Struktur sekretori tanaman bahan ramuan obat Diabetes

STRUKTUR SEKRETORI TANAMAN BAHAN RAMUAN
OBAT DIABETES
Dorly1)

Kecenderungan masyarakat 1mencari pemecahan terhadap masalah kesehatan
melalui pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tanaman obat sangat
dirasakan belakangan ini. Penggunaan bahan alami sebagai bahan baku obat lebih
disukai karena selain memiliki efek samping yang relatif kecil juga harga yang relatif
murah bila dibandingkan dengan obat sintetik. Tanaman bahan ramuan obat
diabetes yang digunakan dalam penelitian ini belum diidentifikasi secara lengkap
struktur anatominya. Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi tentang
struktur sekretori beberapa tanaman untuk pengobatan diabetes. Studi anatomi
melalui pengamatan mikroskopi dilakukan terhadap bagian tanaman yang
dimanfaatkan sebagai obat diabetes. Untuk organ daun dibuat sediaan berupa irisan
paradermal dan transversal. Sedangkan untuk organ batang, buah dan rimpang
dibuat sedian berupa irisan transversal dan longitudianl. Irisan paradermal dibuat
dalam bentuk sediaan semipermanen mengikuti metode wholemount (Sass, 1951).
Sedangkan irisan transversal dan longitudinal dibuat dengan menggunakan metode
parafin (Johansen, 1940). Dari hasil pengamatan secara mikroskopis terhadap
sediaan irisan daun kiurat, daun sambiloto, daun kumis kucing, daun salam, daun
jambu, batang brotowali, buah lada, dan rimpang jahe yang digunakan untuk

pengobatan diabetes dijumpai beberapa macam tipe struktur sekretori yaitu bulu
kelenjar, sel litosis, rongga/sel minyak, idioblas berisi butir-butir pati, dan sel getah.
Bulu kelenjar dijumpai pada daun tanaman kiurat, sambiloto, dan kumis kucing; sel
litosis terdapat pada daun sambiloto; rongga/sel minyak dijumpai pada daun salam,
daun jambu, buah lada, dan rimpang jahe; idioblas berisi butir-butir pati terdapat
pada batang brotowali, buah lada dan rimpang jahe; dan sel getah dijumpai pada
batang brotowali.

1)Ketua

Peneliti (Staf Pengajar Departemen Biologi,FMIPA-IPB)

Tustin

63

(Pheidole

STRUKTUR SEKRETORI TANAMAN BAHAN RAMUAN OBAT DIABETES


brevjps
Ckll.)
W
6e8rdsley 3W.
Hydmmthylnon
Fenoxycarb

6ighedd

ABSTRACT
Entomobgy, University
1.
Enomol. 8x1):
~i
Sosromarsono, D.
B.
Suryobroto.
putih (Hemiptera
Pseudococc~dae)
tanaman buah-bwhan

Bogor
sehrnya. F m . P f I
Bogor. Peranan
Entomdogi dalam Pengendalian Hama

Ramah
Cabang Bogor.

1.5.

-

of

Anatomical structure of medicinal plank which are used in diabetic therapy is not yet completely identified. This
research was conducted to study the structure of their secretory tissues. Observation of anatomical structure of leave was
done by making paradermal and transversal sections, while observation of anatomical structure of stern, fruib, and rhizomes
were perfomed by making transversal sections. Microscopic observation found several types of secretory structure in plant
organs observed. Glandular hairs were found in kiurat (Planfago mayor L. ) leaves, sambiloto (Andropraphis paniculata
(6urm.f) Wallich ex Nees) leaves, and kurnis kucing (Orthosiphonaristafus (Blume) Miq.) leaves; littrocysts cells were found in

sambiloto leaves; oil cavity/cells were found in salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) leaves, jambu (Psidurn guajava
L.) leaves, lada (Piper nigwm 1.) fruib, and jahe (Zingikr officinaleRoscoe) rhizomes; idioblast cells which contained starch
grains were found in brotowali Tinospora crispa (1.)Miers) sterns, lada fruits, and jahe rhizomes; and latex cells were found
in brotowali stems.
Keywords r grandular hairs, lythocyst ceI4 idioblast cell, diabetic, medicinal plant

Effect

In,

SECRETORY STRUCTURE I N DIABETES MEDICINAL PLANTS

lmidence
Hort. (ISHS)

PreActa

0
J


Sca!e

Wallingford.

ABSTRAK
Tanaman bahan ramuan obat diabetes yang
digunakan dalam penetitian ini belum diidentifikasi secara
lengkap struktur anatominya. Penelitian ini bertujuan
mengamati struktur jaringan sekretori bebetapa tanaman
yang digunakan sebagai obat diabetes. Untuk organ daun
dibuat sediaan berupa irisan paradermal dan lransversal,
sedangkan untuk organ batang, buah dan rirnpang dibuat
sedian berupa irisan transversal. Dari hasil pengamatan
secara mikroskopis pada sediaan ir~sanbahan tanaman
vang digunakan sebagai obat diabetes dijurnpai beberapa
macam tipe struktur jaringan sekretori. Bulu kelenjar
dijumpai pada daun tanaman kiurat (#antago mayor L.),
sambi loto (Andrographis paniculata (6um.f) Wallich ex
Nees), dan kurnis kucing ( W o s i p h o n aristatus (Bl ume)
Miq.); sel litosis terdapat pada daun sambiloto; ronggalsel

minyak dijumpai pada daun salam (Syzygium polyanthum
(Wight) Walp.), daun jambu biji (Psidium guajava L.), buah
lada (Piper nigrum L.), dan rirnpang jahe (Zingikr
o#cinaIe Roscoe); idioblas berisi butir-butir pati terdapat
pada batang brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers), buah
lada dan rimpang jahe; dan sel getah dijumpai pada batang
brotowali.

Kata kunci bulu kelenjar, sel litosis, sel idioblas, diabetes,
tanaman obat

PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara
yang mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi.
Staf Pengajar Departemen B ~ o l o qFMlPA
~
IPB

Di sini tumbuh sek~tar 10% spesies tanaman
berbunga yang met~puti 30.000 spesies tumbuhan

darat. Diduga 25% dari tumbuhan tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku obat (Dardjatun
et a/., 2001).

Penggunaan tumbuhan sebagai bahan obat
alami terus meningkat, ha1
didorong oleh bebera~a
faktor, yaitu efek sarnpinq dari senyawa slntetik yang
dikhawatirkan kurang- baik bagi kesehatan; harga
obat sintetik yang cukup mahal sehingga perlu adanya
alternatif untuk pemeliharaan kesehatan dengan
harga yang murah; peningkatan penelit~an yang
berhubungan dengan peningkatan mutu
dan
keamanan produk obat a tami sehingga kepercayaan
masyarakat sernakin meningkat; promosi dan
informasi yang baik sehingga mampu meningkatkan
pengetahuan rnasyarakat tentang kekayaan dan
manfaat produk obat alami.
Saat in1 telah banyak ilmuwan yang rneneliti

khasiat turnbuhan obat disettai dengan identif~kasi
dan isolasi senyawa bahan aktif yang memiliki
aktivitas biologis. Contohnya adalah ditemukannya
katarant~n, polipeptida P, dan alkalo!d dari pare
(Momordtca charantla) yang rnemiliki aktivitas
hipoglikemik (menurunkan kadar glukosa dalarn
darah) yang berperan dalam pengobatan diabetes
rnellitus (Rafi, 2003). Potensi ini bila dikelola dengan
baik dan terarah tidak saja akan mampu secara
langsung meningkatkan mu tu kesehatan masyarakat

J.II. Pert-lndon.Vol. 1 l ( 1 ) .2006

kita tetapi juga a kan meningkatkan perekonomian
bangsa melalui penghernatan devisa dengan cara
mengurangi
impor
bahan
obt-obatan
dan

menlngkatkan ekspor bahan dan produk obat alami.
Penelitian ini bertujuan menggali informasi
tentang struktur sekretori dari organ tanaman yang
digunakan untuk bahan ramuan obat diabetes.

BAHAN DAN METOOE
Bahan
Sampel tanaman obat yang digunakan pada
penelitian ini diperoleh dari Kebun Koleksi Tanaman
Obat Pusat Penelitian Biofarmaka, Darmaga.
Tanaman yang diamati adalah bahan rarnuan
obat diabetes yang terdiri atas beberapa tanaman
obat, yaitu
Daun Sarnbiloto (Andropraphis
paniculata (8urm.f.) Wallich ex Nees), Daun Kumis
kucing (Orthosiphon anstatus (Blume) Miq.),
Batang Brotowali ( tinospora crispa (L.) Miers),
Buah Lada (Piper nigrunl L.), Rimpang Jahe Merah
(Z,i
ofictnale Roscoe), Daun Salam (Syzygium

pulyanthum (wight) Walp.), Daun Kiurat (Plantago
mayorL.), dan Daun liambu Biji (Psidiurn guajava L.).

Identifikasi Struktur Sekretor
Studi anatomi melalui pengamatan mikroskopi
dllakukan
terhadap
bagian
tanaman
yang
dlmanfaatkan sebagai obat diabetes. Untuk organ
daun dibuat sediaan berupa irisan paradermal dan
transversal, sedangkan untuk organ batang, buah,
dan rimpang dibuat sediaan berupa irisan transversal
dan longitudinal. Sampel tanaman untuk sediaan
irisan paradermal difiksasi dalam etanol 70 ?/o,
sedangkan sampel untuk irisan transversal dan
longitudinal difiksasi dalam larutan FAA (etanol 70% :
asam asetat glasial : formaldehid 37 4'0 = 90 : 5 : 5 ) .
Irisan paradermal dibuat dalam bentuk

sedlaan semipermanen dengan pewarnaan safranln
1% mengikcrtl metode wholemount (Sass, 1951)
yang d~modlhkas~.Irisan transversal dan longitudinal
dibuat dengan menggunakan rrietode parafin
(Johansen, 1940).
'

Struktur sekretori pada
masing-masing
tanaman sampel diamati letak, tipe, bentuk, ukuran,
dan kerapatannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

prn

11rn

Ilm
Tanaman Kiurat (Plantago major L . )

sis~

Irisan Paradermal Daun

dlbandlng
terkalt
slsi

Pada kedua permukaan perrnukaan daun
dijumpai bulu kelenjar dan stomata. Bulu kelenjar
tersusun atas 2 sel kepala yang berbentuk jorong
dengan 1 sel tangkai. Kerapatan bulu kelenjar pada
kedua permukaan daun dljumpai relatlf sama, yatu
4/mm2 hingga 111 mm2 pada sisi atas daun dan
5/mrn2 hingga 9/mm2 pada sisl atas daun. Ukuran
kepala kelenlar dan sel tangkai pada kedua
permukaan daun juga relatif sarna seperti halnya
kerapatan bulu. Panjang kepala kelenjar dan sel
tangkai pada permukaan atas daun masing-masing
adalah 23 hingga 48 rim dan 13 hingga 25 pm,
sedangkan panjang kepala dan sel tangkai pada
permukaan bawah daun berturut-turut yaitu 28
hingga 50 pm dan 15 htngga 25 um.
Irisan Transversal Daun
Jaringan palisade terdiri dari 2 sarnpal 3 lapis
sel berbentuk tubula. Jaringan bunga karang terdlri
dari beberapa laprs sel yang tersusun jarang dengan
ruang-ruang antar sel. Dari hasil pengamatan pada
sediaan irisan daun kiurat dijumpai struktur sekretorl
berupa rambut kelen~ar.

3:

dam.

5151

IE
di
berub

atas

sel
atas

27/mmz t
mm'.

?

rendah
D~ameter

bai

masing-rnas~ng
pm,
3/mm2pada
atas

hing

Daun

Irisan

palrsade
atas
lsampai lap~ssel.
sel
banyak

salah
laringan

1

longgar

tanaman
banyak

sebz

Hingga saat in1 belum ada lnformasi yang
rneiaporkan tentang kandungan senyawa yang di
sekresikan oleh rambut kelenjar pada daun kiurat.
Daun kiurat berkhasiat untuk pengobatan penyakit
diabetes karena memiliki efek farmakologl diuretik
(Purwakusumah, 2003) dan astringensia (Depkes,
1977). Kandungan bahan aktif dalam daun kiurat
telah diteliti, yaitu antara lain glikosida, asam srtrat
invertin, dan tan~n(Depkes, 1977).

farmakologi
rnc
glukosa
Nuratmr et a/. ,1996). Kadar
andrcgrafolid d~jumpai
lni
unsur
asam
kalium memiliki
diabetes

Tanaman Sambiloto {Andrographis paniculata
(Burm.f.) Walllch ex Nees.)

mikroskr
iri!

Irisan Paradermal Daun
Pada kedua permukaan daun d~~urnpal
sel
fitosis yang berisi sistolit, bulu kelenjar yang tersusun
atas 4 sel kepala yang membulat dengan 1 sel
pangkal berukuran pendek dan bulu non kelenjar tlpe
uniseriat yang terdiri dari 2 sampai 3 sel. Set litosis
berbentuk bu!at telur atau jorong dan umumnya
berukuran lebih besar dari sel-sel epidermis. Ukuran
sel litosit pada permukaan atas daun dijumpai lebih
besar dibanding pada permukaan bawah daun, yaitu :

sel

d~lumpai
sistol~t

Tanaman
(Blume) Miq.)

Kucing (Orthosiphon

Daun

Irisan

keler:

permukaa
bull
pendek,

ten

ue6uap Jesaq uelnlnlaq y eAu!lu !s!Jaq ua6!s!l
e66uo1 !eduinl!p Gue~eye6unq ue6u!~etuep apes!led
ue6u!1e[ unsnAuad 13s-(asu a u e !a 'unep yeMeq
!s!s !p 6ue~ey e6unq unsnAuad \as s!del edcl~aqaq
uep unep sele ~sls!p apes!led /as s!del @np !edures
rips
ue6uap jelseyq ~ e ~ s ~ueles
a q unea

- c ~ ~ ~ /ledlues
o g s , u r w / ~n$eA
~~
166~13
6ueA ueqede~ayue6uap (yiyse!p ad^ eAulunlun)
j ~ ! s e uep
! ~ y!g!sowoue ad!g eqeluo~5~ e d e p ~ aunep
j
y eMeq ue@yn u a d eped uey 6uepas 'ejeuols !edlunC!p
yepR unep s q e ueeynwad s!cu~ap!da @ped

.!jsed ue6uap
!nyejayp lunlaq lnqaslaq ~etualayntnq yajo !sa~yas!p
6ueA PMPAu~s uebunpuey unlueu '~elny!lnyqns
6uen~wqep unqu!yal 6ueA ! ~ ! qyeAu!lu
e
!saAyasualu
e6np!p ~eCua(aynlng p~eluataynlnq ad!] ule3ew
enp nyeA ' l ~ o ~ a ~ ymlynJls
as
ehuepe !edurnr!p 6upny
s!luny unep uesp! eped s!doyso~y~lu
uejecue6uad I!sey
!Aeg '(0002 ' e l ~ l ~ e j o p uu!uodes
~)
ems j oj~sw
I eAuepe
166~13
6ueA 1 uo! ue6unpu~yue6uap yeyJaq e6np!p
JnqasAaj yaj3 ysnuecu uep ueMay d e p e y ~ a~~r neped
yj~sodI!sey ueyyaqluatu !6oloyelure4 ya43 'y!laJn!p
!fioloye~ule~
yaja !y!l!uaul 6u12ny s!luny unea
.(eAajeloy ad!yaq uflep
6uelnl unsnAuad ynlnqwad seyJag .un@pyemeq !s!s
!p 6ueiey e6unq las s!del ede~aqaquep unep seje !s!s
!p eAuyejal 6ueA ap@s!(ed(as s!del enp !edlues npr;
ue6uap le!siq!q jej!sJaq Gu13ny s!wny unea

'(,luw/o~ e66urq ,wcu/z) unep sew u~eyncu~ad
eped Bu!pueq!p !66u14 yqal !edlunbp (,utw/g~
~ 6 6 ~ ,ulu/g)
14
unep y m e q !s!seped nlnq u e ~ e d e ~ a y
unureu 'unep qeMeq ISIS eped WTI 05 e66u14 5b
uep unep seje !s!s eped lull 85 e66uly sb ny@Aewes
gjelal !edwnr!p unep ueeyncu~adenp ay eped ! e y 6 u ~ ~
!as
ue6uap ejeday las
eAunwn n~!eA enp-ay
6ueA ad11 ~elualaynlnq JaIawe!p uemy n -(tuu/b?
'-1~11) unep sew ueeynu~ad~ p 6u1pueq1p
~ d
!edlunhp (,LUUJ/LI e66u1y L ~ w / ~
ulad eped ~dualaynlnq ue~ede~a]
.ePqJW
delay unweu luri OE e66uy FZ
n~!eAelups uwnynJaq unep u~eyncuiadenp ay eped
eweyad ad!g ~elualaynlnq Aajaure!a -1ey6uejlas riles
ue6uap (eledaq las eAuwnun) eleday (as 9 e66u1y
- I

-

c !.iep !d!plal GueA ~eCualaynlnq uep 'qapuad py6uej
las

naps ue6uap !dey6ual!p eleday /as enp ue6uap

JeCualay nlnq n~leA:ad!g enp !Aep ! J I ~ J ~~raCua(a8
I
nlna
xnpp ueeeynu~ad!s!s enp ay ~p !edunC!p ejeulols
eyas ~erualay uou uep ~elualay ad!^ nlng

ny~h
yeMeq ueeynw~ad
6u!pueq!
yiqal !edunhp
seje ueeynlu~ad
I!
uemy n .s!u~ap!dalas-las !Aep m a q 4!qal
eAuunun
6uo~olneje Inla1 plnq qn:
s!so$l la5 -[as E Iedues 2 !dep !.r!pJaj 6ueA 1
ad!q ~etualayuou
yapuad uelnynmq 1
la5 5 ue6uap lelnqwaur GueA eteday las
unsns~al6ueA JeCualay nlnq '~!yols!s
rs!Jaq 6ue
las !edwnirp
ueeynu~ad enpay

*166u!g6ueA ue~ede~ay
ue6uap Iiaau!ur
ure~e6-ure~e66unpue6uau eAuwnun 6ueA ylo~s!s
!s!Jaq s!so~!llas edn~aqI J O J ~as
J ~ mlynJIs !edunl~p
unep ues!Jj eped 'ojol!quJes unep eped !edurnl!p
6ueA s!doyso~y!u ue1eue6uad [!spy ue6uap !ensas
1 6 6 ~6ueA
~
teJau!w ue6unpuey ' ( ~ 0 0 ' ~
o]ue!~e~
9 e~utadeld)sa]aqe!p ej!~apuadeped y!laAn!p !e6eqas
!6oloyew~e4y a p !y!l!waur uln!ley Jnsun qeuay u e s e
uep lun!sjey 'wn!~jeu'lun!ley !padas leJau!ru Jnsun
-Ansun 6unpue6uau yeAueq !u! e~eAuaS .o]ol!ques
unep urelep !p 166~13 !edunl~p p!la~e~6ojpue
P M P ~ U ~ ue6unpu~y
S
lepen '(9661' ye J J Iwlemhl
IOOOZ
'ew~e4opu1) qelep urerep esoynl6 Jepey
ueyunlnuaw n$eA y!uay1160dlqIq!sjaq !6oloyelu~ej
yaja uey y nlunua~uojol!qlues utlep yerjsy3 '(9661
'9e~oAlaS3 nAeqe1) !l!laj!p y eAueq yela1 sajaqe!p
geqo 1e6eqas o~ol!ques uelueuea le\seyn
.eJepn e66uo~!edlun!!p yeAueq
e66ulyas ~ ~ 6 6 ~
unsnsAal
0 1
6ueA 13s s!de( ede~aqaq
! ~ @!A!plal
p
6ueley e6unq ue6u!~e['13ss!dq ! e d w e s ~
seje unsnwaq apes!l~due6u!~e[ .unep seje !s!s nq!eA
!s!s nqes yeles !p !@dunC!p eAuey apes!led U P ~ U I A
euadey le!sej!q qej!sJaq olopqlues unea

wnep y e m q ueeynw~adeped z
~ e66u!4
~
~ J L L Iuep
/ P unep s e p ueeynur~adeped,wru/~ e66u!y
,UJUJ~eAuuqede~ayuey6uepas 'luli OE e66u!y sz uep
' C U ) ~ s~@66u!y
0~ : nl!eA 6u!se~-6u!sewunep qemeq
uep sele ueeynur~ad eped ~eCuala~
nlnq lajawe!a
.unep yemeq ueeynullad eped 6uipueq1pyepual y!qal
ueqed~~ay
ue6uap Jesaq 4!qal uelnynlaq !edwn!!p
unep seje u ~ e y n l u ~ a eped
d
~erualay nlng .,luur
/g+ e66u1y ,UU/LZ unep yeMeq lsrs eped u~y6uepas
',ur~u/zs e66u!y ,urw/6~ unep sele ISIS eped
s~soyijas ue~ede~ay
-InqasJalunep qemeq rs!s eped
) pay ueJnynAaq 6ueA ysol!~las uemyn urzbuap geyml
IUI ley uep unep seie ueeynuad eped Gu!pueq~p
i 6 6 u 1 ~y!qal j!gelaJ !edlunl!p unep yeMeq ueeynw~ad
eped s!soy~ las uelede~an wnep yeMeq ISIS
eped w7-i SE e66u!y oz x wll 8 ~ 1266~14
1
0b uep unep
seIe !s!s eped urlf EE e66u1y 52: x lull O S e66u1q
~
op

( ' s a a ~ y q e M (':
ejqn3!ued s!yde~60~puv)
olol!qur g uel

' ( ~ ~ 'saydaa)
61
u!uW UeP '
JeAys Lupse 'ep!soy46 u!el elewe ny PA '!g!lal!
leJn!y
welep j!jye ueyeq ue6unpuen
'sa~daa) e!sua6u!~pe uep (~002'qeunsn)
y lgaln!p !6ojoyeurej yap !y!t!uratu euaJey s
11yeAuad ue~eqobuadyngun $e!seqyJaq JeJn!:
.JPJ~!~
~elualayjnqured qalo
!p 6ueh e ~ e A u a s ue6unpuey 6 u q u a ~U P ~
6ueA !SPWJO~U! tunlaq !u! lees e66u!~

.~elualayjnqwed
~ ~ o q a ~Jnlyngs
y
!edwnT!p je.rn!y unPp ues!~!
utljeue6uad l!seq !lea 'las JRue 6uen.
tlebuap 6ue~efunsnval 6ueA l a s!del d w a q
!A!pJaj 6 u e ~ ~e6unq
y
u ~ 6 u ! ~ e*elnqnl
[
qnyaq
s!dq E !edwes !lep !J!pJal apes!led u e h ! ~ e r

~ ~

unm 1-RIJ

r
uep ul-r 0s
8; n#eA ~ n ~ n l - l n ~ n y unrzp
aq
qeMeq uee:
!ey6uel las
elday Guelued u q
sz e66u14 ET
urd 8+ e66u!q €2
~
6u!sei1~-6u!seu1
ueeynuuad
las u@p ~e[ua(ayeleday 6utZ@ed -nlnq ue:
eAuley !wadas ewes jljela e h [
uee
enpay ~ p e d !ey6ue~ ps
~erualay
uelnyn unep s a e !s!s eped ,urur/6 e66u!y
sew !s!s
,wu /IT e66u!y
nyeA 'euos j!gela !edurnr!p
uepynwd
~ejualay
ugdera] . ! q 6 u ~
ys I
6uolot ynquaqlaq 6ueA elday las 2 sele u
~ejualay nlnfi 'ejeuols
detualay nlnq !&
ueeynwlad u e ~ y n w denpay leped
.urri

/

~

sz e66uy sf

UnW l w P J P d

(.i
~ofew
o6pJuw))tun!)( uel

NVSVWVB

UVO 1ISVW

J.II. Pert.lndon. Vol. 11(1). 2006

diameter 28 prn sampai 93 prn. Rongga minyak
tersebut menyebar secara aca k dengan kerapatan
33/mm2 hingga 54/mm2.

Tanaman
Miers)

Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L.1

Irisan Paradermal Daun
Pada permukaan sisi bawah daun dijumpai
banyak stomata dan bulu tipe non kelenjar,
sedangkan pada permukaan sisi atas daun dijumpai
bulu non kelenjar tetapi tidak ditemukan stomata.

In-

TransversalDaun

Jaringan epidermis pada permukaan atas dan
bawah daun terdiri dari satu lapis sel. Di sebelah
bawah jaringan epidermis atas dijumpai jaringan
hipodermis yang tersusun atas dua sampai tiga lapis
sel yang tersusun rapat dan berukuran lebih besar
dibanding sel epidermis. Mesofil daun sulit dibedakan
atas jaringan palisade dan jaringan bunga karang
karena bentuknya relatif sama. Dua lapisan pertama
di bawah jaringan hipodermis berbentuk tubular,
berukuran besar dan tersusun sangat rapat,
sedangkan tiga sampai 4 lapisan sel berikutnya
berukuran lebih kecil dengan susunan sel-sel yang
relatif tidak terlalu rapat namun rongga udara tidak
terlalu terl~hat. Rongga minyak berupa sel lisigen
berukuran besar dengan diameter 35 prn sampai 95
um dijumpai tersebar dl antara jaringan hipodermis
dan jaringan mesofil di sisi atas maupun sisi bawah
daun dengan kerapatan 32/mm2 hlngga 55/mm2.
Hasil pengamatan secara mikroskopis, terlihat
bahwa rongga minyak pada daun jambu terbentuk
secara lisigen di antara sel-sel hipodermis dan sel-sel
parenkim mesofil. Pada daun jambu terkandung
minyak atsiri, minyak lemak, asam malat, saponin,
flavonoid dan tanin (Depkes, 1977; Indofarma, 2000).
Daun jambu memiliki efek farmaklogi sebagai
pada
pengobatan
d~a
betes
astringensia
(Pumakusumah, 2003).

'1(1).

Brotowali ( Tinospora crispa (L.)

Irisan Transversal Batang
Daun salam diketahui rnengandung minyak
atsiri seperti sitral, eugenol, dan juga mengandung
kelornpok saponin, triterpenoid, steroid, dan tanin
(Anonim, 1980; Pudjiastuti et a / , 1999; Dalimartha,
2002). Pudjiastuti et al. (1999) melaporkan bahwa
ekstrak daun salam rnempunyai efek hipoglikemik
pada tikus. Selain itu, daun salam juga bersifat
sebagai astringensia (Dalimartha, 2002).

J-II. PerLlndon.

Sel epidermis tersusun atas 1 lapis berbentuk
persegi empat dengan lapisan kutikula yang tebal. Di
sebelah dalam jaringan epidermis terdapat jaringan
periderm yang terdiri dari beberapa lap15 sel gabus
yang berdinding tebal dan beberapa lapis sel
kambium gabus yang tersusun rapat dan berbentuk
persegi empat memanjang. Ja ringan korteks terdir~
dari sel-sel parenkirn dengan bentuk membuIat dan
berisi butir-butir pati, minyak, atau kristal. Berkas
pembuluh dikelifingi oleh jaringan sklerenk~m yang
tersusun melengkung sehingga membentuk serabut
sklerenkim yang tidak terputus. Enipulur tersusun atas
sel-sel parenkim yang berisi butir pat1 dan sel-sel
getah.
Dari hasif analisis kimia, diketahui bahwa
batang brotowali rnengandung antara lain pati,
alkaloid, glikosida, pikroretosid, zat pahit pikroretin,
dan harsa (Depkes, 1978; Dalimartha, 2002). Efek
farmakologi hipoglikemik untuk pengobatan diabetes
dari ekstrak batang brotowali telah menunjukkan hasil
yang positif pada uji terhadap rnencit dan kelinci
(Adnan eta/,,1998; Rasan, 1998).

Tanaman Lada (Pipernigrum L.)

Irisan Transversal Buah
Dinding buah lada dibedakan ke dalam 3
bagian yaitu eksokarp, mesokarp, dan endokarp.
Lapisan eksokarp terd~ridari satu lapis sel epidermis.
Di sebelah dalam lapisan eksokarp terdapat lapisan
hipdermis yang terdiri darr jarrngan parenkim
berdinding tipis dan kelompok sel-sel sk!ereid y ang
berlignin. Mesokarp merupakan bagian terlebar yang
terdiri dari lapisan sel-sel parenkim yang berbentuk
poligonal berisi butir-butir pall, sel-sel sekresi
berukuran besar berisi minyak, beberapa lapis set
parenkim berdinding tipis yang berukuran lebih kecil
dari sel sekresi, berkas pembuluh, dan sel-sel minyak
berbentuk poligonal, berukuran besar yang dijumpai
di bagian terdalam dar~mesokarp. Endokarp terdiri 1
lapis sel yang berdinding tebal dan berlignin. Di
sebelah dalam endokarp terdapat jaringan perisperm.
Jaringan perisperm tersusun atas sel-sel parenkim
berbentuk polihedral berukuran besar yang ter~si
penuh oleh butir-butir pati. Butir-butir pati yang
dijumpai berbentuk tidak teratur dengan diameter 2,s
pm hingga 5 pm. Di antara jaringan perisperm
terdapat sel-sel sekresi yang berukuran besar.

feladrena,
entoksil
atkalo~dplperrna, dan kavisina
1'
tradts~onat,
ditarnbahl
tldak memberikan

Ian!
d~abetes,
berl
mengatask kompl~kasi ~mpotensi
cara menlngkatkan
2004').
Tanaman lahe

(Zingiber Offic1

t~pi
pati.
bulat telur, lonjong
prn
pm

pati

pm hinggi

empulur.
dal
iimonena, dal

obat
menrngkatkan

p

2004~).

komplil

jhga

1999).

Dari has11
irisan

dam
jarr

rimpang
diabete!

macam
litosis, rongga/sel
pati,
sel getah.

dau
kumis
samblloto; ronggal
rimpang
rimpang

idlobla5
sel getah

pi