang mengisi perairan Lantasan Alor.
Karakteristik massa air asal Pasifik bagian utara dan selatan di
perairan Laut Banda telah mengalami perubahan besar karena adanya
proses percampuran massa air yang kuat, sehingga bentuk diagram T-S
Laut Banda hampir mendekati garis lurus pada isoterm 6 O C sampai 22 O C .
Pada jalur utama Arlindo yang didominasi oleh massa air dari Pasifik
Utara, di Selat Makassar pada lapisan S-maks TSPU (Tirta Upa Subtropik
Pasifik Utara) diperkirakan bercampur dengan TUPU (Tirta Upa Ugahari

Pasifik Utara) dengan proporsi percampuran sebesar 0.64 TSPU dan 0.36
TUPU. Pada lapisan S-min (ugahari) pada kedalaman 300 m, proporsi
TSPU yang bercampur dengan TUPU masing-masing sebesar 0.16 dan
0.84. Di Laut Flores, proporsi massa air TSPU dan TUPU yang terlibat

dalam proses percampuran di lapisan S-maks (subtropik) pada
ltedalaman 200 m masing-masing sebesar 0.68 dan 0.32. Sedangkan
pada lapisan S-min di kedalaman 300 m, proporsi percampuran TSPU dan
TUPU masing-masing adalah 0.13 dan 0.87.
Pada jalur Arlindo lainnya, yaitu yang melewati Selat Lifomatola/Laut
Buru dan Lantasan Alor, proporsi TUPS (Tirta Upa-Ugahari Pasifik Selatan)
yang bercampur dengan TSPS (Tirta Upa-Subtropik Pasifik Selatan) pada
lapisan S-maks (subtropik) sangat besar, yaitu masing-masing sebesar
0.68 dan 0.78. Lapisan S-min (ugahari) di kedua perairan ini hampir
sebagian besar diisi oleh massa air ugahari (TUPS), sedangkan massa air
subtropik (TSPS) yang bercampur pada lapisan S-min ini hanya sebesar
0.05 sampai 0.07 bagian dari seluruh massa air yang berada di lapisan Smin.

RIWAYAT HIDUP

Penulis
Kalimantan

dilahirkan
Barat


pada

di

Pontianak,
tanggal

17

September 1975 dari pasangan Ayah I d u n
Kusmana dan Ibunda Safnah.

Jenjang

pendidikan dasar penulis dimulai pada
tahun 1982 di SD Negeri 34 Kota Baru
Pontianak Selatan. Pendidikan menengah
dilanjutkan di SMP Negeri 3 Pontianak dan
lulus pada tahun 1991. Pada tahun 1991

- 1994 penulis melajutkan ke jenjang
pendidikan yang

lebih tinggi

di

SMA

Negeri 1 Pontianak.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1994
m e l a l u ~ jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan diterima dl
Fakultas Perikanan dengan bidang keahlian I l m u dan Teknologi Kelautan
(ITK).

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa rnelimpahkan
rahrnat dan karunia-Nya kepada kita semua. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk rneyelesaikan dan mendapatkan gelar sarjana di
Judul penelitian yang
Fakultas Perikanan dan I l m u Kelautan IPB.
dilakukan Penulis adalah STUDI KARAKTERISTIK MASSA AIR ASAL
SAMUDERA PASIFIK D I PERAIRAN TIMUR INDONESIA PADA BULAN
NOVEMBER - DESEMBER 1996.
Pada kesernpatan ini Penulis ingin menyampaikan terima kasih dan
penghargaan sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. I r . Mulia Purba, M.Sc dan Ir. Agus Saleh Atrnadipoera, DESS
selaku dosen pernbimbing atas bimbingan dan bantuannya.
2. Bapak Dr. Ir. John Pariwono, M.Sc dan Dr. Ir. Richardus Kaswadji,
M.Sc selaku dosen penguji.
3. Bapak Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, M.Sc atas bantuannya.
4. Bapak, I b u dan saudaraku Yanti dan Yadi, mas Budi yang tidak hentihentinya rnemberikan bantuan dan do'a kepadaku.
5. Ken Utami atas bantuan, dorongan sernangat dan kasih sayangnya.
6. Rekan-reltan ITK'31, terutarna Uthe, Darmin, Sulchan, Guntur, Ari,
Ade, Ninik, Assad, Ichsan, Indra, Norman, Jirnrni, Danan.9, Agus dan
Chandra serta Suryo Kusurno (thanks Yo').
7. Staf PS ITK (rnbak Yanti, rnbak Indah, Pak Danu dan Mas Luki), Kang
Yayat dan Staf di Akadernik FPIK.
8. Rekan-rekan di Asrarna Mahasiswa Kalimantan Barat Rahadi Oesrnan
~.
Bogor danrekan-rekan-di Salarn dan Cikal- Bernas Computer.
Keterbatasan penulis rnengenai pemahaman yang rnendalarn
mengenai masalah dan fenornena oseanografi di Indonesia menjadikan
skripsi ini rnasih jauh dari yang diharapkan.
Akan tetapi, Penulis
berharap sernoga segala yang ada dalarn skripsi ini dapat digunakan
sebagai masukan untuk memahami lebih lanjut rnengenai kondisi
perairan Indonesia, khususnya dalam bidang ilrnu oseanografi.
'-

Bogor, Juli 2000

Surya Kusbiandany

DAFTAR IS1

Halarnan

...

RINGKASAN .......................................................................... III
RIWAYAT H I D U P .................................................................
vii
KATA PENGANTAR .................................................................viii
DAFTAR I S 1 ...........................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................xi
...
DAFTAR TABEL ......................................................................XIII
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................
xiv
I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang ..............................................................
1
1.2 Tujuan ......................................................................... 3

.

.

-

I 1 TINJAUAN PUSTAKA
2 . 1 Parameter Oseanografi ................................................... 4
2 . 1 . 1 S u h u .................................................................. 4
2.1.2 Salinitas .............................................................. 5
2.1.3 Oksigen Terlarut .................................................
7
2.2 Konsep Massa Air Berdasarkan Diagram T-S (Suhu-Salinitas)
dan Diagram T - 0 (Suhu-Oksigen) ................................... 8
2.3 Sirkulasi Massa Air di Perairan Nusantara ......................... 10
2.4 Massa Air .....................................................................12
2.4.1 Massa Air Samudra Pasifik Utara dan Selatan ...:....... 1 4
2.4.2 Massa Air di Perairan Timur Indonesia ..................... 20
2.5 Tipe Massa Air di Perairan Timur Indonesia ..................:.... 25
2.5.1 Tirta Upa Subtropik (Subtropical Lower Water) ......... 25
2.5.2 Tirta Upa Ugahari (Intermediate Water) .................. 25
.....
2.5.3 Tirta Dalam -(Deep Water) ...;.............;....
.......
26
I11 METODOLOGI
3 . 1 Waktu dan Tempat ........................................................ 27
3.2 Pengukuran Parameter Oseanografi ................................. 27
3.3 Analisis Data ................................................................. 3 1
3.3.1 Sebaran Menegak ............................................. 32
3.3.2 Sebaran Melintang ............................................. 32
3.3.3 Diagram Suhu-Salinitas (Diagram T-S) ................... 32
3.3.4 Diagram Suhu-Oksigen (Diagram T - 0 ) .................... 33
3.3.5 Percarnpuran Massa Air (Mixing) ............................ 33

.

.
.
.
.

.

I V HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Massa Air .............................................

36

..