Semangat Pelayanan Publik Pemer-
3.4. Semangat Pelayanan Publik Pemer-
penampilannya harus profesional sekaligus
intah Daerah
taat hukum, netral, rasional, demokratik, inovatif, mandiri, memiliki integritas
Peran pemerintah daerah sebagai yang tinggi serta menjunjung tinggi etika penyediaan pelayanan (Rowing) berubah
administrasi publik dalam memberikan kepada visi sebagai pengarah, penggerak, pelayanan kepada masyarakat. Hal ini dan fasilitator dalam penyediaan pelayanan sejalan dengan pendapat Santoso (1993), publik. Hal ini ditandai dengan orientasi bahwa model birokrasi yang diinginkan dan peran aktif pemerintah daerah untuk untuk menjawab tantangan sekarang dan mendorong partisipasi masyarakat dalam yang akan datang haruslah mempunyai penyediaan pelayanan publik. Organisasi karakteristik yang ”organis-adaptif,
pemerintah daerah sebagai pembuat humanis, apolitis, netral, berorientasi pada kebijakan, harus membebaskan diri pelayanan (delivery of public service), dan seoptimal mungkin dari kegiatan teknis
mempunyai sifat-sifat seperti dicitrakan operasional. dalam model Hegelian Bureaucracy”.
Organisasi pemerintah daerah yang Peningkatan profesionalisme aparatur bersifat steering memiliki tiga jenis
harus ditunjang dengan integritas pekerjaan utama, yaitu bekerja sebagai yang tinggi, dengan mengupayakan pembuat kebijakan, menyalurkan dan terlembagakannya karakteristik sebagai mengoperasionalkan kepada penyedia berikut: a) mempunyai komitmen yang pelayanan publik, serta mengevaluasi tinggi terhadap perjuangan mencapai cita-
hasilnya. Dengan mengkonsentrasikan diri cita dan tujuan bernegara, b) memiliki pada steering, maka pemerintah daerah
kompetensi yang dipersyaratkan dalam harus mampu memainkan peran sebagai mengemban tugas pengelolaan pelayanan pusat pemikiran. dan kebijakan publik, c) berkemampuan melaksanakan tugas dengan terampil,
Dimensi peran pemerintah daerah kreatif, dan inovatif, d) disiplin dalam dalam penyediaan pelayanan publik
bekerja berdasarkan sifat dan etika secara tidak disadari telah menempatkan profesional, e) memiliki daya tanggap dan usaha pembangunan pada umumnya dan sikap bertanggung gugat (akuntabilitas), pelayanan publik pada khususnya sebagai
f) memiliki derajat otonomi yang penuh milik birokrasi. Dominasi birokrasi ini rasa tanggung jawab dalam membuat dan menciptakan suatu gambaran birokrasi yang melaksanakan berbagai keputusan sesuai serba bisa, dan serba tahu di satu sisi, dan kewenangan, dan g) memaksimalkan masyarakat serba lemah dan bergantung efisiensi, kualitas, dan produktivitas.
pada birokrasi, pada sisi lainnya. Pelayanan publik dalam lingkungan semacam ini
Selain itu perlu pula diperhatikan menimbulkan mentalitas ketergantungan, reward system, baik dalam bentuk gaji yang
bahkan dapat mematikan inisiatif (prakarsa) layak dan adil maupun perkembangan dan kreativitas masyarakat.
JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume V No.I/Juni 2015
Bagi pemerintah daerah hubungan terhadap pelayanan publik semakin tinggi, semacam ini menjadi beban yang sangat berat
karena itu perlu diberikan ruang gerak yang dan menguras sumber daya pada usaha yang
lebih besar dengan kontrol yang memadai tidak produktif. Karena itu, “empowering
antara birokrasi dan masyarakat. Pada rather than service” merupakan semangat simpulan demikian, budaya birokrasi harus yang perlu ditimbulkan di kalangan mampu membangun tumbuhnya budaya aparat pemerintah, karena keberdayaan demokrasi. Melalui penciptaan iklim masyarakat akan mengurangi beban sinergitas yang solid dalam membangun pemerintah daerah pada saat ketersediaan budaya partnership dan deliberatif --dalam sumber-sumber publik semakin langka.
mengambil keputusan kolektif melalui proses diskusi/argumentasi, di antara
Sungguhpun begitu, masyarakat unsur-unsur governance. Hal ini karena
hendaknya tidak hanya dibebani governance, sesungguhnya menukik
kewajiban-kewajiban saja, akan tetapi juga pada mekanisme praktek dan tata cara
diperhatikan akan hak-haknya. Kondisi pemerintah dan warga mengatur sumber
ini, sangat memungkinkan, banyaknya daya yang ada dan memecahkan masalah-
pelayanan publik dalam masyarakat
masalah publik.
yang dapat terpecahkan, karena selain masyarakat memiliki kontrol yang lebih besar, masyarakat juga akan belajar dan
4. Penutup
mampu memahami permasalahannya Revitalisasi birokrasi--dalam pers- secara lebih baik.
pektif demokrasi, dan cara-cara menemukan kembali penataan sistem manajemen publik
Usaha pemberian pelayanan dari dalam mengantisipasi tuntutan untuk
masyarakat tersebut, diharapkan lebih melayani sektor swasta serta rakyat pada
murah dibandingkan dengan usaha umumnya menjadi crucial. Agar demokrasi
profesional. Dengan demikian mendorong menjadi efektif, diperlukan warga yang
daya saing dalam memberikan pelayanan terinformasi dan aktif berpartisipasi dalam
kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan efisiensi, lebih bersikap
governance. Karena itu, dimensi partnership perlu teraktualisasikan, sehingga hubungan
responsif, dan merangsang inovasi dan yang terjadi di antara elemen-elemen
gairah kerja aparat pemerintah daerah. pembangunan mengarah pada pencapaian
Dengan pemberdayaan birokrasi tujuan, melalui komitmen yang tinggi pemerintah daerah dengan memberikan pada penegakkan prinsip kepercayaan, fokus yang lebih besar pada hasil yang kesetaraan dan kemandirian. dicapai, tentunya akan menghilangkan sifat
Kebutuhan mendesak ini menemukan kekakuan gerak dari birokrasi, sekaligus akan
momentumnya manakala globalisasi menekan ekonomi biaya tinggi yang selama
pasar bebas memacu tingkat kompetisi ini menjadi ciri utama kinerja birokrasi.
yang sangat tinggi dari seluruh elemen Sistem penyediaan pelayanan publik yang
kelembagaan negara, khususnya biasanya ditangani melalui mekanisme
pemerintah daerah maupun sektor swasta. administratif menjadi penyediaan pelayanan
Pada tingkat kompetisi yang akan semakin publik yang berdasarkan insentif pasar, yang
terbuka, dorongan untuk mengurangi biaya menumbuhkan kemampuan perubahan
(cost reduction drive), dorongan untuk dan perkembangan ke arah kemajuan.
memenangkan segmen jasa yang tersedia
Terlebih lagi, dewasa ini tuntutan (market drive) manajemen mutu pelayanan
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume V No.I/Juni 2015 JIPSi
semakin strategis dan menjadi variabel perubahan yang lebih kecil membutuhkan penentu dalam memenangkan kompetisi biaya yang lebih bisa dikalkulasi. ini.
Ketiga, posisi kabupaten/kota sebagai unit pemerintahan dasar bisa menjadi
Oleh karenanya, selain secara internal fundamen bagi perubahan pemerintahan
setiap organisasi, perusahaan maupun di level atas (birokrasi nasional). Keempat,
birokrasi pemerintahan daerah dihadapkan dalam kerangka otonomi daerah, selain
kepada keharusan memenuhi perubahan berfungsi unit langsung pelayanan publik,
apresiasi atas kemampuan organisasi letak birokrasi itu juga berjarak lebih dekat
memenuhi tujuan mereka, juga secara dengan profil kebutuhan nyata masyarakat. eksternal akan dihadapkan pada kenyataan yang menghendaki keharusan untuk
Melalui reformasi di level pemerintah melakukan adaptasi.
daerah, diharapkan dapat menghilangkan kesan, bahwa pelayanan publik yang
Langkah-langkah inovatif kemudian diberikan birokrasi pada masyarakat sering menjadi salah satu pilihan yang harus dibuat dengan ukuran apa yang menurut diambil agar setiap elemen internal maupun birokrasi baik dan perlu, bukan kesesuaian eksternal secara sinergis membangun dengan para penggunanya, yakni kebutuhan kemampuan memenangkan persaingan
masyarakat.
dan memberi jaminan pelayanan internal atas tuntutan mendasar yang terus berubah. Dinamika pasar, dinamika global,
Daftar Pustaka
serta tarikan-tarikan kekuatan eksternal, Ali, Eko Maulana. 2012. Kepemimpinan karenanya harus secara taktis diantisipasi
Transformasional dalam Birokrasi dengan cara pro-active bukan bahkan secara
Pemerintahan, Jakarta. relatif. Persoalan yang paling mendasar
Anonim, 2009. Reformasi Birokrasi dalam adalah bagaimana birokrasi pemerintah
Manajemen Pelayanan Publik, Jakarta: daerah mampu menciptakan suatu nilai
CV Eko Jaya.
dan moral untuk melayani bukan dilayani. Beetham, David. 1990. Birokrasi,
Pada akhirnya dapat dikemukakan diterjemahkan Drs Sahat Simamora, bahwa upaya peningkatan pelayanan
Jakarta: PT. Bumi Aksara. kepada masyarakat perlu terus ditingkatkan
Budiman Rusli. 2015. “Peran Sarjana Ilmu melalui pelayanan yang efisien dengan tidak
Administrasi Dalam Praktik Pelayanan mengurangi dan mengubah pola pikir bahwa
Prima Birokrasi Publik”. Orasi ilmiah, birokrasi menjadi lebih komersial. Dengan
Bandung: STIA Bagasasi. profesionalisme aparat dan keberdayaan Caiden, G.E. 1991. Administrative Reform,
birokrasi diharapkan akan mampu melayani dalam Ali Farazmand, Handbook of tuntutan pelayanan sektor publik yang
Comparative and Development Public semakin bermakna.
Administration, New York: Marcel Reformasi birokrasi atau dengan istilah
Dekker, Inc.
lain inovasi kebijakan (best practices) Yuddy Chrisnandi. 2015. ”Panglima pemerintahan, menurut Robert Endi Jaweng
Perubahan”, artikel di harian Pikiran (Kompas, 31/10/2007) lebih tepat dikerjakan
Rakyat, edisi 5 Mei 2015 di level kabupaten/kota. Pertama, pilihan Cooper, J. Philip et. al. 1998. Public bentuk dan prioritas reformasi bisa fleksibel
Administration for the Twenty First menurut variasi kondisi daerah. Kedua, skala
Century, Orlando: Harcourt Brace
JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume V No.I/Juni 2015
College Publishers. Ulbert Silalahi. 1992. “Dimensi Kualitas Dwiyanto, Agus, dkk. 2008. Reformasi
Pelayanan Aparatur Negara dalam Era Birokrasi Publik di Indonesia,
Pembangunan Jangka Panjang Tahap Yogyakarta: Gajah Mada University
II”, Makalah Seminar Sehari Otonomi Pers.
Dati II: Kebijakan dan Pembangunan, Bandung: FISIP Unpar.
Hermawan Sulistiyo. 2009. ”Reformasi Birokrasi Indonesia”, Orasi Ilmiah,
Peraturan Perundang-undangan:
Bandung: STIA Bagasasi. Iskandar, Dadi J. 2006. Birokrasi Indonesia UU RI No 37/2008 tentang Ombusman Kontemporer, Bandung: Alqaprint.
Republik Indonesia.
------------. 2014. Analekta (Bunga Rampai Permenpan No PER/01/M.PAN/01/2007 Tulisan yang Terbit di Media Massa
tentang Pedoman Evaluasi tahun 1991-2014), dokumentasi pribadi.
Pelaksanaan Pengembangan Budaya Kerja Patton, Patricia. 1998. EQ Pelayanan
Pada Instansi Pemerintah. Sepenuh Hati, terjemahan Hermes,